1. Iman yang tak Terhindarkan
2. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan
3. Masalah-Masalah Evolusi
4. Kecenderungan-Kecenderungan Hati
5. Latar Belakang Kitab Kejadian
6. Bangsa Israel
7. Klaim-Klaim tentang Kristus
8. Bukti dari Mukjizat-Mukjizat
9. Detil-Detil dari Alam Semesta
10. Kenyataan dari Pengalaman
1. IMAN YANG TAK TERHINDARKAN
Setiap orang mempercayai sesuatu. Tidak seorangpun yang dapat menanggung tekanan dan masalah hidup tanpa beriman kepada sesuatu yang tak sepenuhnya dapat
dibuktikan. Orang atheis tidak dapat membuktikan bahwa Allah tidak ada. Orang
pantheis tidak dapat membuktikan bahwa segala sesuatu adalah Allah. Kaum
pragmatis tidak dapat membuktikan asumsi mereka bahwa sesuatu dianggap penting
karena bermanfaat bagi mereka. Orang agnotispun tidak dapat membuktikan bahwa
Allah tidak mungkin diketahui. Iman tidak dapat dihindari, sekalipun jika kita
memilih untuk hanya percaya pada diri kita sendiri. Sesungguhnya apa yang kita
putuskan adalah mengenai bukti yang kita anggap paling cocok, bagaimana kita
menafsirkan bukti tersebut, dan siapa atau apa yang kita ingin percayai.
(.Luk 16:16)
2. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN
Metode ilmu pengetahuan terbatas oleh suatu proses yang terukur dan dapat
diulang, sehingga ia tidak dapat berbicara tentang asal usul kehidupan, makna
dan moralitas. Untuk menjawab hal-hal itu, ilmu pengetahuan bergantung pada
nilai dan keyakinan pribadi dari mereka yang menggunakan ilmu tersebut, dan
karena itu pula, ia sangat berpotensi baik untuk kebaikan maupun kejahatan. Ilmu
pengetahuan dapat digunakan untuk membuat vaksin atau racun, membuat tenaga
nuklir untuk tanaman atau persenjataan, untuk melestarikan lingkungan hidup atau
mencemarinya, bahkan untuk memuliakan Allah maupun melawan Allah. Ilmu
pengetahuan itu sendiri tidak mampu memberikan bimbingan moral atau nilai-nilai
untuk mengatur hidup kita. Apa yang dapat dilakukannya adalah memperlihatkan
kepada kita bagaimana cara kerja hukum alam, tetapi tidak dapat menjelaskan apa-apa
tentang asal-usulnya.
3. MASALAH-MASALAH EVOLUSI
Banyak orang berasumsi bahwa teori evolusi tentang kehidupan membuat Allah tidak
dibutuhkan. Pandangan demikian mengabaikan beberapa hal. Jika kita berasumsi
suatu saat nanti ilmuwan menemukan cukup banyak "rantai yang hilang" untuk
mengkonfirmasi bahwa kehidupan muncul dan berkembang secara bertahap dalam
rentang waktu yang panjang, hukum-hukum probabilitas tetap memperlihatkan bahwa
kita membutuhkan Sang Pencipta. Karena itu pula banyak ilmuwan yang percaya
kepada teori evolusi juga percaya bahwa alam semesta yang sedemikian besar dan
kompleks ini tidak "terjadi begitu saja." Mereka mau tidak mau harus mengakui
kemungkinan, atau bahkan kepastian, adanya Perancang berintelijensi tinggi yang
menyediakan segala unsur untuk hidup dan yang menetapkan hukum-hukum agar semua unsur itu dapat berkembang.
4. KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN HATI
Umat manusia pada dasarnya adalah makhluk religius. Pada saat mengalami kejutan
atau kesusahan mendadak, ketika berdoa atau mengumpat, seseorang biasanya
merujuk pada hal-hal yang ilahi. Mereka yang menganggap gejala ini sebagai
kebiasaan buruk atau penyimpangan sosial malah diperhadapkan pada banyak
pertanyaan yang tak terjawab. Menyangkal keberadaan Allah tidaklah dapat
menghilangkan misteri kehidupan. Walau kita mencoba mengeluarkan Allah dari
kehidupan sehari-hari, kita tidak akan dapat menghalau kerinduan kita kepada
kehidupan yang lebih baik dari kehidupan saat ini (.Pen 3:11). Ada sesuatu tentang kebenaran, keindahan, dan cinta yang membuat hati kita nyeri. Bahkan dalam kemarahan kita kepada Allah yang mengijinkan ketidak-adilan dan sakit-penyakit, kita sesungguhnya sedang menggunakan suatu kesadaran moral untuk berargumentasi bahwa kehidupan saat ini tidak berjalan sebagaimana seharusnya. (.Rom 2:14-15) Sekalipun tanpa sengaja, kita sesungguhnya sedang mencari sesuatu yang lebih baik, bukannya yang lebih buruk, dari diri kita sendiri.
5. LATAR BELAKANG KITAB KEJADIAN
Dengan membaca sekilas, kata-kata pembukaan Alkitab tampaknya berasumsi bahwa
Allah itu ada. Bagaimanapun kitab Kejadian ditulis pada waktu tertentu dalam
sejarah. Musa menulis kalimat, "Pada mulanya Allah," sesudah bangsa Israel
keluar dari Mesir. Dia menulis hal itu sesudah terjadinya pelbagai peristiwa
mujizat yang disaksikan oleh jutaan orang Israel dan Mesir. Dari kitab Keluaran
sampai kedatangan Mesias, Allah yang diceritakan Alkitab membuktikan diri-Nya
ada melalui peristiwa-peristwa yang dapat disaksikan di dalam waktu dan tempat
yang nyata. Siapapun yang meragukan klaim-klaim tersebut dapat mengunjungi
tempat-tempat dan orang-orang yang nyata untuk membuktikannya bagi diri mereka
sendiri.
6. BANGSA ISRAEL
Israel sering digunakan sebagai argumentasi untuk melawan Allah. Banyak orang
sulit percaya pada Allah yang bersikap memihak pada satu "umat pilihan." Ada
lagi yang lebih sulit percaya pada Allah yang tidak melindungi "bangsa pilihan-Nya"
dari kamar-kamar gas Nazi di Auschwitz dan Dachau. Tetapi sesungguhnya semenjak
Perjanjian Lama, masa depan Israel telah dinubuatkan. Seperti nabi-nabi lain,
Musa menubuatkan bukan saja bahwa Israel akan memiliki tanah perjanjian, tetapi
bahwa mereka akan mengalami penderitaan yang tak terkira, tersebar ke seluruh
pelosok bumi, pertobatan mereka kepada Allah, dan pemulihan mereka pada akhir
jaman. (.Ula 28:1-34:12; Yes 2:1-5; Yeh 37:1-38:23)
7. KLAIM-KLAIM TENTANG KRISTUS
Banyak orang yang mulanya ragu pada keberadaan Allah telah kembali meyakinkan
diri mereka dengan pemikiran, "Jika Allah ingin kita percaya kepada-Nya, Dia
pasti akan menyatakan diri-Nya kepada kita." Menurut Alkitab, itulah yang Allah
lakukan. Pada abad ke-7 SM, nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan memberi umat-Nya suatu tanda. Seorang perawan akan melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan
disebut "Allah beserta kita." (.Yes 7:14; Mat 1:23) Bahwa Anak ini
juga akan disebut "Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (.Yes 9:5)
Dan bahwa Dia akan mati untuk dosa-dosa umat-Nya dan kemudian Dia akan melihat
hidup-Nya dihormati dan dipermuliakan (.Yes 53). Menurut Perjanjian
Baru, Yesus mengklaim diri-Nya sebagai Mesias. Di bawah pemerintahan Gubernur
Romawi yang bernama Pontius Pilatus, Dia disalibkan dengan tuduhan bahwa Dia
mengklaim diri-Nya sebagai Raja Israel dan bahwa Dia telah menyamakan Diri-Nya
setara dengan Allah. (.Yoh 5:18)
8. BUKTI DARI MUKJIZAT-MUKJIZAT
Sejumlah laporan dari para pengikut Yesus yang mula-mula sepakat bahwa Yesus
bukan hanya mengklaim diri sebagai Mesias yang sudah lama dinantikan. Para saksi
ini mengatakan bahwa Dia dipercaya oleh mereka karena Dia menyembuhkan orang
lumpuh, berjalan di atas air, kemudian secara sukarela mengalami kematian yang
menyakitkan dan yang tidak patut Dia terima, dan akhirnya Dia bangkit dari
kematian. (.1Ko 15:1-8) Yang paling tidak terbantah adalah klaim
mereka bahwa banyak saksi telah melihat dan berbicara dengan Kristus setelah
kubur-Nya ditemukan kosong dan sebelum menyaksikan dengan mata kepala sendiri
Dia naik ke surga. Para saksi ini tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari
klaim-kaim yang mereka buat. Mereka tidak mengharapkan kekayaan harta-benda atau
kekuasaan. Bahkan banyak dari mereka yang mati martir, tetapi sampai akhir hayat
mereka tetap mengklaim bahwa Mesias yang dinantikan bangsa Israel telah hadir di
tengah mereka, bahwa Dia telah menjadi korban penebusan dosa, dan bahwa Dia
telah bangkit dari kematian untuk meyakinkan mereka bahwa Dia mampu membawa
mereka kepada Allah.
9. DETIL-DETIL DARI ALAM SEMESTA
Ada orang yang percaya kepada Allah tetapi tidak menganggap keberadaan-Nya
secara serius. Mereka beralasan bahwa Allah yang cukup besar untuk menciptakan
alam semesta ini pasti terlalu besar untuk memperhatikan kita. Sebaliknya Yesus
justru memperkuat apa yang alam ini hendak katakan melalui rancangan dan
detil-detilnya. Yesus memperlihatkan bahwa Allah cukup besar untuk
memperhatikan detil hidup kita yang paling kecil sekalipun. Dia berbicara
mengenai Allah yang tahu bukan saja setiap tindakan kita, tetapi juga motivasi
dan pikiran-pikiran dalam benak kita. Yesus mengajarkan bahwa Allah tahu jumlah
rambut di kepala kita, keinginan-keinginan hati kita, dan bahkan keadaan seekor
burung pipit yang terjatuh ke bumi. (.Maz 139; Mat 6)
10. KENYATAAN DARI PENGALAMAN
Alkitab berkata bahwa Allah merancang hidup kita sedemikian rupa sehingga kita
terdorong untuk mencari Dia (.Kis 17:26). Bagi mereka yang
sungguh-sungguh mencari Dia, Alkitab juga berkata bahwa Allah cukup dekat untuk
ditemukan (.Kis 17:27). Menurut Rasul Paulus, Allah adalah Roh yang
di dalam-Nya "kita hidup, kita bergerak, dan kita ada," (.Kis 17:28).
Tetapi Alkitab juga sangat jelas mengajarkan bahwa kita harus menghampiri Allah
sesuai dengan cara-cara Allah, bukan menurut kemauan kita sendiri. Dia berjanji
untuk dapat ditemui, bukan oleh setiap orang, tetapi oleh mereka yang mengakui
kebutuhan mereka dan yang bersedia sungguh-sungguh percaya kepada Allah dan
bukan percaya kepada diri mereka sendiri.
ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda dapat mengakui keberadaan Allah tetapi ragu-
ragu apakah Anda dapat menerima klaim Yesus bahwa Dia adalah "Allah yang menjadi
manusia." Orang dari Nazaret ini berjanji menolong mereka yang ingin melakukan
kehendak Allah. Dia berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan
tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari Diriku
sendiri." (.Yoh 7:17)
Jika Anda percaya pada bukti tentang Allah yang menyatakan diri-Nya kepada kita
melalui Anak-Nya, Anda perlu mengingat perkataan Alkitab bahwa Kristus mati
untuk dosa-dosa kita, dan bahwa siapapun yang percaya kepada-Nya akan menerima
pengampunan dosa dan kehidupan kekal. Keselamatan yang ditawarkan Kristus
bukanlah upah untuk usaha kita, tetapi suatu anugerah bagi mereka, yang melalui
bukti-bukti yang tersedia, mau percaya kepada Dia. (.Yoh 5:24; Rom 4:5;
.Efe 2:8-10)
© 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd. (cd SABDA 3.0)
Artikel Rohani menarik, Isu Teologi, Cinta, Humor dan perenungan. Fundamental-Baptist-Independent-Alkitabiah, Dispensational in theology, Pre-Tribulational Rapture Pre-millennial, Textus Receptus and Masoretic Text (traditional-text based), Baptism by immersion, Six-day literal creation, Literal and Grammatical and Historical in hermeneutics
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar