JANJI ALLAH & TIANG PENOPANG KEBENARAN
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia akan binasa karena hukumannya adalah mati dan tersingkir dari Allah. Allah segera menjanjikan jalan keluar bagi manusia agar dosa-dosanya bisa diselesaikan. Segera dijanjikan Juruselamat yang akan meremukkan kepala ular sekalipun tumitnya akan cidera. Janji ini harus diingat dan diteruskan kepada generasi berikut agar mereka percaya pada janji ini, karena keselamatan jiwa manusia tergantung pada iman mereka pada janji ini. Manusia pernah tidak percaya kepada perkataan Allah sehingga jatuh ke dalam dosa. Kita manusia harus percaya kepada perkataan Allah, yaitu janjiNya untuk mengirim Juruselamat bagi manusia.
AYAH SEBAGAI TIANG PENOPANG KEBENARAN
Dalam rangka menanti Sang Juruselamat yang dijanjikan dan beriman kepadanya, Allah menetapkan ayah sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN bagi seisi rumahnya. Contoh nyata adalah Ayub yang berfungsi sebagai imam bagi keluarganya. Karena itulah maka dalam sepuluh hukum, hukum ke lima adalah Hormati ayahmu dan ibumu. Dan upah untuk itu adalah panjang umurmu di bumi. Karena Ayah adalah TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN, dan sekalipun kini ayah tidak berfungsi demikian lagi, namun posisi ayah pernah berfungsi sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN.
KETURUNAN ABRAHAM TIANG PENOPANG KEBENARAN
Karena penyebaran umat manusia yang sangat pesat setelah peristiwa menara Babel, dan semakin banyaknya ayah yang menyesatkan anak-cucunya, maka Allah mengangkat TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN baru yang lebih besar dan efektif agar kesaksiannya bisa menjangkau lebih banyak manusia. Untuk itu ditetapkanlah keturunan Abraham, dari anak perjanjian, yang akan menjadi TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN. Setelah empat ratus tahun kemudian baru terbentuk sebuah bangsa, yaitu Israel yang berfungsi sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN, lengkap dengan tempat ibadah simbolik. Harun beserta keturunannya ditetapkan sebagai imam. Sejak saat itu ayah bukan lagi TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN walaupun memang pernah memegang jabatan itu.
Bangsa Yahudi berfungsi sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN kurang lebih seribu lima ratus tahun, dengan keturunan Harun sebagai imam. Tugas utama bangsa Yahudi ialah menjaga ibadah simbolik dan menyinari bangsa-bangsa lain. Tetapi mereka gagal bahkan mereka sendiri jatuh hingga menyembah berhala sehingga Tuhan menghukum mereka.
JEMAAT LOKAL ALKITABIAH TIANG PENOPANG KEBENARAN
Sejak Yohanes tampil, sesuai dengan Luk.16:16 dan Mat.11:13, fungsi bangsa Yahudi sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN dihentikan. Dan bersamaan waktu dengan itu Tuhan mendirikan jemaat lokal melalui Yohanes Pembaptis. Setiap orang yang mau bertobat serta percaya kepada Sang Juruselamat atau Sang Mesias, diserukan untuk memberi diri dibaptis dan membentuk JEMAAT LOKAL.
Jemaat lokal pertama yang dibentuk Yohanes Pembaptis untuk sedikit waktu digembalakan langsung olehnya, dan kemudian diserahkan kepada Sang Mesias (Yoh.1:35-51, 3:30) dan setelah menggembalakan jemaat pertama sekitar tiga setengah tahun, jemaat tersebut diserahkan kepada Petrus (Yoh.21:15 dst.). Petrus memimpin JEMAAT LOKAL pertama mengumumkan Injil kepada publik (go- public) pada hari Pentakosta.
Selanjutnya Tuhan mau JEMAAT LOKAL ALKITABIAH berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran menggantikan fungsi bangsa Israel. Allah pernah memakai ayah sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN.
Dan ketika ayah tidak efektif Allah menggantikannya dengan sebuah bangsa yaitu bangsa Yahudi. Dan ketika bangsa Yahudi tidak berfungsi efektif maka Allah mengganti programNya dengan membangun JEMAAT LOKAL ALKITABIAH hingga ke ujung bumi.
FUNGSI AYAH SEBAGAI TIANG PENOPANG KEBENARAN
Ketika ayah berfungsi sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN, seharusnya ini adalah sistem yang sangat efektif karena setiap manusia sepatutnya mempunyai ayah masing-masing. Namun karena semakin hari semakin banyak ayah yang tidak mengakui Tuhan, bahkan semakin banyak ayah yang menyesatkan anak-cucunya maka fungsi ayah sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN menjadi tidak efektif, terutama setelah manusia tersebar ke berbagai penjuru bumi. Akibatnya ada wilayah yang tidak ada lagi ayah yang masih mengenal dan mengingat akan janji Allah untuk mengirim Sang Juruselamat lengkap dengan ibadah simbolik sederhana yang diperintahkan, yaitu mempersembahkan domba korban di atas mezbah.
Di Cina masih ada sisa-sisa persembahan binatang setahun sekali oleh kaisar mewakili semua rakyatnya, namun semakin melenceng sehingga dipakai sembarangan binatang, bahkan pakai babi. Padahal Allah menghendaki domba, karena itu binatang bersih yang melambangkan ketiadasalahan Sang Juruselamat.
FUNGSI BANGSA YAHUDI SEBAGAI TIANG PENOPANG KEBENARAN
Maksud Allah mendirikan bangsa Yahudi melalui anak perjanjian Abraham ialah agar kesaksian oleh sebuah bangsa tentang janji Allah untuk mengutus Sang Juruselamat gaungnya akan lebih nyaring dan akan lebih terdengar oleh berbagai bangsa di muka bumi. Harapan Allah ialah, agar melalui sebuah bangsa (yang sejak hari dituntun keluar melalui tulah ke sepuluh untuk menggambarkan cara Allah menyelesaikan dosa manusia dengan darah Anak domba Allah), ibadah simbolik ini bisa dipelihara oleh bangsa Israel.
Berita tentang janji Allah diharapkan akan berkumandang dan bangsa-bangsa lain akan mendengar tentang ibadah kepada Sang Pencipta di Yerusalem yang lengkap dengan ibadah simbolik tentang janji Allah. Untuk itulah Yerusalem dipilih dan di sana didirikan sebuah ibadah simbolik yang gaungnya diharapkan memancar hingga ke seluruh penjuru dunia. Tuhan Yesus sendiri menegaskan bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi (Yoh.4:22). Keturunan anak perjanjian Abraham dipilih untuk menurunkan Sang Juruselamat yang dijanjikan. Mereka berfungsi sebagai TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN hingga Sang Juruselamat diturunkan. Sementara menantikan Sang Juruselamat, mereka harus memelihara ibadah simbolik yang menggambarkan Sang Juruselamat dan proses penyelamatanNya. Dalam periode waktu tertentu mereka berfungsi dengan cukup baik, sehingga Ratu negeri Syeba yang jauh datang ke Yerusalem untuk melihat dan mendengarkan hikmat raja Israel. Tetapi pada periode tertentu bangsa Yahudi sangat mengecewakan, mereka bahkan menyembah berhala, sehingga mereka harus dihukum tujuh puluh tahun sebagai bangsa buangan. Mereka sebenarnya diharapkan memberi kesaksian kepada bangsa lain, tetapi sebaliknya mereka menyembah berhala.
Karena kegagalan mereka maka kebenaran yang mereka junjung tidak terdengar di India, sehingga Sidharta Gautama tidak tahu bahwa di Yerusalem ada kebenaran. Demikian juga Kung Fu Tsu di Cina tidak mendengar tentang hikmat dari Allah dan ibadah simbolik yang diperintahkanNya. Mereka hanya tahu sedikit kebenaran yang diturunkan secara lisan dari nenek moyang mereka sejak peristiwa menara Babel yang memisahkan. Dalam keluarga Tionghoa masih ada sisa Family Altar yaitu yang kini biasanya disebut meja abu.
Iblis tahu persis posisi bangsa Yahudi yang sangat penting. Keberhasilannya menyesatkan bangsa Yahudi yang adalah TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN akan membawa hasil yang mencakup seluruh dunia. Karena Allah telah menciptakan manusia dengan kemampuan memilih dan diberi kehendak bebas, tentu mereka bisa menentang Allah atau beribadah kepada Allah seperti Adam dan Hawa di taman Eden. Segala daya dan upaya dikerahkan iblis untuk menjatuhkan bangsa Yahudi agar semua bangsa di dunia tidak memiliki harapan untuk mendapatkan keselamatan.
FUNGSI JEMAAT LOKAL SEBAGAI TIANG PENOPANG KEBENARAN
Sejak Yohanes Pembaptis menyerukan Injil (Mrk.1:1), maka program baru Allah dimulai, yaitu tibanya Sang Juruselamat yang disimbolkan dalam seluruh rangkaian ibadah Perjanjian Lama. Seluruh ibadah simbolik TERGENAPI ketika Yesus Kristus tersalib di kayu salib bagaikan domba yang disembelih di atas mezbah. Sebuah jemaat lokal yang terdiri dari orang-orang yang percaya pada seruan Yohanes Pembaptis didirikan. Kita tahu kemudian Yohanes Pembaptis dipanggil pulang setelah tugasnya selesai dan jemaat tersebut digembalakan oleh Yesus Kristus sendiri. Kemudian jemaat itu diserahkan kepada Simon Petrus setelah Tuhan memastikan bahwa ia lebih mengasihiNya daripada yang lain (Yoh.21:15 dst.).
Tugas paling utama dari Jemaat lokal ini adalah menjadikan semua bangsa murid Tuhan dan menyelamkan mereka ke dalam air sebagai tanda pertobatan dan mengajarkan semua yang Tuhan pesankan yang berarti seluruh isi kitab P.B.
NO COMPROMISE
Jadi, sifat utama jemaat ini ialah ALKITABIAH, yaitu sesuai dengan Alkitab, dan tidak boleh bergeser dari Alkitab sedikitpun. Kalau bergeser dari Alkitab maka tidak ada guna lagi kehadirannya karena Injil yang bergeser akan menyesatkan. Injil yang diberitakan oleh jemaat lokal haruslah tidak berubah sedikitpun dari yang pertama diberitakan oleh Yohanes Pembaptis. Menjaga agar Injil tetap utuh dari generasi ke generasi jauh lebih penting daripada memberitakannya pada satu generasi. Itulah sebabnya jemaat lokal harus alkitabiah dan tidak boleh berkompromi sedikit pun, karena jika hari ini kita berkompromi sepuluh persen dari ajaran kita, sangat mungkin seratus tahun lagi sisa Injil yang benar tinggal sepuluh persen. Yang penting bukan garam yang berkarung-karung namun telah tawar tetapi walau kecil ia harus betul-betul terasa asin.
Berapa banyak kebenaran yang harus dijaga? “Segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu,” bisa berarti seluruh Alkitab karena semuanya adalah perintah Tuhan. Gereja yang gagal menjaga kebenaran itu kesalahannya sama dengan bangsa Yahudi yang menyembah berhala. Pada zaman itu sepatutnya bangsa-bangsa lain memandang ke Israel dan mendapatkan kebenaran darinya, namun sayang, karena pada saat tertentu justru ajaran sesat yang dipancarkan Israel. Demikianlah gereja yang tidak menjaga dirinya tetap alkitabiah.
Graphe muncul dengan seruan kepada semua gereja untuk mengintrospeksi pengajarannya agar tetap alkitabiah hingga Tuhan datang kembali. Satu gereja dengan yang lain mari saling berargumentasi untuk melihat argumentasi siapakah yang lebih alkitabiah. Dan jika kita memang cinta kebenaran maka ajakan ini tentu sangat positif. Tetapi jika kita tidak cinta kebenaran, maka ajakan ini bisa dilihat negatif. Gandum akan senang dengan uji laboratorium untuk membuktikan jati dirinya, tetapi lalang akan membenci usaha itu.
Setiap orang percaya yang tergabung ke dalam sebuah jemaat lokal AKAN DITUNTUT TANGGUNG JAWAB oleh Tuhan atas segala yang terjadi pada jemaat tersebut. Memang Gembalanya adalah yang paling bertanggung jawab (Ibr.13:17). Tetapi setiap anggota jemaat juga dituntut bertanggung jawab (II Kor.5:10).
SPREAD THE GOSPEL
Beritakan Injil dengan segiat-giatnya baik atau tidak baik waktunya. Bukan memberitakan Injil pada saat aman tentram atau selagi berkecukupan. Tetapi beritakan Injil dalam segala waktu (II Tim.4:1-3). Hukuman akan dijatuhkan, sementara itu “Surat Pengampunan Dosa” bagi yang mau terima ada di tangan kita. Bukankah tidak ada pekerjaan yang lebih penting dan lebih besar daripada menyebarkan “surat pengampunan dosa” itu? Kalau mereka telah membacanya namun tidak mau percaya, itu urusan mereka. Tetapi jika mereka tidak pernah membacanya karena tertahan di tangan kita, maka celakalah kita.
KESIMPULAN
Kita patut sadar bahwa pada zaman sekarang, JEMAAT LOKAL YANG ALKITABIAH adalah TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN (gandum) sampai Tuhan mengangkat kita ke angkasa. Sedangkan yang tidak alkitabiah adalah tiang penyesatan (lalang). Siapapun yang menjauh dari TIANG PENOPANG KEBENARAN akan celaka, terlebih lagi mereka yang ternyata bersandar pada tiang penyesatan. Seandainya GRAPHE salah dan sesat, maka setiap orang yang menentang GRAPHE pasti akan dihadiahi Tuhan. Tetapi jika GRAPHE benar dan perjuangannya adalah untuk kebenaran, maka setiap orang yang menentang GRAPHE pasti akan dibalas Tuhan. Lakukanlah segala sesuatu dengan iman dan hati nurani yang murni.
Tugas paling utama setiap orang Kristen adalah mendapatkan jemaat lokal yang alkitabiah dan bergabung ke dalamnya serta turut bertanggung jawab menjaga agar jemaat tersebut tetap alkitabiah hingga Tuhan datang. Ini adalah tanggung jawab orang Kristen lahir baru dari generasi ke generasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar