Rabu, Juli 06, 2016

GELOMBANG PENDETA MENJADI MUALAF

Isu yang hangat dan banyak dicopy-paste di jaringan medsos belakangan ini ialah berpindahnya sejumlah pendeta menjadi mualaf. Bahkan di antara nama-nama yang di-paste terdapat nama orang-orang yang pernah menduduki posisi penting. Hal ini menimbulkan pertanyaan terutama di kalangan jemaat biasa. Jika para pengkhotbah saja menjadi mualaf, apalagi orang Kristen biasa.

Dasar Yang Rapuh
Jenis mualaf pertama ialah mereka yang memang tidak mengerti tentang inti pengajaran kekristenan. Ada banyak orang Kristen yang bukan hasil pertobatan melainkan hasil dilahirkan secara jasmani. Mereka dari bayi sudah dibawa ke gereja bahkan sudah dibaptis menjadi orang Kristen. Jika saat dewasa mereka tidak pernah mendengarkan Injil yang benar serta bertobat dengan benar dan percaya pada pengajaran yang benar, mereka akan menjadi orang Kristen yang belum dilahirkan kembali, dan belum mengerti tentang iman kekristenan.

Di gereja yang anggotanya Kristen sejak lahir, dan tidak pernah dilahirkan kembali, tentu bisa jadi pemimpin mereka pun belum dilahirkan kembali. Agama bagi mereka tidak lebih dari sebuah tradisi. Ketika ada tradisi yang lebih bagus, atau ketika tradisinya menghadapi tantangan yang sangat keras, pasti mereka bisa berubah haluan. Bisa jadi ada sejumlah kecil mereka yang tadinya dibaptis saat bayi, kemudian setelah menjadi dewasa mereka mendengar Injil yang benar dan diselamatkan. Tetapi jika jumlah mereka yang lahir baru terlalu sedikit dibandingkan dengan anggota lain yang tidak lahir baru, tentu tidak membawa pengaruh besar bagi gereja.

Selain yang lahir langsung menjadi orang Kristen, ialah orang yang datang ke gereja karena pacar, karena suami atau istri, atau karena pergaulan, namun belum sungguh-sungguh dilahirkan kembali. Lambat laun mereka menjadi orang Kristen karena pembiasaan bukan karena memahami kebenaran dengan pertobatan dan iman.

Di masa lampau ketika kekristenan dalam penganiayaan, orang yang datang berjemaat semuanya adalah orang yang lahir baru. Mereka diinjili di luar gereja, dan setelah mereka sungguh-sungguh lahir baru, mereka baru diajak berjemaat. Jika mereka belum lahir baru, mereka tidak akan diajak berjemaat karena dikuatirkan mereka akan membocorkan rahasia tempat berkumpul bahkan bisa jadi mereka adalah mata-mata. Tetapi di masa damai, banyak orang Kristen tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjelaskan Injil kepada teman mereka, bahkan banyak yang mereka sendiri belum jelas. Mereka hanya bisa mengajak temannya datang untuk berjemaat. Sistem penambahan jemaat demikian akan bisa menghasilkan anggota jemaat yang lahir baru, jika selalu dikhotbahkan Injil yang benar. Namun jika khotbah dan pengajaran gereja tidak baik maka hasilnya ialah anggota jemaat yang tidak lahir baru, melainkan yang menjadi Kristen melalui pembiasaan. Jenis Kristen demikian, jika jadi mualaf lebih menguntungkan, ia akan segera berpindah.

Banyaknya orang yang tidak lahir baru di dalam gereja bisa jadi juga disebabkan karena gereja tidak menekankan pengajaran melainkan hanya menekankan jumlah yang hadir, dan menekankan jumlah persembahan yang masuk. Karena tidak menekankan pengajaran, maka hasilnya adalah anggota jemaat yang tidak mengerti kebenaran dan tentu tidak lahir baru. Bahkan belakangan ini muncul gereja-gereja yang dari slogan nama gerejanya sudah tercium tujuannya ialah untuk menggiring pengunjungnya mengejar materi. Mereka memberi nama gerejanya dengan kata “successfull” dengan konotasi materi. Di kalangan pelayanan gereja demikian terbangun konsep kalau pakai mobil yang jelek itu tanda tidak diberkati Tuhan.

Karena sifat mengejar perkara jasmani, materi dan duniawi lebih utama, maka pasti masalah mutu rohani terabaikan. Arah gereja yang demikian biasa Gembalanya atau pendirinya adalah orang yang mengejar perkara jasmani, materi dan duniawi. Tujuan mereka membangun jemaat ialah untuk mendapatkan hal-hal jasmani, materi dan duniawi.

Karena tujuan pendirian gereja yang mengarah ke perkara jasmani, materi dan duniawi, menyebabkan pemakaian cara-cara yang duniawi untuk menambah jemaat. Mereka memakai orang-orang yang berhasil mengumpulkan materi untuk bersaksi, dan tidak segan-segan menerapkan metode dunia korporasi untuk menarik jumlah pengunjung. Menambah anggota jemaat dengan yang sungguh dan beriman bukan yang utama, karena pemimpinnya sendiri tidak mengerti Doktrin Keselamatan dengan tuntas, melainkan hanya memiliki kharisma yang hebat.

Gereja demikian juga biasanya memanfaatkan ibu-ibu yang sangat superstisius yang sepertinya ingin diajar, namun tidak bisa mengenal kebenaran (2 Tim.3:7). Mereka lebih percaya pada mimpinya daripada ayat-ayat Alkitab, dan berdoa kusyuk seperti petapa Budha hingga semalam suntuk. Tetapi mereka tidak bisa memberi penjelasan mengapa percaya Alkitab adalah firman Tuhan, dan mengapa percaya Yesus bisa masuk Sorga.

Ada Yang Benar-benar Murtad
Di atas kita bicara orang Kristen yang tidak lahir baru yang berpindah agama. Sebenarnya mereka masih tetap buta sekalipun sudah menyandang nama Kristen. Mereka lahir dari keluarga Kristen, dibaptis saat masih bayi, memang belum mengerti inti pengajaran kekristenan. Ada juga yang tidak lahir baru karena pergi ke gereja yang salah, yaitu gereja yang menekankan hal-hal jasmani, materi dan duniawi.

Namun, ada yang disebut Alkitab murtad (ἀφίστημι = apistemi) yang dalam bahasa Inggris disebut apostate Ibr.3:12, atau dalam Ibr.6:6 disebut (παραπίπτω = parapipto) yang dalam bahasa Inggris disebut fall away. Orang yang murtad berbeda dengan orang yang memang tidak mengerti kebenaran. Orang yang murtad adalah orang yang sudah pernah diterangi hatinya, pernah mengecap karunia sorgawi, dan pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (Ibr 6:4-5 ITB). Jadi, ini bukan orang yang belum mengerti atau belum lahir baru, melainkan orang yang sudah lahir baru.

Kalau mereka murtad, maka kata Ibr.10:26, tidak ada korban lagi untuk menghapus dosa mereka, karena kalau pun mereka mau berbalik maka itu berarti mereka akan menyalibkan Kristus sekali lagi, sedangkan Kristus tidak boleh disalibkan dua kali. Mereka ini tidak ada obat lagi karena mereka telah menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah perjanjian yang menguduskan mereka, dan menghina Roh kasih karunia? (Ibr 10:29 ITB). Oleh sebab itu oleh Rasul Yohanes mereka dikategorikan telah melakukan dosa yang mendatangkan maut (I Yoh.5:16).

Jadi, pembaca yang berhikmat, perpindahan orang Kristen ke agama lain itu ada dua jenis. Jenis pertama adalah yang dilakukan oleh orang-orang yang memang belum lahir baru, sebenarnya mereka bukan murtad, mereka tampak luar beda agama namun isinya sama. Jenis kedua adalah orang-orang yang telah lahir baru, orang inilah yang benar-benar Kristen, yang bisa disebut murtad.

Kehancuran Di Depan Mata
Perpindahan sejumlah orang “Kristen” berasal dari gereja pengejar perkara jasmani, materi dan duniawi, baik pemimpin maupun jemaatnya, sama sekali tidak mengherankan. Ketika mereka melihat bahwa menjadi Muslim lebih menguntungkan secara jasmani, materi dan duniawi, mereka pasti langsung tertarik untuk pindah. Jumlah orang yang banyak yang didatangkan dengan kesaksian, pertunjukan musik duniawi, gembar-gembor mujizat palsu untuk kesembuhan jasmani, khotbah yang menekankan lelucon dan kepintaran membuat cerita, semua itu telah membangun jemaat dengan jerami, rumput kering dan kayu lapuk, dan sama sekali tidak tahan api.

Gereja yang dibangun di atas pasir, dan dengan bahan rumput kering, jerami dan kayu tidak bisa bertahan terhadap banjir. Firman Tuhan itu batu karang yang teguh, sedangkan kesaksian, mujizat palsu, musik duniawi, bahkan terlebih lagi doorprize dengan segala cara perusahaan dalam mengeruk keuntungan, itu semua bagi gereja adalah jerami.

Jika gereja ingin bertahan menghadapi berbagai tantangan, gereja harus dibangun dengan firman Tuhan. Itulah sebabnya Graphe lebih mengedepankan seminar doktrinal daripada KKR. Graphe telah mengadakan seminar doktrinal sehari penuh lebih dari seratus tujuh puluh kali. Orang-orang yang terkumpul melalui seminar doktrinal dan terus menerus mengikuti seminar doktrinal, tidak mungkin akan berpindah agama, bahkan dipenggal kepala dan dibakar hidup-hidup, mereka tidak akan berpindah agama.

Gereja Negara Perusak Dari Dalam
Segala sesuatu yang terjadi di Eropa adalah bukti bahwa gereja-gereja negara telah merusak iman kekristenan yang murni. Gereja negara (statechurch) seperti Anglikan dan Methodis di Inggris, Protestan di Jerman, Reformed di Swiss dan Belanda, semuanya sedang sekarat di depan mata kita.

Semua gereja negara pada dasarnya juga adalah gereja pembaptis bayi (pedo-baptism), Pembaptisan bayi telah menyebabkan seseorang menjadi Kristen dan anggota jemaat tanpa pertobatan. Ada orang yang berargumentasi bahwa anaknya baptis bayi dan sekarang setelah dewasa berhasil menjadi orang Kristen lahir baru. Ya, puji Tuhan jika setelah dewasa seseorang yang telah dibaptis bayi bisa menemukan injil yang benar dan berhasil diselamatkan. Namun betapa banyak mereka yang sampai dewasa bahkan sampai tua tetap tidak bertobat dan diselamatkan, dan mereka adalah orang Kristen.

Kini, semacam trend sedang terjadi di Eropa, dimana orang-orang Eropa berbondong-bondong menjadi Muslim. Mengapakah bisa begitu? Jawabannya, orang-orang Kristen tidak lahir baru, awalnya bergeser dari Kristen fundamental ke injili dan ke Liberal, dan terakhir menjadi Kristen Pluralis, kemudian karena takut kepada Muslim yang galak, daripada berhadapan langsung, mereka memilih meleburkan diri ke dalam saja.

Para Muslim telah menguasai jalanan kota London, mereka menutup jalan dan melalukan sembahyang di tengah jalan. Siapapun yang menghalangi mereka akan mendapat resiko, dan mereka berkata bahwa mereka adalah agama damai.

Peran Si Pelacur Besar
Lucifer pemegang buku skenario, mengamati semua kejadian untuk memastikan bahwa semua yang terjadi sesuai dengan buku yang dipegangnya. Pasti ada yang bertanya, bukankah Tuhan yang memegang kata akhir dari semua yang terjadi di bumi? Betul sekali, namun karena mayoritas manusia menentang Tuhan dan memihak Suasana kebaktian syukur 1 Januari 2016 kepada iblis maka Tuhan menyerahkan mereka kepada kendali iblis. Seperti kata Rasul Paulus di Roma pasal satu bahwa “Allah menyerahkan mereka,” sampai tiga kali diulangi (Rom.1:24, 26, dan 28). Bayangkan, Tuhan sudah menyerahkan mereka artinya sudah tidak urus mereka lagi dan membiarkan Lucifer mengambil mereka (take-over).

Kini, dengan Paus dari ordo De Jesuitnya, Gereja Roma Katholik (GRK) diberi peluang untuk melaksanakan skenario yang dipegang oleh Lucifer. Pertama menyatukan seluruh Eropa untuk mengembalikan kejayaan Romawi Raya (dalam patung Daniel 2 digambarkan dengan kaki besi), yaitu binatang yang luka parah yang dikira sudah mati (Wah.13:3).

GRK berusaha keras untuk menyatukan semua agama ke bawah jubahnya, persis seperti seorang pelacur menggaet sebanyak mungkin laki-laki ke dalam pelukannya (Wah 17:1-5). Pembaca bisa bukan internet tentang: 
Ternyata Rick Warren adalah serigala yang berbulu domba 

Rick Warren sekarang menjadi orang yang sangat aktif menyatukan Kristen dengan Islam, sesudah dia pergi ke Vatikan. Ke depan akan semakin marak orang Kristen yang menjadi Muslim dan juga orang Muslim menjadi Kristen (tanpa lahir baru), dan ujung-ujungnya dilebur saja menjadi Chrislam, yaitu Christian and Islam. Sekarang pihak Vatikan aktif mengulurkan tangan kepada pemimpin-pemimpin Islam terutama yang moderat, dan tidak akan lama lagi GRK mungkin akan mengakui Muhammad sebagai nabi bahkan akan memberikan kepadanya posisi Santo.

Solusi Alkitabiah
Sesungguhnya siatuasi ini telah dinubuatkan oleh Rasul Paulus. 
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! (2 Tim 3:1-5 ITB).

Manusia tidak mempedulikan agama dalam bahasa aslinya ialah ἀνόσιος (anosios) oleh KJV diterjemahkan tidak kudus (unholy). Sedangkan ayat 5, ada kata ἔχοντες μόρφωσιν εὐσεβείας (2 Tim 3:5 SCR) kalau terjemahan langsungnya “memiliki suatu bentuk kesalehan (agama), tetapi menyangkali manfaatnya, ini artinya beragama hanya basa-basi atau formalitas saja.

Solusi untuk mereka yang dilahirkan langsung jadi Kristen tanpa pertobatan ialah memberitakan kebenaran kepada mereka ketika mereka setelah dewasa agar mereka benar-benar lahir baru. Iman mereka kosong seperti pelita yang tidak ada minyaknya. Mereka pada prinsipnya masih sama dengan umat agama lain, karena mereka masih di luar Kristus. Kelihatannya kelompok inilah yang paling banyak berpindah agama karena mereka sebenarnya tidak mengerti tentang iman mereka. Iman mereka dibangun di atas pasir, dan bahannya rumput kering, jemari dan kayu. Sudah pasti iman demikian jika datang “banjir” akan bermasalah, dan kemudian akan rubuh total.

Zaman dulu kekristenan sering menyelenggarakan KKR. Sebenarnya Kebaktian Kebangunan Rohani atau dalam bahasa Inggris disebut Revival Meeting, itu intinya membangun rohani dengan cara khotbah devotional. Ini berguna untuk negara Kristen yang anggota jemaat bukan menghadapi dakwaan umat agama lain, melainkan problem kehidupan saja. Tetapi untuk menghadapi dakwaan umat agama lain sangat memerlukan penjelasan yang bersifat logika dan doktrinal. Hanya dengan khotbah yang teriak-teriak tidak bisa menghadapi umat agama lain yang sudah sarjana, bahkan yang doktor.

Dua topik yang sangat penting untuk dimengerti oleh orang Kristen ialah pertama alasan kita percaya bahwa Alkitab adalah SATU-SATUNYA firman Tuhan. Orang Kristen harus dapat memberi penjelasan yang logis dan benar. Topik yang kedua ialah keilahian Yesus Kristus. Tokoh Muslim selalu berkata bahwa Yesus Kristus tidak pernah menyatakan diriNya Allah. Nah, orang Kristen harus dapat memberi jawaban yang logis dan alkitabiah.

Intinya, jika para pengajar di gereja-gereja berhenti mengeksploitasi anggota jemaat mereka, dan benar-benar berusaha menyelamatkan mereka serta membekali mereka dengan pengetahuan yang cukup, maka mereka akan dilahirkan kembali, serta dimerdekakan oleh kebenaran. Itulah sebabnya Graphe menyelenggarakan seminar terus, bukan KKR. Kami ingin orang yang menyebut dirinya Kristen benar-benar dilahirkan kembali, dan sungguh-sungguh mengerti kebenaran sehingga iman mereka mantap.

Sedangkan mereka yang telah lahir baru dan murtad, sesungguhnya tidak ada lagi yang bisa dilakukan kepada mereka, karena mereka telah melakukan dosa yang mendatangkan maut (I Yoh.5:16). Rasul Yohanes berkata tidak perlu berdoa lagi untuk mereka karena mereka tidak akan berbalik lagi. Mereka sudah pasti binasa. Rasul Paulus yang menulis Ibrani berkata bahwa tidak ada korban untuk menghapus dosa mereka lagi (Ibr.10:26).

Tetapi, kita tidak tahu siapa yang telah lahir baru atau siapa yang belum, yang pindah agama. Jadi, kalau ada orang Kristen yang berpindah agama, jangan cepat-cepat berkata bahwa orang itu murtad, bisa jadi dia dari awal belum lahir baru. Saya yakin yang benar-benar lahir baru dan berpindah agama itu sangat amat sedikit, mungkin tidak ada satu dalam sejuta, karena hanya yang luar biasa bodoh yang mau menukarkan intannya dengan batu kali. Namun karena Alkitab memperingatkan, maka tentu ada, yaitu mereka yang terkesima sejenak pada surga dunia. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar