Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran. (Ibrani 6:4-8 ITB)
Coba bandingkan kalimat ayat ini dari yang bahasa asli dengan yang bahasa Indonesia dan yang bahasa Inggris, maka akan dapatkan bahwa yang LAI redaksinya agak membingungkan.
Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad, tidak mungkin dibaharui untuk bertobat lagi, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. (terjemahan yang sesuai bahasa aslinya).
Bandingkan dengan terjemahan KJV,
4 For it is impossible for those who were once enlightened, and have tasted of the heavenly gift, and were made partakers of the Holy Ghost, 5 And have tasted the good word of God, and the powers of the world to come, 6 If they shall fall away, to renew them again unto repentance; seeing they crucify to themselves the Son of God afresh, and put him to an open shame. (Heb 6:4-6 KJV)
Intinya, mereka yang fall away, itu impossible to renew them again unto repentance. Mereka telah diterangi hatinya, pernah mengecap karunia sorgawi, pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, artinya orang ini sungguh telah lahir baru, tetapi murtad.
Menyalibkan Kristus Lagi
Orang yang telah lahir baru adalah orang yang telah menyalibkan Yesus Kristus, karena pada saat seseorang mengaku salah dan menyesal (bertobat), dan mengaminkan bahwa Yesus Kristus TELAH DISALIBKAN BAGINYA. Pengakuan ini berarti dia mengaminkan bahwa dialah orang yang menyalibkan Yesus Kristus yaitu karena untuk dialah Kristus tersalib.
Orang yang telah menyalibkan Yesus Kristus ini kemudian menerima Kristus sehingga Roh Kudus tinggal di dalam hatinya, sehingga ia menjadi orang kudus, anak Allah. Kristus di dalam dia dan dia di dalam Kristus, sehingga di hadapan Allah Bapa dia adalah orang kudus karena Bapa melihat kekudusan Kristus.
Orang yang telah di dalam Yesus Kristus ini tidak boleh melakukan satu hal karena itu akan membuat dia tidak lagi di dalam Kristus, yaitu keluar dari Kristus. Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. (2 Yoh 1:9 ITB)
Sebab, jika ia keluar dari Kristus, mungkin karena wanita, harta atau tahta, nanti jika dia ingin masuk lagi, itu akan berarti dia perlu menyalibkan Kristus sekali lagi. Ini sesungguhnya inti dari perikop Ibrani 6:4-8 yang kita kutip di atas. Di situ dikatakan bahwa orang yang telah diterangi hatinya dan pernah mengecap karunia sorgawi, pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia yang akan datang, jadi ini adalah orang yang sungguh-sungguh lahir baru, kalau dia murtad (fall away), maka tidak mungkin (impossible) bisa diperbarui (to renew) lagi.
Kehidupan Musa Itu Typologi
Musa adalah seorang hamba Allah yang luar biasa dipakai oleh Allah. Bahkan kehidupannya pun dipakai untuk menggambarkan doktrin yang sangat penting, yaitu yang menjungkirbalikan konsep OSAS. Ketika bangsa Israel dalam keadaan haus dan sangat membutuhkan air, Tuhan memerintahkan Musa untuk memukul tongkatnya ke batu karang untuk mendapatkan air. Dalam kitab Korintus dijelaskan bahwa batu karang itu ialah Yesus Kristus.
Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. (1Kor. 10:3-4 ITB) Kedua kali di saat bangsa itu juga kehausan, Tuhan suruh Musa berbicara kepada batu karang agar ia mengeluarkan air, tetapi Musa emosi dan memukul batu karang itu. Tindakan Musa ini menyebabkan Ia tidak diperbolehkan masuk ke Kanaan, melainkan hanya melihatnya saja.
Kita semua tahu Musa pasti masuk Sorga, tetapi hukumannya bahwa ia tidak boleh masuk Kanaan sesungguhnya adalah gambaran bagi barang siapa yang memukul Yesus Kristus dua kali, tidak boleh masuk Kanaan rohani, yaitu Sorga. Tidak ada yang boleh menyalibkan Yesus Kristus dua kali, Ia hanya boleh disalibkan satu kali saja. Jadi, barang siapa yang telah lahir baru, artinya telah mengaku menyalibkan Yesus Kristus karena dosanya, kemudian keluar, maka tidak mungkin lagi (impossible) diperbaharui (to renew) karena tidak boleh menyalibkan Kristus dua kali.
Tentu kita tidak boleh sembarangan menuduh bahwa seseorang murtad dan tidak bisa diperbaharui lagi, karena kita tidak tahu seseorang yang pindah agama adalah seorang yang sungguh lahir baru atau hanya Kristen KTP saja. Karena kalau dia hanya Kristen KTP saja maka sesungguhnya dia belum pernah menyalibkan Yesus satu kalipun.
Argumentasi pembelaan OSAS
bahwa orang yang telah lahir baru tidak mungkin murtad sama sekali tidak ada dasar Alkitabnya. Karena justru hanya orang yang telah lahir barulah yang yang bisa melakukan dosa murtad atau menyalibkan Yesus kedua kali.
Kesimpulan Tentang OSAS
OSAS bukan doktrin yang dihasilkan dari mempelajari Alkitab secara hati-hati, melainkan karena filsafat TULIP John Calvin dan kesalahpahaman tentang pengajaran Doktrin Keselamatan yang kurang cermat.
Di kalangan Baptis, John R. Rice adalah yang paling membela OSAS. Tetapi setelah saya pelajari semua argumentasinya, yang dilakukannya ialah melawan konsep pengajaran salah Selalu Tidak Pasti Selamat atau STPS, bahwa jatuh dalam dosa akan kehilangan keselamatan. Dr. Rice tidak melihat bahwa bukan dosa perbuatan yang menyebabkan seseorang fall away, melainkan ia keluar dari iman, dan jika ia mau masuk lagi, ia harus menyalibkan Kristus sekali lagi.
Padahal jika ia tetap di dalam Kristus sekalipun jatuh ke dalam dosa, ia tetap orang kudus karena Bapa melihat kekudusan Kristus, dan tentu dia akan diadili di Bema Kristus.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar