REMAJA MENUNTUT IBUNYA KARENA “MENG-HACK AKUN FACEBOOK-NYA”
Denise New dari Arkadelphia, Arkansas, sedang dituntut oleh putranya yang berumur 16 tahun karena katanya “meng-hack akun Facebook-nya” dan mem-posting informasi palsu tentang kehidupannya. Sang ibu mengatakan bahwa sama sekali tidak ada tindakan “hacking,” karena ia menjelajahi akun Facebook putranya ketika ia meninggalkan akun itu dalam kondisi terbuka di komputernya (”Son Files Harassment Charges,” KATV-TV, Little Rock, 7 April 2010). Sang ibu sangat terkejut dengan berbagai hal yang putranya tulis, misalnya bagaimana ia menggambarkan dirinya menyetir mobil pulang suatu malam dengan kecepatan 95 mil per jam karena ia sedang marah dengan seorang cewek. Sang ibu juga mengatakan bahwa “fitnah” yang dimaksud dalam gugatan hukum tersebut sebenarnya adalah keprihatinan- keprihatinan yang ia posting dan percakapan online yang terjadi antara dia dengan putranya dan teman-teman putranya. Walaupun gugatan ini sangat konyol, Nyonya New telah digugat melakukan “harassment” (pelecehan) dan akan harus mempertahankan diri di pengadilan tanggal 12 Mei. Ia mengatakan akan melawan gugatan itu karena ia ada dalam hak hukumnya sebagai orang tua untuk memonitor perilaku putranya.
Ia memberitahu KATV-TV, “Oh ya, saya akan melawannya. Jika saya harus naik banding terus, saya akan lakukan itu. Saya tidak akan membiarkan ini diam. Saya pikir ini bisa menjadi momen yang menentukan bagi para orang tua.” Sungguh adalah hari yang menyedihkan di Amerika ketika seorang ibu harus mempertahankan dirinya sendiri di pengadilan karena ia mendisiplinkan anaknya. Jika laporan berita TV ini benar, maka satu-satunya “pelecehan” yang terjadi adalah pelecahan terhadap seorang ibu oleh seorang putra yang pemberontak dan jaksa penuntut yang bodoh.
Ia memberitahu KATV-TV, “Oh ya, saya akan melawannya. Jika saya harus naik banding terus, saya akan lakukan itu. Saya tidak akan membiarkan ini diam. Saya pikir ini bisa menjadi momen yang menentukan bagi para orang tua.” Sungguh adalah hari yang menyedihkan di Amerika ketika seorang ibu harus mempertahankan dirinya sendiri di pengadilan karena ia mendisiplinkan anaknya. Jika laporan berita TV ini benar, maka satu-satunya “pelecehan” yang terjadi adalah pelecahan terhadap seorang ibu oleh seorang putra yang pemberontak dan jaksa penuntut yang bodoh.
SAPI DINYATAKAN TIDAK BERSALAH DALAM KASUS PEMANASAN GLOBAL
Mitos pemanasan global mencapai tingkat kekonyolan yang semakin tinggi dengan pernyataan doktrinal bahwa pemanasan ini sebagian disebabkan oleh pembuangan gas oleh sapi. Para aktivis lingkungan yang vegetarian, seperti mantan Beattle Paul McCartney, menghimbau orang untuk berhenti makan daging untuk menyelamatkan planet ini. Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di majalah Nature menghancurkan teori ini. Penelitian terhadap kumpulan sapi yang merumput di padang-padang rumput Cina menemukan bahwa keseimbangan alam tetap terjaga karena kumpulan rumput yang baru saja dimakan oleh para sapi kini menghasilkan lebih sedikit nitrogen oksida, yang dikategorikan “gas rumah kaca” lainnya. Dr. Klaus Butterbach-Bahl yang mengadakan penelitian ini mengatakan, “Telah diasumsikan secara umum bahwa jika anda memperbesar jumlah ternak, akan ada peningkatan produksi nitrogen oksida. Tidaklah demikian.” Ia mengatakan bahwa penelitian memperlihatkan bahwa ternak yang merumput “tidak selalu buruk bagi pemanasan global” (”Cows Absolved,” London Telegraph, 8 April 2010). Allah menginstruksikan Nuh dan anak-anaknya bahwa mereka boleh makan daging (Kejadian 9:1-3), dan hukum ilahi ini tidak pernah dicabut. Ilmu pengetahuan modern telah menghasilkan banyak hal yang luar biasa, tetapi ilmuwan bukanlah Allah. Ada jauh lebih banyak yang TIDAK diketahui oleh para ilmuwan daripada yang mereka ketahui.
NYAMANLAH JIWAKU
Berikut ini oleh Brian Snider – “Kebanyakan orang sudah pernah mendengar cerita dibalik himne yang sangat disukai, “Nyamanlah Jiwaku” (It Is Well With My Soul). Sebagaimana telah dikisahkan berulang kali, Horatio Spafford, seorang pengacara Chicago yang sukses, sedang membawa istri dan keempat putrinya ke luar negeri untuk mendapatkan istirahat dan relaksasi. Pada menit-menit terakhir, ada bisnis yang menyebabkan ia tidak dapat pergi bersama mereka, jadi ia mengutus istri dan anak-anaknya itu terlebih dulu, dengan janji bahwa ia akan menyusul sesegera mungkin. Spafford adalah sahabat D.L. Moody dan mendukung pelayanannya dan mereka sekeluarga ingin pergi ke Eropa karena mereka tahu Moody akan ada di sana pada musim gugur. Di tengah lautan, kapal mereka, Ville Du Havre, ditabrak oleh kapal lain, dan segera tenggelam. Keempat putrinya meninggal semua dan istrinya ditemukan tidak sadar diri terapung-apung pada puing-puing kapal. Ia tertolong, dan ketika sampai ke seberang, ia mengirim pesan kepada suaminya, “Diselamatkan Sendirian.” Tetapi tidak banyak yang tahu bahwa itu hanyalah permulaan dari banyak kesusahan dan kesedihan yang menimpa keluarga Spafford, dan bahwa iman mereka dalam Kristus terus tanpa goyah. Alasan mereka mengadakan perjalanan pada tahun 1873 itu adalah karena bencana api yang menimpa Chicago tahun 1871. Mereka kehilangan cukup banyak harta dalam bentuk rumah karena api tersebut, dan mereka menuangkan hidup mereka untuk membantu orang-orang lain melewati waktu-waktu yang sulit tersebut. Habis secara fisik maupun emosi, mereka berencana untuk berlayar mendapatkan istirahat ketika mereka kehilangan anak-anak mereka. Mereka baru saja mulai membangun kembali hidup mereka ketika mereka kehilangan seorang putra (yang lahir setelah kejadian karam kapal tesebut) karena pneumonia. Ketika itu terjadi, gereja yang telah mereka bantu bangun mengeluarkan mereka dari keanggotaan jemaat, karena percaya bahwa pasti ada dosa rahasia pada keluarga mereka sehingga tangan Tuhan sedemikian keras menghajar mereka. Setelah kehilangan lima anak, harta benda, dan kini juga kehilangan persekutuan jemaat dan teman-teman mereka, mereka memutuskan untuk pindah ke Yerusalem untuk memulai kehidupan baru. Di Yerusalem mereka mendirikan apa yang kini dikenal sebagai “American Colony.” Ini adalah suatu tempat peristirahatan bagi orang-orang Kristen, di mana mereka bisa datang dan menghidupi suatu kehidupan Kristiani yang sederhana, berbagi segala sesuatu, dan melayani orang-orang sekeliling mereka. Pengaruh mereka akhirnya membuahkan banyak orang Islam dan orang-orang agama lain yang berbalik kepada Kristus di kota Yerusalem yang pada zaman itu tandus. Spafford menulis banyak himne dan karya tulis lainnya, termasuk sebuah buku kecil yang berjudul ‘Dua Puluh Alasan Untuk Percaya Kedatangan Tuhan Sudah Dekat.’ Besandar pada Kristus telah memampukan keluarga Spafford melewati saat-saat tersulit dalam kehidupan yang dapat dibayangkan manusia. Melalui penderitaan mereka, mereka telah bergabung dengan khalayak ramai saksi-saksi yang menyaksikan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. “Meski oleh Iblis aku diserang / Hatiku tenang dan teguh / Sebab Kristus t’lah menyelamatkanku / DarahNya menebus jiwaku.”
EDITOR: Yang sungguh menyedihkan dari kisah ini adalah sikap jemaat yang mengeluarkan Spafford sekeluarga karena menduga adanya “dosa rahasia,” hanya karena keluarga Spafford mengalami rentetan bencana. Sikap seperti ini terpelihara dalam banyak jemaat hari ini melalui theologi kemakmuran yang sadar atau tidak sadar dipromosikan di banyak gereja. “Orang Kristen pasti akan kaya. Orang Kristen pasti akan sehat. Orang Kristen pasti akan sukses materi.” Seruan-seruan seperti ini, yang sama sekali tidak memiliki dasar Alkitab, menjadi tuduhan yang tajam bagi mereka yang tidak kaya, mengalami sakit penyakit, atau tidak “sukses” secara duniawi. Tidak jarang mereka yang tidak berhasil disembuhkan dari penyakit dicap “tidak beriman,” atau “menyembunyikan dosa” oleh pendeta-pendeta gadungan yang mengaku mempunyai “kuasa penyembuhan. ” Padahal justru iman dan doktrin para penyembuh gadungan inilah yang korup. Theologi kemakmuran bukan hanya menciptakan kekristenan yang menjadi hamba uang, melainkan juga seringkali menyerang orang-orang Kristen yang justru paling tabah dalam penderitaan.
APAKAH KITA PERLU MENEMUKAN BAHTERA NUH?
Berikut ini disadur dari The World That Perished oleh John C. Whitcomb: “John Warwick Montgomery yakin bahwa penginjilan dunia akan jauh lebih mudah jika saja kita menemukan bahtera Nuh. ….Tetapi bukankah Alkitab sudah sepenuhnya dapat dipercaya saat ini, dalam hal kesaksiannya yang jelas tentang universalitas dari Air Bah dan realitas sejarah Bahtera Nuh? Tidakkah Tuhan kita menjelaskan bahwa, “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati” (Luk. 16:31)? Apakah mereka yang sekarang menolak otoritas Firman Allah akan sungguh-sungguh mengakuinya dari dalam hati mereka jika peninggalan Bahtera Nuh ditemukan? Apakah penemuan benda-benda lainnya dari tanah Alkitab pernah menghasilkan iman yang menyelamatkan? ” Jawabannya tentu saja adalah tidak, dengan alasan yang sederhana, yaitu bahwa “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17).
ATHEIS YANG TERKENAL MENGATAKAN BAHWA DUNIA BISA SAJA DIDESAIN OLEH ALIEN
Dalam sebuah wawancara dengan Ben Stein dalam film dokumenter “Expelled: No Intelligence Allowed,” Richard Dawkins, yang mengakui bahwa dirinya adalah seorang atheis, secara menyedihkan menyerang Sang Mahakuasa. Ia menyebut Allah yang dalam Alkitab sebagai “karakter yang paling tidak menyenangkan dalam semua fiksi” dan “seorang bully yang jahat dan sewenang-wenang. ” Ben Stein bertanya kepada Dawkins, “Siapa yang menciptakan langit dan bumi? Bagaimanakah semuanya mulai?” Dawkins menjawab, “Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana ini semua mulai. Kita tahu kejadian-kejadian seperti apa yang harus ada bagi permulaan kehidupan. Yaitu mulai adanya molekul pertama yang memperbanyak diri sendiri.” Stein bertanya, “Menurutmu berapa besar kemungkinan bahwa intelligent design ternyata adalah jawaban bagi berbagai isu dalam bidang genetika?” Terhadap pertanyaan ini, Dawkins memberikan jawaban yang mengagetkan ini: “Bisa saja di suatu waktu yang lampau, di suatu tempat di alam semesta ini, suatu kebudayaan berevolusi, mungkin dengan cara-cara Darwinian tertentu, ke suatu tingkat teknologi yang sangat-sangat tinggi, lalu mendesain bentuk kehidupan yang mereka taburkan sebagai benih di planet ini. Ini adalah satu kemungkinan, dan kemungkinan yang sangat menarik, dan saya rasa bisa saja anda menemukan bukti akan hal ini jika anda memperhatikan detil-detil biokimia dan biologi molekuler, anda bisa menemukan jejak-jejak semacam desainer. Dan desainer tersebut bisa saja suatu intelijen yang lebih tinggi dari tempat lain di alam semesta ini. Intelijen yang lebih tinggi itu sendiri tentunya harus muncul dari suatu proses yang tidak dapat diterangkan. Ia tidak mungkin tiba-tiba saja menjadi eksis.” Jadi, Richard Dawkins mengakui bhawa kehidupan tidak mungkin tiba-tiba saja muncul, bahwa ada bukti akan seorang desainer yang intelijen, tetapi karena ia telah menolak Allah sebagaimana dalam Alkitab, ia akhirnya memilih konsep remang-remang tentang “alien.” Dan ini adalah orang yang sama yang mengolok-olok mereka yang percaya adanya Allah. Tidak ada seorang pun yang lebih buta daripada orang yang menolak untuk melihat. “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya” (2 Pet. 3:3).
Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar