Rasul Paulus berkata bahwa yang diinginkan hatinya ialah mengenal Allah dan Yesus Kristus dengan sebaik-baiknya. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, (Fil. 3:10 ITB)
Kita diselamatkan oleh Injil yang sederhana, bahwa Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia rela menggantikan kita dihukumkan di kayu salib menanggung semua dosa kita. Dengan ketulusan hati dan kesederhanaan Injil kita diselamatkan. Dan sebagai bayi rohani kita sangat merindukan susu yang murni agar kita sehat dan bertumbuh normal secara rohani.
Merindukan Kebenaran
Sebagai bukti bahwa kita sudah lahir sebagai bayi rohani, adalah kerinduan kita akan kebenaran yang bagaikan susu yang murni. Ada banyak orang menjadi Kristen, dan mengunjungi gereja, namun sesungguhnya mereka belum lahir baru sama sekali. Ada banyak orang Kristen yang jadi korban gereja yang didirikan dengan motivasi yang salah dan doktrin yang salah sehingga hanya dimanfaatkan sebagai sapi perah oleh pemimpin mereka.
Orang Kristen yang tidak lahir baru tidak mungkin merindukan kebenaran, melainkan hanya sekedar pengunjung gereja dan berstatus sosial sebagai orang Kristen. Orang Kristen demikian jika diberitakan kebenaran bahwa pengajaran gerejanya salah, tidak membangkitkan keingintahuannya untuk menyelidiki kebenaran yang sesungguhnya, karena dia belum lahir baru, belum sebagai bayi rohani. Padahal orang Yahudi di Berea yang belum lahir baru, ketika mendengar pemberitaan Paulus yang isinya berbeda dari yang mereka yakini, tidak marah melainkan rela duduk tenang menyelidiki Kitab Suci (PL), untuk mencari tahu apakah benar atau salah pengajaran yang baru mereka dengar itu. Terlebih lagi seorang Kristen lahir baru, semestinya sangat rindu akan kebenaran, bahkan mengejarnya, sehingga jika ada pengajaran yang bertentangan dengan imannya, atau berbeda, maka akan disikapi dengan keingintahuan yang tinggi apakah pengajaran tersebut benar atau salah. Seperti bayi yang merindukan susu yang murni, demikianlah hendaknya keadaan setiap orang Kristen yang telah lahir baru, sampai ia sungguh-sungguh mencapai kedewasaan iman.
Semakin Bertumbuh Dewasa
Iman terdiri dari pengetahuan (knowlegde), perasaan (feeling), dan kehendak (will). Ketika iman seseorang bertumbuh, itu artinya ketiga komponen tersebut bertambah. Dan sepatutnya pengetahuan adalah aspek yang memimpin di depan. Jika perasaan dan kehendak yang lebih kuat serta meninggalkan pengetahuan atau akal budi, maka akan terjadi iman tanpa pengetahuan, atau iman yang buta. Orang Kristen harus sadar bahwa imannya harus bertumbuh, dan pertumbuhan imannya yang sehat ialah melalui penambahan pengetahuan tentang Allah dan segala firmanNya.
Secara pengetahuan doktrinal semakin bertambah dan tentu disertai karakter yang semakin kudus sehingga semakin dewasa di dalam Tuhan. Jika seseorang sungguh kecintaan akan kebenaran maka Tuhan akan menambahkan pengenalan akan kebenaran dengan mempertemukannya kepada orang yang mengajarkan kebenaran, bacaan-bacaan, dan audio maupun video yang pengajaran kebenarannya sungguh benar.
Bisa jadi ketika seseorang diselamatkan ia hanya tahu sedikit kebenaran. Ia mengaminkan bahwa Alkitab adalah firman Tuhan, dan Yesus Kristus adalah Juruselamat yang telah menanggung segenap dosanya di kayu
salib. Seungguhnya ini bukan akhir dari pertumbuhan imannya, melainkan permulaan dari imannya. Selanjutnya ia perlu mengerti lebih banyak tentang Alkitab, tentang Pribadi Yesus Juruselamatnya, bahkan tentang gereja, institusi yang Tuhan dirikan untuk menopang pemberitaan Injil ke seluruh muka bumi.
Seberapa banyak pengetahuan rohanikah seorang Kristen sejati perlu dapatkan? Sesungguhnya pengetahuan
rohani yang Allah sediakan tidak ada batasnya. Rasul Yohanes bahkan berkata bahwa dunia ini tidak muat jika segala yang diperbuat Yesus Kristus perlu dituliskan (Yoh.21:25). Intinya, sesungguhnya ada banyak pengetahuan tentang Allah yang bisa digali oleh manusia yang percaya dan mengasihiNya. Alkitab yang adalah satu-satunya firman Allah, diberikan kepada manusia agar dipelajari karena dari Alkitablah semua pengetahuan rohani harus didasarkan. Tuhan membatasi manusia dengan Alkitab agar manusia terhindar dari intervensi Iblis. Bahkan Iblis berusaha keras membelokkan penafsiran Alkitab. Untuk itu Allah berikan manusia akal sehat yang jika dinyalakan akan menghindarkan manusia dari pembelokan kebenaran oleh Iblis.
Dua alat yang sangat utama Tuhan berikan kepada manusia agar manusia yang mencari kebenaran bisa menemukannya, dan yang sangat cinta kebenaran semakin dilimpahkan kebenaran. Dua alat itu ialah Alkitab dan akal sehat manusia. Tuhan merindukan manusia yang diciptakanNya juga merindukan DiriNya.
Yang Punya Diberi Berlimpah
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (Mat 13:12 ITB)
Saat saya masih anak remaja, saya pernah bingung dengan ayat bahwa kepada yang punya akan diberi hingga berkelimpahan, dan yang tidak punya akan diambil, sampai yang terakhir dimilikinya. Saya berpikir apakah ini tidak terbalik, mestinya yang punya diambil dan diberikan kepada yang tidak punya.
Setelah saya banyak belajar akhirnya saya diberi penerangan oleh Roh Kudus bahwa itu adalah mengenai keingintahuan akan kebenaran. Kepada orang yang ada keinginan tahu akan kebenaran maka Tuhan akan melimpahkan kepadanya, sedangkan mereka yang tidak ada keinginan tahu akan Tuhan dan kebenaranNya, akan diambil, bahkan apapun juga yang ada padanya, yaitu nyawanya, akan diambil darinya.
Jika dilihat dari konteksnya, perkataan Tuhan itu disampaikan setelah murid-muridNya bertanya, “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?” Maksud murid-murid Tuhan saat itu ialah, mengapakah Engkau sepertinya menyembunyikan sesuatu. Maka itu Tuhan sampaikan bahwa yang punya rasa ingin tahu akan dibukakan lagi kepadanya, sedangkan yang tidak ada rasa ingin tahu maka tidak akan mengerti kebenaran, serta tidak mungkin diselamatkan, sehingga apapun yang mereka punya, yaitu nyawa mereka, akan diambil.
Terlebih bagi orang yang telah dilahirkan kembali oleh air dan roh, atau telah lahir baru di dalam Tuhan, bahkan dikatakan seharusnya seperti bayi yang merindukan air susu yang murni. Seorang bayi biasanya akan menangis keras ketika ia menginginkan susu, demikian seharusnya orang Kristen yang merindukan kebenaran alkitabiah, ia seharusnya mencari kebenaran alkitabiah, bahkan menangis karena saking menginginkannya.
Tidak Berjalan Mundur
Orang yang cinta kebenaran bisa dilihat dari banyak aspek kehidupannya. Bisa saja seseorang sesumbar berkata bahwa dia cinta kebenaran. Tetapi ketika diamati kehidupannya, terutama setelah periode waktu yang panjang, ternyata sesungguhnya dia tidak cinta kebenaran, pernyataan-pernyataannya hanyalah sesumbar kosong. Seperti tokoh yang kita bahas di artikel halaman pertama, yang pada masa mudanya sedemikian berkobar-kobar memberitakan Injil agar manusia bisa diselematkan. Tetapi setelah tua ia mengajarkan bahwa orang yang tidak percaya kepada Injil pun bisa masuk Sorga. Jika diibaratkan dengan perjalanan, imannya berjalan mundur. Dan jika diibaratkan dengan tanaman, itu daunnya gugur dan pucuknya patah.
Dulu saya tidak mengerti tentang Doktrin Alkitab (Bibliology) yang alkitabiah. Saya tidak tahu tentang konsep ALKITAB KANON TERTUTUP. Tetapi kemudian iman saya bertumbuh dalam pengetahuan, dan mengerti bahwa Alkitab adalah satu-satunya firman Tuhan, dan Alkitab adalah sebuah kanon, yang artinya ukuran, dan kanon yang tertutup yang artinya tidak boleh ditambah maupun dikurangi lagi. Alkitab adalah ukuran kebenaran yang sudah paten, tidak boleh diubah lagi. Dan itulah sebabnya Allah tidak menurunkan wahyu lagi setelah Alkitab selesai diwahyukan dan diinspirasikan, karena tidak boleh ditambah lagi.
Atas kebenaran Alkitab sebagai Kanon tertutup saya tidak mungkin boleh jalan mundur. Jangankan dikatakan macam-macam, digerek leher pun tidak mungkin bisa mundur bahwa Alkitab satu-satunya firman Tuhan yang adalah kanon tertutup. Karena cinta kebenaran, maka itu semakin Tuhan bukakan kebenaran demi kebenaran, sehingga semakin mengerti konsep-konsep alkitabiah lain.
Setelah saya selesai sekolah theologi, saya menggembalakan jemaat. Sebagaimana kebanyakan Gembala, saya mengangkat tangan memberkati anggota jemaat di akhir acara kebaktian, bergaya seperti seorang imam. Tetapi kemudian saya belajar lagi ke jenjang yang lebih tinggi, dan saya dapatkan bahwa sejak Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus bahwa Inilah Anak Domba Allah, Dialah Sang Mesias yang dinubuatkan di seluruh PL, maka jabatan imam telah ditiadakan, dan selanjutnya setiap orang percaya adalah imam, bahkan imamat yang rajani (1 Pet.2:9).
Setelah mengerti tentang keimamatan setiap orang percaya (priesthood of every believer), saya tidak lagi mengangkat tangan memberkati jemaat di akhir kebaktian, tetapi saya berdoa sebagai seorang Gembala untuk domba-domba (anggota jemaat) yang mau pulang ke rumah masing-masing.
Saya putuskan berjalan terus ke depan untuk mengikuti kebenaran dan tidak mau mundur setapak pun. Bahkan jangan seperti istri Lot, setiap orang percaya yang berjalan menghadap kebenaran itu tidak menoleh. Iblis mengamati terus langkah orang-orang Kristen dalam mengikuti kebenaran. Jika seseorang dalam mengikuti kebenaran dan ia menoleh, iblis tahu dan ia akan memanfaatkan situasi itu untuk membelokkan orang tersebut. Billy Graham menoleh memandang kepada ketenaran, iblis tahu dan mengajaknya masuk ke ruang ekumene karena di situ ada banyak tersedia pernak-pernik ketenaran.
Graphe Juga Tidak Jalan Mundur
Dalam perjalanan waktu sejak Graphe berdiri, ujian demi ujian telah dialami, tetapi Graphe tidak berjalan mundur. Sebagai contoh, kapan pun ketika kami mempelajari Alkitab dan dapatkan suatu kebenaran yang lebih benar dari yang sedang kami pegang, maka kami berjalan maju, bukan berjalan mundur. Mustahil bagi kami yang telah mengerti tentang baptisan yang harus dilakukan terhadap orang yang sudah dewasa atas pengakuan imannya, lalu melakukan pembaptisan bayi hanya karena untuk mendapatkan support dana.
Hampir semua profesor yang mengajar Dr. Suhento Liauw percaya pada OSAS (once saved always saved) yaitu sekali selamat pasti selamat, tidak ada kemungkinan murtad. Tetapi melalui penyelidikan Alkitab yang intensif dan menyeluruh, Dr. Suhento Liauw dapatkan bahwa ayat-ayat Alkitab menyatakan bahwa seseorang setelah diselamatkan Tuhan, kehendak bebasnya tidak mematikan. Di dalam Alkitab penuh ayat yang memperingatkan orang percaya untuk waspada terhadap penyesatan.
Gereja Baptis baik yang mengutus Dr. Liauw ke Indonesia maupun tempat kemudian Dr. Liauw lanjut menyelesaikan Doctor of Theology, semuanya adalah pendukung OSAS. Kerena prinsip tidak mau jalan mundur dalam sikap terhadap kebenaran, telah menyebabkan Dr. Liauw dalam kesulitan. Terutama dalam penerapan Local Church Separation yaitu sebuah prinsip demi menjaga kemurnian doktrin maka tidak mengundang pengkhotbah yang tidak satu doktrin.
Di satu sisi Dr. Liauw tidak mau disebut sebagai orang yang tidak tahu budi, tetapi di sisi lain ingin memberi contoh penerapan prinsip Local Church Separation kepada seluruh anak didiknya. Kemudian diputuskan bahwa Graphe tidak mau menjadi orang durhaka yang lupa budi orang, namun tetap memegang teguh prinsip
separasi, akhirnya hanya boleh mengundang pendukung OSAS yang telah mendukung dimulainya GBIA GRAPHE. Walaupun dalam kongres diputuskan bahwa GBIA boleh mengundang pengkhotbah sesama Baptis yang tidak menentang GBIA sekalipun yang bersangkutan percaya OSAS, namun GRAPHE berpikir bahwa GRAPHE tidak bisa berjalan mundur. Graphe tidak mungkin mengundang pengkhotbah yang tidak sama doktrin apalagi yang berasal dari kelompok lain, bukan anabaptis.
Dipikir-pikir terlalu mahal harga kebenaran untuk dikompromikan, karena kita tidak punya rem untuk menghentikan kompromi. Billy Graham awalnya pasti tidak berpikir suatu hari dia akan membuat pernyataan bahwa umat agama lain akan ikut masuk Sorga saat dia baru mulai kompromi. Tetapi karena kompromi biasanya tidak memiliki rem maka sekali kompromi dia tidak bisa menghentikannya lagi. Perjalanan penelusuran doktrin yang diyakini dan diajarkan oleh Graphe sekarang lebih alkitabiah dari gereja pengutusnya. Pembelajaran firman Tuhan yang dilakukan oleh Dr. Suhento Liauw telah mencapai posisi lebih alkitabiah dari profesor-profesor yang pernah mengajarnya, semua ini karena Dr. liauw sangat mengasihi kebenaran sehingga Tuhan menerangi hati dan pikirannya dan membukakan baginya kebenaran demi kebenaran.
Sesuai janji Tuhan yang punya dikasih berkelimpahan. Setelah mengerti kebenaran yang lebih alkitabiah, sebagai orang yang sungguh-sungguh cinta kebenaran, mustahil bisa berjalan mundur mengkompromikan kebenaran demi sesuatu. Tidak Mungkin. Kalau saya boleh menasihatkan semua pencinta kebenaran, dalam hal kebenaran jangan pernah berjalan mundur karena kita akan jatuh sebab kita bukan mobil yang ada kaca spionnya.***
Sumber: Dr. Suhento Liauw, Th.D dalam buletin PEDANG ROH Edisi 95
Tidak ada komentar:
Posting Komentar