Banyak orang telah salah memahami iman GRAPHE. Sangat mungkin sebagian orang sengaja menyalahtafsirkan pandangan GRAPHE untuk membohongi anggota jemaat mereka. Karena kami mendengar ada pihak yang menyebarkan fitnah bahwa GRAPHE tidak percaya mujizat bahkan GRAPHE tidak percaya adanya Roh Kudus.
Padahal yang benar adalah bahwa GRAPHE sangat percaya adanya mujizat bahkan percaya bahwa mujizat terjadi terus hingga saat ini. Alasannya adalah karena GRAPHE percaya Tuhan menjawab doa anak-anakNya.
Orang-orang GRAPHE bukan hanya percaya Tuhan masih melakukan mujizat bahkan merasakannya. Penulis melalui artikel ini bersaksi bahwa telah merasakan banyak mujizat Tuhan. Pada tahun 1993, penulis membawa keluarga ke USA untuk studi.
Penulis diharuskan menyetor US$ 5,000.00 sebagai jaminan, dan menghabiskan lagi sekitar US$ 5,000.00 untuk persiapan dan tiket satu keluarga. Sampai di Virginia di tangan tinggal sekitar US$10,000.00, yang sudah pasti tidak mungkin bisa bertahan untuk beberapa tahun sementara itu penulis bukan citizen maka tidak boleh bekerja.
Mujizat di Amerika
Kami satu keluarga stress karena memikirkan seandainya dana kami habis sebelum studi bisa diselesaikan. Namun daripada stress kami berdoa dan berserah kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan memberikan tanda-tanda bahwa Ia maha kuasa dan Ia menyertai.
Suatu malam sekitar jam 19.00, putra bungsu penulis ingin mengunyah permen karet. Tentu ia dinasehati untuk tidak memikirkan itu karena selain mau mengirit, lagi pula sulit untuk pergi membelinya.
Tetapi kira-kira dua jam kemudian, dua orang ibu-ibu datang, membawa dua kantong berbagai keperluan. Kantong-kantong itu segera disambut dan dibawa ke dapur sambil penulis menemani mereka ngobrol di ruang tamu. Tidak lama kemudian putra bungsu penulis datang dan berbisik di telinga penulis bahwa Tuhan sudah kirim permen karet yang diinginkannya.
Ketika musim dingin tiba, badan terasa sungkan untuk mandi. Ketika kami berjalan di mall, istri penulis, Lie Lin, lihat-lihat parfum, penulis berkata, “jangan lihat yang begini, uang kita hampir habis.” Namun beberapa hari kemudian ketika penulis pulang kuliah, dibuat kaget karena ada parfum satu keranjang kecil di ruang tamu. Sebelum hilang kaget, istri memberi tahu bahwa tadi istri rektor datang membawanya. Menantunya kerja di toko parfum dan ini adalah bekas yang mereka pakai untuk test. Halleluyah!
Ketika penulis mau mengetik paper demi menggampangkan, penulis buat dengan bahan kardus sebuah menara yang lancip agar kertas yang ditulis gampang dibaca, untuk itu diperlukan satu jepitan di atasnya. Penulis minta istri mengingatkan untuk beli jepitan kalau kebetulan ke mall.
Namun sebelum sempat ke mall, pada acara doa Rabu malam, di lapangan parkir ada seorang ibu yang tiba duluan melambai-lambai.
Setelah penulis sampai di samping mobilnya, ia berkata, “Suhento, suami saya kerja di perusahaan yang kaya, kertas-kertas seperti ini mereka sudah akan buang, dan saya pikir engkau pasti mau memakainya.”
Penulis berterima kasih kepadanya dengan mata yang berkaca-kaca. Dia juga sangat terharu, mungkin pikirnya kok kasih kertas segitu saja sampai sangat terharu, padahal saya terharu atas kasih karunia Tuhan setelah melihat jepitan besar yang menjepit kertas itu.
Selama dua tahun di USA penulis mengalami banyak sekali keajaiban Tuhan. Sering kali ketika buka pintu apartment di depan tergeletak peti kayu berisikan berbagai kebutuhan, dengan tulisan “for Brother Liauw.” Banyak orang yang justru tidak merasakan mujizat Tuhan berkata bahwa penulis tidak mengerti tentang mujizat karena belum pernah merasakan mujizat .
Mujizat di Indonesia
Setelah kembali ke Indonesia, juga mengalami banyak mujizat Tuhan. Satu yang tidak mungkin dilupakan adalah proses pembelian rumah Bapak Yoshep Tan. Semua orang Jakarta tahu peristiwa Mei 1998. Kami sekeluarga saat itu mengungsi ke rumah Bapak Yoshep Tan yang terletak persis dibelakang GRAPHE. Sesudah itu penulis sering berdiri di balkon lantai tiga bagian belakang sambil memandang rumah Pak Yoshep berdoa, “Tuhan, kita perlu rumah di belakang ini supaya pekerjaanMu bisa berkembang.”
Beberapa tahun kemudian, tepatnya awal tahun 2001, suatu sore penulis merasa sangat ingin bertemu Pak Yoshep. Perasaan aneh seperti orang jatuh cinta. Penulis berkata kepada istri, “Lin, saya tidak tahu kenapa, rasanya ingin sekali bertemu Pak Yoshep. Kamu mau ikut?” Dia setuju ikut, kami berdua memakai sendal jepit berjalan kaki ke belakang. Setelah mengetuk pintu, Pak Yoshep keluar, dan senang serta mempersilakan kami masuk. Katanya, “tumben Pak Suhento, kok bisa main ke sini.”
Penulis bertanya, dulu waktu ribut-ribut tahun 1998 rumahnya mau dijual, apakah sekarang masih mau dijual? Pak Yoshep berkata bahwa barusan dibeli orang namun belum bayar sama sekali. Penulis bertanya, seandainya sekarang saya yang beli dan kasih tanda jadi, apakah masih bisa? Beliau berkata siapa yang bayar duluan rumah ini akan jadi miliknya. Penulis segera mengajak istri pulang dan mengumpulkan semua uang yang ada, dan terkumpul Rp.15 juta dan berikut kwitansi-nya kembali memberikan tanda jadi. Singkat cerita akhirnya dengan cara yang sangat ajaib rumah tersebut dilunasi oleh orang yang dipakai Tuhan.
Tentu masih ada banyak mujizat lagi yang penulis alami, yang penulis kira rubrik Pedang Roh ini tidak akan cukup memuatnya. Sungguh, Tuhan maha kuasa bahkan maha ajaib serta memperhatikan doa anak-anakNya.
Pembaca yang budiman, apa yang penulis ceritakan itu adalah kebenaran subyektif. Artinya, bagi orang yang tidak percaya, bisa saja ia berkata, “ah itu kan kebetulan.” Betul, itu benar hanya bagi yang mengalaminya saja. Dan tidak ada jaminan bahwa orang lain akan mengalaminya. Doktrin Alkitab adalah kebenaran obyektif, sedangkan kesaksian adalah kebenaran subyektif. Tidak ada satu orang Kristen pun yang boleh menjadikan pengalamannya atau pengalaman orang lain sebagai standar kebenaran. Kesalahan dari banyak gereja yang sifatnya emosional adalah pengkhotbah mereka tidak belajar theologi dengan giat sehingga tiap-tiap minggu hanya menyuguhkan kesaksian kepada anggotanya.
Setelah cerita yang benar kehabisan stock akhirnya keluar cerita bohong, bahkan cerita dibawa ke Sorga di antar ke Neraka dan lain sebagainya.
Sesungguhnya penulis tidak meminta pembaca meyakini kesaksian penulis. Sebenarnya pengalaman-pengalaman demikian adalah untuk diri sendiri, bukan untuk konsumsi orang lain. Tetapi karena banyak orang menuduh GRAPHE tidak percaya mujizat, maka terpaksa pengalaman ini diceritakan, demi untuk menegaskan bahwa GRAPHE sangat percaya akan mujizat.
Karunia Mengadakan Mujizat?
Lalu bagaimana dengan pribadi-pribadi tertentu yang menggembar-gemborkan diri bisa melakukan mujizat atau mereka yang mengadakan kebaktian dengan mujizat dan lain sebagainya? Kami menjawab bahwa ini adalah penggenapan Matius 24:24, “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”
Banyak orang Kristen ketika ditanya, percaya Alkitab satu-satunya firman Allah, atau percaya Alkitab salah satu firman Allah, segera menjawab, satu-satunya. Mereka biasanya asal bunyi tanpa memahami maknanya. Siapapun yang percaya bahwa Alkitab satu-satunya firman Allah, adalah berarti percaya bahwa Alkitab adalah kanon tertutup. Artinya, sesudah pewahyuan kitab Wahyu yang terjadi di pulau Patmos, kepada rasul Yohanes, sekitar tahun 98 AD, selanjutnya tidak ada proses pewahyuan lagi.
Kalau kitab Wahyu bukan wahyu terakhir, jika sesudahnya Allah masih menurunkan wahyu terus, maka Alkitab bukan satu-satu, melainkan salah satu firman Allah. Kesimpulan berikutnya akan berarti firman Allah yang ada di tangan orang Kristen bukan yang final dan utuh, melainkan hanya bagian (partial) saja.
Efek berikutnya adalah akan berakibat bahwa semua kesimpulan yang ditarik dari Alkitab belum final. Karena proses pewahyuan telah berakhir, dan Alkitab adalah satu-satunya firman Allah, maka tidak ada lagi nubuatan dari Allah. Semua nubuatan yang disampaikan “pendeta” adalah seratus persen bukan dari Allah. Lalu ada yang berkata, “bukankah dalam I Korintus 14:1 diperintahkan untuk memperoleh karunia bernubuat? Betul! Surat I Korintus ditulis sekitar tahun 50-an, dan saat itu proses pewahyuan memang belum ditutup. Proses pewahyuan ditutup sekitar empat sampai lima puluh tahun kemudian di pulau Patmos.
Pada tahun 50-an bukan hanya masih ada nubuatan, melainkan juga masih ada bahasa lidah, karena itu salah satu bentuk proses pewahyuan. Tetapi setelah kitab Wahyu diinspirasikan, proses pewahyuan ditutup, maka baik nubuatan maupun bahasa lidah dan semua bentuk pewahyuan termasuk penampakkan dan lain sebagainya sudah dihentikan. Dan Alkitab adalah SATU-SATUNYA firman Allah.
Seturut dengan itu maka jabatan Rasul maupun Nabi juga sudah tidak ada lagi sehingga sesuai Ef.4:11, maka tinggal Pemberita Injil, Gembala dan Guru (dosen) beserta Diaken. Karena II Kor.12:12 memberitahu kita bahwa karunia melakukan mujizat adalah karunia khusus untuk jabatan Rasul, maka setelah jabatan Rasul tidak ada lagi, karunia melakukan mujizat pun otomatis tidak ada lagi.
Mujizat masih ada, secara theologis itu adalah kesimpulan dari Allah yang maha kuasa dan maha kasih. Dan GRAPHE berani bersaksi, telah mengalami banyak mujizat dari Tuhan. Tetapi KARUNIA melakukan mujizat sudah tidak ada karena itu adalah karunia khusus kerasulan. Siapapun yang mengatakan bahwa dirinya bisa melakukan mujizat maka tandailah dia, karena dia pasti nabi palsu atau rasul palsu.
Setiap orang Kristen yang telah lahir baru adalah anak-anak Allah. Kita bebas berdoa meminta sesuatu, baik itu penyelesaian masalah, materi, atau kesembuhan kepada Tuhan, Bapa kita. Ia akan mengabulkan permohonan kita sesuai dengan hikmatNya dan kepatutan kita. Keyakinan bahwa doa Pendeta atau seseorang yang terkenal akan lebih didengar Tuhan adalah konsep yang salah. Zaman sekarang adalah zaman keimamatan setiap orang percaya, tidak ada orang yang boleh menjadi imam atas orang lain dan tidak boleh menjadikan orang lain imam atas kita.
Mujizat bisa terjadi sebagai bentuk jawaban Tuhan atas doa anak-anakNya. Orang lain tentu boleh berdoa sebagai bentuk peduli dan kasih, bukan karena kedekatan dan karena posisinya ia meminta bagi orang lain. Sekali lagi penulis tegaskan posisi GRAPHE, kami percaya bahwa mujizat masih ada. Selagi Tuhan hidup dan Ia menjawab doa anak-anakNya, maka mujizat masih bisa terjadi. Tetapi siapapun yang mengatakan bahwa ia memiliki kuasa melakukan mujizat, dan menyelenggarakan kebaktian KKR dengan acara mujizat, maka itu adalah penggenapan tentang nabi-nabi palsu yang dinubuatkan.
Pembaca, berhati-hatilah, karena iblis seperti singa yang mengaum-aum, mencari orang-orang yang dapat ditelannya. Kata Tuhan, “waspadalah, camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.” ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar