Sabtu, Mei 19, 2018

Siapa Memegang Siapa?

Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. (1Co 15:2 ITB)

Argumentasi yang pernah saya dengar bahkan sering, dari orang-orang yang mati-matian membela OSAS, ialah bahwa dia dipegang oleh Allah, bukan dia yang memegang Allah. Maksudnya ialah bahwa kalau dia yang pegang Allah maka kurang kuat, biasanya digambarkan dengan anak kecil, tetapi jika Allah yang memegang dia maka tidak mungkin terlepas. 

Tetapi Rasul Paulus yang menulis surat Korintus menyuruh jemaat Korintus, yang Paulus asumsikan lahir baru, untuk memegang teguh Injil yang telah menyelamatkan mereka. Ternyata bayangan bahwa orang yang telah lahir baru akan dipegang Allah adalah separuh kebenaran, karena kondisi dipegang Allah tergantung pada kondisi yang bersangkutan memegang Injil yang telah menyelamatkannya. 

Nalar Pegang Injil, Dipegang Allah 
Keselamatan diperoleh seseorang dari bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus bahwa Kristus telah dihukumkan menggantinya. Iman inilah yang menyelamatkan sesuai Ef.2:8-9, bukan karena dipilih Allah secara unconditional. Keselamatan itu kondisional, bukan tidak kondisional. Tanya kepala penjara Filipi kepada Rasul Paulus, bagaimana cara dia diselamatkan? Rasul Paulus menjawab, "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,...” (Act 16:31 ITB).

Paulus tidak menjawab, berbahagialah karena engkau telah dipilih. Pemilihan Unconditional yang diajarkan oleh Calvin itu kesalahan besar dan mendasar yang mengacaukan doktrin keselamatan alkitabiah. Ayat-ayat yang dijadikan Calvin maupun para pendukungnya untuk menyimpulkan bahwa ada pemilihan yang tanpa kondisi, itu tidak bisa dipertahankan.

Contoh yang paling klasik, Ef. 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Eph 1:4 ITB)

Hal utama yang luput dari pengamatan Calvin ialah kata di dalam Dia, orang yang diselamatkan dipilih bukan
di luar Dia, melainkan di dalam Dia. Jadi setelah seseorang di dalam Dia, maka orang tersebut menjadi orang
pilihan. Dan bagaimana cara agar bisa di dalam Dia? Ya, sesuai jawaban Paulus kepada kepala penjara Filipi, percayalah kepada Yesus Kristus, atau percaya kepada Injil. Sesudah percaya tentu harus pegang teguh Injil yang telah menyelamatkannya.

Pegang teguh Injil itu bukan seperti kita pegang teguh buku atau pen, itu sesungguhnya bermakna tetap percaya. Jadi, tidak ada pihak yang perlu berargumentasi bahwa itu sebuah usaha atau pekerjaan. Injil bukan benda yang bisa dipegang dengan tangan, Injil itu berita tentang manusia berdosa dan akan binasa namun Allah berikan jalan keluar dari dosa melalui Yesus Kristus. Setiap orang yang percaya kepada berita keselamatan dari Allah, dihitung bahwa dosanya terselesaikan. Berita ini diimani dengan hati yang teguh, tidak berubah, tidak bergeser, ini yang disebut pegang teguh Injil. Jika Alkitab menghimbau untuk memegang
teguh Injil, itu berarti memang Injil bisa dilepaskan. Kalau tidak bisa dilepaskan, maka tidak mungkin dihimbau untuk memegangnya dengan teguh. 

Logika ini tidak perlu sekolah terlalu tinggi, bahkan manusia yang paling sederhana pun bisa mengerti bahwa
kalau disuruh pegang baik-baik itu artinya bisa dilepaskan. Arti memegang teguh Injil ialah tidak berubah dari
percaya menjadi tidak percaya, atau tergoda pengajaran lain sehingga lebih percaya pada ajaran lain.

Jangan Bergeser Pada Injil Lain 
Bahaya melepaskan Inji diperingatkan juga kepada penerima surat Ibrani. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. (Heb 10:35 ITB)

Tidak boleh melepaskan kepercayaan artinya tidak boleh berhenti percaya, melainkan harus terus menerus percaya. Ada banyak ayat Alkitab yang menghimbau agar orang Kristen bertekun di dalam iman (Kol.1:23, 1 Tim.2:15). Bertekun di dalam iman itu artinya imannya terus menerus, tidak berhenti beriman.

Rupanya bahaya yang dihadapi orang beriman bukan hanya imannya bisa dilepaskan, bahkan bisa juga imannya digeser dari Injil yang benar ke Injil yang salah. Bahkan bisa berubah dari percaya kepada Yesus yang benar menjadi percaya kepada Yesus yang salah.

Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama
seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. (2Co 11:3-4 ITB)

Ternyata di jemaat Korintus tersinyalir ada Injil lain yang berkembang, dan yang mengajarkan Yesus yang lain. Rasul Paulus kelihatannya sangat marah, bahkan Rasul Paulus mengecam mereka sebagai Rasul palsu, dan menyejajarkan mereka dengan iblis. Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (2 Co 11:13-14 ITB)

Yesus dan Injil yang seperti apakah yang diberitakan di Korintus yang menyebabkan kekacauan? Hari ini
beredar banyak Yesus, bahkan yang datang ke kamar seseorang, yang menampakkan diri di langit, dan yang
mukanya seperti di kalender serta yang patungnya dipajang di berbagai puncak bukit. Rasul Paulus sangat kuatir iman orang Korintus bergeser dari percaya kepada Yesus yang benar menjadi Yesus palsu, dari mengimani Injil yang benar menjadi Injil yang palsu.

Kini juga berkembang banyak Injil palsu, yaitu Injil yang menyerukan berkat materi, jasmani dan duniawi. Banyak orang sudah mempercayai Injil palsu dan Yesus lain, masih tenang-tenang saja sampai nanti dienyahkan oleh Tuhan. Bahkan dia tenang-tenang karena konsep OSAS, tidak mungkin tidak selamat karena sudah dipilih. Jadi, Allah akan pegang kita jika kita pegang Injil, dan bukan sembarangan Injil, melainkan Injil yang benar. Melihat kondisi jemaat Korintus, dan peringatan demi peringatan dalam Alkitab, dapat disimpulkan bahwa OSAS adalah doktrin yang salah yang tidak sesuai dengan Alkitab. Doktrin OSAS ini dihembuskan agar orang Kristen lengah tidak waspada terhadap penyesatan yang marak di akhir zaman ini. Siapa memegang siapa, dalam hal iman kekristenan? Alkitab jelas-jelas memerintahkan agar orang percaya memegang teguh Injil yang telah menyelamatkannya. Ini yang dikatakan Alkitab. Kalau OSAS bisa benar, maka peringatan demikian jadi lucu.***

Sumber: Dr. Suhento Liauw, Th.D dalam Buletin PEDANG ROH Edisi 94

Tidak ada komentar:

Posting Komentar