Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal (Ibrani 6:1-2).
Penumpangan tangan yang dilakukan oleh Rasul Paulus terhadap Timotius dalam suratnya terlihat berhubungan dengan pelaksanaan tugas, bukan tindakan berkat-memberkat. Rasul Paulus tetap konsisten bahwa acara keimamatan berkat-memberkat itu urusan masa lampau, yaitu urusan ibadah simbolik. Kini kita ada di zaman ibadah hakekat tidak ada lagi acara tumpang-menumpang tangan untuk memberkati orang. Berkat Tuhan akan diterima seseorang langsung dari Tuhan tanpa melalui penumpangan tangan seorang imam karena setiap orang percaya adalah imam bagi dirinya sendiri.
Penumpangan tangan Rasul Paulus atas dua belas orang di Efesus (Kis.19:6) adalah pembaptisan ke dalam Roh Kudus. Ada empat kali pembaptisan Roh Kudus (Kis. 2, 8, 10, 19), sesuai dengan tahapan pemberitaan Injil yang dipatok Tuhan Yesus (Kis.1:8), dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan ujung bumi (luar Yahudi) dengan pelaksanaan dua kali tanpa penumpangan tangan (Kis. 2 & 10) dan dua kali dengan penumpangan tangan (Kis. 8 & 19), oleh Rasul Petrus (Kis. 8) pemimpin Rasul untuk orang Yahudi, dan Rasul Paulus (Kis. 19) Rasul Khusus untuk non-Yahudi.