Oleh : GBIA Grammata
Berteguh Hati dalam Tuhan (Filipi 4:1-3)
Paulus menyatakan bahwa kita adalah warga negara surga. Saat ini kita menantikan Kristus mengubah tubuh kita menjadi tubuh yang mulia, serupa dengan tubuh-Nya. Karena itu kita harus tetap berdiri teguh dalam Tuhan. Artinya, kita tetap berjuang dan terus berusaha mencapai tujuan yang utama. Tugas pengabaran Injil jauh lebih penting dibandingkan dengan masalah-masalah duniawi.
Hati yang Penuh Damai (Filipi 4:4-7)
Dalam Alkitab dituliskan, "Hati manusia mencerminkan manusia itu" (Amsal 27:19); "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati" (Matius 12:34). Jadi apakah yang seharusnya ada dalam hati orang yang telah diselamatkan?
- Senantiasa bersukacita, karena telah mengalami keselamatan dan kelahiran baru yang tidak bisa dihapus oleh keadaan apapun.
- Kebaikan hati, merupakan ungkapan syukur dan sukacita karena kebaikan Allah.
- Tidak merasa khawatir akan segala sesuatu, karena telah menjadi warga kerajaan sorga. Segala kekhawatiran dapat dinyatakan dalam doa kepada Allah, yang akan mendengar bahkan menjawab doa-doa kita.
Pikiran dan Tindakan yang Mulia (Filipi 4:8-9)
Ketika orang belum percaya Yesus, hati dan seluruh hidupnya selalu dikuasai oleh kepentingannya sendiri. Karena itu tidak mengherankan jika pikiran mereka penuh dengan kecurangan. Mereka berbuat baik, bukan dari ketulusan hatinya tetapi karena ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik baginya atau mendapatkan balasan/pahala. Firman Tuhan menyatakan : "... berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Roma 12:2). Sedangkan dalam Filipi 4:8 dikatakan supaya kita memusatkan pikiran kepada hal-hal yang benar, yang mulia, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang merupakan kebajikan dan patut dipuji.
Rindu Mencapai Sasaran (Filipi 3:12-14)
Seorang pelari akan berlari sekuat tenaga dengan mata yang tertuju pada garis akhir. Demikian juga orang percaya yang sedang bertumbuh akan berjuang keras untuk mencapai kedewasaan rohani. Setelah Paulus ditangkap Kristus, ia mengarahkan seluruh hidupnya kepada Kristus untuk mencapai sasaran, yaitu panggilan surgawi.
Berpikiran Sempurna (Filipi 3:15-16)
Salah satu penghambat pertumbuhan rohani seseorang adalah terlalu mengandalkan pikirannya sendiri sehingga sulit mempercayai dan melakukan kehendak Allah. Yesaya melukiskan betapa jauhnya perbedaan pikiran manusia dengan pikiran Tuhan itu seperti langit dan bumi (Yesaya 55:9). Orang yang bertumbuh secara rohani tidak akan meragukan anugerah Allah. Ia akan meninggalkan pikirannya sendiri dan menggunakan pikiran Allah.
Mengutamakan Kristus (Filipi 3:17-19)
Selama masih hidup, kita berusaha mencukupi kebutuhan kita. Benar, di dunia ini kita bekerja, beraktivitas dalam masyarakat dan melakukan kegiatan-kegiatan lain, tetapi bukan itu tujuan utama dalam hidup kita. Kegiatan-kegiatan duniawi hanya merupakan sebagian kecil dari tugas kehidupan kita yang panjang. Tujuan utama kita adalah menjadi pengikut Kristus.
Beridentitas sebagai Warga Kerajaan Allah (Filipi 3:20-21)
Paulus menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Kristus, menjadi warga Kerajaan Surga. Karena itu mereka harus memiliki indentitas dan tanda-tanda sebagai warga kerajaan surga. Orang yang bertumbuh rohaninya semakin menyadari statusnya sebagai warga kerajaan surga, dan tidak akan mencemarkan status tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar