Kesombongan Manusia
Berikut ini oleh Brian Snider – “Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu” (Yesaya 2:17). Tahun ini sungguh tahun yang sulit bagi kesombongan manusia. Manusia suka untuk berpikir bahwa ia telah sepenuhnya mengalahkan angakasa, namun satu gunung berapi yang kecil saja, di lokasi yang jauh dari keramaian, dapat menimbulkan kerugian jutaan milyar dolar di bisnis penerbangan internasional yang baru belakangan ini mulai beroperasi lagi. Manusia suka untuk berpikir bahwa ia telah menaklukkan samudera, namun sebuah pangkalan minyak lepas pantai yang bernilai jutaan dolar meledak, terbakar dan tenggelam ke dalam lautan ketika sedang beraktivitas rutin, meninggalkan sumur yang memuntahkan minyak ke lautan dan banyak orang pusing bagaimana cara menghentikannya. Tahun ini saja, jutaan orang harus pindah dan puluhan ribu yang mati karena gempa bumi dan kehancuran yang terjadi karena gempa itu.
Walaupun demikian, walaupun diperhadapkan kepada segala ketidakpastian dalam hidup ini, tidak adanya kerendahan hati pada manusia terus berlanjut. Tidak ada gerakan melembut terhadap Allah. Tidak ada gerakan rela mendengar FirmanNya. Tidak ada yang mencari pertolongan di luar dari kekuatan manusia yang lemah.Salah satu dosa manusia yang besar adalah kegagalannya mengakui seorang Pencipta yang Kudus. Dan karena itu, akan datang harinya Allah merendahkan semua manusia di bumi ini. Jika manusia tidak merendahkan dirinya, Allah yang akan merendahkan dia. Betapa hari itu akan mengerikan bagi manusia. Namun betapa hari yang mulia bagi Alalh kita. Dan TUHAN akan ditinggikan pada hari itu.
Walaupun demikian, walaupun diperhadapkan kepada segala ketidakpastian dalam hidup ini, tidak adanya kerendahan hati pada manusia terus berlanjut. Tidak ada gerakan melembut terhadap Allah. Tidak ada gerakan rela mendengar FirmanNya. Tidak ada yang mencari pertolongan di luar dari kekuatan manusia yang lemah.Salah satu dosa manusia yang besar adalah kegagalannya mengakui seorang Pencipta yang Kudus. Dan karena itu, akan datang harinya Allah merendahkan semua manusia di bumi ini. Jika manusia tidak merendahkan dirinya, Allah yang akan merendahkan dia. Betapa hari itu akan mengerikan bagi manusia. Namun betapa hari yang mulia bagi Alalh kita. Dan TUHAN akan ditinggikan pada hari itu.
Skeptikisme Dalam Arkeologi
Berikut ini oleh Arkeolog Dr. Bryant Wood: “Para ahli biasanya memiliki pandangan bahwa hal apapun mengenai sejarah awal Israel sebelum masa Kerajaan [yang ditulis dalam Alkitab] tidak dapat dipercayai begitu saja kecuali jika peristiwa-peristiwa yang digambarkan itu didukung oleh kesaksian independen lainnya. Pendekatan ini sangatlah bias dan juga tidak ilmiah. Dokumen-dokumen kuno lainnya diasumsikan akurat kecuali jika ada bukti yang dapat dipercaya yang menggambarkan sebaliknya. Dokumen-dokumen ini, sama seperti Alkitab, bersifat religius, sebagaimana para penulis teks-teks kuno secara rutin menyebut ilah-ilah kafir mereka dan apa yang para dewa lakukan untuk mereka” (“Extra-Biblical Evidence for the Conquest,”Bible and Spade, edisi Fall 2005). Skeptikisme yang “bias dan tidak ilmiah” dari kebanyakan arkeolog adalah hasil dari kebutaan yang disengaja yang disinggung oleh Petrus: “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah” (2 Pet. 3:3-6). Alkitab menyebut para skeptik akhir zaman ini “sengaja tidak mau tahu.” Ini adalah kata-kata yang sangat menarik mengingat betapa bangganya orang-orang ini akan pengetahuan mereka. Allah tidak hanya berkata bahwa mereka tertipu; Ia menyebut mereka tidak tahu apa-apa. Sobat-sobat yang percaya Alkitab, janganlah takut akan para skeptik yang sombong. Ada lebih banyak hikmat dalam satu ayat Alkitab daripada seisi dunia tulisan para skeptik.
Seorang Wanita Kecewa Setelah Mengikuti Injil Oprah
Sebuah buku yang berjudul “Living Oprah” menggambarkan usaha seorang wanita berusia 35 tahun untuk hidup sesuai dengan injil Oprah Winfrey. Robyn Okrant berketetapan hati untuk mengikuti setiap anjuran yang berasal dari acara televisi Oprah, maupun website dan majalahnya. Dia membaca buku-buku yang direkomendasikan, menonton film-film yang direkomendasikan, mengikuti resep-resep yang dianjurkan, menyelesaikan kuis-kuis yang bertujuan membantu diri sendiri, dan membeli kosmetik, peralatan, pakaian-pakaian, dan perabotan [yang berhubungan dengan Oprah] hingga 5000 dolar. Oprah mengaku membantu para wanita “menghidupi hidup yang terbaik” dan walaupun Okrant mengejar mimpi ini dengan semangat, ia menemukan bahwa realitanya mengecewakan. Dalam sebuah wawancara dengan Sydney Morning Herald, ia mengatakan bahwa ia merasa sedang berada dalam sebuah “roda tikus yang berukuran wanita,” dan dengan gila berusaha untuk menyelesaikan semua tugas. Ia menyimpulkan, “Kita tidak bisa berpaling kepada Oprah untuk mendapatkan jawaban-jawaban kita. Tidak ada yang sebegitu gampangnya seperti yang dipromosikan dalam iklan ‘hidup yang terbaik’ itu (“O, what a healing,” Sydney Morning Herald, 25 April 2010). Okrant juga bersaksi tentang fanatisme para pengikut Oprah. Dia menggambarkan suatu peristiwa syuting acara televisi Oprah. Ketika pembawa acara talk-show tersebut muncul ke panggung, para wanita segera berdiri dan menyoraki dan berseru-seru semakin keras. Okrant berkata, “Seorang wanita dekat saya berseru, ‘Terima kasih, Yesus! Terima kasih, Yesus!’ Saya bahkan bukan orang Kristen, tetapi itu terdengar seperti hujatan.” Ya, memang itu menghujat. Oprah menentang pengajaran Alkitab dan merendahkan Yesus Kristus, dan sangatlah tidak cocok dengan hati nurani bagi seorang wanita yang semestinya Kristen (seperti wanita yang berseru ‘terima kasih, Yesus’ itu) untuk mengagungkan dia [Oprah] dan menghabiskan waktu dan uang bagi dia. Dalam sebuah acara televisi tahun 1998 yang menghadirkan para pendukung New Age, yaitu Betty Eadie, Sophy Burnham, dan Dannion Brinkley, Oprah berkata, “….salah satu kesalahan terbesar yang manusia lakukan adalah percaya hanya ada satu jalan. Sebenarnya, ada banyak jalan yang berbeda yang memimpin kepada apa yang disebut Allah.” Ketika seorang hadirin tidak setuju, dan bersaksi bahwa dia percaya Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah, Winfrey menjadi marah dan mengatakan bahwa dia tidak percaya seseorang akan masuk neraka hanya karena ia tidak percaya Yesus. Ia dengan tegas menyatakan, “TIDAK MUNGKIN HANYA ADA SATU JALAN.” Dalam program yang sama, Oprah mengatakan: “Saya dibesarkan seorang Baptis dan kami terlalu ketat masalah hal-hal tradisional. Saya duduk di gereja dan mendengar bahwa Allah adalah Allah yang cemburu. Saya bertanya ‘Kenapa? Ayolah – kita tinggalkan ini!’….Saya percaya pada KUASA – saya menyebutnya Allah” (“The Gospel according to Oprah,” Vantage Point, July 1998).
Keadilan Sosial Menggantikan Pemberitaan Injil Dalam Kampanye United Methodist
Gereja United Methodist melaksanakan kampanye Change the World akhir pekan yang lalu, dengan tujuan mengubah masyarakat, bukan memberitakan Injil. Ini adalah bagian dari program “Memikirkan Ulang Gereja,” yang katanya bertujuan “untuk mengembalikan pesan dan misi Yesus,” tetapi yang sebenarnya justru menutupi MisiNya (misal Mar. 16:15; Luk. 24:46-48; Kis. 1:8) dengan suatu kampanye keadilan sosial yang humanistik dan berpandangan pendek. Salah satu objektif dari program Memikirkan Ulang Gereja adalah agar orang-orang Kristen “bersatu secara global untuk menghilangkan” malaria. Tanpa melihat ekumenisme yang terkandung di dalamnya, objektif ini cukup baik sampai titik tertentu, tetapi jauh lebih penting untuk memberitakan Injil. Bahkan jika malaria dan kanker dan penyakit jantung semuanya dihilangkan, setiap individu tetap akan mengalami kematian fisik dan mereka yang tanpa Kristus akan menderita kematian yang kedua di lautan api. Jadi, pemberitaan Injil jauh melebihi pekerjaan keadilan sosial dalam hal kepentingan dan konsekuensi, dan karena pekerjaan pemberitaan Injil selalu lebih banyak daripada jumlah pekerja dan sumber daya, pekerjaan ini haruslah menjadi yang paling utama dalam hati dan tujuan gereja-gereja. Kerajaan Allah tidak akan tiba di dunia yang mabuk dosa ini hingga Raja Damai kembali dan mendirikan kerajaan itu dengan kuasaNya dan hikmatNya yang tak terbatas.
Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar