Oleh Dr. W. A. Criswell
Diterjemahkan Dr. Eddy Peter Purwanto
1 Thessalonians 4:15-17
02-19-84
Anda sedang bergabung di First Baptist Church di Dallas. Dan ini adalah gembala kami, yang akan membawakan Firman Tuhan dengan tema: Pengangkatan/ Raptur Jemaat. Ini adalah seri khotbah doktrinal tentang eskatologi yang kedua – doktrin akhir zaman, atau Kedatangan Tuhan kita yang kedua – Pengangkatan/ Raptur Jemaat.
Mari kita membaca 1 Tesalonika 4, mulai ayat 13:
“Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan – ini adalah wahyu dari Allah sendiri – kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah – parakaleo, asal kata “Paraclete,”sebutan untuk Roh Kudus – seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (1 Tesalonika 4:13-18)
Setiap pasal dari 1 dan 2 Tesalonika banyak mengacu kepada deskripsi tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Dan pasal ini – 1 Tesalonika 4 – menjelaskan tentang Raptur atau hari pengangkatan umat Allah, jemaat Tuhan, ketika Ia datang untuk milik kepunyaan-Nya.
Seorang sarkastik yang setengah atheis berkata kepada kami berhubungan dengan apa yang tertulis dalam Alkitab. Ia berkata, “Tidak ada kata “rapture” dalam Alkitab.”
Yah, kalau di dalam King James Version, itu benar. Dalam King James Version tidak ada kata “rapture,” sama halnya juga tidak ada kata “Trinity” atau banyak deskriptif ekklesiastikal penting lainnya – walaupun kata Trinitas tidak ada dalam Alkitab, namun Trinitas itu ada dalam Alkitab.
Sebagai contoh dalam 2 Korintus 13:14 berbunyi: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus — Pribadi pertama —, dan kasih Allah – Pribadi kedua – , dan persekutuan Roh Kudus – Pribadi ketiga – menyertai kamu sekalian.” Bukankah ini Trinitas. Ini adalah penyataan tentang pribadi Allah, yaitu esensi Allah: tiga pribadi dalam satu – Trinitas – walaupun kata itu tidak pernah digunakan dalam Alkitab.
Begitu juga dengan kara “rapture.” Kata “rapture” ini tidak ada dalam Alkitab. Namun ini adalah terjemahan dari kata Yunani “harpazo.” Rasul Paulus mengatakan bahwa orang-orang yang masih hidup pada waktu Tuhan turun dari sorga, orang-orang percaya yang masih hidup ini akan di harpazo, atau diangkat.
Apakah arti kata harpazo ini? Ini digunakan juga dalam 2 Korintus 12:4. Kata ini berarti “melarikan dengan cepat.” Ini juga berarti “membawa pergi secara tiba-tiba.” Dan saya harus menerjemahkan kata harpazo ini dengan kata “menculik.” Dan ini digunakan dalam 2 Korintus ketika Paulus berkata, “Ia tiba-tiba diangkat (harpazo) ke Firdaus.” Dan di sini ia mengatakan bahwa ketika Kristus datang kembali orang-orang percaya yang masih hidup akan di-harpazo.
Dan dalam Alkitab bahasa Inggris, King James Version, kata ini diterjemahkan “caught up” atau “diangkat.” Paulus menggunakan kata “Ia di- harpazo – ia diangkat kepada Allah.” Dan dalam perikop ini, generasi umat Tuhan yang masih hidup ketika Tuhan datang akan diangkat menyongsong Tuhan di angkasa.
Jerome, dalam terjemahan Alkitab bahasa Latinnya, yaitu Vulgata, menerjemahkan kata ini dengan kata “rapere,” asal kata “rapture” dalam bahasa Inggris. Ini adalah istilah teologi yang baik, sehingga Anda dengan mudah dapat memahami secara mendalam keagungan kata ini dari penyataan Firman Allah.
Paulus berkata, “Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan.” Ini adalah sesuatu yang Tuhan kita singkapkan kepada kita. Maksud dari perkataan ini sangatlah jelas, ketika ia berkata, “dengan Firman Tuhan” – ini berhubungan dengan pengangkatan atau raptur umat Allah. Perjanjian Lama dari awal sampai akhir dipenuhi dengan nubuatan tentang kedatangan sang Mesias yaitu Kristus. Namun mereka tidak pernah dapat melihat berhubungan dengan kedatangan kedua yang dibicarakan di sini.
Dalam nafas yang sama, dalam kalimat yang sama, kadang-kadang dalam klausa yang sama, mereka berbicara tentang kemuliaan kedatangan Tuhan kita: sebagai Hamba yang menderita dan Raja yang memerintah. Mereka tidak pernah dapat membedakan kedua fase kedatangan Tuhan kita ini.
Pada saat kedatangan-Nya yang pertama, Ia lahir dari anak dara untuk mati demi menanggung dosa kita, untuk menebus umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Namun, Ia juga akan datang sebagai Raja yang akan memerintah atas seluruh ciptaan Allah: segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi dan di bawah bumi, di abusos, di dunia orang mati, di seluruh alam semesta. Ia akan datang menjadi Raja dan Tuhan atas segala sesuatu.
Namun nabi-nabi dalam Perjanjian Lama yang secara terus menerus menubuatkan, memberitahukan sebelumnya tentang kedatangan Tuhan Mesias ini, mereka tidak pernah dapat melihat perbedaan dari kedua kedatangan-Nya itu. Dan mereka tidak pernah melihat masa yang disisipkan, masa transisi, masa antara kedua kedatangan-Nya itu. Yang ada dalam pikiran mereka, hanya ada satu kedatangan yang agung.
Fakta sesungguhnya tentang kedua kedatangan-Nya ini menjadi rahasia yang tersimpan dalam hati-Nya. Paulus berbicara tentang itu. Ia menyebutnya musterion, “misteri, rahasia yang tidak disingkapkan” kepada para nabi P.L. namun yang kemudian disingkapkan kepada rasul-rasul- Nya yang suci. Dan Yesus mulai membentangkannya ketika Ia ada di sini, di bumi ini.
Apa yang para nabi Perjanjian Lama bicarakan berhubungan dengan kedatangan Tuhan kita sebagai Raja yang agung dan berkuasa dan yang akan memerintah direfleksikan dan ditunjukkan dalam pengharapan para rasul dan murid-murid Kristus. Ketika mereka membaca Kitab Suci Perjanjian Lama, secara alami mereka menantikan satu penampakan dari Tuhan yang agung sebagai Mesias, Kristus.
Sehingga pada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama, pada waktu kedatangan-Nya yang pertama, pada waktu kehadiran-Nya ang pertama, pada waktu parousia-Nya yang pertama, pada waktu Ia ada di sana, mereka menunggu penggenapan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Mereka menanti Tuhan Yesus yang adalah Mesias yang akan memerintah atas seluruh ciptaan Allah dan atas seluruh bumi. Mereka mengharapkan Dia akan meruntuhkan kekuasaan Romawi dan memerdekakan Israel. Mereka sedang mencari Yehuda yang diagungkan di antara semua suku dan bangsa-bangsa di dunia.
Dan mereka – murid-murid itu – sedang berharap untuk dapat menjadi para menteri dalam kerajaan millennial mesianik dari Tuhan Yesus Kristus yang agung itu. Tiap-tiap murid ada yang ingin duduk di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Dan ada juga yang ingin menjadi Menteri Keuangan. Dan setiap murid ingin memiliki tugas dan jabatan dalam kabinet kerajaan Allah. Itulah apa yang diharapkan para rasul pada waktu itu.
Dan ketika Yesus mulai berbicara kepada mereka tentang kematian-Nya, mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka menjadi ragu dan takut. Dan ketika akhirnya mereka melihat Yesus Kristus dibunuh, dan mereka melihat Dia mati, setiap pengharapan yang pernah mereka miliki untuk ikut memerintah dalam kerajaan mesianik binasa dalam debu tanah. Dan dalam keputus-asaan yang teramat dalam yang sulit untuk kita fahami akhirnya mereka menundukkan kepala mereka dalam kekalahan.
Namun, ada wahyu baru yang kemudian datang kepada mereka. Paulus berkata, “Aku berkata dengan Firman Tuhan.” Ada sesuatu yang baru datang. Sesuatu yang tidak pernah diisyaratkan dalam Perjanjian Lama. Dan tidak pernah dilihat oleh seorang nabipun.
Matius 16:18, Yesus berbicara tentang jemaat. Itu adalah pertama kalinya dunia mendengar kata jemaat: “Aku akan mambangun jemaat-Ku.” Pada saat hati para murid hancur dan larut dalam dukacita, yaitu ketika Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan dibunuh dan meninggalkan mereka, Yohanes 14:1-3, Yesus berkata:
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”
Dan itulah apa yang Paulus maksudkan ketika ia berkata, “Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan” [I Tes. 4:15]. “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” [Yohanes 14:3].
Itu adalah musterion yang agung, rahasia yang Allah simpan dalam hati-Nya sampai kemudian Ia menyingkapkannya kepada rasul-rasul- Nya yang kudus. Dan ketika pewahyuan penuh dibuat, ada panggilan Allah dari langit, dan orang-orang mati di dalam Kristus yang pertama akan bangkit, dan kemudan akan ada pemuliaan bagi orang-orang kudus yang masih hidup yang akan diangkat bersama dengan orang-orang mati yang telah dibangkitkan untuk berjumpa dengan Tuhan di angkasa dan untuk bersama dengan Dia selama-lamanya.
PERTAMA, KEBANGKITAN ORANG PERCAYA YANG TELAH MENINGGAL
Pertama, ia berkata, akan ada kebangkitan orang mati. Ada kata yang kita terjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata Yunani ek. Ini berari “keluar dari antara orang mati.”
Ketika orang mengacu kepada kebangkitan orang Kristen, itulah cara Alkitab mengatakannya, dan itu adalah kebangkitan dari antara orang mati. Artinya hanya orang-orang kudus di dalam Kristus yang dijelaskan dalam Alkitab sebagai “tidur dalam Yesus.” Itu tidak pernah mengacu kepada orang yang tidak percaya. Orang-orang yang tidur di dalam Yesus adalah orang-orang yang telah jatuh ke dalam pelukan hangat dan kasih-Nya. Seperti sebuah lagu mengatakan:
Kami beristirahat
Dalam pelukan Yesus
Dalam lengan Tuhan kita.
Mereka sedang tidur dalam Yesus. Mereka tidak mati. Mereka masih hidup dalam keadaan yang terberkati: dalam hadirat Allah, di firdaus. Dan ketika Anda tidur, itu hanya untuk sementara. Anda tidur untuk bangun. Dan orang-orang kudus yang telah mati akan dibangkitkan kembali. Dan dalam Kitab Wahyu, itu disebut sebagai kebangkitan yang pertama. Itu adalah kebangkitan keluar dan dari antara orang mati.
Kebangkitan kedua, kebangkitan terakhir adalah bagi orang-orang yang tidak percaya yang dibangkitkan untuk dihakimi di Tahta Putih Allah yang Besar, mereka adalah orang-orang yang akan dihakimi menurut perbuatan mereka dan akan dihukum untuk selama-lamanya di Neraka dan lautan api.
Namun orang-orang yang dibangkitkan pada kebangkitan pertama ini dibangkitkan keluar dari antara orang mati. Dan mereka mendengar panggilan Allah yang datang dari tempat tinggi, dari sorga. Jika orang yang tidak percaya tidak mendengar panggilan Allah dalam hidup ini, ia tidak ingin mendengar panggilan Allah kepada orang-orang kudus-Nya untuk bangkit dari antara orang mati.
Hal kedua berhubungan dengan ini adalah: ia berkata di sini bahwa akan ada generasi yang masih hidup setelah orang-orang ini dibangkitkan dari antara orang mati dan mereka akan diubahkan dengan mengenakan tubuh kemuliaan. Orang-orang percaya yang masih hidup pada waktu Tuhan datang akan diangkat – harpazo, rapere, raptured – bersama dengan mereka untuk berjumpa dengan Tuhan di angkasa.
Dan Paulus berkata bahwa itu adalah misteri yang lain. Dalam 1 Korintus 15:51-52, Paulus berkata:
“Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.”
Ada suatu generasi – ini adalah misteri yang disingkapkan di sini, yang sebelumnya tersimpan dalam hati Allah, sebagai rahasia – akan ada generasi yang tidak akan pernah merasakan kematian. Mereka tidak akan pernah merasakan dukacita. Mereka tidak akan pernah menangis. Mereka akan diangkat ke dalam kemuliaan.
Oh, saudaraku, seperti lagu ini mengatakan:
Oh, betapa sukacitanya, oh, betapa senangnya
Kita akan pergi tanpa melalui kematian.
Tiada sakit, tiada kesedihan,
Tiada kengerian, tiada tangis,
Diangkat ke angkasa
Berjumpa dengan Tuhan di udara
Ketika Yesus datang untuk milik kepunyaan-Nya
Itu adalah misteri kedua yang agung. Kita akan diangkat untuk berjumpa dengan Tuhan di udara.
Dan kemudian Paulus menulis bahwa Tuhan kita akan turun dari Sorga. Dan sebanyak tiga kali ia menggunakan preposisi ‘en’ di sini:
“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan berseru dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa” [I Tes. 4:16-17] – cetak miring ada dalam KJV.
Jadi Paulus berkata, ketika Tuhan turun, Ia datang dengan berseru: keleuo. Terjemahan yang tepat untuk kata ini adalah “dengan seruan perintah.” Dan itu selalu berarti demikian: dengan seruan perintah.
Ini adalah kata Yunani klasik dan Anda dapat menemukannya dalam literatur Yunani klasik. Umumnya kata keleuo untuk menunjukkan suatu seruan perintah yang ditujukan kepada para tentaranya: ini adalah suatu perintah. Seorang laksamana akan memerintah orangnya di armada itu – keleuo – dengan seruan perintah. Seorang kusir yang sedang mengendalikan kuda-kudanya akan keleuo. Dengan seruan perintah kuda-kuda itu akan berjalan menarik keretanya.
Persis seperti itulah penggunakan kata itu di sini. Tuhan datang dengan seruan perintah yang berotoritas – Tuhan atas segala sesuatu.
Apakah Anda pernah memikirkan ini? Dalam Yohanes 11, ketika Yesus berdiri di depan kuburan, dan sungguh saya katakan kepada Anda, jika Yesus tidak menyebut nama Lazarus ketika ia berkata, “Keluarlah dari kubur itu,” maka seluruh orang mati akan keluar dari kubur mereka untuk bertemu dengan Yesus. Dengan seruan perintah, Tuhan akan turun dari sorga, dan orang-orang yang mati di dalam Kristus yang pertama akan bangkit.
KEDUA, PENGHULU MALAIKAT BERSERU
Apakah Anda memperhatikan hal kedua: “pada waktu penghulu malaikat berseru”? Hanya ada satu penghulu malaikat dalam Alkitab yaitu Mikael. Dan Mikael selalu dilukiskan sebagai musuh berat Setan yang memiliki kuasa kematian.
Ketika Musa mati, Mikael bertengkar dengan Setan berhubungan dengan atau untuk merebutkan tubuh Musa. Apa yang Setan inginkan terhadap tubuh Musa? Untuk menunjukkan tubuh itu kepada Israel dengan mengatakan: “Ini adalah sahabat terbaik Allah, yang telah berbicara muka dengan muda dengan Tuhan Allah, sebagai manusia yang telah melihat Dia. Melihat Dia. Namun kini ia telah mati. Kuasa kematian adalah milikku,” kata Setan.
Dan Mikael bertengkar dengan dia. Dalam Kitab Nabi Daniel, Daniel sang negarawan, ketika di Babilonia dan Persia ia melihat pembinasaan terhadap umat Allah, namun Mikael yang menjadi pembela mereka dan pemenang.
Dan dalam Kitab Wahyu 20 dijelaskan bahwa ada perang di Sorga. Mikael dan para malaikatnya berperang melawan Setan – Naga – dan para malaikatnya. Dan Setan tidak dapat mengalahkannya.
Dan Mikael, yang memenangkan pertempuran itu, berseru dari sorga dan atas seluruh bumi dan dunia orang mati: “Setan telah dikalahkan. Ia yang memiliki kuasa atas maut dan kubur telah dihancurkan untuk selama-lamanya.” Itulah suara penghulu malaikat, Mikael. “Kita telah menang. Kita telah menang. Kita telah menang.”
KETIGA, TENTANG SANGKAKALA ALLAH
“Dan dengan sangkakala Allah.” Itu adalah dimana saya telah mulai memikirkan tentang Daud, tentang sangkakala-sangkaka la Allah.
Di seluruh Alkitab, Anda akan sering bertemu tentang sangkakala-sangkaka la ini. Mereka meniup sangakakala ketika mereka mengitari Yerikho dan kemudian tembok-tembok rubuh. Mereka meniup sangkakala itu pada permulaan Tahun Baru Yahudi, Rosh Hashanah, pesta peniupan sangkakala-sangkaka la. Dan mereka meniup sangkakala-sangkaka la pada setiap tahun Yobel – tahun kelima puluh, setelah tujuh kali tujuh, setelah tahun yang ke empat puluh sembilan, tahun Yobel. Itu ditandai dengan peniupan sangkakala-sangkaka la.
Dalam Injil Matius pasal dua puluh empat, dan Wahyu pasal pertama dan keempat, keagungan dan kemuliaan Allah diumumkan dengan peniupan sangkakala-sangkaka la.
Dan dalam Alkitab, ada dua suara sangkakala yang besar. Yang pertama, Anda akan menemukan dalam Kitab Yesaya 27, ketika Allah meniupkan sangkakala untuk mengumpulkan kembali seluruh Israel ke tanah air mereka, yaitu pada saat seluruh Israel diselamatkan. Peniupan sangkakala besar yang kedua adalah untuk mengumpulkan umat Allah yang ada di sini: Ketika Allah meniup sangkakala dan itu adalah pada saat umat Allah bangkit dari kematian, untuk diubah dan diberikan tubuh kemuliaan dan untuk bersama dengan Tuhan mereka selama-lamanya.
Selanjutnya, Rasul Paulus, dalam perikop ini, ia menyebutkan tentang “nafiri terakhir” itu:
“Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah” (I Korintus 15:51-52).
Jadi apakah maksudnya itu: “Nafiri yang terakhir?” [dalam bahasa Inggris “trumpet” yang diterjemahkan “sangkakala” dalam I Tesalonika 4:16 dan diterjemahkan “nafiri” dalam I Korintus 15: 52]. Yah, saya telah membaca dan membaca dan membaca, dan ada banyak sekali pemikiran dan penafsiran yang diusulkan tentang apakah artinya “pada waktu bunyi nafiri yang terakhir.” Namun, satu-satunya penafsiran yang paling tepat menurut saya adalah ini: ini berhubungan dengan peniupan sangkakala oleh pasukan (legium) Romawi. Sangkakala pertama, ketika itu dikumandangkan, sebagai tanda para prajurit harus pergi ke tenda dan membongkar tendanya. Itulah sangkakala pertama. Sangkakala kedua dikumandangkan ketika ia harus kembali ke barisan. Dan sangkakala ketiga dikumandangkan ketika ia harus kembali berbaris.
Itulah sangkakala terakhir. Itu adalah panggilan untuk umat Allah. Itu adalah saat mereka harus naik dan bergabung dengan Tuhan.
Saudaraku yang terkasih! Jemaat disebut ekklesia, “orang-orang yang dipanggil keluar.” Kata yang memiliki arti yang persis sama dengan itu. Orang yang dipanggil keluar – ekklesia, ek-kaleo – orang yang dipanggil keluar.
Jemaat dipanggil keluar untuk berkumpul menjadi jemaat Tuhan. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh keselamatan. Allah telah memanggil kita untuk memuji dan bersukacita. Allah telah memanggil kita untuk suatu sukacita dan kemuliaan.
Dan suatu hari nanti, Allah akan memanggil kita kepada Dirinya sendiri. Dan kita akan diangkat untuk berjumpa dengan Tuhan dan bersama dengan Dia selama-lamanya. Itulah nafiri atau sangkakala ketiga dan yang terakhir: ketika Allah akan memanggil kita keluar dari kubur dan dari dunia ini untuk bersama dengan Dia selama-lamanya.
Selanjutnya, Paulus menulis, dan ia menyimpulkan wahyu yang agung ini dengan kata ini: “Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (I Tesalonika 4:17-18).
Selanjutnya, ijinkan saya untuk menerjemahkan seperti tafsiran kebanyakan orang tentang perkataan ini: “Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.” Saudaraku yang terkasih, segala sesuatu yang berhubungan dengan kematian dan penghakiman dan dunia ini membuat kita seringkali takut untuk menghadapinya.
Namun, Oh, saudaraku: “Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.” Sebagain itu akan mengacu kepada fakta bahwa kita akan hidup kembali. Kita akan hidup kembali.
Saya kira, orang yang telah terjerat dalam bisnis dunia ini, mereka tidak berpikir tentang kematian. Namun saudaraku, selama saya hidup di dunia ini dan telah melayani Tuhan sejak umur 17 tahun, 55 tahun yang lalu. Saya hidup di dunia kematian.
“Hiburkanlah seorang akan yang lain”: Sebagian itu mengacu kepada pewahyuan bahwa kita akan hidup bersama kembali. Keterpisahan karena kematian bersifat sementara. Kita akan dikumpulkan kembali dan bersama untuk selama-lamanya.
“Hiburkanlah seorang akan yang lain”: Sebagian, saya kira, itu adalah sorga dan kemuluaan yang akan dinyatakan di dalam kita. Namun, kebanyakan, saya kira, itu adalah apa yang Paulus tulis di sini: “Kita akan bersama dengan Tuhan untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu, hiburkanlah seorang akan yang lain.” Kita akan bersama dengan Yesus untuk selama-lamanya.” Kita akan bersama dengan Yesus untuk selama-lamanya.
Anda tahu, kira-kira ada 14 kata yang berbeda dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan “dengan” atau “with.” Namun, salah satunya menunjukkan kedekatan, keintiman, persekutuan yang penuh kasih atau afeksi. Dan itulah kata yang diterjemahkan “bersama dengan” di sini. Dalam kata Yunani, itu adalah sun.
Sebagi contoh, kata Yunani untuk penderitaan adalah pathos. Dan ketika Anda menggabungkan kata itu menjadi sumpathos, kata itu diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi “sympathy.” Seseorang yang dapat turut merasakan kelemahan atau luka batin yang Anda alami: simpatik. Itulah maksud kata sun di sini, bersama dengan Tuhan – suatu persekutuan yang erat dengan Yesus.
Suatu kali saya mendengar tentang seseorang yang diselamatkan dengan begitu luar biasa. Dan pada hari itu ketika saya baru menginjak remaja, mereka bersaksi di kebaktian Rabu malam. Seperti kita, kita selalu membuka ruang kesaksian setiap kebaktian Rabu malam.
Jadi orang yang telah diselamatkan atau dipertobatkan dengan ajaib ini, ia bersaksi, dan ia berkata, “Ketika saya mati dan ketika saya pergi ke Sorga, yang pertama kali saya ingin lihat adalah Tuhan saya. Saya ingin melihat Yesus.
Hari-hari telah berlalu dan bapaknya terkasih yang luar biasa itu meninggal. Dan mereka berkata, “Anda masih ingin yang pertama melihat Yesus?”
“Ya,” jawabnya.
Kemudian, ibunya meninggal, yaitu ibu yang sangat ia kasihi. “Anda masih ingin yang pertama melihat Yesus?”
“Ya,” jawabnya.
Kemudian, anak lelakinya yang merupakan impiannya dan anak yang paling dikasihinya meninggal. Dan mereka bertanya, “Apakah Anda masih ingin melihat Yesus yang pertama?”
“Ya,” jawabnya.
Dan kemudian, istrinya yang sangat dicintainya meninggal. Dan mereka berkata kepadanya, “Anda masih ingin yang pertama melihat Yesus? Anda masih ingin melihat Yesus terlebih dahulu?”
Bagi seseorang yang telah diselamatkan dengan ajaib, dan yang mengasihi Tuhan, yang sun atau bersama Tuhan dalam segala suka dukanya. Anda tahu, rasul dengan terus terang mengatakan bahwa kematian telah memisahkan kita dari Dia, klimaks yang luar biasa dari Roma 8 adalah:
“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerint ah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:38-39).
Kematian tidak akan memisahkan kita. Dan kita tidak akan dipisahkan dari Yesus dalam hidup ini. Ia berkata, “Saya akan bersama denganmu, bahkan sampai akhir zaman.”
Ia bersama dengan kita. Jika Anda telah melaksanakan amanat, misi bagi Yesus, dengarkanlah dan Anda akan mendengar kaki Tuhan kita melangkah mendekat di belakang Anda. Jika Anda pernah diharu-birukan atau disakiti atau dihancurkan, Anda akan mendengar suara-Nya berkata, “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau melupakanmu untuk selama-lamanya.”
Dan ketika kita menghadapi hari terakhir itu, itu akan menjadi hari Yesus yang akan berdiri bersama dengan kita dan menguatkan kita: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku” (Mazmur 23:4).
Tahukah Anda, saya berpikir banyak kali, ketika waktu kematian saya tiba, itu akan menjadi kesempatan terbesar saya untuk menunjukkan kepada semua orang yang kepada mereka saya telah berkhotbah selama lebih dari 40 tahun – itu akan menjadi kesempatan terbesar saya untuk menunjukkan iman prajurit Yesus, anak Allah: untuk mati secara berjaya dalam lengan Kristus. Oh Tuhan! Kemudian Ia akan bersama dengan saya.
Dan satu hal lain: “Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” – kita dan Dia.
1 Yohanes 3:2 berkata: “Apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” Kita akan menjadi seperti Dia.
Dan Ia akan seperti kita dan kita akan bersama dengan Dia. Kita seperti Dia, dan Dia seperti kita. Dan kita akan bersama dengan Dia.
Dalam halaman-halaman sejarah yang saya baca, ketika Alexander Agung menaklukkan Imperium Persia, keluarga Darius menjadi tawanan komandan militer Yuhani tersohor itu. Dan ia datang menengoknya. Ia datang untuk melihat keluarga Darius yang ada dalam penjara itu.
Dan ketika Alexander dan Faustian melangkah masuk ke penjara, ibu Darius berpikir bahwa Faustian adalah Alexander. Dan ia membungkuk hormat kepadanya.
Ketika ia mengetahui bahwa ia salah orang, ia meminta maaf kepada Alexander, dan berkata, “Saya pikir ia adalah Anda dan mohon maafkan saya.”
Dan Alexander menjawab, “Nyonya, Anda tidak membuat kesalahan. Karena Faustian adalah Alexander.” Ia adalah Alexander yang lain. Mereka begitu dekat, sebagai sahabat karib yang begitu dekat.
Apakah Anda mengetahu hal pasti yang akan terjadi dengan Yohanes: Rasul Yohanes? Dalam Kitab Wahyu 22:8-9, Yohanes berkata:
“Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya. Tetapi ia berkata kepadaku: "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!"”
Malaikat itu juga seperti Yesus, sehingga ketika Yohanes melihatnya dan mendengarkannya, kemudian ia tersungkur untuk sujud menyembah dia.
Seperti itulah kita. Dan Ia seperti kita. Kita akan bersama dengan Tuhan. Kita akan seperti Dia. Dan Dia akan seperti kita.
“Pak Pendeta, bagaimana hal seperti itu dapat terjadi?”
Saya akan menjelaskan kepada Anda bagaimana itu bisa terjadi: Tuhan kita adalah gembala yang agung, namun Ia bukan gembala tanpa kita: domba-dombanya. Tuhan kita adalah Raja yang agung, namun Ia bukan Raja tanpa kita: warga kerajaan-Nya. Ia adalah Juruselamat yang agung, namun Ia bukan Juruselamat tanpa kita: orang-orang kudus-Nya. Ia adalah mempelai laki-laki yang agung, namun Ia bukan mempelai tanpa kita: mempelai perempuan-Nya. Ia adalah Penebus yang agung, namun Ia bukan penebus yang agung tanpa kita, umat tebusan-Nya. Ia adalah Tuhan yang akan datang, namun Ia bukan Tuhan yang akan datang tanpa kita, karena untuk kitalah Ia datang. Kita adalah tubuh-Nya. Kita adalah kepenuhan-Nya. Kita adalah kemuliaan-Nya. Kita adalah mahkota sukacita-Nya: Yesus dan saya.
Terpujilah namanya untuk selama-lamanya! Kita akan berhenti sampai di sini, dan akan melanjutkannya Minggu depan. Berbahagialah hati Anda! Pada saat kita berdiri dan menyanyikan lagu pujian. Saya berkata kepada Anda yang kepadanya Roh Kudus telah berbicara, serahkanlah hidup Anda bersama dengan kami dalam persekutuan jemaat terkasih ini. Kami beribu-ribu kali mengucapkan selamat datang! Selamat datang!
Mungkin saat ini ada yang mau mengaku secara terbuka kepada semua orang tentang iman Anda di dalam Tuhan Yesus Kristus dan mau mengatakan: “Hari ini juga, saya mau menerima Engkau menjadi Juruselamat saya.” Silahkan maju ke depan!
http://www.wacriswe ll-indo.org/ eskatologi% 202.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar