1. Kekecewaan terhadap Allah
2. Kebingungan
4. Kebiasaan-Kebiasaan Lama yang tidak Berubah
5. Mengandalkan Diri
6. Tidak Berdoa
7. Kecerobohan
8. Hati yang tidak Teruji
9. Musuh yang tidak Tampak
10. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab
1. KEKECEWAAN TERHADAP ALLAH
Banyak orang Kristen mengatakan melalui tindakan mereka apa yang tidak berani
diucapkan oleh mulut mereka. Bahkan ekspresi wajah mereka saja sudah menunjukkan
kesuraman dan kebosanan. Perilaku demikian membuat orang sulit percaya bahwa
iman mereka betul-betul memberi mereka kepuasan. Bagaimana mungkin orang lain
diharapkan percaya kepada Allah yang bahkan tidak memenuhi harapan para
pengikut-Nya? Alkitab mengatakan ada pengikut-pengikut Kristus yang tidak
otentik. Sekilas mereka terlihat sungguh-sungguh, tetapi kenyataannya tidak.
(.Mat 7:21-23; 13:24-30; 1Yo 2:18-19) Namun adanya penyusup-penyusup
yang berpura-pura ini bukanlah realitas satu-satunya. Alkitab tidak
menyembunyikan kenyataan bahwa orang yang sungguh-sungguh beriman juga pernah
kecewa terhadap Allah. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memberikan contoh
orang-orang yang putus asa atau bahkan marah kepada Allah karena Dia membiarkan
mereka menderita pada saat-saat mereka mengharapkan perlindungan dari Dia.
(Bil 14:1-4; Maz 73)
2. KEBINGUNGAN
Pada saat tertekan, bahkan juga pada waktu makmur, orang Kristen sejati dapat
dibingungkan sehingga beralih dari keyakinan bahwa kesejahteraan utama mereka
sesungguhnya tidak terletak di tangan orang lain atau keadaan. Karena gangguan
dan kebingungan yang terus-menerus muncul, Alkitab menasihati umat Allah untuk
senantiasa memperbarui pikiran mereka dengan cara mengingat apa yang telah Allah
lakukan untuk mereka. (Rom 12:1-2) Kitab Suci mendorong orang-orang
percaya untuk memelihara pengharapan dan iman mereka dengan mengasah ingatan
mereka tentang apa yang telah mereka ketahui. (2 Pet 1:1-15)
Alasannya jelas. Terkikisnya ingatan seringkali merusak karakter dan perilaku
Kristiani. (Ul 6:10-12)
3. HUBUNGAN YANG BERBAHAYA
Yesus dikenal dari orang-orang yang berkumpul dengan-Nya. Dia makan dan minum
dengan orang-orang yang dijauhi oleh para pemimpin agama. Tetapi Yesus makan dan
minum dengan orang-orang demikian bukanlah karena Dia tertarik mengikuti cara
hidup mereka. Dia melakukan hal itu untuk menjadi teman terbaik yang dapat
dimiliki oleh seorang pendosa. Bila dilandasi oleh motivasi yang salah, hubungan
seperti yang dilakukan oleh Yesus dapat menjadi sangat berbahaya. Tanpa tujuan-tujuan-Nya
yang kuat dan penuh kasih, tuduhan bahwa Dia adalah "sahabat orang berdosa" akan
mempunyai efek yang jauh lebih merusak. Rasul-Nya sendiri, yakni Paulus, menulis
mengenai hal tersebut: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa
lagi." (1 Kor 15:33-34) Bahkan Raja Salomo yang bijaksana membayar
mahal untuk hubungan yang terlarang itu. (1 Ra 11:1-13) Kekalutan
yang dia alami membuat dia bertindak seperti seorang yang tidak pernah mengenal
Allah (Pen 1-12).
4. KEBIASAAN-KEBIASAAN LAMA YANG TIDAK BERUBAH
Seorang Kristen sejati bisa saja telah mengambil keputusan-keputusan iman yang
mengubah cara mereka berpikir tentang Allah dan tentang diri mereka, tetapi
mereka belum dapat mengatasi pergumulan dengan egoisme mereka. Secara moral
mereka juga tidak lebih baik dari orang non-Kristen. Kecenderungan mereka untuk
cinta-diri tak berubah sedikitpun. (.Rom 7:14-25) Nafsu-nafsu yang
menarik mereka kepada perbuatan duniawi hampir sepasti gaya gravitasi. Bila
orang Kristen sejati tidak lagi hidup di bawah pimpinan Roh Kudus dan Firman
Allah, (.Gal 5:16-26) maka segera mereka akan kembali hidup
mementingkan diri sendiri, seperti halnya layang-layang yang jatuh ke bumi
karena terhentinya tiupan angin.
5. MENGANDALKAN DIRI
Allah meminta umat-Nya untuk mempercayai-Nya sesuai dengan cara-cara yang Dia
tetapkan, bukan sesuai kemauan mereka. Dia menasihati mereka untuk tidak
bergantung pada pengertian mereka sendiri, tetapi menggunakan pertimbangan dan
pemikiran terbaik mereka untuk bersandar kepada Dia. Dia mengundang anak-anak-Nya
untuk membiarkan Dia hidup di dalam mereka. Mereka yang melupakan prinsip
hidup bersandar pada Allah seringkali masih menganggap diri mereka adalah orang
Kristen sejati. Bahkan murid-murid Kristus pun belajar dengan cara menyakitkan
tentang bahaya bersandar pada diri sendiri. Pada malam ketika Yesus ditangkap,
Petrus, seorang murid yang paling dekat dengan-Nya dan seorang nelayan yang
paling keras kepala, mengumumkan bahwa dia siap mengikuti Guru-Nya menuju
penjara atau pun kematian. (.Luk 22:33) Tetapi hanya dalam beberapa jam
kemudian dia berkali-kali menyangkal bahwa dia pernah mengenal Yesus orang
Galilea itu. Keyakinan dirinya yang keliru itu dicatat sebagai peringatan bagi
kita.
6. TIDAK BERDOA
Orang Kristen yang berpura-pura biasanya terkenal munafik di dalam doa-doa
mereka. (.Mat 6:5-8) Orang Kristen sejati menggunakan doa bukan
untuk membuat orang lain terkesan tapi sebagai cara yang tulus untuk berterima
kasih, mengakui dosa, dan meminta tuntunan dan pertolongan. Mereka tahu bahwa
berdoa adalah syarat mutlak bagi siapapun yang ingin bertumbuh dalam hubungan
pribadi dengan Allah. Bila para pengikut Kristus tidak memperlihatkan
ketergantungan di dalam doa, maka mereka akan bertindak persis seperti orang-orang
lainnya. (.Yak 4:1-6) Yesus memperingatkan murid-murid-Nya mengenai
kemungkinan terjadinya hal ini pada malam ketika Dia ditangkap. Di sela-sela
pergumulan doa-Nya, Dia berkata kepada mereka, "Berjaga-jagalah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging
lemah, ."( .Mat 26:41)
7. KECEROBOHAN
Raja Daud adalah seorang yang mempunyai iman sejati. Karena dia mencintai hukum-hukum Allah, maka dia berketetapan hati untuk menghindari kegagalan moral dan rohani.
(.Maz 119:11) Alkitab sendiri mengakui bahwa dia adalah seorang yang
berkenan di hati Allah (.Kis 13:22). Tetapi catatan kerohaniannya
yang gemilang tersebut tidaklah dapat mencegah Daud menjadi seorang penzinah dan
pembunuh. Suatu malam, ketika orang-orang pergi berperang untuknya, dan ketika
dia berdiri di atas sotoh rumahnya yang aman, dia menggunakan kekuasaan
jabatannya untuk mengambil istri orang lain. Dalam kejatuhan tersebut, Daud
belajar makna pernyataan ini: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh
berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh, ."( .1Ko 10:12)
8. HATI YANG TIDAK TERUJI
Sebagai pengajar hati manusia, Yesus mengingatkan kita bahwa motivasi yang tidak
diuji dapat menimbulkan aneka bentuk penipuan diri sendiri. Nabi Yeremia juga
mengakui bahaya dari "kegelapan batiniah" ketika dia menulis: "Betapa liciknya
hati, lebih licik dari segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang
dapat mengetahuinya?" (.Yer 17:9) Psikologi modern memperlihatkan
kecenderungan kita untuk menghindari rasa sakit emosional dengan pelbagai cara
pengalihan dan penyangkalan. Psikologi juga mencatat kebiasaan-kebiasaan hati
kita yang mencoba menumpulkan rasa sakit yang ditimbulkan oleh perasaan bersalah
yang nyata maupun yang palsu. Bagaimanapun, ilmu jiwa tidak dapat mengubah hati
kita. Kita semua punya alasan untuk bergabung dengan Raja Daud dalam doanya,
"Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan
yang kekal, ."( .Maz 139:23-24)
9. MUSUH YANG TIDAK TAMPAK
Murid-murid Kristus mempunyai musuh rohani yang berusaha membingungkan mereka
dan mengaburkan pengaruh mereka. Musuh itu sedang berperang untuk melumpuhkan
mereka. Banyak orang yang telah menjadi korban. Tak terhitung jumlah orang-orang
Kristen sejati yang dibuat tidak efektif oleh musuh tersebut yang jauh lebih
halus dan pintar dari yang mereka kira. Memang dia tidak dapat membuat orang-orang
Kristen melakukan dosa, tetapi dia dan antek-anteknya terus-menerus mencari
kelemahan-kelemahan yang dapat dia jadikan sebagai jalan masuk ke dalam
kehidupan orang-orang Kristen sejati. (.Efe 4:27; 6:10-20) Seperti
binatang pemangsa, dia berkeliling mencari korban-korban yang mudah diserang.
(.1Pe 5:8)
10. KURANGNYA RASA TANGGUNG JAWAB
Seseorang tidak mungkin bertumbuh menjadi dewasa rohani dengan hanya melakukan
apa yang alamiah. Mereka pun tidak akan menjadi semakin serupa dengan Kristus
bila mereka dibiarkan berupaya sendiri. Bahkan orang Kristen terkuat sekalipun
tidak mungkin dapat menjalankan hidup kekristenannya sendirian. Yesus memberi
perintah kepada murid-murid-Nya bukan saja untuk menobatkan orang-orang, tetapi
juga untuk mendidik mereka agar hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
(.Mat 28:19-20) Rasul Paulus menyamakan para pengikut Kristus dengan
tubuh manusia yang anggota-anggotanya saling tergantung satu sama lain (.1Ko 12).
Memang saat ini banyak orang senang mengembangkan semangat kemandirian, tetapi
sikap demikian tidaklah mencerminkan maksud Kristus yang sesungguhnya bagi
gereja-Nya. Kristus memanggil orang bukan hanya untuk datang kepada-Nya, tetapi
juga kepada satu sama lain.
ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda meragukan kemurnian orang-orang gereja yang tidak bertindak seperti pengikut-pengikut Kristus. Namun adalah keliru bila kita
menganggap bahwa mereka yang mengaku diri Kristen adalah Kristen palsu hanya
karena tingkah-laku mereka saat ini tidak sesuai dengan kepercayaan mereka.
Berita baiknya adalah bahwa Allah menyelamatkan manusia berdasarkan kasih
karunia (kebaikan yang tidak layak kita terima) melalui kepercayaan kepada Anak-Nya.
(.Efe 2:8-10) Memang tidak ada alasan apa pun yang dapat membenarkan
orang Kristen sejati untuk hidup di dalam dosa, tetapi fakta bahwa Allah
menyelamatkan manusia yang berdosa melawan Dia, sebelum dan sesudah mereka
percaya kepada Anak-Nya, adalah suatu kabar baik bagi kita semua. Jika Allah
dapat menyelamatkan orang-orang demikian, Dia dapat menyelamatkan kita pula. Dia
menawarkan pengampunan dosa dan kehidupan kekal kepada semua orang yang mau
mengakui betapa salahnya mereka telah hidup terpisah dari Dia. Dia menawarkan
surga bagi semua orang yang mau percaya bahwa Kristus telah mati bagi dosa-dosa
mereka, dan bahwa Dia telah bangkit dari kematian untuk hidup di dalam siapa pun
yang percaya kepadaNya. (.Rom 4:5)
© 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd. (cd SABDA 3.0)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar