Jumat, Oktober 08, 2010

Debat Teologi Ioanes Rakhmat VS Budi Asali (Part 5)

IOANES RAKHMAT : Budi Asali : Saya tidak berusaha membuat ajaran saya masuk akal, khususnya akal dari orang yang tidak menghargai otoritas Kitab Suci. Saya hanya peduli apakah ajaran saya sesuai dengan Kitab Suci / Firman Tuhan atau tidak. Saya juga tidak peduli kalau ada orang-orang sesat, nabi-nabi palsu, yang menganggap saya berpikiran sempit karena saya mempercayai dan mengajarkan ajaran yang sesuai dengan Kitab Suci / Firman Tuhan. Saya memberikan banyak ayat Kitab Suci yang secara sangat jelas mendukung ajaran saya tentang Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga seperti Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12 Yoh 8:24 Wah 21:8 dsb, sehingga kalau anda tidak menerima ini, dan bahkan mungkin menganggapnya menggelikan, anda memang sama sekali tidak peduli Kitab Suci, dan menganggapnya menggelikan! Dan saya memang tahu orang liberal seperti anda memang demikian. Tetapi ingat bahwa pada akhir zaman Kitab Suci / Firman Tuhan yang tidak anda percayai itu akan menghakimi anda.

Yoh 12:48 - “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataanKu, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman”.

IR : "Akal itu pelita dan terang bagi kehidupan" (Ioanes 1:1).
Lalu, apakah orang-orang besar non-Kristen dunia ini, yang baktinya kepada kemanusiaan begitu besar sampai mereka menerima Hadiah Nobel, yang sekarang sudah mati atau yang akan mati, adalah para penghuni neraka karena ketidakpercayaan mereka pada Yesus anda? Kalau mereka adalah para penghuni neraka, maka Allah anda, Yesus anda, adalah Allah dan Yesus yang sangat tidak bermoral!! Bila Allah dan Yesus itu tidak bermoral, nah bagaimana keduanya harus manusia percayai? Coba anda terangkan dengan masuk akal!


PDT. BUDI ASALI : 1) Sekarang anda membuat ayat sendiri! Bagus sekali!
Pernah membaca Wah 22:18-19?
Wah 22:18-19 - “(18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: ‘Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.’”.

2) Jelas sekali anda belum mempunyai konsep yang benar tentang dosa. Saya tidak peduli berapa besar jasa orang-orang itu bagi kemanusiaan, tetapi mereka tetap adalah orang berdosa, bahkan sangat berdosa (bdk. Ro 3:10-20,23). Apakah mereka menjalankan perintah Tuhan dalam Mat 22:37? Apakah mereka melakukan semua demi kemuliaan Allah seperti diharuskan oleh 1Kor 10:31? Pasti tidak, tidak satu detikpun dalam kehidupan mereka, dan karena itu semua yang mereka lakukan tetap adalah dosa di hadapan Allah, dan setiap detik yang mereka lewati dalam kehidupan mereka adalah dosa di hadapan Allah! Dan sebagai orang berdosa, cuma ada 2 pilihan: dosanya ditanggung penebusnya, atau ditanggung mereka sendiri! Tanpa Yesus, mereka tak punya penebus, jadi harus menanggung dosanya sendiri.

3) Justru moral Allah saya, dan Yesus saya, adalah begitu tinggi, sehingga menuntut kesucian begitu sempurna. Bukan seperti allah anda (yang jelas adalah allah lain) dan yesus anda (yang juga jelas adalah
yesus yang berbeda), dan anda sendiri, yang moralnya begitu rendah sehingga dengan mudahnya memasukkan orang yang sangat berdosa ke surga begitu saja, tanpa penebusan!

4) Sekali lagi, saya hanya memberikan jawaban yang sesuai Kitab Suci, bukan yang masuk akal, apalagi akal anda yang begitu tidak Alkitabiah!

5) Mungkin sekali saat ini anda tidak mau percaya pada penjelasan saya, tetapi saya yakin bahwa waktunya akan datang, bahwa anda akan mempercayainya. Yaitu pada saat anda mati dan masuk ke neraka. Disana anda akan menjumpai orang-orang itu, yang anda yakini tidak akan masuk neraka, ternyata masuk neraka bersama-sama dengan anda. Pada saat itu anda akan menyesal karena tidak mempercayai kata-kata saya yang memang sesuai dengan Kitab Suci / Firman Tuhan, tetapi sayang, SEMUA SUDAH TERLAMBAT!!! Kalau mau bertobat, bertobatlah sekarang, sebelum terlambat!


IOANES RAKHMAT : : "Akal adalah tempat tinggal Roh Kudus." (Ioanes 1:2).


PDT. BUDI ASALI :
Membuat ayat baru lagi? Apakah anda masih menggunakan Kitab Suci seperti Kitab Suci saya?

Bdk. Amsal 30:6 - “Jangan menambahi firmanNya,supaya engkau tidak ditegurNya dan dianggap pendusta”.

Betul-betul menyedihkan bahwa orang seperti anda menjadi dosen suatu STT. Akan dibawa kemana
siswa-siswa disana? Anda cuma mencetak nabi-nabi palsu yang sejenis dengan anda sendiri.

Mat 18:6-7 - “(6) ‘Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (7) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya”.


IOANES RAKHMAT : : Ya, sudah, hidup dan matilah bersama Alkitab di dalam pelukan tangan anda.


PDT. BUDI ASALI : Tak perlu. Alkitab sudah ada dalam hati dan pikiran saya. Justru anda yang butuh Alkitab, karena saya lihat anda sama sekali tak tahu apa-apa tentang Alkitab. Bacalah Alkitab, anak manis, dan bertobatlah dari kesesatanmu!

Mat 22:29 - “Yesus menjawab mereka: ‘Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!”.

Yes 8:20 - “‘Carilah pengajaran dan kesaksian!’ Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar”.


IOANES RAKHMAT : Janganlah berpikir hal-hal lain apa pun, tetapi pikirkanlah satu hal saja: Alkitab! Atau, janganlah berpikir sama sekali. Janganlah juga berpikir tentang iman. Berpikirlah untuk tidak berpikir. Karena pikiran itu dosa. Kalau anda sanggup, anda sudah enlightened!


PDT. BUDI ASALI :
Siapa yang berkata bahwa berpikir itu dosa? Saya membutuhkan pikiran untuk mengerti Kitab Suci, juga membutuhkan Roh Kudus untuk menerangi pikiran saya sehingga mengerti Kitab Suci. Tetapi pikiran saya saya tundukkan pada Kitab Suci, bukan seperti pikiran anda, yang diterangi (atau digelapkan) setan, yang menginjak-injak Kitab Suci.


IOANES RAKHMAT : Alkitab kiranya akan menyelamatkan anda. Saya hargai iman fundamentalist anda.


PDT. BUDI ASALI : Saya bukan orang munafik seperti anda, dan karena itu saya tidak bisa mengatakan bahwa saya menghargai iman liberal anda. Saya sedikitpun tidak menghargai keliberalan anda; saya muak dan jijik melihat keliberalan dan kata-kata sesat anda, dan saya mengutuk keliberalan dan kesesatan anda! Memang Kitab Suci mengatakan bahwa penyesat-penyesat seperti anda pasti / harus ada, tetapi Kitab Suci juga mengancam penyesat-penyesat seperti anda!

Mat 18:7 - “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya”.

Jadi, sebelum anda celaka seperti diancamkan oleh Tuhan Yesus dalam ayat ini, bertobatlah!


IOANES RAKHMAT : Ambil air, guyurlah api neraka. Ambil api, bakarlah sorga. Supaya orang beragama bukan karena iming-iming sorga dan ketakutan pada neraka. Tetapi karena cinta. Kuat cinta, sekuat maut.


PDT. BUDI ASALI : Cinta atau kasih adalah buah Roh, dan tanpa percaya Kristus anda tak punya Roh Kudus. Jadi jangan bicara omong kosong. Anda tak punya Kristus, Roh Kudus, ataupun kasih! Yang ada hanya kemunafikan, kepura-puraan! Akhir jaman / pengadilan akhir jaman akan menyingkapkan semuanya!


IOANES RAKHMAT : Tambahan :
Dinosaurus yang berjenis-jenis itu, bertubuh besar dan kuat, ditakuti binatang-binatang lain, akhirnya musnah dari dunia ini.
Makhluk kecil dan lemah, yang namanya manusia, hingga kini hidup langgeng, meski pun sekian bencana besar telah pernah mengancamnya untuk musnah.
Mengapa? Karena dinosaurus tidak berakal budi; tidak mampu mengembangkan sains dan teknologi. Karena manusia memiliki akal budi, dan dengannya mampu membangun sains dan teknologi, baik untuk melanggengkan dirinya maupun untuk memusnahkan dirinya sendiri.


PDT. BUDI ASALI :
Anda memegahkan akal budi manusia? Itu yang membedakan manusia dengan hewan? Benar, tetapi kalau manusia tak punya pengertian (tentang Firman Tuhan), ia jadi sama seperti hewan!

Maz 49:21 - “Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan”.

Saya lihat anda sama sekali tak mengerti Kitab Suci, dan juga tak peduli pada Kitab Suci. Akal budi anda, yang anda banggakan bertentangan dengan Kitab Suci. Dan karena itu, berdasarkan ayat di atas, Kitab Suci menganggap anda tak berbeda dengan hewan! Saya berpendapat keledai Bileam lebih bijaksana dari pada anda!


IOANES RAKHMAT : Akal budi itu pelita dan penuntun kepada kehidupan. Akal budi itu percikan zat ilahi, yang Allah tanamkan dalam diri manusia. Akal budi itu roh kehidupan. Akal budi itu jalan perjumpaan manusia dengan Allah. Akal budi itu memampukan manusia memilah-milah, mana yang benar dan mana yang salah. Isi iman dirumuskan oleh akal budi. Tidak akan ada iman tanpa ada akal budi. Akal budi tetap ada, tanpa iman sekali pun. Iman dan akal budi tidak saling meniadakan, tetapi saling merangkul. Tidak ada dikotomi antara keduanya.
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap ... akal budimu!


PDT. BUDI ASALI : Akal budi yang benar / sejati, tak bisa dipisahkan dari pengertian dan ketundukan terhadap Firman Tuhan. Perhatikan ayat-ayat ini:

Amsal 15:32 - “Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi”.

Maz 119:98-100 - “(98) PerintahMu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. (99) Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. (100) Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu”.

Maz 119:130 - “Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh”.

Jadi, akal budi anda, yang bukan hanya terpisah dari Kitab Suci / Firman Tuhan, tetapi bahkan bertentangan dengan Kitab Suci / Firman Tuhan, dalam pandangan Allah pasti bukanlah akal budi, tetapi justru merupakan kebodohan!

Perhatikan ayat-ayat ini:

Amsal 3:5 - “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri”.

1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”.

1Kor 1:25-31 - “(25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. (31) Karena itu seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’”.


IOANES RAKHMAT : Budi Asali :
Betul-betul menyedihkan bahwa orang seperti anda menjadi dosen suatu STT. Akan dibawa kemana siswa-siswa disana? Anda cuma mencetak nabi-nabi palsu yang sejenis dengan anda sendiri.

Mat 18:6-7 - “(6) ‘Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (7) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya”.

IR : Saya juga betul2 sedih melihat orang macam anda yang sama sekali tidak mau memakai logika. Permisi tanya, bagaimana caranya anda mendapatkan gelar M.Div itu? Akan dibawa kemana jemaat anda, kalau mungkin anda juga pengajar teologi, anda cuma mencetak rohaniawan-rohaniawan dungu yang enggan memanfaatkan “akal budi” yang diberikan oleh yang kuasa.


PDT. BUDI ASALI : Saya mendapatkan gelar itu dengan menggunakan otak yang mempelajari Kitab Suci, sambil diterangi Roh Kudus. Pasti beda dengan anda yang menggunakan otak, Kitab Suci agama lain, semua ilmu liberal anda yang menyesatkan, dan, last but not least, terang dari setan!

......... BERLANJUT.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar