Setiap orang berusaha untuk hidup berkenan di hadapan Tuhan akan
mengalami "sakit" nya ketika harus melakukan keinginan Bapa dan membunuh
keinginan sendiri. Proses melepaskan kesenangan sendiri ini dimulai dari
hal-hal sederhana yang tidak sulit untuk dilepaskan. Tapi pada akhirnya
ia harus melepaskan kesenangan yang sudah menyatu dengan dirinya, yaitu
kesenangan yang seharga dengan nyawa atau hidupnya.
Kesenangan-kesenangan yang tidak mudah bisa dilepaskan. Kesenangan itu
bisa berupa seseorang atau sesuatu, kekayaan, kehormatan, kedudukan,
kenikmatan makan minum atau pesta, libido seks, hobby, perhiasan, model
pakaian dan lain sebagainya. Kesenangan yang paling dianggap tidak
melanggar kehendak Tuhan adalah hidup wajar seperti manusia lain.
Sebenarnya itu juga kesenangan yang harus dilepaskan. Kehidupan sebagai
anak-anak Tuhan adalah kehidupan yang tidak wajar menurut dunia,
kehidupan yang tidak memiliki kesenangan selain menyukakan hati Allah
Bapa. Kesenangan-kesenangan hidup ini menjadi seperti wilayah dalam
kerajaannya yang tidak akan diserahkan kepada pihak manapun. Melepaskan
suatu kesenangan seperti mencabut nyawa. Sungguh sangat menyakitkan. Hal
inilah yang membuat seseorang menahan diri untuk mempersembahkan
hidupnya bagi Tuhan secara benar. Dalam hal ini seseorang bisa
membuktikan kecintaannya kepada Tuhan, yaitu ketika ia bersedia
melepaskan segala sesuatu dan menjadikan Tuhan sebagai kesukaan
hidupnya. Akhirnya tidak ada lagi kesenangan yang disisakan kecuali
menyenangkan hati Tuhan. Orang-orang seperti ini di Alkitab katakan
sebagai perawan suci yang tidak menajiskan diri dengan "pasangan lain",
artinya tidak memiliki berhala (2 Kor. 11:2-3). Harus diingat bahwa orang
yang tidak mengasihi Tuhan, adalah terkutuk.
Banyak orang merasa sudah mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan atau menyerahkan diri kepada-Nya dan merasa sudah meninggalkan kenyamanan. Padahal yang ditinggalkan hanyalah kesenangan-kesenangan kecil yang sangat mudah untuk dibuang. Di dalam kedalaman hatinya masih bertahta banyak kesenangan yang tidak terbaca oleh siapapun. Ia sendiri jangan-jangan tidak bisa mendeteksi karena selain tidak jujur terhadap dirinya sendiri, ia pun tidak memiliki kecerdasan untuk mengenalinya dengan baik. Kalau seseorang sungguh-sungguh berhasrat mau berkenan kepada Tuhan, maka Tuhan pasti membuka pikirannya untuk mengenali dirinya dengan benar. Tetapi kalau seseorang memang tidak berhasrat untuk itu, ia tidak akan pernah mengenali dirinya dengan benar dan tidak akan pernah berkanan kepada Tuhan.
Melepaskan suatu kesenangan seperti mencabut nyawa. Sungguh menyakitkan! Seseorang bisa membuktikan kecintaannya kepada Tuhan, yaitu ketika ia bersedia melepaskan segala sesuatu dan menjadikan Tuhan sebagai kesukaan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar