Sumber : Gereja Baptis Independent Grammata
Pendahuluan
Beberapa tahun yang lalu, ada seorang pendeta yang mengajak anggota
gerejanya mengadakan ritrit ditempat yang sunyi. Mereka berdoa dan
berpuasa. Setiap pagi mereka membahas mimpi dan berusaha
menghubungkannya dengan ajaran Alkitab. Orang-orang melakukan hal itu
dengan harapan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Untuk mencapai
tujuan itu, mereka menyiksa diri dengan menjauhi hal-hal yang
dianggap hanya menyenangkan hawa nafsu jasmani saja, misalnya :
makan, minum, hubungan sex, dll. Mereka merasa lebih hebat
dibandingkan orang lain, merasa layak untuk menerima pengalaman yang
luar biasa dari Allah dan berhak mengajarkan kebenaran selain Firman
Tuhan. Sejak dulu telah bermunculan pengajar-pengajar palsu yang
dipenuhi roh-roh penyesat 1 Timotius 4:1-3. Mereka mengajarkan
kebenaran yang palsu.
Waspada terhadap Ajaran Palsu (Filipi 3:1-3)
Ajaran palsu biasanya disukai banyak orang, karena mengajarkan hal-
hal yang menarik perhatian, misalnya : mempercepat kenaikan pangkat,
memperoleh kekayaan, pelampiasan nafsu, dll, yang pada dasarnya
berpusat pada pemenuhan kepentingan diri-sendiri. Lee H. Mc.Coy
menyatakan bahwa : "orang-orang yang dibawa pada penyimpangan itu
tidak menyadari adanya bahaya yang akan datang.". Rasul Paulus
mengatakan ada tiga golongan orang yang harus diwaspadai sebagai
pengajar palsu. Pertama, mereka yang disebut golongan anjing-anjing.
Dalam adat orang Yahudi, anjing merupakan gambaran orang yang
dianggap rendah dan najis, yang harus diusir dari lingkungan mereka.
Mereka adalah orang-orang yang menyesatkan dengan perilaku yang
kotor, hidup dalam kegelapan, masih mengikuti cara hidup orang kafir.
Kedua, pekerja-pekerja yang jahat. Mereka ini melayani dengan
motivasi yang tidak benar (Filipi 1:17), mementingkan diri sendiri,
mencari keuntungan dari pelayanan, memutarbalikkan ajaran demi
kepentingan mereka. Ketiga, penyunat-penyunat palsu. Mereka menuntut
orang lain untuk mentaati peraturan keagamaan, sehingga menjadi beban
berat yang tak mungkin ditanggung. Para penyesat dan ajaran mereka
harus diwaspadai supaya kita tetap berpegang pada ajaran yang benar.
Membuang yang Palsu (Filipi 3:4-7)
Segala sesuatu yang palsu selalu berkonotasi jelek, mudah rusak,
tidak memuaskan bahkan sering menimbulkan bahaya. Dalam hidup ini
juga ada berbagai ajaran palsu yang harus diwaspadai agar tidak
merusak anugerah Allah yang telah kita miliki. Dalam ayat 4-7 Paulus
menyatakan berbagai hal yang sebenarnya palsu, bahkan dianggap sampah
yang harus dibuang sebab tidak mendatangkan keuntungan dalam hidup
kita yang sebenarnya.
Berpegang Teguh dalam Kebenaran (Filipi 3:8-11)
Seringkali orang keliru memahami makna kebenaran. Sebagian orang
menganggap kebenaran itu diperoleh jika berbuat kebajikan dan
mentaati hukum-hukum agama. Seperti telah dinyatakan diatas, Paulus
menganggap bahwa pandangan semacam itu tidak benar. Mengapa? Karena
kebenaran tidak dapat diperoleh melalui usaha kita sendiri atau
melalui ketaatan dalam menjalankan aturan-aturan agama. Kebenaran
merupakan anugerah Allah melalui pengorbanan Tuhan Yesus dan hanya
dapat diperoleh melalui iman kepada Yesus. Kita dapat menyatakan
kebenaran itu kepada orang lain, agar mereka waspada terhadap ajaran-
ajaran yang menyesatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar