Oleh : Dr. Suhento Liauw
Beliau adalah Rektor GITS dan Gembala Jemaat GBIA Graphe
Sumber: tulisan Dr. Suhento Liauw pada buletin Pedang Roh
Edisi XXXIX Tahun IX April-Mei-Juni 2004
PERTANYAAN UMUM
Sekalipun dunia dengan teknologi komunikasinya sudah sangat canggih,
namun tentu masih ada orang yang tinggal di hutan atau tempat yang
tak terjangkau Injil. Jika mereka meninggal, apakah ada pengampunan
khusus bagi mereka karena mereka belum pernah mendengar tentang
Injil? Atau bagaimanakah nasib penduduk negara-negara Arab yang
dilarang oleh pemerintahnya mendengarkan berita Injil? Pertanyaan-
pertanyaan demikian sering muncul dalam acara seminar Doktrin
tentang Keselamatan (Soteriology). Tentu kita harus melihat
jawabannya di dalam Alkitab.
INJIL YANG MURNI
Injil yang murni mengajarkan bahwa manusia diselamatkan melalui
pertobatan dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.
Rasul paulus dalam Roma 10:9-10 berkata, "sebab jika kamu mengaku
dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka
kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan
dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan."
Dosa tidak dapat diselesaikan dengan apapun selain dihukumkan.
Itulah sebabnya Sang Juruselamat dijanjikan untuk menerima hukuman
atas seisi dunia. Yesus Kristus disalibkan untuk menanggung dosa
seisi dunia. Untuk itu secara akal sehat dapat disimpulkan bahwa
bagi bayi, orang yang sakit jiwa sebelum akil balik, yang lahir
cacat mental dan sejenisnya dan meninggal, mereka pasti masuk Sorga
karena Yesus telah menanggung dosa seisi dunia. Tetapi jika manusia
bertumbuh dewasa, mencapai umur akil balik dan sehat mental, dan
melakukan dosa atas kesadaran dirinya, maka ia menjadi orang berdosa
bukan lagi karena ia keturunan Adam yang jatuh kedalam dosa,
melainkan kini ia menjadi orang berdosa atas perbuatannya sendiri.
Manusia dewasa yang berdosa, mutlak memerlukan berita Injil untuk
keselamatan jiwanya.
Sehubungan dengan kebenaran Alkitabiah ini, maka dapat disimpulkan
bahwa Calvinis (aliran Calvinis) sangat mungkin tidak pernah
mengalami peristiwa rohani yang dikatakan Rasul Paulus ini, karena
Calvinis tidak diselamatkan oleh bertobat dan percaya, melainkan
dipilih sejak dunia belum dijadikan. Calvinis mengurangi berita
Injil Keselamatan dari perlunya respon manusia menjadi hanya diam
menunggu pemilihan.
Kelompok yang menekankan keselamatan melalui baptisan juga tidak
mengalaminya karena melampaui atau menambahi berita Injil
Keselamatan dari tidak memerlukan tambahan baptisan menjadi
memerlukannya.
Injil yang pas takarannya ialah bertobat serta percaya kepada
Juruselamat yang telah menanggung dosa seisi dunia. Pada saat
seseorang mendengarkan dan percaya pada berita Injil yang menyatakan
dosa dan penghakiman, serta menunjukkan kebenaran di dalam penebusan
Sang Juruselamat, maka sesuai dengan janji firman Tuhan , pada saat
itu Roh Kudus masuk ke dalam hatinya (Efesus 1:13)
PERLU PEMBERITAAN
Dalam Roma 10 Paulus menyatakan bahwa hanya orang yg berseru kepada nama Tuhan
yg akan selamat, "tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka
tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia,jika mereka
tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak
ada yg memberitakan-Nya?" Silogisme Rasul Paulus ini membuktikan bahwa
predestinasi keselamatan itu tidak benar. Predestinasi hanya untuk tiang
penopang dan dasar kebenaran saja. Yakub dipilih dan Esau ditolak itu bukan
berhubungan dengan keselamatan melainkan berhubungan dengan pemilihan sebuah
bangsa sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran serta menghadirkan Mesias di
muka bumi. Sedangkan untuk mendapatkan keselamatan jiwa, jelas orang tersebut
harus percaya kepada Mesias, dan untuk percaya ia harus mendengar berita tentang
Sang Mesias. Berarti harus ada pengutusan orang untuk pergi memberitakan Injil.
Orang diselamatkan karena bertobat dan percaya kepada Injil, dan peristiwa ini
diawali dengan pengutusan penginjilan oleh jemaat/gereja lokal. Penginjil yg
memberitakan Injil mengumpulkan orang-orang yg telah diselamatkannya untuk
membentuk jemaat lokal dan kemudian jemaat lokal tersebut mengutus penginjil
lagi untuk memberitakan Injil dan mendirikan jemaat lokal, sehingga semakin
banyak jemaat lokal didirikan dan semakin banyak penginjil diutus untuk pergi
memberitakan Injil dan membangun jemaat lokal. Sebuah siklus yg indah dan sangat
diingini Yesus Kristus.
Orang-orang yg tinggal di daerah yg terpencil perlu diutuskan penginjil untuk
memberitakan Injil dan membangun jemaat lokal agar mereka diselamatkan dan iman
mereka bertumbuh dalam sebuah jemaat lokal yg alkitabiah. Tanpa mendengarkan
Injil, manusia tidak mungkin diselamatkan. Manusia akan mati di dalam dosanya
dan akan masuk ke dalam neraka.
Pembaca mungkin langsung bertanya, kalau mereka masuk neraka, itu kesalahan
siapa? Tentu ada banyak pihak yg bersalah atas kebinasaan sekelompok orang yg
belum pernah mendengarkan berita Injil. Gereja yg tidak pernah mengutus
penginjil untuk pergi memberitakan Injil harus mempertanggungjawabkan setiap
rupiah yg didepositokan atau yg menganggur, di hadapan Tuhan. Bahkan setiap
orang Kristen harus mempertanggungjawabkan setiap rupiah yg didepositokannya, di
hadapan Tuhan. Dan setiap orang yg telah diselamatkan harus berdiri di hadapan
Tuhan untuk menjawab pertanyaan, mengapa ia tidak terlibat dalam pemberitaan
Injil.
MENGAPA PINDAH KE ARAB ?
Ada banyak pihak yg turut bersalah dalam kasus injil tidak sampai kepada
seseorang. Salah satunya juga ialah penyebab sampai ia berada di lokasi yg
terjangkau Injil. Mungkin bapa leluhurnya yg telah mengambil keputusan pindah
hingga ke lokasi tak terjangkau, ikut bersalah juga. Misalnya, jika seseorang
tergiur pada gaji yg tinggi, ia menerima pekerjaan di Arab Saudi. Karena ia
tidak diperbolehkan membawa Alkitab, maka lama-kelamaan imannya dan iman isteri
serta anak-anaknya semakin mundur. Tidak tertutup kemungkinan ia mendapatkan
menantu yg namanya Abdullah atau Aminah. Dan kemudian sangat mungkin cucunya
akan diberi nama Osama atau Aminah. Akhirnya mereka tidak pernah mendengar
Injil Keselamatan yg akan menyelamatkan jiwa mereka. Siapakah yg bersalah atas
kebinasaan mereka?
Betapa banyak orang Kristen yg pindah rumah tanpa mempertimbangkan aspek rohani
keluarganya. Yang mereka hiraukan hanyalah sekolah untuk anak-anak mereka, pasar
atau mall untuk berbelanja, dan berbagai fasilitas kebutuhan manusia jasmaniah.
Biasanya mereka tidak peduli apakah di tempat tujuan mereka terdapat gereja
lokal alkitabiah atau tidak. Mereka tidak mementingkan aspek rohani. Tidak
patutkah kalau Tuhan muak terhadap orang-orang demikian? Dan kalau kebetulan di
dekatnya ada gereja alkitabiah, tentu tidak pernah disyukurinya, karena ia tidak
pernah mementingkannya. Bagi mereka kehadiran gereja adalah aspek optional,
bukan yg utama, dan kalau tidak ada pun tidak apa-apa.
PERLU GEREJA ALKITABIAH
Diperlukan berita Injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia yg telah melakukan
dosa secara sadar. Bahkan bukan sembarangan Injil, melainkan Injil yg
alkitabiah. Dan Injil yg alkitabiah hanya terdapat di dalam gereja yg
alkitabiah. Gereja yg sesat tidak mungkin memberitakan Injil yg
alkitabiah, melainkan Injil yg dikurangi dan ditambahi, yaitu Injil yg akan
menuntun manusia ke neraka (Ams.14:21).
Agar Injil yg alkitabiah ada di mana-mana, maka perlu didirikan jemaat lokal
alkitabiah di mana-mana. Contoh, oleh jemaat mula-mula yg alkitabiah, Injil
disampaikan kepada orang-orang Antiokhia, sehingga di Antiokhia didirikan sebuah
jemaat yg alkitabiah. Dan kemudian jemaat Antiokhia mengutus Paulus dan Barnabas
memberitakan Injil sehingga berdirilah jemaat-jemaat alkitabiah di seluruh Asia
Kecil. Pemberitaan Injil yg alkitabiah semestinya disertai pendirian jemaat
lokal yg alkitabiah. Jika seseorang hanya memberitakan Injil tanpa mendirikan
jemaat lokal, ia hanya melakukan separuh dari Amanat Agung.
Pemberitaan Injil tanpa pendirian jemaat lokal adalah pelayanan yg hanya
terfokus pada generasi kontemporer, tanpa memelihara Injil dan kebenaran untuk
generasi berikut. Karena tanpa jemaat lokal, maka orang yg diselamatkan oleh
Injil tidak memiliki tempat bersekutu, atau tempat mempraktekan semua perintah
Tuhan kepada orang yg telah diselamatkan-Nya.
MEMULIAKAN JEMAAT
Orang Kristen alkitabiah harus faham bahwa jemaat lokal alkitabiah
adalah tubuh Kristus. Orang Kristen lahir baru harus memuliakan
tubuh Kristus bukan memuliakan dirinya sendiri. Jika orang Kristen
lahir baru ingin berbuat baik, maka sepatutnya dilakukan melalui
jemaat agar jemaatlah yang dipuji bukan dirinya. Jika orang
Kristen lahir baru ingin melaksanakan perintah Tuhan, ia harus
melakukannya melalui jemaat bukan langsung dilakukan dirinya, agar
jemaatlah yg dimuliakan atau dipuji. Dan jika orang Kristen lahir
baru ingin memberitakan Injil, tentu ia harus melakukannya melalui
jemaat lokal alkitabiah. Ia bisa menerima pengutusan jika ia
menyumbangkan dirinya. Atau menyalurkan dana untuk penginjilan
melalui jemaat. Intinya, setiap orang Kristen lahir baru harus
menghitung dirinya ke dalam jemaat dalam segala tindakannya, agar
jemaat dimuliakan oleh segala perbuatannya. Tentu kalau ia
melakukan hal-hal buruk, nama jemaat akan tercela atau
dipermalukannya.
Jemaat lokal adalah pusat kehidupan orang Kristen lahir baru sebelum
ia ke Sorga. Jemaat lokal didirikan Tuhan sebagai institusi transit
menuju Sorga. Sebelum TKW dikirim ke luar negeri, biasanya mereka
ditampung, kemudian dilatih untuk menguasai berbagai ketrampilan,
baik bahasa maupun berbagai kecakapan. Demikian juga setiap orang
Kristen lahir baru yg menantikan kedatangan Tuhan. Jemaat lokal
alkitabiah adalah tempat bagi orang percaya untuk mempersiapkan diri
hidup bersama Tuhan selama-lamanya. Betapa penting posisi gereja
lokal alkitabiah di mata Tuhan. Dan betapa penting gereja lokal
alkitabiah bagi manusia yg cinta kebenaran. Berbahagialah jika ada
mahasiswa GRAPHE yg mau memulai jemaat alkitabiah di daerah anda.
Dan kalau anda merindukan gereja alkitabiah dimulai di daerah anda,
berdoalah, dan hubungi GITS segera.
Tanpa gereja alkitabiah di dekat anda, sangat mungkin anak cucu anda
akan berakhir di neraka. Celakalah sebuah bangsa jika di dalamnya
tidak ada gereja alkitabiah, dan celakalah penduduk sebuah daerah
jika di sana tidak ada gereja yg alkitabiah.(SELESAI)
Artikel Rohani menarik, Isu Teologi, Cinta, Humor dan perenungan. Fundamental-Baptist-Independent-Alkitabiah, Dispensational in theology, Pre-Tribulational Rapture Pre-millennial, Textus Receptus and Masoretic Text (traditional-text based), Baptism by immersion, Six-day literal creation, Literal and Grammatical and Historical in hermeneutics
Kamis, November 13, 2008
TIDAK PERNAH DENGAR INJIL TETAP AKAN MASUK NERAKA. LALU, SIAPA YANG SALAH?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar