Jumat, Februari 04, 2011

NATAL TANPA SALJU

Tetapi Ada Domba di Padang dan Para Gembala
Sebelum Constantine berhasil menjadi kaisar Roma, orang Kristen sangat dianiaya. Kaisar-kaisar Roma sebelumnya tidak puas sekedar dihormati sebagai kaisar. Mereka menuntut dihormati sebagai Tuhan. Tentu orang Kristen tidak bisa memberi penghormat­an demikian. Maka timbullah iri hati di dalam para kaisar sehingga mereka membenci orang Kristen.

Kaisar Nero adalah yang paling gila dan paling membenci orang Kristen. Saking gilanya, ia ingin menikmati api unggun sambil menggubah syair. Timbul ide untuk membakar kota Roma sebagai api unggun raksasa sambil menggubah syair dan lagu. Ketika pembakaran terjadi, rakyat yang kehilangan rumah menjadi marah, dan mereka menuju istana untuk melawan kaisar. Namun dengan penuh percaya diri, ia tampil dan memfitnah bahwa orang Kristenlah yang membakar kota Roma.

Tuduhan ini betul-betul dimakan oleh penduduk Roma yang tidak pakai otak. Dan sejak saat itu (+ AD 65) orang Kristen dianiaya secara intensif di seluruh Roma. Rumah dan tanah mereka direbut, demikian juga dengan harta bergerak mereka. Orang Kristen harus menyembu­nyikan diri.

Selanjutnya satu demi satu kaisar bertindak serupa sampai Constantine naik tahta. Malam sebelum peperangan dahsyat memperebutkan tahta ia melihat suatu penglihatan. Kalau ia benar melihat penglihatan, tentu bukan dari Tuhan karena proses pewahyuan telah berhenti. Setelah kemenangannya ia mengumum­kan menjadi orang Kristen sekalipun ia tidak mau dibaptis sampai saat mendekati ajalnya. Sangat mungkin ia menyadari bahwa orang Kristen telah menjadi mayoritas sehingga demi politik, daripada memusuhi orang Kristen lebih baik memanfaatkan mereka.

Ketika iblis menghantam kekristenan dari luar, kekristenan semakin berkem­bang, dan kemurnian motivasi, kebenar­an doktrin, serta keagungan moral kekristenan bersinar bagaikan lampu sorot jutaan watt. Orang Kristen semakin bertambah sekalipun tanpa gedung untuk kebaktian. Tentu mereka tidak berkumpul untuk berdoa seperti orang Kristen di Jakarta berkumpul berdoa di Senayan, apalagi bercita-cita mendirikan gedung gereja besar (menara Babel).

Ketika Constantine menjadi kaisar, sepertinya iblis ubah taktik menjadi me­nyerang dari dalam. Edict of Milan diumumkan Constantine pada tahun 313, yaitu sepuluh tahun setelah ia naik tahta (303). Isinya adalah harta orang Kristen yang dirampas harus dikembalikan.

Karena kaisar menjadi Kristen, maka semua penjilat ikut-ikutan menjadi Kristen. Bahkan para pelayan kuil pun tanpa bertobat segera menjadi Kristen. Tentu kebebasan berjemaat dan berbakti yang diberikan sangat disyukuri orang Kristen yang telah menderita berabad­abad. Namun penyimpangan doktrinal tidak bisa dihindarkan. Mulai saat itu dibangunlah gedung-gedung gereja yang megah, juga dibuat patung-patung tokoh­tokoh Alkitab. Ditetapkan juga hari-hari raya kekristenan.

Tanggal 25 Desember adalah hari raya penyembahan dewa matahari. Karena pada tanggal itu posisi matahari berada tepat di garis lintang selatan, dan Eropa pada puncak musim dingin, sehingga mereka sangat mengharapkan musim panas. Tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari tanda setia dewa matahari untuk menggeser posisi matahari kembali ke Eropa, sehingga musim semi akan segera tiba. (Silakan membacanya di berbagai Encyclopedia). Sejak saat itu perayaan untuk dewa matahari, yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember diubah menjadi perayaan misa Yesus. Termasuk dite­tapkannya hari penyaliban yang sebenarnya hari Rabu bukan hari Jumat.

Lalu Kapan Kristus Lahir?
Sumber yang tak terbantahkan ialah Alkitab. Dalam Injil Lukas 1:10 memberitahukan kepada kita bahwa pada saat Zakaria, ayah Yohanes Pembaptis, mendapat undian bertugas sebagai imam untuk masuk ke Bait Allah membakar ukupan, di luar seluruh umat berkumpul ( kai. pa/n to. plh/qoj tou/laou/ h=n proseuco,menon e;xw th/| w[ra| tou/ qumia,matoj ) Dalam hukum Taurat ditetapkan hanya tiga hari raya dimana orang Israel berkumpul (Paskah, Pantekosta, dan Pondok daun, Keluaran 23:14-17 ). Kemungkinan yang paling besar ialah hari Paskah jika kita mau mengharmonikannya dengan bukti lain. Berarti itu jatuh pada sekitar bulan Maret-April (bulan pertama Yahudi).

Jika Yohanes Pembaptis dikandung pada sekitar bulan Maret-April, dimana Luk 1:26 berkata dalam bulan ke-enam malaikat datang kepada Maria di Nazaret. Ingat, tidak dikatakan sesudah enam bulan, melainkan dalam bulan ke enam (En de. tw/| mhni. tw/| e[ktw| ), dipakainya En yang artinya “dalam,” bisa menunjukkan bahwa memang itu bulan ke enam, bukan HANYA enam bulan sesudah Elizabeth hamil. Dan memang Elizabeth juga sudah hamil enam bulan, namun itu juga memang bulan ke enam menurut kalender Yahudi. Berarti Yesus Kristus mulai dikandung pada sekitar bulan september-Oktober. Selanjutnya seba-gaimana biasa (alamiah) Maria mengan-dung Yesus Kristus selama sembilan bulan sehingga perkiraan yang lebih alkitabiah adalah Yesus Kristus dilahirkan pada sekitar bulan Juni-Juli.

SECARA AKAL SEHAT
Alkitab juga memberi keterangan kepada kita bahwa pada saat menjelang kelahiran Kristus, Kaisar Agustus memerintahkan sensus. Tentu Tuhanlah yang menggerakkannya untuk mengeluarkan perintah itu karena Nabi Mikha telah menulis bahwa Mesias akan lahir di kota Betlehem (Mik. 5:1). Tanpa perintah sensus mungkin Kristus akan dilahirkan di kota Nazaret. Dan hal ini akan menjadi masalah besar.

Sistem sensus zaman kuno tersebut mengharuskan setiap orang kembali ke kota kelahirannya. Perintah ini akan menyebabkan pergerakan manusia dalam jumlah besar. Dan ternyata tidak bisa diwakilkan atau hanya kepala keluarga saja yang datang. Maria dalam keadaan hamil tua ternyata harus mengikuti sensus.

Masuk akalkah Tuhan menggerakkan kaisar Agustus memerintahkan sensus pada musim dingin (Desember)? Betapa sulitnya orang zaman itu melakukan perjalanan di musim dingin. Bahkan beberapa kali rasul Paulus menghentikan perjalanan­nya karena terhalang musim dingin. Secara akal sehat rasanya sulit untuk percaya bahwa sensus itu dilakukan pada bulan Desember. Dan sangatlah masuk akal kalau sensus itu dilaksanakan pada musim panas atau menje­lang musim panas yaitu sekitar bulan Juni atau Juli.

GEMBALA DAN DOMBA DI PADANG
Keterangan lain dari Alkitab ialah adanya penggembalaan domba di padang rumput pada saat Kristus dilahirkan. Seharusnya mereka yang di wilayah empat musim tahu persis bahwa pada bulan Desember itu musim dingin dan tidak ada padang rumput yang menghijau, melainkan layu bahkan tempat tertentu tertutup salju. Ketika penulis berada di Virginia, USA, sungguh telah menyaksikan bahwa pada tanggal 25 Desember tidak ada padang rumput, bahkan tidak ada orang yang berjalan di luar rumah. Kalau kita lihat peta, posisi Israel hampir sama dengan posisi Virginia. Walaupun tidak turun salju, namun di bawah sepuluh derajat itu mustahil membawa domba ke padang.

Kapankah mulai ada aktivitas penggembalaan? Tentu setelah musim dingin, saat itu rumput tumbuh dengan subur. Terlebih setelah memasuki musim panas setelah matahari menyinari rumput-rumput. Bagi gembala saat itu tidak terlalu dingin untuk berada di padang rumput. Itulah sebabnya dari keterangan Alkitab tentang keberadaan para gembla dapat diperkirakan bahwa itu di bulan Juni-Juli.

MENGENAI ORANG MAJUS
Siapakah orang Majus yang dari Timur itu? Saking ingin diperhitungkan nenek moyangnya terlibat, ada pendeta Tionghoa yang menafsirkan orang Majus itu dari Tiongkok. Wow, jauh sekali. Padahal pada zaman itu belum tentu saling tahu menahu keberadaan masing-masing antara orang di Tiongkok dengan orang di Timur Tengah. Mereka melihat bintang. Mengapa mereka tahu bahwa bintang itu sebuah tanda kelahiran raja Yahudi? Dari pada menafsir secara liar, apakah ada bagian Alkitab yang bisa menjelaskan hal ini?

Dalam kitab Bilangan tercatat seorang nabi yang bernama Bileam. Apakah ia nabi dari Allah yang benar? Kelihatannya begitu, karena ia takut akan Allah dan memang ada komunikasi antara Bileam dengan Allah.

Ingat, zaman sebelum Taurat diturunkan adalah zaman keimamatan ayah. Pada zaman itu tiap-tiap ayah adalah imam bagi keluarganya. Ada banyak ayah yang keimamatannya tidak berfungsi dengan baik dan ada ayah yang aktivitas keimamatan­nya melampaui keluarganya sehingga menjadi imam komunitas seperti mertua Musa, Yitro. Ayub diperkirakan hidup pada zaman itu, dan ia berfungsi baik sebagai imam bagi keluarganya.

Bileam termasuk dalam kategori Yitro dan Ayub, demikian juga mertua Yusuf yang di Mesir. Mereka adalah orang-orang yang masih percaya pada Allah yang benar namun dengan pengertian yang sangat minim karena belum diturunkannya wahyu tertulis yang bisa menjadi patokan kebenaran yang sifatnya definit dan permanen.

Dalam kitab Bilangan pasal 24:17, Tuhan memelintir mulut Bileam sehingga ia tidak mengucapkan kutuk melainkan nubuatan tentang kedatangan Sang Mesias. Katanya, “Aku melihat dia (Mesias) tetapi bukan sekarang; Aku memandang dia tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab dan menghancurkan semua anak Set.”

Ingat, Bileam adalah seorang yang dihinggapi Roh Allah. Kata-katanya diterima sebagai kebenaran terlebih oleh orang Moab. Pastilah apa yang telah terjadi antara Balak dan Bileam menjadi buah bibir turun-temurun. Sangatlah gampang untuk menafsirkan nubuatan Bileam bahwa nanti akan datang seorang pemimpin bangsa Yahudi yang memiliki kemampuan membi­nasakan semua anak Set. Nubuatan Bileam mengenai seorang yang akan datang, “aku melihatnya tetapi bukan sekarang,” Seorang pemimpin yang kelahirannya ditandai dengan bintang.

Sangatlah masuk akal untuk menafsirkan bahwa orang Majus dari Timur itu adalah orang Moab yang telah sangat terke­san pada nubuatan Bileam, orang yang semua perkataannya sangat mereka hormati. Lagi pula Bileam sendiri tentu lebih terkesan lagi karena ia rasakan sendiri bagaimana ia terkendali secara illahi dalam mengucapkan nubuatan tersebut. Ia pasti akan mengulanginya dan menegaskannya kepada masyarakat­nya bahwa jika mereka melihat bintang yang ajaib maka itu sebuah pertanda kelahiran seorang raja Yahudi yang akan menguasai seluruh dunia. Terhadap dia lebih baik kita mengan­tar upeti daripada mencari gara-gara.

Orang Majus dari Timur sesungguhnya adalah orang Moab yang jarak perjalanannya tidak sampai berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun. Perjalanan mereka hanya dalam hitungan hari atau paling-paling hitungan minggu. SANGAT MUNGKIN PERJALANAN MEREKA ITU DI SAAT MUSIM PANAS.

Tentu beberapa hari sesudah melahirkan, Maria sudah pindah dari kandang ke rumah. Karena sesudah mendaftarkan diri, banyak orang telah pulang ke kota masing-masing sehingga sudah ada tempat. Dan ketika orang majus datang Yusuf dan Maria sudah tinggal di rumah bukan di kandang lagi.

Ketika orang Majus datang secara rombongan dan waktunya sore-sore karena perjalanan dari Yerusalem (6 mil), agak menyita perhatian masyarakat, sehingga mereka mulai percaya pada keajaiban kelahiran putra Maria. Namun tentu sulit bagi sanak famili mereka untuk menerima bahwa bayi itu adalah Mesias. Dan kini datang rombongan orang asing menyembah dan memberi hadiah. Besoknya mereka sudah tidak ada.

Kini perayaan Natal di dunia Barat telah menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan. Kaum ateis bahkan umat agama lain ikutan merayakan Natal. Supaya tidak berbau Kristen sebagian mereka menyebut Happy Holiday daripada Merry Christmas. Sepertinya mereka mau berkata bahwa Natal adalah hari raya bukan milik orang Kristen. Mereka ingin mengambil kembali tanggal 25 Desember yang pernah direbut orang Kristen. Ada baiknya kita kembalikan saja tanggal 25 Desember kepada mereka, orang-orang yang tidak hidup berpatokan pada Alkitab, dan kita pilih hari lain untuk mengingat akan kelahiran Kristus.

Fakta di Sekitar Natal
1. Suhu rata-rata di Betlehem pada bulan Desember 7 derajat Celsius. Kadang malam hari bisa di bawah nol, jarang salju tetapi bisa turun salju.
2. Gembala biasanya tidur bersama domba di padang pada bulan April hingga Oktober.
3. Jarak antara Nazaret ke Betlehem itu 70 mil. Kalau ditempuh jalan kaki bisa tiga atau empat hari.
4. Tgl. 25 Desember dipilih sebagai hari lahir Yesus oleh Roma Katolik. Sebelumnya adalah hari penyembahan dewa matahari. Dipopulerkan oleh Paus Liberius (354AD). Orthodoks Timur memilih tgl 6 Januari.
5. Yesus tidak lahir pada tahun 0 (nol). Tahun yang kita pakai sekarang dihitung oleh Dionysius Exiguus, atas perintah Paus Yohanes I tahun 525 AD. Tahun yang dipakai ternyata tahun berdirinya kota Roma sehingga terjadi selisih. Yesus lahir tahun antara 4-6 AD.

Sumber: PEDANG ROH Edisi 52 Juli-Agustus-September 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar