Sabtu, November 28, 2009

Berita Mingguan 28 November 2009

INSTITUSI BAIT SUCI SEDANG MENCARI MESIAS
Institusi Bait Suci di Yerusalem telah menghabiskan $27 juta dolar untuk mempersiapkan kedatangan Mesias. Mereka telah membuat perabotan-perabotan, termasuk sangkakala-sangkaka la perak, kandil-kandil emas, harpa, dan pakaian untuk Imam Besar yang dijahit dari benang emas. Ketika ditanya kapan Mesias akan datang, Direktu Institusi Bait Suci, Yehuda Glick menjawab, "Yang kita tahu hanyalah bahwa kita sedang hidup di zaman mujizat dan semua mujizat itu sudah diprediksikan di Buku tersebut akan terjadi pada awal akhir zaman. Bisa saja besok, bisa juga 100 tahun lagi, atau bahkan 400 tahun lagi" ("Jews Raise Millions to Be Ready for Coming of the Messiah," Sydney Morning Herald, 14 Nov. 2009). Institusi tersebut mempekerjakan dua arsitek untuk mendesain Bait Suci yang ketiga, "sebuah bangunan modern, dengan sistem parkir mobil dan elevator, tetapi akan mirip dengan Bait Suci Kedua." Banyak orang "Injili" yang menyumbang ke Institusi Bait Suci, tetapi sumbangan-sumbangan ini akan lebih banyak membantu Antikristus daripada bagi Kristus. Adalah Antikristus yang akan memakai bait yang dibangun oleh orang-orang Yahudi yang telah menolak Kristus. Kondisi Israel modern yang sekarang ini adalah penggenapan setengah dari nubuatan tentang tulang-tulang yang kering di Yehezkiel 37. Mereka telah kembali ke tanah mereka, tetapi tidak ada nafas kehidupan di dalam mereka (Yeh. 37:8). Mereka masih dalam pemberontakan terhadap Hukum Allah. Dalam Kesusahan Besar, orang Yahudi akan tertipu oleh janji Antikristus akan perdamaian dan akan membuat perjanjian dengannya. Bait suci akan dibangun kembali, tetapi akan menjadi baitnya Antikristus ketika ia mengumumkan dirinya sebagai Allah (Dan. 9:27; Mat. 24;15; 2 Tes. 2:3-4).

JESUS SEMINAR MENCARI NEW AGE
Berikut ini disadur dari Australian Independent Baptist Newsletter: "Kebanyakan pembaca surat ini sudah tahu bahwa organisasi Jesus Seminar adalah sesat, namun kadang-kadang menarik juga untuk melihat apa yang mereka sedang lakukan untuk memajukan kesesatan. Buku terbaru yang ditulis oleh Lloyd Geering adalah salah satu yang semakin mendorong proses meninggalkan "iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 1:3).

Rabu, November 25, 2009

Kangen JK yang Cepat dan Tegas

Suhendra - detikNews

Jakarta - Kisruh soal Bank Century dan kasus Bibit-Chandra yang berlarut-larut membuat beberapa kalangan masyarakat merindukan sosok pemimpin pengambil keputusan super cepat dan tegas. Rupanya hal ini masih melekat pada sosok mantan Wapres Jusuf Kalla (JK). Adik kandung JK yakni Halim Kalla rupanya juga mengamini adanya kerinduan masyarakat terhadap sosok kakaknya itu pada saat ini.

"Soal banyaknya yang kangen, saya baca di koran seperti itu," kata Halim tersenyum saat ditemui detikcom di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/11/2009).

Bos Intim Group ini mengatakan saat ini kakaknya tinggal di Makasar menghabiskan waktu pensiun dan hari tua dengan keluarga besarnya. Setelah kalah pada saat pilpres lalu, praktis JK lebih banyak di Makasar kampung halamannya.

"Sekarang Pak JK ada di Makassar," katanya.

Ia memahami sosok kakaknya yang pernah memimpin negeri ini, dengan gaya khasnya membuat banyak masyarakat yang masih mengingat dan bersimpati. "Saya melihat, masyarakat membutuhkan pemikiran cepat dan cerdik, Pak JK masih memiliki ide-ide itu," katanya.

Bahkan kata Halim, kerinduan masyarakat terhadap terobosan-terobosan cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam program seratus hari pemerintahan saat ini. "Memang masyarakat apalagi dalam program 100 hari, butuh kecepatan," imbuhnya.

Halim menambahkan meski sudah pensiun, JK tetap melakukan pemantauan bisnisnya di bawah bendera Hadji Kalla Grup yang berpusat di Makasar Sulawesi Selatan. "Pak JK sudah pensiun, tapi tentunya masih memantau (bisnisnya-red)," pungkasnya.

(hen/ape)

Sabtu, November 21, 2009

Jemaat Bersaksi Kepada Malaikat

Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat (I Pet.1:10-12).

Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Ef.3:8-11).

Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat (I Kor.11:10).

YANG BERHIKMAT PATUT MERASA INGIN TAHU

Jika pembaca sungguh-sungguh mencintai kebenaran, pasti akan tertegun, atau setidaknya bertanya-tanya tentang isi ayat-ayat Alkitab tersebut. Di dalam surat Petrus dinyatakan bahwa malaikat di Sorga pun sangat ingin tahu tentang isi Injil yang masa kini kita dengar dan yang menyelamatkan kita. Para nabi zaman Perjanjian Lama sangat ingin tahu sesungguhnya pada zaman manakah Sang Mesias yang mereka nubuatkan itu akan datang?

Memuliakan Tubuh Tuhan

MENGGANTIKAN YESUS HIDUP

Jemaat lokal yang terdiri dari orang-orang lahir baru, orang-orang yang didiami Roh Kudus adalah Tubuh Kristus, atau dapat dikatakan Kristus sendiri yang hadir di tengah-tengah masyarakat, yang dapat disaksikan atau diamati oleh masyarakat. Melalui jemaat lokal Tuhan ingin memberitakan Injil Keselamatan dan mengajarkan kebenaran yang akan mendatangkan kebaikan bagi umat manusia di muka bumi. Tuhan juga ingin agar manusia di dunia mengenalNya melalui mengenal jemaat lokal, bahkan mengenalNya melalui tiap-tiap anggota dari jemaat lokal yang alkitabiah.

Tiap-tiap orang yang telah diselamatkan patut menjalani hidup yang memuliakan Tuhan. Terutama karena orang yang telah diselamatkan adalah orang yang telah setuju Yesus dihukum untuk menggantikannya di kayu salib dan ia hidup menggantikanYesus di dunia sampai Yesus Kristus datang menjemputnya di angkasa.

Hidup memuliakan Tuhan! Kita harus hidup memuliakan Tuhan! Adalah slogan-slogan yang sering tercetus dari bibir orang Kristen. Ada banyak diantaranya yang berpikir bahwa itu dilaksanakan melalui nyanyian yang syairnya Mulia Engkau Tuhan atau Dimuliakan NamaMu Tuhan. Sesungguhnya ini hanyalah salah satu cara yang paling tidak utama, karena yang Tuhan inginkan bukanlah kata-kata yang sekedar keluar dari bibir namun yang tidak disertai dengan perbuatan atau tidak terwujudkan dalam kehidupan.

MENGHIDUPI KEHIDUPAN YANG TERPUJI

Memuliakan Tuhan yang sangat diinginkan Tuhan ialah menjalankan kehidupan dengan merujuk kepada kehendakNya. Sekali lagi, karena Ia telah menggantikan kita dihukum, maka sepatutnya kita menggantikanNya hidup. Dengan demikian hidup yang kita hidupi ini sesungguhnya adalah hidupNya yang harus dijalankan sesuai dengan kehendakNya (Gal.2:20).


Tubuh Tuhan Di Dunia

Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)

Apakah dari penyataan Tuhan di atas dapat disimpulkan bahwa jika seseorang itu sendirian maka Tuhan tidak bisa hadir di tempat itu? Bagaimanakah keharmonisan sifat kemahahadiran Tuhan dengan pernyataan Tuhan di atas? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya adalah sebuah tantangan bagi seorang theolog yang hidupnya terpanggil untuk menyelidiki dan menjelaskan isi Alkitab.

TUHAN SEDANG BERBICARA TENTANG JEMAAT

Pada pasal 18 mulai dari ayat 15 Tuhan berbicara tentang disiplin jemaat. Ia sedang mengajarkan tentang cara menyelesaikan masalah anggota jemaat yang jatuh ke dalam dosa. Ia mengajarkan bahwa jika ada anggota jemaat yang jatuh ke dalam dosa, maka yang mengetahuinya harus menegurnya secara empat mata. Dan jika ia tidak mau bertobat, maka tergurlah ia dengan beberapa orang saksi. Dan jika ia tidak mau bertobat juga maka sampaikanlah perkaranya kepada jemaat. Dan jika ia juga tetap tidak mau bertobat, maka anggaplah ia seorang pemungut cukai, artinya dikeluarkan dari keanggotaan jemaat (I Kor.5:13).

Dalam perikop ini Tuhan sedang berbicara tentang jemaat. “Dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKU,” ini sesungguhnya adalah pembentukan jemaat. Bukan saling telpon, dan juga bukan saling mendoakan di tempat masing-masing, melainkan berkumpul. Dan bukan sembarangan berkumpul, melainkan berkumpul dalam nama-Ku. Artinya, bukan sembarangan kumpulan orang, melainkan kumpulan orang yang dihimpun dalam nama Tuhan. Dibagian lain dijelaskan bahwa kumpulan ini harus ada Gembala, dan tentu berarti ada anggota jemaat atau domba.

Kami Martir, Bukan Jihad

Ketika artikel ini sedang ditulis, dunia dikejutkan lagi dengan bom Bali jilid dua yang membunuh belasan hingga dua puluhan orang. Menurut polisi, kesimpulan sementara pelaku bomnya termasuk dalam korban karena sekalian bunuh diri, sehingga disebut bom bunuh diri, dan di sinyalir atau diduga merupakan perbuatan Jemaah Islamiah.

Mereka berjuang untuk kebenaran yang mereka yakini dengan kekerasan. Mereka berkeyakinan bahwa jika mereka membunuh orang demi tujuan mereka, maka mereka bukan hanya tidak akan mendapat hukuman dari Tuhan bahkan sebaliknya akan mendapat hadiah. Karena konsep dan keyakinan demikian maka terjadilah bom-bom bunuh diri di mana-mana. Menurut mereka tindakan mereka adalah memerangi kejahatan dengan melakukan bom yang mematikan banyak orang yang tidak bersalah.

Sebagian lagi menghancurkan rumah atau toko yang dipakai untuk perjudian. Menghancurkan toko yang menjual minuman keras, bahkan mereka juga menghancurkan rumah yang dipakai untuk kebaktian. Mereka menuduh aktivitas-aktivitas tersebut sebagai kejahatan, maka mereka menghancurkan rumah-rumah tersebut. Tindakan menghancurkan rumah orang dinilai tidak jahat. Semua tindakan mereka diklaim sebagai kepatuhan terhadap kitab suci mereka, atau sebagai pengimplementasian iman fundamental mereka.

Prinsip Fundamentalis Kristen

Fundamentalis Kristen tidak mungkin melakukan kekerasan apalagi kejahatan. Fundamentalis Kristen tidak menganut konsep tujuan menghalkan cara. Tujuan yang mulia harus dicapai dengan cara yang mulia juga. Justru di benak Fundamentalis Kristen, jangan sampai tujuan yang mulia dirusak oleh cara pencapaiannya yang tidak mulia.

Sikap Terhadap Negara

Fundamentalis Kristen adalah orang-orang yang percaya dengan segenap hati kepada Allah yang maha kuasa dan maha adil. Percaya sepenuh hati bahwa Allah adalah hakim terakhir yang akan mengadili dengan seadil-adilnya, dan akan “mengkasasi” ulang semua kasus di dunia ini.


Siapakah Kaum Fundamentalis Itu?

Tulisan ini pernah dimuat di edisi-37. Tetapi karena dirasakan sangat dibutuhkan dalam topik edisi ini, maka dikutip ulang.

Kata Fundamental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke-2 tahun 1991, berarti ‘bersifat dasar atau pokok atau mendasar’. Kata tersebut berasal dari kata ‘fundamen’ yang artinya asas, dasar, atau hakikat. Tetapi pada kamus yang sama kata ‘fundamentalis’ diartikannya sebagai “penganut gerakan keagamaan yang bersifat kolot dan reaksioner yang selalu merasa perlu kembali ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci.”

Arti yang diberikan oleh KBBI sebagian benar dan sebagian mengandung unsur bias yang subyektif dari kelompok tertentu. Kata ‘kolot’ dan ‘reaksioner’ itu aspek subyektif yang ditambahkan oleh team editor yang bias dan tidak bijaksana, kecuali jika kitab suci agama tersebut adalah benar-benar kolot.

Sebab dua kata tambahan itu tidak cocok dengan arti kata fundamen dan fundamental yang memiliki arti positif. Padahal tambahan akhiran ‘is’ hanyalah menunjuk kepada orang, tanpa merubah arti dasar katanya. Kalau kata fundamental berarti dasar atau asas, maka fundamentalis tentu berarti orang yang memegang teguh asas atau dasar. Jika tanpa kata-kata bias subyektif tersebut maka arti kata fundamentalis adalah “penganut gerakan keagamaan yang selalu merasa perlu kembali ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci.”

Jika pembaca merenungkan makna kata fundamental, maka gerakan fundamental adalah gerakan yang positif karena menuju ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci. Lalu selanjutnya akankah gerakan fundamental itu membawa kedamaian dan ketentraman bagi masyarakat atau sebaliknya, tentu tergantung pada hakikat kitab suci yang diusung oleh para fundamentalisnya. Jika hakikat kitab suci yang diusung oleh para fundamentalisnya adalah betul-betul berasal dari Allah serta mengajarkan jalan damai, misalnya dilandasi ayat-ayat “kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan,” atau “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka,” maka semakin fundamental kelompok yang mengusung kitab suci tersebut, pasti mereka akan semakin santun dan cinta damai.

Siapakah Yang Patut Kita Takuti?

Belakangan ini sebagian orang Kristen mengalami perasaan ketakutan karena tempat ibadah mereka didatangi oleh sekelompok orang yang berdemonstrasi menuntut tempat itu tidak dipakai untuk kebaktian. Bahkan ketika Pedang Roh ini sedang ditulis, di surat kabar diberitakan bahwa sejumlah gereja di Kelapa Gading, Pluit, dan Muara Karang diancam akan ditutup. Berita ini telah menyebabkan sebagian orang Kristen resah dan gelisah. Dalam keadaan demikian penulis bertanya di dalam hati, dan juga kepada anggota jemaat penulis, siapakah yang perlu kita takuti?

Kita Orang Yang Pasti Masuk Sorga.

Tadinya kita adalah orang berdosa yang pasti masuk Neraka. Karena upah dosa ialah maut, maka sekecil apapun dosa kita, maka kita pasti akan masuk Neraka. Dosa tidak dapat dihapuskan dengan amal, ibadah, dan berbagai perbuatan manusia. Dosa hanya dapat diselesaikan dengan penghukuman. Itulah sebabnya sejak manusia jatuh ke dalam dosa Allah segera menjanjikan Penyelamat. Sambil menantikan kedatangan Sang Penyelamat Allah perintahkan manusia melakukan ibadah simbolik yaitu menyembelih domba di atas mezbah untuk menggambarkan Sang Penyelamatdan proses penyelamatanNya yang menggantikan manusia menerima penghukuman dosa manusia.

Kedatangan Yesus Kristus adalah kedatangan Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia. Kematian Yesus di kayu salib adalah penggenapan ibadah simbolik penyembelihan domba di atas mezbah. Yesus telah menanggung dosa seisi dunia, bukan dosa orang pilihan saja, melainkan dosa seisi dunia (Yoh.1:29, Ibr.2:9, I Yoh.2:2).

Selanjutnya ketetapan Allah bahwa setiap orang yang bertobat dan percaya kepadaNya maka semua (dulu, sekarang dan akan datang) dosanya akan dihitung oleh Allah tertanggung di kayu salib. Sejak orang tersebut bertobat, maka ia dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef.1:213), tidak perlu penumpangan tangan, dan menjadi orang kudus secara posisi di hadapan Allah (I Kor.1:2, Ef.1:1). Sejak saat itu kita menjadi orang kudus secara hati (Nature) sesuai Ef.1:13, dan juga kudus secara posisi sesuai dengan I Kor.1:1, Ef.1:1. Dan sejak saat itu apapun yang terjadi kita PASTI masuk Sorga. Sebelum masuk Sorga Allah perintahkan kita membangun karakter yang kudus untuk bersaksi bagi Bapa kita yang kudus dengan membentuk karakter yang kudus (II Kor.7:1).


Negara yang Diberkati dan Dikutuk Tuhan

Keterangan Alkitab Tentang Pemerintah

Dalam suratnya kepada jemaat kota Roma Rasul Paulus menulis Tiap-tiap orang harus taklukkepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak adapemerintah, yang tidak berasaldari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barang siapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. (Rom. 13:1-6)

Masalah pemerintahan disinggung Rasul Paulus dalam surat ini mungkin karena kota Roma adalah ibu kota Kerajaan Romawi, bahkan ibu kota dunia saat itu, sehingga “bau” kekuasaan sangat menyolok. Dan melalui surat yang terinspirasi ini kita tahu bahwa hadirnya pemerintahan di muka bumi ini adalah kehendak Tuhan bahkan pemerintah disebut hamba Allah. Mengapa demikian?

Dimulainya Pemerintahan Manusia

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa dan jumlah manusia semakin banyak, maka Tuhan tahu bahwa akan terjadiperbuatan jahat antara satu manusia terhadap yang lain. Ketika Kain membunuh Habel, Kain tahu bahwa suatu hari ia pasti akan dibalas oleh salah satu saudaranya yang lain yang mengasihi Habel. Terlebih ketika jumlah manusia sudah semakin banyak, maka pasti akan terjadi balas-membalas satu sama lain sehingga dendam kesumat antar manusia akan merusak hati nurani manusia. Jika hal demikian terjadi maka tidak ada satu manusia pun yang bisa hidup tentram di muka bumi ini.

Untuk itu maka sesudah air bah, Tuhan menetapkan hukuman mati bagi manusia yang membunuh manusia lain. Semua theolog melihat masa sesudah air bah adalah masa dimulainya Human Government (pemerintahan manusia), dan pengaturan hukuman mati (Capital Punishment) adalah undang-undang pertama yang pernah Tuhan umumkan. Dan iblis melalui Amnesty International berusaha menghapus hukum pertama yang Tuhan umumkan ini.


Menjawab Saksi Yehova

Kebebasan beragama adalah hal yang baik. Sebelum masa reformasi, Indonesia tidak memiliki kebebasan beragama yang sebebas-bebasnya. Hal itu karena hanya ada lima agama yang diakui oleh negara, padahal di dunia ini ada banyak sekali agama. Agama-agama yang tidak ternaungi oleh Depag, akhirnya nebeng di bawah nama agama lain, atau sama sekali tidak mendaftarkan diri dan “beroperasi” secara diam-diam.

Semenjak jatuhnya Soeharto, ada sedikit perbaikan dalam hal ini. Kini, Departemen Agama mengakui lebih dari lima agama, antara lain Kong Hu Cu. Gereja-gereja juga kini tidak perlu lagi berada di bawah sinode-sinode yang telah diakui pemerintah. Memang, seharusnya negara tidak perlu menentukan agama mana yang sah, atau yang tidak sah, karena masing-masing orang memiliki hak asasi untuk mempercayai apa yang diingininya. Negara sama sekali tidak berhak menilai “aliran” manakah yang benar dan yang salah, sehingga tugas negara seharusnya hanyalah menjaga agar tidak terjadi pelanggaran hukum oleh pihak manapun.

Bertambahnya kebebasan beragama di Indonesia, bukan hanya dipakai oleh orang-orang percaya demi pekabaran Injil, tetapi juga dipakai oleh Iblis untuk memajukan penyesatan. Salah satu aspek yang paling kentara adalah bangkitnya sekte Saksi Yehova (SY). Golongan yang tidak diakui selama Orde Baru ini, kini sudah resmi terdaftar di Departemen Agama dan sedang meningkatkan aktivitas mereka. Banyak orang Kristen yang salah pengertian, lalu mengecam kebebasan beragama sebagai sesuatu yang kurang baik karena memberi kesempatan bagi SY untuk berkembang. Sebenarnya tidak boleh bersikap demikian.

Yang Paling Sesat Dari Segala Yang Sesat

Manusia Jatuh Kedalam Dosa

Pada zaman PL, Allah membangun sebuah bangsa untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Fungsi bangsa ini adalah untuk menjaga ibadah yang Allah perintahkan untuk dilakukan manusia supaya tetap ingat pada janji Allah untuk mengirim Juruselamat. Janji untuk mengirim Juruselamat pertama kali Allah ucapkan kepada Adam dan Hawa sesaat setelah mereka jatuh ke dalam dosa.

Supaya jika mereka mati mereka tidak dihukumkan di Neraka bersama dengan iblis, Allah berencana menanggung dosa mereka, bahkan dosa semua manusia (Yoh.1:29). Ia akan berinkarnasi (kenosis) dalam Filipi pasal dua kata ini diterjemahkan dengan “menghampakan” diri, menjadi manusia dan akan dihukumkan di kayu salib. Pilatus menyangka bahwa dialah yang memutuskan melepaskan atau menyalibkan Yesus. Padahal Tuhan Yesus berkata kepadanya bahwa ia tidak berkuasa sedikit pun (Yoh.19:11) atas diriNya. Peristiwa penyaliban Kristus adalah keputusan Allah untuk menjatuhkan hukuman atas dosa seisi dunia.

Sebelum Sang Juruselamat tiba, Allah perintahkan Adam dan Hawa melakukan ibadah simbolik, yaitu menyembelih seekor domba di atas mezbah, tentu sambil beriman kepada Sang Juruselamat yang disimbolkannya, sebagai tanda bahwa dosa mereka akan ditanggung oleh Sang Juruselamat yang disimbolkan oleh domba itu. Jadi, Adam dan Hawa dan setiap orang yang hidup sebelum penyaliban Kristus akan diselamatkan apabila mereka beriman kepada Sang Juruselamat sambil menyembelih seekor domba untuk menggambarkannya.

Sampai pada zaman Nuh hampir tidak ada orang yang melakukannya lagi kecuali Nuh. Itulah sebabnya Allah berkenan kepada Nuh dan menghapus semua manusia kontemporernya. Hal pertama yang dilakukan Nuh setelah keluar dari bahtera adalah mempersembahkan domba bakaran dan Tuhan bersukacita ketika mencium baunya.

Pada saat itu ayah berfungsi sebagai imam bagi keluarganya dan tentu sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran juga. Jika seorang ayah tidak becus, maka anak-cucunya bisa dalam bahaya besar, mereka bisa masuk Neraka.

Setelah peristiwa menara Babel, manusia tersebar sesuai dengan kelompok bahasanya. Dan makin hari makin banyak ayah yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak mengajarkan kebenaran kepada anak-cucu mereka.

Bangsa Yahudi Tiang Penopang

Pada saat kondisi seperti inilah, Allah membangun sebuah bangsa untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran menggantikan posisi ayah, dan mengangkat Harun beserta keturunannya sebagai imam. Pada awalnya Allah sendiri adalah raja mereka, tetapi kemudian mereka meminta raja dan Allah mengabulkan kehendak hati mereka dan otomatis tugas dan tanggung jawab sang raja yang paling utama ialah memastikan ibadah simbolik yang Allah sempurnakan di Sinai (kemah Tuhan) terlaksana dengan baik.

Daud sangat disayang Tuhan karena ia sangat memperhatikan tugas utamanya yaitu bukan hanya menjaga ibadah itu melainkan menggantinya dari bentuk tenda yang gampang rusak menjadi rumah (bait) yang lebih permanen. Tuhan sungguh-sungguh mengasihi Daud karena ia memperhatikan hal yang paling diperhatikan Tuhan. Sementara itu Saul sangat dibenci Tuhan karena ia “menciderai” ketetapan Tuhan. Yang boleh mempersembahkan korban hanyalah imam, tetapi karena didesak-desak oleh rakyat akhirnya Saul memberanikan diri melakukannya sebelum Samuel datang. Saul dianggap gagal oleh Tuhan karena tidak bisa berdiri teguh menghadapi desakan rakyat.

Pada masa dari Hukum Taurat diturunkan di gunung Sinai hingga Yohanes Pembaptis tampil (Luk.16:16, Mat.11:13-14), adalah masa periode bangsa Yahudi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Tuhan menetapkan hukum yang sangat keras atas bangsa ini; seperti mata ganti mata dan jika ada yang berzinah maka harus dirajam dan berbagai ketentuan yang sangat keras. Semua ini dilakukan Allah hanya agar tiang penopang dan dasar kebenaran (bangsa Yahudi) menjadi bangsa yang betul-betul tidak terkontaminasi iman lain. Segala bentuk penyembahan berhala, bahkan petenung harus dimatikan. Segala macam ketetapan makanan untuk mensimbolkan bahwa mereka adalah bangsa yang kudus, dibuat Tuhan. Dengan kata lain, semua bangsa lain di muka bumi yang ingin mendapatkan kebenaran ilahi harus mengarah ke bangsa Yahudi (I Raj.10:1-13, Kis.8:2638).

Apakah Saul lebih berdosa daripada Daud? Sama sekali tidak! Lalu mengapakah Tuhan lebih sayang Daud daripada Saul? Jawabnya adalah Daud melakukan dosa moralitas, yaitu berzinah dan membunuh orang yang tidak bersalah. Tetapi Saul melakukan dosa doktrinal, yaitu mempersembahkan korban bakaran padahal itu adalah tugas seorang imam.

Jemaat PB adalah Tiang Penopang

Sejak Yohanes Pembaptis tampil (Mat.11:13-14), maka tugas bangsa Yahudi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran berakhir, karena Sang Juruselamat yang disimbolkan oleh semua rangkaian tata-ibadah simbolik telah tiba. Dengan kata lain, fungsi ibadah simbolik telah tergenapi.

Sang Juruselamat mengumpulkan murid yangdisebut JEMAAT (ekklesia) yang tadinya dikumpulkan oleh Yohanes Pembaptis tetapi kemudian dipimpin oleh Sang Juruselamat sendiri. Fungsi jemaat ini sangat penting terlebih setelah penolakan bangsa Yahudi atas Sang Juruselamat dunia yang sekaligus akan menjadi raja mereka. Karena mereka menolakNya menjadi raja mereka, maka untuk suatu waktu Ia tidak menjadi raja mereka, tetapi Ia tetap adalah Juruselamat dunia.

Setiap manusia berdosa yang bertobat dan percaya kepadaNya, semua dosanya akan dihitungkan telah tertanggungkan kepadaNya ketika Ia terhukum di kayu salib dan turun ke Neraka.

Selanjutnya Tuhan menjadikan murid-muridNya, yang kumpulan mereka disebut JEMAAT, dan disebutNya juga sebagai tubuhNya, sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran menggantikan posisi bangsa Yahudi (ITim.3:15). Ibadah simbolik dihapuskan dan digantikan dengan ibadah hakekat (Ibr.10:1dst.) Atau beribadah secara lahiriah jasmaniah digantikan dengan ibadah di dalam roh (rohani/hati) dan kebenaran. Tiap-tiap orang percaya adalah imam dengan Tuhan Yesus sebagai imam besar (I Pet.2:9,Ibr.4:14-5:9).

Tuhan menetapkan aturan-aturan bagi Jemaat-Nya yang juga disebut dengan tubuh-Nya yang berbeda dari bangsa Yahudi. Kitab PL adalah latar belakang yang memberitahukan kita tentang perjalanan ibadah dari simbolik ke hakekat. Kitab PB adalah pengajaran yang harus difahami dan dijalankan oleh jemaat Perjanjian Baru yang berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran.

Setiap orang yang bertobat dan percaya kepada Injil harus bergabung ke dalam sebuah jemaat lokal untuk membuat jemaat lokal selalu eksis hingga Tuhan datang. Tiang penopang dan dasar kebenaran ini harus kokoh kuat hingga Tuhan mengangkatnya. Jemaat atau tiang penopang kebenaran harus sungguh-sungguh berdiri di atas firman Tuhan, tidak boleh bergoyang dan harus berjalan lurus, tidak boleh menyimpang ke kiri atau ke kanan.

Hal yang terpenting pada zaman ini adalah bahwa Jemaat Perjanjian Baru ini adalah kelompok orang yang berdisiplin tinggi. Anggota jemaat tiang penopang adalah terdiri dari orang-orang yang bertobat dan percaya, bukan karena keturunan, apalagi karena paksaan atau hasil intimidasi. Bahkan jika ada yang bersalah setelah ditegur tidak mau bertobat harus diusir atau dikeluarkan (Mat.18:15-20, I Kor.5:13).

Dosa Yang Paling Besar

Kalau dosa Saul dianggap sangat besar, bahkan lebih besar dari dosa Daud yang membunuh dan berzinah, maka di zaman Perjanjian Baru ini tidak ada dosa yang lebih besar daripada dosa membawa jemaat menyimpang dari kebenaran atau menganiaya jemaat. Wahai Pemberita Injil, Pengajar Alkitab, atau apa saja sebutan anda (pendetakah, penginjilkah, atau guru), camkanlah, jika anda berkompromi dan menyesatkan orang atau menyebabkan penghargaan orang terhadap Alkitab menurun, ITU ADALAH KESALAHAN YANG TERBESAR.

Dan pada zaman PB, dimana menetapkan Jemaat LokalNya sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, adalah terdiri dari orang-orang yang bertobat dan percaya kepada Injil (lahir baru), bukan karena keturunan apalagi hasil intimidasi.

Penulis mendapat laporan dari alumni yang pergi membangun jemaat, bahwa mereka mendapat intimidasi dari orang-orang Kristen bahkan “pendeta”, supaya tidak membangun jemaat di wilayah mereka. Aneh tapi nyata! Siapakah yang mematok yang ini wilayahnya denominasi ini? Mengapa mereka menjaga jemaat mereka dengan pengajaran, melainkan dengan cara intimidasi? Anggota jemaat yang tetap di sebuah gereja bukan karena yakin bahwa gereja itu melainkan tidak berani pindah karena diancam akan dianiaya, tindakan mereka sekaligus membuktikan bahwa ia sedang di dalam gereja yang tidak benar! Dan tindakan para pemimpin gereja demikian membuktikan mereka bukan murid Kristus yang cinta damai, melainkan murid orang-orang Farisi, atau murid para imam yang menyalibkan Yesus Kristus.

Bukankah orang-orang yang kita gembalakan adalah milik Tuhan, bukan milik kita? Bukankah mereka adalah domba Tuhan, bukan domba kita? Mengapa ada “pendeta” yang menuduh “pendeta” lain mencuri dombanya? Tidakkah “pendeta” yang kehilangan domba perlu merenung, siapa tahu kepergian dombanya adalah suatu teguran Tuhan agar ia melakukan introspeksi. Intinya, TIDAK ADA MURID TUHAN YANG MELAKUKAN KEKERASAN UNTUK MEMPERTAHANKAN JEMAAT/UMAT.

Apalagi yang namanya menyerang orang yang sedang belajar Alkitab, atau sedang bernyanyi memuji Tuhan, itu adalah dosa yang sangat besar yang bukan terhadap manusia tetapi terhadap Tuhan. Karena ketika sekumpulan orang bernyanyi dan belajar firman Tuhan, itu adalah tubuh Tuhan. Siapapun yang menyerang mereka adalah menyerang tubuh Tuhan, atau menyerang TUHAN.

Yang lebih buruk lagi adalah orang Kristen yang memakai tangan pemerintah untuk menindas orang lain. Orang Kristen demikian perlu membaca ulang-ulang I Korintus 6:1. Pemerintah tidak berhak menentukan pengajaran yang ini salah dan yang itu benar.

Tugas pemerintah ialah menjaga, melindungi rakyat dari tindakan kejahatan. Jika saya percaya bahwa komputer saya adalah Tuhan, itu hak saya, dan tidak ada urusannya dengan orang lain. Dan jika saya memberitahukan orang lain dan orang itu juga mau ikut percaya bahwa komputer saya adalah Tuhan, itupun tidak ada urusan dengan pemerintah. Tetapi jika saya memukul orang, menipu uang orang, berbuat mesum, atau apapun yang bersifat pidana, barulah pemerintah berhak turun tangan.

Kebebasan mempercayai sesuatu, bahkan pindah gereja adalah HAK ASASI MANUSIA. ***

Sumber: PEDANG ROH Edisi 44 Tahun XI Juli-Agustus-September 2005

Rangkuman Buku Da Vinci’s Code

Oleh: dr. Steven E. Liauw, M.Div.

Buku The Da Vinci’s Code karangan Dan Brown telah menjadi best-seller di Amerika, dan bahkan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Apa yang membuat buku ini unik dibandingkan buku-buku best-seller lainnya adalah klaim-klaim yang terkandung di dalamnya, klaim-klaim bahwa ia menemukan fakta Yesus, gereja, dan Alkitab yang sesungguhnya. Dan Brown, walaupun mengaku sebagai orang percaya, justru dalam bukunya ini mengajarkan segala sesuatu yang bertentangan dengan sejarah dan kebenaran.

Pada sampul depan edisi terjemahan Indonesia, tercantum kata-kata “memukau nalar, mengguncang iman!” Penulis dan penerjemah buku ini justru merasa puas dan bangga bahwa karya mereka akan mengguncangkan iman banyak sekali orang Kristen awam yang mudah diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran. Oleh sebab itu, buku ini perlu untuk dicermati, bukan untuk dihayati, tetapi untuk dijawab dan dibuktikan kesalahannya. Review ini akan merangkum alur cerita dari buku The Da Vinci’s Code agar pembaca tidak perlu membaca buku ini bagi diri sendiri (dan memperkaya Dan Brown).

The Da Vinci’s Code adalah sebuah fiksi thriller dengan alur cerita yang memukau. Tetapi, walaupun menggunakan tokoh utama fiktif, tetapi Dan Brown mengklaim bahwa segala informasi sejarah yang terkandung dalam buku ini adalah akurat. Pada awal buku, pembaca langsung diperhadapkan dengan suatu adegan pembunuhan. Adalah Jacques Sauniere, seorang kurator terkenal yang dibunuh oleh seorang agen Opus Dei (salah satu organisasi Katolik) bernama Silas di dalam museum Louvre, Paris. Jacques Sauniere, walaupun terbunuh, adalah tokoh yang sentral dalam cerita ini, karena ia sebenarnya adalah mahaguru dari sebuah perkumpulan rahasia, yaitu Biarawan Sion.

Cerita berlanjut pada penyelidikan akan pembunuhan Sauniere. Adalah Kapten Fache, seorang kapten dari DCPJ (versi Perancis dari FBI) yang menangani kasus ini. Teka-teki dalam buku ini muncul karena Sauniere meninggalkan pesan berupa kode-kode yang mistik dan aneh sebelum dia meninggal, antara lain posisi tubuhnya yang telanjang bulat dan diatur serupa dengan gambar Virtruvian-man karya Da Vinci, gambar pentakel di pusarnya menggunakan darahnya sendiri, sebuah deret angka, dan dua kalimat anagram. Selain itu, Sauniere juga berpesan untuk mencari Robert Langdon, seorang ahli simbologi agama dari Harvard. Berdasarkan petunjuk tersebut, Fache langsung menetapkan Langdon sebagai tersangka utama dan mencoba untuk mengorek keterangan darinya dengan cara berpura-pura menanyakan pendapat Langdon tentang pesan-pesan yang ditinggalkan Sauniere. Tentu saja, Fache terlebih dahulu menghapus nama Langdon dari pesan tersebut.

Ketika Fache sedang sibuk memancing reaksi Langdon di area kejadian, tiba-tiba mereka diinterupsi oleh Sophie Neveu, wanita yang bekerja di bagian kriptologi dan yang juga adalah cucu dari Sauniere. Sophie yakin bahwa pesan-pesan yang ditinggalkan kakeknya adalah untuk dirinya, dan ia tahu bahwa Langdon sedang dijebak oleh Fache.

Oleh sebab itu, ia datang untuk menolong Langdon, sekaligus memecahkan pesan tersembunyi kakeknya dengan dibantu oleh Langdon. Setelah berhasil menipu Fache, ia dan Langdon melarikan diri sambil berusaha memecahkan rahasia tersebut.

Mereka berdua akhirnya mengetahui bahwa Sauniere adalah anggota dari kelompok rahasia Biarawan Sion. Biarawan Sion diklaim telah ada sejak satu milenium yang lalu dan bertugas menjaga rahasia yang sangat penting yang berkaitan dengan sejarah Yesus yang asli.

Menurut cerita, kelompok ini ditindas sepanjang zaman oleh gereja yang berkuasa karena mereka menjaga kebenaran yang amat ditakuti oleh gereja. Nah, kebenaran inilah yang ingin diteruskan oleh Sauniere kepada cucu perempuannya menjelang ajal hidupnya.

Bermodalkan kecepatan nalar Sophie yang sudah sering dilatih oleh kakeknya sewaktu kecil, dan juga pengetahuan Langdon akan simbol dan sejarah Biarawan Sion, keduanya memecahkan satu misteri demi misteri lainnya.

Sampai di sini, pembaca perlu mengetahui tentang Biarawan Sion yang sebenarnya. Sebenarnya, organisasi ini didirikan oleh Pierre Plantard dan tiga orang lain pada tahun 1954 dengan nama Priory of Sion. Klub ini bertujuan meningkatkan jumlah rumah berbiaya rendah di Perancis, dan bubar pada tahun 1957. Walau demikian, Plantard tetap mempertahankan nama klub tersebut. Ia lalu menciptakan serangkaian dokumen palsu yang membuktikan bahwa ada garis darah dari Maria Magdalena melalui raja-raja Perancis, sampai pada dirinya sendiri. Pada tahun 1993, Plantard diadili, dan dalam pengadilan Plantard mengakui bahwa seluruh ide Biarawan Sion adalah hasil ciptaannya sendiri.1

Mari kita kembali ke cerita fiksi. Sambil terus dikejar polisi, Sophie mendapatkan bahwa pesan-pesan kakeknya di museum membimbingnya kepada sebuah kunci. Kunci tersebut juga merujuk pada satu alamat yang ternyata adalah Bank Penyimpanan Zurich. Ternyata kunci itu adalah kunci salah satu rekening Bank. Kembali Sophie dan Langdon harus memutar otak dan mencari nomor rekeningnya. Tetapi ternyata nomor rekeningnya adalah deret angka Fibonacchi yang ditinggalkan Sauniere sebagai pesan di museum. Dan, setelah membuka kotak penyimpanan, Langdon dan Sophie menemukan sebuah cryptex (sebuah kotak penyimpan pesan rahasia dengan kode lima huruf). Rupanya rahasia yang disimpan oleh Sauniere ada di dalam cryptex tersebut.

Sambil semua ini terjadi, polisi berada tepat di belakang mereka, dan dengan giat berusaha menangkap keduanya. Sophie dan Langdon melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain, bagaikan lolos dari lubang jarum. Akhirnya mereka memutuskan untuk melarikan diri ke rumah Sir Leigh Teabing, seorang bangsawan Inggris teman Langdon, sekaligus juga seorang yang menghabiskan hidupnya menyelidiki tentang Biarawan Sion.

Setelah bertemu dengan Teabing, pembaca mendapat penjelasan lebih lanjut tentang misteri yang sedang dikejar oleh Sophie dan Langdon. Rahasia yang dijaga oleh Biarawan Sion, ternyata adalah tentang Cawan Suci (Holy Grail), yaitu cawan yang dipakai oleh Yesus pada perjamuan terakhir. (Orang fundamental tidak peduli dengan hal-hal aneh seperti “Cawan Suci” yang sama sekali tidak memiliki nilai di mata orang lahir baru). Hanya saja, ternyata Cawan Suci bukanlah cawan sama sekali. Cawan itu hanyalah simbol.

Teabing lalu menjelaskan kepada Sophie, dengan didukung berbagai buku dan pesan-pesan tersembunyi dalam karya-karya Da Vinci, bahwa Cawan Suci sebenarnya adalah seorang perempuan, yaitu Maria Magdalena.

Teabing melanjutkan penjelasan bahwa Yesus yang asli tidaklah seperti yang diketahui luas saat ini. Yesus yang dikenal sekarang adalah hasil rekayasa gereja, dipimpin oleh Konstantine dalam konsili Nicea. Teabing bahkan menegaskan bahwa keilahian Yesus pun adalah doktrin baru yang disepakati berdasarkan voting pada konsili Nicea. Demikian pula pemilihan atas kitab-kitab yang dimasukkan dalam kanon Alkitab, semata-mata adalah pilihan gereja berdasarkan kesesuaian dengan doktrin yang dikembangkan gereja. Gereja digambarkan oleh Teabing sebagai organisasi patriarkis yang menindas kaum perempuan, menganggap seks kotor,dan membelenggu kebebasan berpikir. Oleh sebab itu, gereja berusaha untuk memendam kebenaran bahwa Yesus sebenarnya menikah dengan Maria Magdalena, dan memiliki seorang putri bernama Sarah. Sarah juga memiliki keturunan yang bahkan berlanjut hingga hari ini.

Gereja dikatakan memerangi konsep ini dan berusaha menghancurkannya. Oleh sebab itulah dibentuk Biarawan Sion, yaitu organisasi persaudaraan yang bersumpah untuk melindungi rahasia dan kebenaran tentang Cawan Suci beserta keturunan dari Maria Magdalena. Cawan Suci yang banyak dicari orang hari ini, diyakini akan memimpin kepada sisa-sisa tulang/jasad dari Maria Magdalena. Biarawan Sion berfokus pada penyembahan akan dewi suci yang dilambangkan oleh Maria Magdalena dan berada dalam diri tiap perempuan.

Penulis merasa perlu untuk menyela cerita pada saat ini dan memberikan fakta yang sebenarnya. Dan Brown sungguh tidak dapat membedakan khayalan dari kebenaran. Ia menegaskan bahwa sebelum konsili Nicea, orang Kristen sejati tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, dan bahwa keilahian Yesus ditetapkan melalui voting (yang cukup ketat menurut Teabing). Jebakan seperti ini hanyalah untuk orang-orang yang sama sekali tidak tahu sejarah dan yang memang sudah anti-kristen. Perpustakaan umum terbuka lebar bagi siapa saja untuk memeriksa ratusan karya tulis bapa-bapa gereja sebelum Nicea yang menegaskan bahwa mereka percaya akan keilahian Yesus (antara lain Clement, Justin Martyr, Eusebius, dll).

Tudingan Teabing (Dan Brown maksudnya) bahwa Alkitab ditentukan saat Nicea juga konyol. Dalam setiap konsili, keputusan yang diambil hanyalah mencerminkan apa yang telah dipercaya oleh khalayak ramai saat itu,bukan suatu keputusan arbiter. Jauh sebelum Nicea, jemaat mula-mula telah menerima 27 kitab PB sebagai firman Tuhan dan menolak yang lainnya atas bimbingan Roh Kudus. Bahwa Yesus mengawini Maria Magdalena adalah fantasi yang tak dapat dibuktikan sama sekali. “Kode-kode” Da Vinci adalah hasil imajinasi yang hebat, dan tidak ada bukti bahwa Da Vinci bermaksud menaruh kode-kode pada karyanya.

Fiksi tetaplah fiksi, dan mari kita lanjutkan pembahasan tentang fiksinya Dan Brown.

Setelah Teabing menyelesaikan penjelasan yang panjang lebar, tiba-tiba Silas (pembunuh Sauniere) muncul untuk merebut cryptex. Walaupun Silas akhirnya berhasil dilumpuhkan,datang pula polisi Perancis yang telah berhasil melacak Langdon ke rumah Teabing. Mereka pun terpaksa lari. Beruntung, Teabing adalah seorang yang berkuasa dan kaya, sehingga mereka lari ke Inggris menggunakan jet pribadi Teabing. Di dalam perjalanan, ketiganya berhasil memecahkan sandi cryptex yang ternyata adalah SOFIA, atau bentuk lain dari nama Sophie. Tetapi, mereka sungguh terkejut, karena ternyata cyptex itu berisi cryptex yang kedua, juga dengan kode lima huruf.

Petunjuk berikutnya membawa mereka ke sebuah gereja di London, di mana mereka mencari sebuah makam yang akan memberikan kata kunci untuk cryptex yang kedua ini. Pada saat ini, Silas yang telah mereka ikat dan bawa, ternyata dibebaskan oleh pembantu Teabing yang ternyata berkomplot. Di bawah todongan pistol, cryptex direbut oleh Silas, dan Teabing di bawa sebagai sandera.

Sophie dan Langdon merasa sangat putus asa, tetapi mereka mencari cara untuk menolong Teabing. Mereka meneliti di perpustakaan dan mendapatkan petunjuk lokasi makam yang mereka cari tersebut.

Ketika sampai di makam tersebut, mereka akhirnya sangat terkejut ketika mendapatkan bahwa Teabing menodongkan senjata pada mereka. Ternyata Teabing adalah otak dibalik semua pembunuhan yang terjadi. Teabing kesal dengan para Biarawan, karena menganggap mereka telah dibeli oleh Gereja dan tidak berani mengungkapkan kebenaran Cawan Suci. Itulah sebabnya ia mempergunakan Silas untuk membunuh Sauniere, yaitu untuk mencari sendiri Cawan Suci dan membeberkannya pada dunia.

Teabing berusaha untuk membujuk Langdon agar mau bekerja sama dengannya. Ia menyerahkan cryptex pada Langdon dengan harapan Langdon dapat menemukan sandi yang tepat. Namun, karena Sophie dan Langdon enggan bekerja sama, Teabing memutuskan untuk menembak mereka. Pada saat itulah Langdon melempar cryptex ke udara. Teabing, yang telah mengabdikan hidup mencari Cawan Suci tidak dapat membiarkan cryptex hancur, sehingga ia membuang pistolnya untuk menyelamatkan cryptex.

Namun, tanpa dapat dicegah, cryptex toh hancur juga. Teabing merasa putus asa, tetapi ternyata Langdon telah berhasil membuka sandi, dan dengan diam-diam telah mengeluarkan isi cryptex. Rahasia kuno itu masih ada! Setelah Teabing akhirnya ditangkap, Langdon dan Sophie yang kini tidak lagi dikejar polisi meneruskan pencarian mereka dengan damai.

Mereka pergi ke sebuah gereja Roslin. Ternyata di sana mereka bertemu dengan nenek Sophie yang dikira sudah meninggal, dan juga adik laki-laki Sophie. Setelah menggabungkan cerita, ternyata Sophie sendiri adalah keturunan langsung dari Yesus dan Maria Magdalena, sehingga ia dilindungi.

Ketika orang tuanya meninggal dalam kecelakaan yang mencurigakan, kakek dan nenek Sophie berpencar dan masing-masing membesarkan satu orang cucu. Hal ini dilakukan demi keamanan. Pada akhir cerita, Langdon kembali ke Paris karena tidak menemukan Cawan Suci di Roslin. Namun, ia tiba-tiba ingat kembali akan salah satu petunjuk Sauniere, dan akhirnya meyakini bahwa tulang-tulang Maria Magdalena disembunyikan di Paris, dekat museum Louvre itu sendiri.***

1 James L. Garlow dan Peter Jones, Cracking Da Vinci’s Code (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2005), hal. 114-117.

Sumber: PEDANG ROH Edisi 44 Tahun XI Juli-Agustus-September 2005

MEREKA MENYESATKAN DAN DISESATKAN

sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. II Tim 3:13

Rasul Paulus pada kalimat-kalimat sebelum yang kita kutip di atas, menyatakan bahwa perjuangannya dalam memberitakan kebenaran sungguh berat. Ia telah dianiaya di Antiokhia, Ikonium dan di Listra yang dirasakan juga oleh Timotius. Pada ayat ke-12 ia menyimpulkan bahwa orang yang benar-benar hidup beribadah akan menderita aniaya. Alasannya adalah karena orang jahat akan semakin jahat, dan mereka akan saling menyesatkan.

Penyesatan Merajarela

Berita yang paling baru, majalah Tempo, 3 Juli 2005 halaman 58, dengan judul Gereja Nyaris Bertauhid, mengisahkan Pendeta Robert P. Walean, Sr. yang mengajarkan “Islam Hanif” kepada jemaat Advent, sehingga menyebabkan prokontra di kalangan Jemaat bahkan pendeta Gereja Advent.

Dan Brown menulis novel yang berjudul The Da Vinci’s Code untuk menghujat Tuhan dengan cerita novel isapan jempol bahwa Yesus telah menghamili Maria Magdalena sebelum penyaliban, dan akhirnya Maria Magdalena melahirkan anak di Prancis Selatan.

Sementara itu Jurnal Theologi dan Gereja, Penuntun (Paidagogos), yang diterbitkan oleh GKI JAWA BARAT, pada Vol.5 No.19, 2003, pada makalah Kristen Fundamentalis dan Masa Depan Hubungan antar Agama, oleh Martin Hartono Sutedja, S.Th., bukan hanya menyerang kaum Kristen Fundamentalis, namun sesungguhnya menyerang Alkitab.

Terlebih lagi dalam artikel Klaim Palsu dan Sikap Eksklusif Fundamentalis-Injili: Suatu Ancaman bagi Masa Depan Hubungan antarAgama, oleh Adji Ali Sugito, S.Th., yang telah terang-terang menyatakan bahwa, “Alkitab bukanlah Firman Allah yang setiap kata-kata atau pemikirannya harus ditaati secara mutlak oleh manusia di sepanjang zaman.”(Hal.263).

Lebih mengagetkan lagi, seorang pengikut Saksi Yehova datang ke kantor penulis untuk berargumentasi bahwa Yesus bukanlah Allah. Ketika dihadapkan kepadanya beberapa ayat yang telah terang-terangan menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah (1 Yoh.5:20, Fil.2:6,Yoh.1:1-3), yang bersangkutan dengan enteng mengeluarkan Alkitabnya dan membacakan ayat-ayat tersebut yang ternyata bunyinya berbeda dari Alkitab penulis. Rupanya Alkitabnya adalah terjemahan dan terbitan kelompok mereka sendiri. Sungguh mengagetkan!

Belum lagi kita hadapi gereja-gereja yang penyimpangannya tidak sejauh kondisi tersebut di atas, namun telah kehilangan “cahaya” dan rasa “asin”nya karena sikap kompromi terhadap arus penyesatan zaman ini.

Segala macam racun yang diciptakan untuk membinasakan jiwa ke Neraka, telah tersebar ke seluruh muka bumi dengan gampang melalui media cetak maupun visual yang sangat canggih di zaman ini. Dari jenis yang terlihat sangat ilmiah (kaum Liberal [National Geography Society]) hingga yang sangat mistik (kaum Kharismatik). Akhirnya seorang patut bertanya, apakah yang disebut Kristen sejati, dan apakah komentar Kristen sejati atas semua ini?

Identifikasi Masalah

Robert P. Walean berdasarkan satu ayat saja, yaitu Yesaya 60:7 yang berbunyi, “Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.” Berdasarkan ayat ini Robert yakin bahwa orang Islam adalah golongan yang diterima Tuhan, karena orang Kedar di situ menunjuk pada bangsa Arab.

Kemudian ia mengkombinasikan dengan ayat Al-Quran surat An-Nahl ayat 123, yang berbunyi, “kemudian kami wahyukan kepadamu, ikutlah agama Ibrahami secara hanif.” Dari satu ayat Alkitab dan satu ayat Al-Quran Robert mendirikan “Islam Hanif” yang hari sucinya adalah hari Sabtu sesuai dengan keyakinan Gereja Advent.

Bayangkan, tanpa sekolah theologi, atau tidak pernah belajar tentang sistem penafsiran Alkitab yang benar, setelah bangkrut sebagai exportir furniture, demikian kata Tempo, ia mendirikan sebuah aliran campuran Islam-Kristen, dan sudah ada 500 orang pengikut atau anggota jemaat.

Di luar negeri, Dan Brown, menulis sebuah novel yang berjudul The Da Vinci’s Code. Ia telah menulis berdasarkan kode lukisan Leonardo Da Vinci yang hidup antara tahun 1452-1519 bahwa Yesus Kristus menghamili Maria Magdalena, dan memiliki keturunan yang hidup hingga kini. (Rangkuman bukunya ada di halaman 5)

Yang konyol adalah, sekalipun berbentuk novel dan dengan nama-nama samaran, ternyata banyak orang mempercayainya sehingga buku tersebut telah laku jutaan copy. Sehingga pada Jumat malam, tanggal 1 Juli 2005, Channel TV National Geography membahas buku ini dengan mewawancarai berbagai pribadi. Seorang Pastor ditanya apakah ia bisa percaya bahwa Yesus memiliki keturunan yang hidup hingga kini, ia menjawab “saya tidak tahu.”

Bukan hanya buku The Da Vinci’s Code ini, bahkan The Last Temptation juga menceritakan tentang hal yang hampir sama. Juga ada sebuah buku yang ditulis oleh Holger Kersten yang berjudul Jesus Lived in India, dan kita harus bersiap-siap mendengar munculnya buku lain yang mungkin lebih berani dengan isi yang lebih kontroversial lagi.

Sementara itu GKI Jawa Barat menerbitkan artikel yang menyatakan bahwa Alkitab bukan catatan firman Allah yang akurat yang patut dipercayai seluruh pernyataannya.

Bahkan, digambarkan bahwa keakuratannya jauh lebih tidak bisa dipercayai jika dibandingkan dengan laporan para wartawan masa kini.

Dimanakah letak kepala semua benang kusut ini sesungguhnya? Jawabnya, ketika orang Kristen tidak tahu dasar imannya, dan ketika orang Kristen menghancurkan dasar imannya, atau ketika orang-orang Kristen duduk di ujung dahan sambil memotong pangkal dahannya, maka kalau bukan dungu, ia adalah antek-antek iblis yang disusupkan ke dalam kekristenan.

Diagnosa Penyebab Penyesatan

Pemazmur dalam Mzm.11:3 menyatakan sebuah kebenaran yang sangat hakiki, katanya, “apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?” Sebelumnya di ayat dua pemazmur mengajak melihat tingkah orang fasik (ungodly), mereka memasang anak panah untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. Iblis sedang membidik manusia-manusia di dunia dengan segala jenis “anak panah” untuk menghancurkan iman kekristenan.

Sasaran yang paling utama untuk dihancurkan ialah DASAR-DASAR (foundations) kekristenan itu sendiri. Jika fondasi kekristenan berhasil dihancurkan, maka tidak ada lagi yang bisa dipertahankan. Daripada menyesatkan secara individu, tentu jauh lebih menguntungkan bagi iblis untuk menghancurkan dasar-dasarnya. Jika ia berhasil menghancurkan dasar-dasar kekristenan, maka Injil yang diberitakan pun tidak ada arti lagi.

Ketika Alkitab tidak dihormati, maka Injil tidak perlu diberitakan lagi. Kalau Alkitab bukan firman Allah yang tiap-tiap katanya harus diimani dan dipatuhi maka berarti dasar kekristenan telah dihancurkan. Semua buku theologi yang pernah ditulis adalah bohong jika Alkitab bukan firman Allah yang tidak ada salah. Sebab kalau Alkitab adalah catatan atau refleksi religius belaka maka ia tidak memiliki otoritas untuk dipatuhi.

Kalau Alkitab kehilangan otoritas maka tentu Yohanes 14:6 juga kehilangan otoritas sehingga Yesus akan menjadi salah satu juruselamat, bukan satu-satunya Juruselamat. Padahal baik ayat Yoh.14:6, maupun Kis.4:12, jelas-jelas menegaskan absolutisme bahwa HANYA Yesus SAJA satu-satunya Juruselamat. Siapapun yang tidak bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamatnya, akan mati dan binasa di Neraka. Atas dasar inilah maka Injil harus diberitakan kepada umat agama lain. Tindakan ini bukan kristenisasi, melainkan sebuah rescue mission. Bagi yang percaya pada Alkitab, dan yang mengaminkan bahwa di bawah kolong langit ini tidak ada keselamatan pada nama lain selain nama Yesus, pemberitaan Injil adalah sebuah tindakan terpuji dan penuh kasih atau sebuah rescue mission.

Tetapi sebaliknya ketika seseorang tidak menjunjung tinggi Alkitab, melainkan menganggap Alkitab sekedar tulisan refleksi iman para murid Tuhan, dan melihat ada kebenaran ilahi pada kitab-kitab suci lain, maka otomatis yang bersangkutan akan melihat Yesus hanya SALAH SATU juruselamat, bukan satu-satunya juruselamat. Kalau Yesus sekedar salah satu Juruselamat, dan umat agama lain bisa masuk Sorga tanpa melalui Yesus Kritus, maka tidak perlu ada usaha penginjilan. David Livingstone, Hudson Taylor, William Carey, Adoniram Judson semuanya adalah orang bodoh yang telah menjerumuskan hidupnya untuk pekerjaan yang tidak perlu.

Betulkah umat Islam bisa masuk Sorga tanpa bertobat dan percaya Yesus? Betulkah orang bisa mengikuti ajaran Khong Hu Cu dan bisa masukSorga? Betulkah orang berpantang makan daging dan bertapa untuk mengosongkan diri bisa masuk Sorga? Kalau betul, maka tidak perlu pemberitaan Injil. Kalau betul maka perintah Yesus Kristus dalam Mark.16:15 “pergilah ke seluruh dunia, dan beritakan Injil,” serta “menjadi saksiku di Yerusalem dan diseluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi,” adalah perintah konyol yang tidak perlu.

Sesungguhnya semua penyesatan dalam kekristenan bisa muncul, penyebab utamanya ialah penghormatan terhadap Alkitab yang menurun. Kelompok Saksi Yehova berani merubah arti ayat sesuai dengan kemauan mereka adalah karena mereka tidak takut pada ancaman dalam Wahyu 22:18-19.

Dimanakah Sumber Otoritas Alkitab?

Kitab Perjanjian Lama, 39 kitab, yang terdiri dari tiga kelompok kitab (Torah, Nabium, dan Ketubim), adalah firman Allah yang diturunkan oleh : 1. Tradisi Yahudi dengan penuh hormat. Mereka adalah orang yang sangat menghormati Allah dan firmanNya. Dalam penyalinan ulang, ketika hendak menulis kata YHWH mereka mencuci tangan terlebih dulu. Seandainya teks PL dipelihara Martin Hartono Sutedja,S.Th.,atau Adji Ali Sugito, S.Th., maka sudah pasti akan banyak berubah. Semua 2. penulis kitab PB mengutip kitab-kitab PL dan terang-terangan menyatakannya firman Allah, bukan catatan refleksi iman para penulisnya. Dan yang terutama adalah 3. pernyataan Yesus Kristus bahwa ketiga kelompok kitab tersebut menulis tentang Dia (Luk.24:44), yang mengandung arti bahwa kitab-kitab itu adalah petunjuk dari Allah tentang Sang Mesias.

Berdasarkan sekurang-kurangnya tiga alasan tersebut di atas maka kitab PL tidak diragukan sedikit pun adalah firman Allah yang tidak ada salah. Di dalamnya terdapat petunjuk tentang ibadah simbolik, sejarah, pengajaran moral, nubuat tentang Mesias dan hal-hal lain di depan, bahkan berbagai aturan khusus untuk bangsa Yahudi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran untuk periode waktu dari Taurat diturunkan hingga Yohanes tampil (Luk.16:16, Mat.11:13-14).

Karena di dalamnya terdapat berbagai hal tersebut di atas, maka untuk orang Kristen periode sesudah Yohanes tampil hingga hari pengangkatan (Rapture), harus dapat membedakan antara perintah-perintah untuk bangsa Yahudi yang berhenti hingga Yohanes tampil dengan perintah moral yang berlaku sepanjang masa. Hukum-hukum (KUHPer) yang Tuhan berikan untuk menertibkan bangsa Yahudi dan banyak aturan ibadah simbolik hanya berlaku hingga Yohanes tampil.

Sementara itu orang Kristen harus dapat memilah perintah-perintah yang bersifat kekal, misalnya item-item sepuluh hukum kecuali hukum keempat yaitu penghormatan hari Sabat yang adalah simbol menghormati Allah yang telah digenapi oleh Tuhan Yesus karena kita tidak lagi beribadah dalam simbolik melainkan dalam hakekat (Mat.12:1-8, Mrk.2:28, Luk.6:5). Para Rasul kemudian beribadah bukan pada hari Sabtu melainkan pada hari Minggu (Kis.20:7, I Kor.16:2).

Kitab PL diterima sebagai firman Tuhan dan umat Kriten yang adalah tiang penopang dan dasar kebenaran periode (Yohanes Tampil hingga rapture [Mat.11:13-14, Luk.16:16 bandingkan dengan I Tim.3:15]). Kitab PL bagi orang Kristen adalah dasar latar belakang tentang Mesias. Jika tanpa kitab PL, lalu tiba-tiba anak Yusuf dan Maria menyebut dirinya Juruselamat, itukan membingungkan. Kita tahu bahwa kita tidak perlu menyunat anak kita pada hari kedelapan karena itu adalah perintah Tuhan kepada Abraham untuk keturunan sebagai tanda kontrak bahwa mereka akan menjadi bangsa tiang penopang dan dasar kebenaran hingga Sang Juruselamat tiba. Sistem penafsiran Alkitab yang benar akan memperlihatkan hubungan antara PL dan PB yang indah dan harmonis.

Kitab-kitab PB diterima sebagai firman Tuhan sama sekali bukan melalui persidangan Nicea, melainkan karena jemaat-jemaat mula mula tahu bahwa tulisan tersebut: 1. ditulis langsung oleh Rasul, dan yang 2. di-back up oleh Rasul, serta yang 3. di-proofread atau beredar selagi Rasul masih hidup adalah firman Allah. Ke-27 kitab PB yang di tangan kita telah memenuhi salah satu dari ketiga syarat di atas. Karena iblis tahu tiga syarat tersebut sangat penting, maka ia memakai theolog Liberal untuk mengutak-atik kitab-kitab PB melalui higher-criticism. Mereka berkata bahwa Injil Matius bukan Rasul Matius yang tulis, dan Surat Timotius bukan tulisan Rasul Paulus, yang tujuan kesemuanya adalah untuk membuat tulisan-tulisan tersebut tidak memenuhi syarat tersebut di atas. Mereka selalu membuat teori bahwa kitab tertentu ditulis pada abad ke-2 bahkan ke-3 agar terkesan tulisan itu dibuat sesudah tidak ada kehadiran Rasul lagi.

Kitab PL adalah kesaksian para Nabi yang adalah firman Allah untuk menuntun manusia mengenal Sang Mesias (Juruselamat) yang dijanjikan. Kesaksiannya lebih penting daripada kesaksian manusia yang mati dan hidup lagi (Luk.16:19-31).Dan kitab-kitab PB adalahkesaksian paraRasul,yang adalah saksi mata atas segala yang diperbuat Yesus. Jelas orang pintar lebih percaya kepada Rasul Petrus yang mengatakan bahwa Yesus tidak berdosa sama sekali (I Pet.2:22) daripada kepada Dan Brown. Hanya orang bodoh yang lebih percaya pada Dan Brown yang telah menjadi kaya raya dari novel hasil fantasinya.

Sementara itu Leonardo Da Vinci yang hidup pada abad-15, bahkan tidak pernah melihat wajah Yesus maupun wajah Maria Magdalena. Semua lukisannya adalah hasil imajinasi fantasinya. Orang Kristen fundamentalis tidak terpengaruh sedikit pun oleh fantasi konyol dan cerita bohong Dan Brown.

Kekokohan Fondasi Kekristenan

Ketika proses pewahyuan sampai kitab Wahyu pasal terakhir ayat terakhir, maka Allah tidak menurunkan wahyu lagi. Jadi, yang disebut firman Allah hanyalah 66 kitab yang ada dalam Alkitab, dimana 39 kitab PL kita diwarisi dari bangsa Yahudi, dan 27 kitab PB adalah kesaksian dan pengajaran para Rasul. Oleh sebab itu fondasi kekristenan yang paling dasar adalah tulisan para Nabi dan para Rasul yang hanya terdapat dalam Alkitab.

Jika semua orang Kristen faham akan kebenaran hakiki ini dan menolak keberadaan nabi manapun yang datang kemudian, maka penyesatan pasti akan jauh berkurang dan Injil lebih gampang diberitakan.

Untuk meyakinkan manusia bahwa seseorang itu Nabi yang berbicara atas nama Allah, mereka para Nabi mengatakan sesuatu sebelum hal tersebut terjadi. Inilah yang disebut bernubuat, artinya memberitahukan hal yang akan terjadi di masa depan. Belakangan ini banyak nabi palsu menubuatkan pada pemilu yang lalu bahwa Megawati akan jagi presiden lagi, bahkan Ruyandi Hutasoit akan jadi presiden dan lain sebagainya.

Munculnya orang-orang yang menyebut dirinya nabi sesudah pewahyuan selesai adalah program iblis untuk membuat para Nabi penulis Alkitab menjadi kehilangan kekhususan. Sebab kalau si Rudi yang minggu lalu bernubuat adalah nabi, apa bedanya ia dengan Musa dan Yesaya? Kalau si Amat yang bernubuat dan menulis buku menyebut dirinya nabi, maka apa bedanya isi kitab Daniel dengan isi buku Amat? Oleh sebab itu sesudah pewahyuan berhenti, maka tidak ada seorang pun boleh dipercayai sebagai nabi. Untuk kebenaran ini tidak boleh ada kompromi sedikit pun.

Lalu bagaimana dengan Rasul? Tuhan Yesus sendiri menetapkan 12 murid yang disebut Rasul, dan ketika Yudas tersingkir dipilihlah seorang yang syaratnya bersama-sama dengan rombongan sejak baptisan Yohanes. Mengapakah Tuhan Yesus menetapkan 12 orang sebagai Rasul? Karena Tuhan tahu bahwa nanti akan muncul orang seperti Dan Brown, Holger Kersten, dan mungkin akan ada lagi yang mengarang cerita sesuai dengan daya fantasi mereka. Murid-murid Tuhan sepanjang masa harus tahu bahwa orang bisa mengarang cerita apa saja tentang kehidupan Yesus, tetapi yang benar adalah yang diceritakan oleh 12 RasulNya yang hidup bersamanya siang malam selama tiga setengah tahun.

Orang bisa mengarang cerita bahwa Yesus merampok, mengawini Maria Magdalena, atau membunuh orang Farisi atau apa saja. Tetapi semua itu jangan dipercaya, karena mereka tidak bersama-sama Tuhan Yesus sehari 24 jam seperti kedua belas RasulNya.

Mengapa kita tidak terima Injil apokripa seperti Injil Petrus, Injil Thomas, Injil Barnabas dll.? Jawabnya adalah semua kitab itu muncul setelah Petrus tidak ada, setelah Thomas tidak ada dan setelah Barnabas tidak ada. Siapakah yang bisa tahu bahwa itu betul tulisan Barnabas? Sedangkan empat Injil dan surat-surat yang ada dalam kitab PB kita adalah kitab-kitab yang beredar selagi Rasul Yohanes masih hidup (sebelum tahun 95 AD).

Rasul Paulus dipanggil Kristus menjadi Rasul dan telah diterima oleh semua Rasul lain sebagaimana pernyataan Rasul Petrus (II Pet.315-16). Iabukan dipanggil untuk menulis riwayat hidup Yesus tetapi dipanggil untuk mengajarkan dan menuliskan konsep theologi Perjanjian Baru yang berbeda dengan konsep theologi Perjanjian Lama. Konsep theologi PL bersifat ibadah simbolik sedangkan konsep theologi PB bersifat ibadah hakekat (dalam roh dan kebenaran).

Jadi, iblis memakai theolog Liberal untuk menghancurkan Alkitab dari segi tipuan intelektual yang ujungnya memberi kesan bahwa Alkitab bukanlah firman Allah yang patut dipercayai apalagi dipatuhi setiap katanya. Di sisi lain ia memakai “pebisnis” rohani kalangan kharismatik untuk bernubuat palsu dan berbahasa lidah palsu untuk mengesankan bahwa zaman sekarang masih ada nabi dan rasul. Dengan berbuat demikian mereka menurunkan derajat para Rasul asli. Sebab, kalau si Toni bisa bernubuat berarti posisinya sama dengan Petrus dong! Kalau di Ani berbahasa lidah maka berarti jika bahasa lidahnya diterjemahkan maka itu adalah firman Allah yang sama tingkatannya dengan isi Alkitab dong!

Jika hari ini ada nabi dan rasul, maka dimanakah keistimewaan para Nabi Perjanjian Lama, dan dimanakah keistimewaan para Rasul yang menulis kitab Perjanjian Baru?

Lihatkah pembaca alasan iblis memunculkan nabi palsu dan rasul palsu? Tujuan utama semua itu adalah agar Alkitab kehilangan keistimewaannya, agar Alkitab kehilangan otoritasnya di hati manusia. Orang Kristen alkitabiah harus dengan tegas berkata bahwa sesudah pewahyuan kitab Wahyu pasal terakhir dan ayat terakhir, Allah tidak menurunkan wahyu lagi. Dan sejak saat itu Allah tidak mengangkat orang menjadi Nabi atau Rasul. Dan tentu Allah tidak menurunkan wahyu untuk dinubuatkan lagi.

Lihatkah pembaca bagaimana cara iblis menurunkan otoritas Alkitab? Dalam buku Behind the Scenes: The True Face of the Fake Healers, Yves A. Brault menulis bahwa suatu ketika di depan penonton TBN, Benny Hinn ditanya oleh reporter tentang banyak nubuatannya yang tidak akurat, ia menjawab bahwa sama seperti para Nabi dan para Rasul ia juga manusia yang bisa salah. Ia menaikkan derajatnya dengan cara menurunkan derajat para Nabi dan para Rasul. Padahal Tuhan telah mengatakan dalam Ulangan 18:17-18, kalau ada orang menyebut dirinya nabi dan bernubuat dan ternyata nubuatannya tidak terjadi, maka ia pasti bukan nabi dari Tuhan. Pada zaman itu demi sacral-society Tuhan perintahkan orang tersebut dirajam.

Untuk menunjukkan bahwa semua omongan dan tulisan Nabi dan Rasul tidak akan salah karena diilhamkan Allah, mereka diberi kuasa melakukanmujizat(IIKor.12:12). Oleh sebab itu, selain Nabidan Rasul tidak ada orang yang mendapat kuasa melakukan mujizat dari Allah. Yves A. Brault, orang yang telah mengikuti Benny Hinn bertahun-tahun mengungkapkan tipu muslihat dibalik setiap orang yang diklaim telah disembuhkan.

Tuhan sengaja memberikan kuasa kepada Rasul Paulus, bahkan sapu tangannya, bisa menyembuhkan orang. Dan Tuhan memberikan kuasa kepada Petrus, bahkan bayangannya bisa menyembuhkan orang. Untuk apakah semuanya itu? Agar Paulus dan Petrus jadi keren? Bukan! Melainkan untuk membuktikan bahwa kesaksian dan pengajaran mereka dari Tuhan. Tulisan mereka bukan sekedar refleksi iman, melainkan firman Allah. Kalau firman Allah, sudah pasti tidak ada salah, karena Allah mahabenar dan Allah sempurna.

Kalau Allah sanggup menciptakan langit dan bumi, tidak sanggupkah Ia menuliskan sebuah kitab yang tidak ada salah? Demi memenuhi kebutuhan akal sehat manusia yang diciptakanNya, Allah sengaja memakai lebih dari satu orang menuliskan hal-hal yang bersifat sejarah. Allah tentu tahu bahwa akan ada perbedaan hal-hal kecil antara penulis yang satu dengan yang lain, yang bukan kesalahan melainkan perbedaan penekanan. Jika hanya satu koran saja yang menulis sebuah peristiwa, jelas tidak akan ada pertentangan. Tetapi kalau lima-enam koran yang menulis peristiwa yang sama, walaupun ada perbedaan detail, masyarakat puas dengan perbedaan-perbedaan karena itu melengkapi pengetahuan mereka. Apa yang kurang mendapat perhatian oleh wartawan yang satu ternyata menjadi perhatian wartawan lain.

Kalau semua koran itu dibaca dua ribu tahun ke depan, tentu akan ada masalah. Tetapi jelas bahwa para wartawan telah menulis dengan jujur. Apalagi para Rasul yang telah mati bagi tulisan mereka dan dipimpin Roh Kudus.

Lalu, bagaimana dengan kesalahan-kesalahan yang ditunjuk Adji Ali Sutedja, S.Th.? Sikap yang terlalu cepat menyalahkan Alkitab adalah sikap SOMBONG yang menganggap diri lebih tahu dari Allah, atau menganggap diri mahahadir dan mahatahu. Kalau hari ini di Suara Pembaruan menulis mahasiswa pada tanggal 1 Agustus 2005 berdemonstrasi menuntut penyelesaian kasus Bulog-gate lalu koran Kompas menulis 1 Agustus 2005 mahasiswa berdemonstrasi menuntut penyelesaian kasus Akbar Tanjung, dan kedua koran itu dibaca oleh orang-orang pada tahun 4000 masehi, lalu berkata bahwa wartawan Suara Pembaruan dan wartawan Kompas ngaco, sangat tidak akurat, dan berbagai penilaian negatif, maka itu masih tidak apa-apa. Tetapi jika menyangkut firman Allah, jelas ada resikonya di hadapan Allah. Sering kali seseorang yang tidak sanggup memahami cerita yang seolah-olah kontradiksi dengan pikirannya yang cetek, daripada rendah hati mengaku belum mampu atau masih perlu waktu untuk menyelidikinya, malah lebih memilih menyalahkan penulis Alkitab yang jujur, bahkan diilhamkan oleh Roh Kudus. Ini kesombongan yang bisa menuntun dirinya dan orang lain ke Neraka.

Kesimpulan

Ketika catatan para Rasul yang bersama-sama Tuhan Yesus 24 jam sehari-semalam direndahkan, terlebih lagi ketika kitab yang diilhamkan Allah untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa diremehkan, dan ketika theolog Liberal menyerang Alkitab dengan alasan mencari kebenaran, lebih-lebih lagi para “dukun rohani” seperti Benny Hinn cs meninggikan diri dengan cara merendahkan posisi penulis Alkitab, maka novel hasil imajinasi Dan Brown akan laris keras sehingga dalam sekejap ia menjadi kaya-raya. Robert P. Walean bisa menyimpulkan seluruh kebenaran Alkitab hanya dengan satu ayat tanpa perlu konfirmasi dari ayat-ayat lain Alkitab, adalah lintasan keanehan-keanehan yang menyentakkan.

Ketika firman Allah dinetralisir menjadi tulisan umum, ketika satu-satunya firman Allah menjadi salah satu firman Allah, dan ketika di muka bumi ini tidak ada satu kitab yang betul-betul diyakini firman Allah, maka fondasi untuk mendapatkan kebenaran lenyaplah sudah. Ketika Alkitab berhasil dilencengkan maka Iblis telah berhasil menghancurkan dasar atau fondasi kekristenan, bukan hanya di hati orang-orang yang fasik (ungodly) namun juga di hati kalangan orang Kristen bahkan theolog, terutama yang mencari makan dengan Alkitab. Pada saat dunia tiba pada kondiri tidak ada standar kebenaran, nilai kesaksian para Nabi dan para Rasul dinihilkan, maka perkataan Rasul Paulus sangat tepat dan nyata, bahwa orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.

Akhirnya kita patut berseru seperti seruan pemazmur, “tolonglah kiranya, Tuhan, sebab orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia” atau dalam bahasa Inggrisnya “Help, LORD; for the godly man ceaseth; for the faithful fail from among the children of men” (Mzm.12:2).

Sumber: PEDANG ROH Edisi 44 Tahun XI Juli-Agustus-September 2005

ORANG KRISTEN TIDAK PERLU IJIN TEMPAT IBADAH

Orang Kristen alkitabiah menyembah dengan hati, secara rohani, dan dalam kebenaran. Bukan menyembah Tuhan dengan badan melainkan dengan hati, dan tanpa dibatasi waktu, tempat maupun postur tubuh. Jadi, orang Kristen alkitabiah tidak membutuhkan tempat ibadah.

Penyembahan orang Kristen alkitabiah adalah dari sikap hatinya setiap waktu. Ia tidak membutuhkan tempat khusus, waktu khusus dan cara khusus. Jadi, tidak membutuhkan tempat ibadah! Itulah sebabnya tidak dibutuhkan ijin tempat ibadah!

Yang biasa dilakukan hari Minggu itu seharusnya disebut “acara pertemuan jemaat” yang diisi dengan acara bernyanyi, mempelajari Alkitab, dan berdoa. Sekali lagi kita menyembah Tuhan dengan hati bukan dengan badan. Bagi mereka yang menyembah Tuhan dengan badan, sangat memerlukan tempat ibadah sedangkan kita tidak!

Sebagaimana orang bebas berkumpul untuk pernikahan, arisan, reuni, hajatan, syukuran, lalu apa alasannya orang Kristen tidak boleh berkumpul untuk bernyanyi dan belajar Alkitab?

Berkembangnya konsep rumah ibadah, dan diperlukannya ijin tempat ibadah adalah penerapan konsep Islam terhadap kekristenan. Dan celakanya itu diiyakan oleh pemimpin Kristen yang buta kebenaran. Kita bukan hanya tidak membutuhkan ijin tempat ibadah, bahkan tidak membutuhkan tempat ibadah, karena ibadah kita tanpa dibatasi tempat, waktu, dan postur tubuh!

Pedang Roh 54 Edisi LIV Tahun XIII Januari-Februari-Maret 2008

Berita Mingguan 21 November 2009

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

LEE STROBEL BERASOSIASI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERBAHAYA
Lee Strobel, penulis terkenal akan beberapa buku apologetika yang dipakai luas, termasuk The Case for Christ, adalah seorang "injili," dan asosiasinya dengan penyesat-penyesat memberikan peringatan yang nyaring. Pada bulan Januari 2010 ia dijadwalkan untuk berbicara di konferensi Break Forth di Kanada bersama dengan William Paul Young, penulis dari buku The Shack, dan Leonard Sweet, seorang perenung New Age. Lighthouse Trails mengobservasi, "[Walaupun banyak orang mengagumi karya Strobel di masa lampau,] sama sekali tidak mengherankan bahwa dia ikut serta dalam acara Break Forth. Dia mendukung pelayanan anaknya yang bersifat sangat emerging/kontemplatif, yaitu Metamorpha, dia tampil berkali-kali di Crystal Cathedral milik Robert Schuller selama tahun-tahun ini, dan dia terus memiliki koneksi dengan Gereja Saddleback dan Willow Creek, jadi membedakan antara yang benar dan salah bukanlah sesuatu yang menjadi perhatian utama Strobel" ("Why Are Joel Rosenberg and Frank Peretti Appearing With New Age/New Spirituality Sympathizers, " Lighthouse Trails, 9 Nov. 2009). Orang yang akan berbicara bersama dengan Strobel nanti, Paul Young, menggambarkan Allah sebagai seorang wanita dan mengklaim bahwa Dia tidak menghakimi dosa atau mengirim siapapun ke neraka. Leonard Sweet mempromosikan kerohanian New Age yang universal (semua orang selamat) yang dia sebut New Light dan "kesadaran Kristus." Dia menggambarkan konsep ini dengan kata-kata "persatuan antara manusia dengan Allah" yang adalah "hal utama dalam semua agama dunia" (Quantum Spirituality, hal. 235). Dia mengatakan bahwa hal yang sama dialami oleh Mohammad, Musa, dan Krishna. Dia mempromosikan Matthew Fox, M. Scott Peck, dan Ken Wilber, orang-orang New Age yang percaya keilahian manusia. Sweet mengatakan bahwa kemanusiaan perlu belajar kebenaran kata-kata Thomas Merton, seorang imam Katolik-Budha, "kita memang sudah satu" (Quantum Spirituality, hal. 13). Alkitab memperingatkan kita bahwa adalah tidak mungkin bergandengan tangan dengan orang-orang seperti ini dalam sebuah pelayanan tanpa mengambil bagian dalam kejahatan mereka (2 Yoh. 8-11).


ATURAN! HUKUM!
Ketika sebuah tim senam SMA baru-baru ini gagal mempertahankan gelar mereka di pertandingan karena pelatih mereka melanggar aturan, respons terhadap kejadian itu menceritakan banyak sekali hal. Respons berkisar dari "ya kami mengerti dan menerima aturan" hingga "kami spesial dan tidak perlu diikat oleh aturan konyol seperti itu." Pada akhir pekan tanggal 7-8 November, SMA Northwest dari kota Shawnee Mission, Kansas, mundur dari peringkat pertama menjadi peringkat ketiga setelah salah satu pelatih mereka secara tidak pantas mempertanyakan sebuah keputusan penilaian juri, dan protes yang tidak pantas itu mengakibatkan tim tersebut terkena penalti satu poin. Direktur bidang atletik sekolah tersebut, Richard Grinage, mengakui bahwa sang pelatih bertindak berlawanan dengan peraturan. Pelatih yang bersangkutan sendiri tidak menyesal, dan dia berkata, "Kami adalah tim yang paling kuat dan memiliki nilai tertinggi yaitu 103.9, dan gagl karena suatu peraturan yang tidak pernah dijalankan selama 30 tahun ini; kami akhirnya mendapat nilai 102.9 dan urutan tiga" ("Sometimes It's Better to Just Keep Your Mouth Shut," Homeschool.rivals. com, 11 Nov. 2009). Menjelaskan tentang tujuan dari peraturan tersebut, Becky Oakes dari Federasi Nasional Asosiasi Negara Bagian mengatakan bahwa "membiarkan seorang pelatih untuk selalu mempertanyakan seorang wasit bisa merusak alur acara bagi para atlit dan kompetisi ini." Ini adalah hal yang wajar. Pertandingan harus memiliki peraturan. Hidup harus memiliki hukum. Dan jika hukum dilanggar sementara tidak ada penalti, maka hukum telah dihancurkan dan anarki berjaya. Inilah mengapa sang Allah Pencipta yang mahakudus menghukum pelanggaran terhadap HukumNya, dan ini berarti bahwa kita semua pantas menerima hukumanNya yang adil, karena kita semua orang berdosa. Tetapi dalam kasihNya yang besar Ia telah menyediakan jalan keselamatan bagi mereka yang bersandar pada AnakNya Yesus Kristus di kayu salib. Kasih Allah yang tak dapat terselami ini tidak dapat dimengerti di luar dari kemahakudusanNya yang tidak dapat ditawar. Injil tidak dapat dimengerti lepas dari Hukum.


KEBAKTIAN UNTUK BINATANG PELIHARAAN
Sebagian gereja di AS kini menyediakan kebaktian untuk binatang, dan percaya bahwa mereka memiliki jiwa. Gereja Covenant Presbyterian di Los Angeles belakangan ini memulai kebaktian untuk anjing, yaitu kebaktian sekitar 30 menit yang diperlengkapi dengan tempat tidur anjing, pembagian makanan anjing, himne tentang anjing, dan doa untuk anjing (baik yang masih hidup maupun sudah mati). Gembala Sidang Tom Eggebeen berharap bahwa hal ini akan "menghangatkan kembali koneksi gereja tersebut dengan komunitas, menyediakan penghiburan bagi mereka yang tua, dan mungkin menarik penyembah-penyembah baru yang gila tentang teman berkaki empat mereka" ("Gone to the Dogs," AP, 8 Nov. 2009). Eggebeen mengatakan bahwa "ketika kita mencintai seekor anjing dan anjing mencintai kita, itu adalah bagian dari Allah." Laura Hobgood-Oster, profesor agama di Universitas Southwestern, menemukan 500 gereja yang memiliki berkat khusus untuk binatang dan ada sekitar enam yang menyediakan kebaktian untuk binatang peliharaan. Ada satu di pinggiran kota Boston yang bernama Woof `n Worship. Salah satu yang menghadiri kebaktian anjingnya Eggebeen mengatakan, "Saya tidak punya anak, jadi binatang peliharaan saya adalah anak-anak saya." Sebenarnya, walaupun binatang bisa menjadi suatu berkat, karena Allah menciptakan mereka bagi manusia, mereka bukanlah anak-anak dan mereka tidak punya jiwa yang kekal. Mereka tidak punya kesadaran akan Allah, dan ketika mereka mati, maka mereka mati.


BANYAK DI KALANGAN BAPTIS INDEPENDEN YANG BERKOMPROMI
Peringatan berikut ini diedit dari sebuah khotbah oleh Gembala Sidang Terry Coomer, pendiri dan direktur dari pelayanan For Love of the Family. "Sejujurnya, saya sangat kaget ketika saya berbicara dengan para pemimpin Kristen dan gembala-gembala. Baru-baru ini saya berbincang dengan seseorang tentang sebuah Sekolah Alkitab yang dia pimpin. Dia memberitahu saya bahwa dia mau mengubah banyak hal. Dia berbicara mengenai musik yang benar, standar pakaian yang benar, pendirian yang benar tentang Alkitab, semua hal-hal yang sangat terpuji. Namun demikian, para pemimpin dan guru-guru di Sekolah Alkitab ini dalam kehidupan pribadi mereka melakukan semua hal yang dia akui secara pribadi sebagai hal-hal yang salah. Saya mau bertanya kepada anda, bagaimana mungkin seseorang mempertahankan standar tentang pakaian kalau dia sendiri tidak memiliki standar itu? Bagaimana seseorang dapat berprinsip melawan musik Southern Gospel jika ia membiarkan musik itu di gerejanya dan mengizinkan orang-orang yang mempromosikan musik tersebut untuk berkhotbah? Bagaimana mungkin seseorang mengambil sikap mempertahankan Alkitab ketika ia percaya semua jenis teks itu baik? Jawabannya adalah dia tidak mungkin bisa, dan dia mengizinkan hal-hal ini dalam gerejanya karena hal-hal itu menarik bagi daging. Roma 6:12 mengatakan, "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. " Kebangkitan rohani tidak mungkin terjadi di suatu gereja atau suatu bangsa selama kehidupan para pemimpinnya diatur oleh "keinginan daging.".... Saudara, kebutuhan yang sebenarnya pada hari ini bukanlah program tambahan, tetapi kehidupan nyata Kristiani yang kudus. KITA MEMILIKI BANYAK SEKALI BANYAK SEKALI KOMPROMI HARI INI. Gereja kami berprinsip untuk melawan semua hal yang disebutkan di atas dan tidak akan berkompromi. Ini bukan berarti kami menjadi orang-orang tertentu sebagai musuh, namun ada hal-hal yang saya tidak dapat dan tidak boleh ikut serta dalamnya atau mengecilkannya dengan berkata bahwa itu hanyalah masalah beda pendapat. Jika seseorang memiliki keinginan yang nyata untuk berubah dan ia meminta tolong, kami menolong mereka dan menyediakan informasi, tetapi anggapan bahwa saya harus membiarkan para tukang kompromi berkhotbah di gereja saya demi menolong mereka atau sebagai suatu gerakan politik dari pihak saya, itu adalah omong kosong. Banyak yang melakukan hal ini dengan alasan bahwa orang-orang yang mereka undang belum mengerti isu-isu tersebut. Namun tidak, sobat, mereka adalah orang-orang yang berkompromi, dan jika kamu mengundang mereka untuk berkhotbah atau berasosiasi dengan mereka dalam pelayanan, maka kamu ikut serta dalam gaya hidup mereka `dalam keinginan daging.' Ini adalah kesalahan serius yang menghancurkan semangat rohani dalam gereja-gereja kita, dalam jemaat, sekolah Alkitab, dan anak-anak. Kita sedang mengajari mereka bahwa tidak masalah menghidupi keinginan daging dan kehidupan yang berkompromi. Ini adalah pelanggaran Firman Tuhan yang nyata dan memalukan dan adalah dosa ketidaktaatan yang disengaja. Kita perlu ingat bahwa suatu hari, mungkin hari ini, kita akan berdiri di hadapan Allah dan memberikan pertanggungan jawab atas cara kita menjalani hidup ini. Titus 2:11-12 berkata, " Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."

Berita Mingguan 14 November 2009

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

PEMBUNUHAN MASSAL DI MARKAS MILITER AMERIKA ADALAH TINDAKAN TERORISME ISLAM
Walaupun sebagian pejabat-pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh media mencoba untuk menyalahkan hal-hal lain, jelas bahwa pembunuhan massal yang dilakukan oleh Nidal Malik Hasan terhadap 13 orang, dan melukai 31 lainnya, di Markas Militer Fort Hood, Texas, adalah sebuah tindakan terorisme Islam. Hasan berteriak "Allahu Akbar" ("Allah Maha besar") sebelum meulai menembak, dan salah seorang tetangganya berkata bahwa Hasan memberikan kepadanya sebuah Quran jam 9 pagi hari itu sebelum ia berangkat ke markas dan ia berkata, "Saya akan melakukan pekerjaan baik bagi Allah" ("For Hood Gunman Had Told US Military Colleages That Infidels Should Have Throats Cut," Telegraph, London, 8 Nov. 2009). Hasan memberitahu beberapa orang temannya bahwa "orang-orang tidak percaya" (kafir) seharusnya dipotong lehernya dan bahwa mereka seharusnya dibakar. Sebelumnya, masih di musim panas yang baru lalu ini, ia menyoraki penembakan mati seorang perekrut Little Rock Army oleh seorang Muslim ("The Military's Blunders," New York Post, 7 Nov. 2009). Dalam sebuah ceramah di Walter Reed Army Medical Center (dia bekerja di situ sebelum dipindahkan ke Fort Hood pada bulan Juli tahun ini), Hasan mengeluarkan unek-uneknya bahwa "orang-orang yang tidak percaya harus dipenggal kepala dan dituangkan minyak mendidih ke kerongkongan mereka." Ketika ditugaskan di Walter Reed, Hasan menghadiri mesjid Dar al-Hijrah berbarengan dengan dua orang yang termasuk teroris peristiwa 11 September ("Fort Hood Shooting: Texas Army Killer Linked to September 11 Terrorists," The Telegraph, 7 Nov. 2009). Imam yang menjabat saat itu adalah Anwar al-Awlaki, yang sekarang tinggal di Yemen. Charles Allen, mantan pembantu-sekertaris bagian intelijen di Departemen Homeland Security, menggambarkan dia sebuah "seorang pendukung al-Qaeda yang menargetkan orang-orang Muslim USA dengan ceramah-ceramah online yang bersifat radikal mendukung serangan-serangan teroris." Val Finell, seorang dokter angkatan darat yang belajar bersama dengan Hasan, mengatakan bahwa dia dan teman-teman lain mempertanyakan kesetiaan Hasan terhadap Konstitusi USA dan komitmennya terhadap pertahanan Amerika ("Officials: U.S. Aware of Hasan Efforts to Contact al Qaeda," ABC News, 9 Nov. 2009). Dr. Finnel mengatakan bahwa kebanyakan perwira tidak mengajukan komplian karena "takut seolah-olah diskriminasi terhadap seorang tentara Muslim" ("Fort Hood Gunman Had Told US Military Colleagues," The Telegraph, 8 Nov.) Hal ini mengekspos kebodohan "sikap harus benar secara politis" yang telah melanda militer USA, yang kini lebih semangat untuk menyenangkan para feminis, aktivis lingkungan, orang-orang Muslim, dan para pengacara, daripada melakukan tugasnya untuk melindungi Amerika dari semua musuh. Namun demikian, akar permasalahannya bukanlah kelemahan pihak militer; akar permasalahannya adalah kesesatan dan sikap penakut dari para pengkhotbah bangsa tersebut (USA), yang menolak untuk memproklamirkan takut akan Allah dengan berani dan tanpa kompromi. Sebagai hasilnya, bangsa ini telah kehilangan hikmat dan kuasanya. Jadi, solusinya, dari pihak orang-orang percaya, adalah utuk tidak berfokus pada politik atau menenggelamkan diri ke dalam talkshow-talkshow konservatif di radio; solusinya adalah berfokus pada kesalehan, dalam kehidupan pribadi kita dan dalam gereja-gereja kita. "Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka" (2 Taw. 7:14).


PARA EKUMENIS MERAYAKAN ULANG TAHUN "PERSETUJUAN TENTANG PEMBENARAN"
Tanggal 31 Oktober yang lalu, berbagai gereja-gereja liberal yang ekumenis merayakan ulang tahun kesepuluh penandatanganan "Joint Declaration on the Doctrine of Justification" (Deklarasi Bersama tentang Doktrin Pembenaran). Wakil dari Gereja Roma Katolik dan Federasi Dunia Lutheran menandatangani dokumen tersebut tanggal 31 Oktober 1999, dan Konsili Methodis Sedunia menandatanganinya pada tahun 2006. Banyak orang-orang Injili yang "tertipu" telah memuji deklarasi tersebut, dan mengklaim bahwa Roma kini setuju dengan para "Protestan" mengenai doktrin ini, tetapi pada kenyataannya Roma sama sekali tidak mengalah dalam hal apapun dalam deklarasi yang di rancang dengan sangat pintar tersebut. Dokumen ini mempertahankan Injil sakramental Roma yang sesat dalam segala seginya, yaitu bahwa pembenaran adalah IMPARTASI (pemberian) hidup yang baru kepada orang berdosa sehingga dia dimampukan untuk mengenal dan mencari Allah, dan ini adalah sebuah PROSES yang mulai dari baptisan dan memerlukan pekerjaan baik dan partisipasi dalam sakramen-sakramen gereja. Poin nomor 11 dalam Deklarasi Bersama itu berbunyi, "Pembenaran. ...terjadi saat penerimaan Roh Kudus dalam baptisan..." Konsili Trent mengutuki semua orang yang berani mengatakan bahwa pembenaran adalah hanya melalui iman dan hanya karena kasih karunia oleh penebusan Kristus yang sempurna, dan deklarasi ekumenis ini sama sekali tidak menarik kembali kutukan itu satu iotapun. Perhatikan pernyataan berikut ini dari sesi keenam konsili Trent: "Jika ada orang yang mengatakan bahwa iman yang membenarkan tidak lain adalah keyakinan akan belas kasihan ilahi, yang mengampuni dosa demi Kristus, atau bahwa keyakinan ini sajalah yang membenarkan kita, BIARLAH DIA ANATHEMA" (Canons Concerning Justification, Canon 12). Jika Gereja Roma Katolik tiba-tiba setuju dengan orang-orang non-Katolik yang percaya Alkitab bahwa keselamatan hanyalah karena kasih karunia melalui iman dalam pengorbanan Kristus yang sempurna dan mencukupi TANPA PEKERJAAN ATAU SAKRAMEN ATAU BAPTISAN ATAU KEIMAMATAN, maka ia akan mengutuki sendiri para pausnya yang terdahulu. Untuk informasi lebih banyak lagi mengenai hal ini silakan lihat artike-artikel berikut dalam di www.wayoflife. org: "Liberal Lutherans and Roman Catholics Agree to Deny the Gospel" dan "How the Roman Catholic Church Denies Salvation by Grace Alone."

PEKAN RAYA PERCERAIAN DI PARIS MENARIK RIBUAN ORANG
Paris menjadi tempat paling pertama di Perancis yang mengadakan pekan raya perceraian tanggal 7-8 yang lalu, dan kira-kira 4000 orang ikut serta. Di Perancis, hampir satu dari setiap dua pernikahan berakhir dengan perceraian, dan pekan raya "New Start" diadakan untuk memberikan pelayanan bagi pangsa pasar yang besar ini. Orang-orang yang hadir dapat berkonsultasi dengan pengacara dan peramal kartu tarot, mengunjungi spesialis-spesialis remodeling, membukukan janji dengan ahli-ahli bedah plastik, dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dengan para pelatih rasa percaya diri. Seminar-seminar tersedia yang bertajuk mulai dari "Bagaimana cara merayu kembali partner anda dengan metode Gestalt," hingga "Bertemu di Web." Brigitte Gaumet, organizer dari pekan raya tersebut mengatakan bahwa dia mendapat ide ini setelah Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menceraikan istri kedua segera setelah mendapatkan jabatan. "Bagi saya," dia berkata, "hal itu memperjelas bahwa perceraian sudah kehilangan stigma dan bahwa hal itu adalah hal yang lazim" ("Paris New Fair Targets Divorce Market," AP, 9 Nov. 2009). Perceraian selalu adalah sebuah tragedi, dan walaupun ia adalah realita dalam dunia yang terkutuk oleh dosa ini, dan kadang-kadang tidak dapat terhindarkan, perceraian seharusnya tidak boleh pernah didukung atau dirayakan. Hancurnya pernikahan di seluruh dunia adalah tanda dari akhir zaman: "Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" (Maz. 2:1-3).

BINTANG FILM MEROBEK IMAMAT 18:22 DARI ALKITAB-ALKITAB
Ian McKellen, seorang bintang film Inggris yang populer memerankan tukang sihir Gandalf dalam "Lord of the Rings," mengatakan dalam sebuah wawancara dengan majalah Detail bahwa ia merobek Imamat 18 dari Alkitab-Alkitab di kamar-kamar hotel. McKellen, seorang homseksual mengatakan, "Saya tidak bangga karena merusak buku itu, tetapi pilihannya adalah apakah saya menghilangkan halaman itu atau saya membuang seluruh Alkitabnya" ("Ian McKellen Rips Leviticus," Popeater.com, 2 Nov. 2009). Pada kenyataannya, seluruh Alkitab menghukum homoseksualitas. Hal ini sudah mulai sejak kitab pertama Alkitab, yaitu dengan penetapan pernikahan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita sebagai konteks yang diperbolehkan secara ilahi untuk hubungan seksual. Allah tidak membuat seorang Hasan bagi Adam, Dia membuat seorang Hawa. Kitab terakhir dalam Alkitab juga melanjutkan serangan terhadap homoseksualitas. Yohanes mengatakan bahwa mereka yang masuk ke dalam lautan api termasuk "orang-orang keji" (Wah. 21:8), dan homoseksualitas adalah salah satu hal yang dinyatakan keji dalam Firman Tuhan. Suatu jalan penyelamatan yang mulia telah disediakan bagi manusia melalui pengorbanan Anak tunggal Allah, tetapi mereka yang merobek halaman-halaman tertentu dari Firman Allah dan dengan demikian menyangkali kekudusan dan penghakiman adil Allah atas dosa, tidak akan mendapat bagian dalam kasih karunia dan belas kasihanNya. Kamu tidak mungkin selamat kecuali kamu mengakui bahwa kamu orang berdosa yang memerlukan keselamatan.