Ada kisah di suatu kota yang penduduknya penduduknya 99% pemeluk agama Kristen. Setiap minggu kota terasa begitu sepi, karena mereka beribadah ke gereja. Jadi kalau mau mencari pak hakim, pak RT, pak walikota dan sebagainya, datang saja ke gereja pasti ketemu.
Hingga suatu hari, di sebelah gereja ada proyek bangunan yang mulai dikerjakan ...
Lalu suatu hari pak pendeta bertanya ke tukang bangunan tersebut, "Akan dibuat gedung apa di sini?"
Kata pekerja di sana, "Akan dibangun sebuah diskotik."
Pendeta itu tersenyum dan berkata dalam hatinya, "Apa masih waras ini orang membangun diskotik di tengah kota yang warganya 99% beragama Kristen. Pasti tidak akan laku."
Pak pendeta masih tidak khawatir. Dia pikir, "Mungkin mereka hanya coba-coba saja ingin tahu apa itu disko."
Besoknya hari minggu, 50% jemaat tidak hadir karena mereka begadang semalaman, dan minum-minum. Pendeta masih berpikir positif minggu depan mereka pasti balik lagi beribadah.
Minggu berikutnya perkiraan pendeta meleset. Ternyata 75% jemaat tidak hadir - dan minggu berikutnya 90% jemaat tidak hadir.
Mulailah pendeta khawatir dan berdoa, "Ya Tuhan kasihanilah umatMu yang tersesat. Turunkanlah api dari langit seperti Engkau membakar Sodom dan Gomorah. Musnahkan diskotik di sebelah ini!" Teriak sang pendeta dengan keras. Begitulah yang dia lakukan selama seminggu berdoa dengan keras.
Pada hari sabtu malam terjadilah konsleting listrik, yang mengakibatkan kebakaran yang hebat di diskotik sebelah gereja. Diskotik itu pun habis terbakar.
Maka hari minggu keesokan harinya, gereja ramai kembali seperti biasa dan pendeta mengucap syukur, "Terima kasih Tuhan Engkau telah mendengar doa hambaMu."
Pada hari Senin datanglah surat pemanggilan yang berisi tuntutan pada pak pendeta atas kebakaran yang terjadi. Tertulis di sana, pendeta dijadikan tersangka utama atas kebakaran diskotik yang terjadi hari Sabtu lalu.
Membaca surat tersebut, lalu pendeta menelpon hakim yang membuat surat penangkapan yang kebetulan dia kenal, "Pak hakim apa tidak salah Anda membuat surat seperti ini? Apakah bapak tidak percaya saya tidak melakukan tindakan seperti itu? Bukankah yang membaptis dan memberkati pernikahan Anda adalah saya?"
"Ya saya percaya kepada Anda pak pendeta. Tapi sebagai hakim saya berkewajiban untuk menanggapi segala laporan yang masuk dan disidangkan, untuk dicari solusinya dan menjatuhkan vonis kepada siapa yang terbukti bersalah," jawab hakim.
"OK deh kalo begitu!" kata pendeta.
Di dalam persidangan keesokan harinya ...
"Pak hakim saya adalah pendeta dan tidak mungkin saya melakukan pembakaran seperti yang dituduhkan!" kata pendeta membela diri
"Memang dia yang melakukan pembakaran!" jawab pemilik diskotik dengan sengit.
"Saya punya bukti dan saksi mata yang melihat dia berdoa selama seminggu dengan keras agar Tuhan membakar diskotik saya! Maka saya percaya Tuhan mengirimkan api dari langit dan membakar habis diskotik saya! Itu karena suruhan pendeta ini," lanjut pemilik diskotik.
Pendeta membantah dengan keras, "Mana mungkin ada peristiwa ajaib seperti itu, Tuhan mengirim api dari langit. Ini kan zamannya perjanjian baru!"
Sang hakim menatap pendeta dan pemilik diskotik dengan bingung, dan bertanya dalam hati, "Ini yang pendeta yang mana? Pemilik diskotik percaya Tuhan mengirim api dari langit dan pendeta malah membantahnya ... "
* * * *
Pesan Moral: Apakah kita kadang menjual keimanan kita, saat dihadapkan dengan kejadian yang serupa ini?
IMAN KADANG TIMBUL DI TEMPAT DAN DI SAAT YANG TIDAK DISANGKA SANGKA - TETAPI KADANG GUGUR DI TEMPAT DI MANA SEHARUSNYA IA BERTAHAN.
HEAVEN IS NOT HEAVEN IF WE ALL NOT THERE !
----
Sumber: Email Milist YH, post by Indriatmo Atmo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar