Orang Kristen yang
percaya Alkitab mempercayai apa yang Paulus katakan dan ajarkan,
bahwa "keselamatan" adalah "oleh iman kepada Kristus Yesus"
(2 Tim. 3:15). Kebenaran ini bukan hanya satu dua kali diserukan,
tetapi berulang kali diajarkan dan ditekankan oleh penulis-penulis
yang terinspirasi. Jadi, iman adalah komponen yang sangat penting
dalam keselamatan, yaitu menjadi syarat keselamatan. Oleh karena
pentingnya iman dalam keselamatan, sangatlah penting bagi orang
percaya untuk memahami secara persis tentang iman itu sendiri.
Dalam artikel pendek
ini, isu yang dibahas adalah mengenai asal usul iman. Apakah iman
berasal dari Allah sebagai suatu pemberian, ataukah iman adalah
respons manusia, suatu tanggung jawab individu? Isu ini adalah
sesuatu yang memisahkan antara Kalvinis dan non-Kalvinis.
Kalvinisme mengusung
konsep bahwa keselamatan seseorang
sebenarnya ditentukan oleh Allah dalam kekekalan melalui dekrit
rahasia. Penentuan Allah atas keselamatan seseorang ini bersifat
tidak bersyarat (unconditional
election). Jadi, dalam Kalvinisme, seseorang yang dipilih untuk
diselamatkan, akan
dilahirbarukan (tanpa dapat ditolak, irresistible grace),
dan kemudian pasti
akan menjadi percaya, atau
dengan kata lain dibuat
menjadi percaya. Dengan
demikian, posisi Kalvinis secara alami adalah bahwa iman, atau
percayanya seseorang, itu sebenarnya tergantung kepada Allah. Kalau
Allah memilih seseorang, maka Allah akan melahirbarukannya, dan
ia akan percaya. Percaya atau
iman adalah salah satu dari mata rantai tindakan Allah pada diri
orang pilihan. Oleh karena itu, Kalvinis mengatakan bahwa iman adalah
karunia atau pemberian Allah.