Artikel Rohani menarik, Isu Teologi, Cinta, Humor dan perenungan. Fundamental-Baptist-Independent-Alkitabiah, Dispensational in theology, Pre-Tribulational Rapture Pre-millennial, Textus Receptus and Masoretic Text (traditional-text based), Baptism by immersion, Six-day literal creation, Literal and Grammatical and Historical in hermeneutics
Kamis, Februari 25, 2010
Bebaskan Orangtua, Yang Xue Minta Bantuan Umat Kristiani Dunia
SIAPA YANG PENDETA?
Ponsel Dengan Radiasi Tertinggi
Rabu, Februari 24, 2010
Seminar Doktrin Keselamatan 26 Feb di GITS
Selasa, Februari 23, 2010
Tentang YOGA
oleh: Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Definisi dan Sejarah Singkat
Bagi sebagian besar masyarakat Barat, yoga sering kali hanya dipahami sebagai salah satu sistem latihan fisik untuk perenggangan tubuh, peningkatan kelenturan dan penyembuhan penyakit ringan. Jika kita menyelidiki sejarah dan filosofi di balik yoga, maka kita akan mengetahui bahwa yoga lebih dari sekedar latihan fisik. Yoga adalah jalan kuno menuju kerohanian. Jalan ini berasal dari literatur-literatur kuno India.
Konsep ini sudah tersirat dari nama yang dipakai. Istilah “yoga” berasal dari bahasa Sansekerta. Istilah yang berasal dari akar kata yuj (artinya “mengontrol”, “memasang kuk” atau “menyatukan”) ini memiliki arti yang beragam. Arti yang paling populer adalah “penyatuan”. Yang dimaksud penyatuan di sini adalah penyatuan antara jiwa yang terbatas (diri yang fana) dengan jiwa yang tidak terbatas (Brahma/Diri yang kekal). Brahma adalah realitas tertinggi, suatu allah yang tidak berpribadi, suatu substansi ilahi yang menyerap, melingkupi dan melandasi segala sesuatu.
Dalam Larson’s New Book of Cults dijelaskan bahwa yoga terdiri dari beberapa aliran/bentuk: Karma Yoga (persatuan rohani melalui perbuatan baik), Bhakti Yoga(persatan dengan Yang Mutlak melalui devosi kepada seorang guru), Juana atau Gyana Yoga (jalan masuk kepada keilahian melalui pengetahuan mistik) dan Raja Yoga (kesadaran ilahi melalui kontrol mental). Jenis yoga yang sering diperbincangkan dan dipraktikkan orang termasuk dalam Raja Yoga.
Dilihat dari sisi historis, perkembangan yoga dapat dibagi dijelaskan sebagai berikut: (1) akar tertua dapat ditelusuri sampai pada Upanishads (sekitar 1000-500 SM). Dalam buku tua ini diajarkan “satukan terang di dalam dirimu dengan terang yang ada di dalam Brahma”; (2) kata “yoga” berikutnya juga ditemukan dalam buku Bhagavad Gita (sekitar abad ke-5 SM).
Kamis, Februari 18, 2010
Berita Mingguan 06 Februari 2010
MENGINJIL BAYI DALAM KANDUNGAN?
Ada pemimpin gereja yang mungkin karena kebingungan tentang topik keselamatan, mengajarkan kepada anggota jemaatnya konsep keselamatan yang kedengarannya agak aneh, yaitu penginjilan terhadap bayi, bukan hanya kepada yang telah lahir, bahkan kepada yang masih di dalam kandungan. Memang agak aneh, tetapi ini bukan cerita bohong, betul-betul ada gereja yang mengajarkan bahwa mereka perlu menginjil bayi yang masih di dalam kandungan. Mendengar itu, seorang teman berguyon, bahwa yang sanggup melakukan tugas itu hanya dokter kandungan.
AKIBAT DOKTRIN KESELAMATAN YANG SALAH
Calvinis, karena percaya bahwa nasib orang telah dipredestinasikan dalam satu dekrit Allah sejak kekekalan, percaya bahwa tiap-tiap orang yang akan dijumpai mereka di Sorga kelak adalah yang dipilih Allah tanpa kondisi (Unconditional Election).
Dengan konsep demikian, maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan bayi juga masuk dalam lingkup unconditional election sebagaimana orang dewasa. Sebagaimana orang dewasa masuk Sorga karena dipilih secara tanpa kondisi, maka tentu pemilihan itu termasuk bayi.
Jika Calvinis berterus terang, maka mereka tidak tahu, serta tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang termasuk dalam pilihan atau tidak. Dengan kata lain, sesungguhnya bagi Calvinis mereka tidak tahu siapa masuk Sorga atau tidak, bahkan mereka tidak memiliki cara bagi seseorang untuk memastikan dirinya masuk Sorga, karena tidak ada orang yang tahu apakah dirinya termasuk dalam pilihan atau tidak. Jika terhadap orang dewasa saja Calvinis tidak akan tahu dan tidak ada kepastian siapa masuk Sorga siapa masuk Neraka, apalagi bayi mereka.
TULIP. Dimana T = Total Depravity dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan“hancur total” dan U= Unconditonal election dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan “pemilihan tanpa kondisi. L = Limited Atonement dalam bahasa Indonesia bisa disebut “penebusan terbatas.” Dan I = Irresistable Grace dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan “anugerah yang tidak bisa ditolak” serta yang terakhir P = Perseverance of the saints atau dalam bahasa Indonesianya adalah “ketekunan orang-orang kudus”. Calvinis sendiri sudah semakin meninggalkan lima poin mereka karena bukan hanya tidak alkitabiah, yaitu tidak didukung ayat-ayat Alkitab, bahkan tidak masuk akal. Akhirnya para Calvinis menyebut diri merekathree-point Calvinis, two-point Calvinis, bahkan one-point Calvinis. Hampir tidak ditemukan Calvinis yang benar-benar percaya pada keseluruhan dari lima poin Calvinis. Mereka makin langka karena terlalu sulit untuk mempertahankan bahwa Tuhan Yesus mati di kayu salib hanya menebus sebagian orang, yaitu yang dipilih Allah dalam kekekalan sementara Alkitab dengan begitu jelas menyatakan bahwa Allah mengasihi semua manusia, dan Kristus mati bagi semua manusia (Yoh.3:16, I Yoh.2:2, Ibr.2:9).
Rabu, Februari 17, 2010
TIDAK MEMBAPTIS?
Baptisan adalah topik yang sudah banyak dibahas. Namun demikian tentu tidak ada larangan untuk membahasnya lagi terutama karena topik ini membawa pengaruh yang sangat besar, karena dihubungkannya oleh kelompok tertentu dengan keselamatan. Sehingga timbul perdebatan tentang posisi baptisan dalam keselamatan jiwa kita.
APAKAH BAPTISAN MENYELAMATKAN?
Jawaban terhadap pertanyaan di atas sangat mempengaruhi kondisi keselamatan seseorang termasuk juga kondisi gereja yang mengajarkannya. Sesungguhnya tidak ada satu ayat pun yang mendukung konsep dibutuhkannya baptisan dalam keselamatan jiwa kita. Jelas sekali bahwa kita diselamatkan dengan iman yang didahului atau bersamaan dengan pertobatan (Ef.2:8-9).
Manusia berdosa tidak bisa pergi ke Sorga karena Allah selain mahakasih, Ia juga mahasuci dan mahaadil. Ia tidak dapat menyangkal diriNya, sebab itu tidak mungkin hanya karena salah satu sifatNya “kasih” lalu orang berdosa bisa menghampiri diriNya tanpa terhalangi oleh sifat lainnya yaitu mahasuci dan mahaadil. Itulah sebabnya satu-satunya jalan penyelesaian dosa manusia ialah melalui penghukuman. Dan untuk itulah maksud kedatangan Yesus dan penyalibanNya di kayu salib. Penyaliban Kristus adalah penghukuman atas dosa seisi dunia.
Kita diselamatkan hanya melalui bertobat dan percaya bahwa penghukuman Yesus adalah penghukuman atas semua dosa kita. Yesus menggantikan saya dihukumkan atas semua dosa saya, dan kini saya hidup bagi-Nya.Tidak boleh ditambah dengan apapun.
Jika diperlukan baptisan untuk memastikan seseorang masuk Sorga, maka jasa seorang“pendeta” untuk memasukkan orang ke Sorga akan sangat besar. Dan akan banyak sekali orang yang berakhir di Neraka karena pendeta terlalu sibuk, atau ia bertobat hari Senin dan mati hari Sabtu sebelum sempat dibaptis pada hari Minggu. Jadi, pembaca bisa berpikir bahwa konsep dibutuhkan baptisan untuk masuk Sorga itu bukan hanya tidak alkitabiah bahkan tidak masuk akal.
HUT GRAPHE XII dan NATAL 2007: SETELAH DUABELAS TAHUN
Tidak terasa waktu berjalan sedemikian cepat. Pada minggu ke-empat bulan Juni, GRAPHE berumur 12 tahun. Bagai mercusuar GRAPHE telah melaksanakan tugas bersinar selama 12 tahun. Kebenaran yang dikumandangkan oleh GRAPHE telah menyelamatkan banyak orang dan telah menuntun banyak gereja kembali ke jalan yang benar.
Berdiri teguh mempertahankan kebenaran yang alkitabiah tentu bukan tugas yang gampang. Tidak ada penjahat yang sedang bersembunyi di dalam kegelapan yang berterima kasih ketika disinari oleh orang yang mau menolongnya keluar dari kegelapan. Sekalipun yang menyinarinya sungguh mengasihinya dan berusaha menolongnya keluar dari kegelapan, namun pencuri yang berusaha menyembunyikan diri, tidak akan berterima kasih, kecuali ia sudah benar-benar menyadari kesalahannya serta menyesalinya dan ingin memperbaiki hidupnya.
GRAPHE harus tetap bergeming, bahkan harus lebih tekun dan teguh bertahan pada kesaksiannya sebagai bukti kasih yang sungguh-sungguh dan konstan. Jika kita ingin menolong orang yang tidak mengerti keadaannya, ketika kita akan menolongnya namun ia marah, tentu kita tidak boleh berhenti menolongnya. Sebab jika kita lalu tidak mau menolong lagi, maka kasih kita kepadanya patut dipertanyakan. Sebaliknya sebagai bukti kasih kita yang tidak berubah, termasuk tidak bisa diubah oleh sikapnya yang menolak usaha pertolongan dari kita.
MENGHITUNG BERKAT TUHAN
Tak ada kata yang lebih tepat dan lebih patut untuk diucapkan kepada Allah yang mengasihi GRAPHE dan Tuhan Yesus yang telah disalibkan bagi setiap anggota jemaat GRAPHE, selain syukur dan terima kasih.
Tuhan telah sangat memberkati baik jemaat maupun anggota jemaat GRAPHE. Setiap anggota yang menerima tang-gung jawab sebagai anggota jemaat diberkati Tuhan agar jemaat GRAPHE dapat berfungsi dengan baik sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Betul-betul seperti pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat Korintus (I Kor.1:26). Tetapi Tuhan telah memakai orang sederhana untuk pekerjaanNya yang agung dan mulia.
MUSIK: SALAH SATU JENIS RAGI DI TANGAN IBLIS
Musik Duniawi Dalam Gereja Rohani
Banyak orang tidak sadar bahwa Iblis sedang berusaha keras menyusupkan hal-hal duniawi ke dalam gereja, agar gereja menjadi duniawi. Lebih banyak lagi yang tidak sadar bahwa Iblis berupaya memasukkan musik duniawi ke dalam gereja. Dan ternyata ia sangat sukses, karena orang Kristen tidak peduli tentang hal ini. Ketika Iblis berhasil memasukkan musik yang duniawi ke dalam gereja, ia akan perlahan-lahan mengubah gereja itu menjadi gereja duniawi.
Salah satu alasan iblis begitu sukses menyusup masuk ke dalam gereja ialah perangkapnya yang sangat hebat, dan banyak orang Kristen yang masuk dalam perangkap itu. Iblis sengaja menghembuskan paham bahwa “musik adalah netral/amoral.”
Artinya musik itu tidak baik dan juga tidak buruk, atau dengan kata lain “tidak punya nilai moral.” Yang membuatnya baik atau buruk ialah pemakainya. Kata mereka bahwa itu hanya pada kata-katanya, isi hati penyanyinya, dsb. Ini adalah kebohongan yang ditelan bulat-bulat oleh kebanyakan orang Kristen.
Banyak orang suka pada konsep ini, karena dengan demikian ia dapat mendengarkan musik apapun yang ia sukai, tanpa perlu takut apakah musik yang ia sukai baik atau buruk secara moral. Dengan meluasnya konsep ini, musik-musik yang bersifat duniawi masuk dengan leluasa ke dalam gereja, dibawah samaran kata-kata yang rohani. Gereja menerima begitu saja lagu-lagu yang kata-katanya penuh dengan “Yesus”, “Haleluya”, “Bapa”, dll., namun bentuk alunan musiknya bersifat kedagingan.
Musik Jahat Vs. Baik
Musik tidaklah netral! Penganut paham “musik adalah netral” mengatakan bahwa nada dan not, seperti do re mi, tidak baik ataupun jahat secara moral. Memang demikian, tetapi seperti huruf “b” dan “o” adalah netral, tetapi ketika dirangkai dengan huruf lain menjadi kata “b-o-d-o-h”, tiba-tiba rangkaian huruf itu mempunyai makna dan konotasi. Musik juga demikian. Do re mi adalah not-not, balok-balok bangunan, yang ketika dirangkai menjadi melodi, kemudian diberi irama menjadi musik yang mempunyai makna dan konotasi.
Selasa, Februari 16, 2010
Pulau Komodo Jatuh ke Peringkat Ke-14, ayo Vote terus!
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya NTT Ansgerius Takalapeta mengingatkan hal itu di Kupang, Kamis (4/2).
Berdasarkan situs resmi tujuh keajaiban dunia, ada 28 finalis. Selain komodo, antara lain, yaitu Galapagos, Amazon, Angel Falls, Maladewa, Jeju Island, sungai bawah tanah Puerto Princesa, Laut Mati, Grand Canyon, dan Kilimanjaro.
Komodo masuk kategori hewan langka dan endemik Flores. Komodo sudah menjadi milik warga Asean. Jika Komodo masuk kategori salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Indonesia dan Asean akan diuntungkan.
"Turis mancanegara, terutama dari Eropa, Amerika, dan Australia, yang datang melihat komodo juga akan singgah di Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Sumatera, Jawa, Papua, Ambon, Kalimantan, terus ke Singapura atau Malaysia," kata Takalapeta.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dan Asean diharapkan memberikan dukungan melalui pemberian suara di internet sebanyak dan sesering mungkin, sampai batas akhir Desember 2011. "Apabila Komodo lolos dalam nominasi tujuh keajaiban dunia, NTT bukan lagi menjadi Nusa Tenggara Timur, melainkan New Tourism Territory. Saya minta masyarakat Indonesia jangan berpikir sempit kedaerahan. Kita harus berpikir jauh ke depan," tambahnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Manajemen Pariwisata Sosial dan Humaniora NTT Frans Lawalu mengatakan, tugas mendukung komodo masuk nominasi tujuh keajaiban dunia bukan hanya pada pemda NTT, melainkan juga pada Menteri Pariwisata dan Budaya RI. Menurut Lawalu, ini pekerjaan besar dan butuh sinkronisasi dan koordinasi program lintas kementerian. (KOR)
http://cetak.kompas.com/read/xml/201...eringkat.ke-14
Mari Bantu Vote !
1. Masuk ke website New7Wonders (http://www.new7wonders.com)
2. Daftar/registrasi terlebih dahulu.
3. Masuk ke email yang anda tuliskan saat mendaftar
4. klik link yang ada dalam email tersebut
5. Account anda di New7Wonders telah aktif
6. Kemudia klik dsini (http://www.new7wonders.com/n7w)
7. Pilih 7 kandidat
8. Daftar lagi, pilih lagi
Sabtu, Februari 13, 2010
Berita Mingguan 13 Februari 2010
Berapa orang ke Surga jika Hari ini Akhir Dunia?
Data penganut agama di Dunia The last 2009
Jumlah populasi dunia saat ini (sampai akhir tahun 2009) adalah 6,78 miliar manusia.
The World Almanac and Book of Facts 2009 mencatat data 8 jenis keyakinan manusia yang paling banyak dianut di seluruh dunia adalah sbb:
Kristen 2,2 miliar (1,1 miliar di antaranya adalah Katholik Roma), jika dipisah Islam lah Agama mayoritas di Dunia;
Atheis 1,1 miliar;
Hindu 900 juta;
Konghucu / Kepercayaan China 395 juta;
Buddha 377 juta orang;
pengikut ajaran Sikh 23 juta;
Yahudi itu jumlahnya ‘hanya’ 15 juta saja di dunia ini!,
Lain-Lain 200 juta
Dr. Rod Bell, president of the Fundamental Baptist Fellowship of America, memperkirakan bahwa 50 persen dari anggota gereja hidup tanpa Kristus. Perkiraannya ini sesuai dengan perkiraan Bob Jones, Sr. … yang pada tahun 1940 juga memperkirakan 50 persen. Dr. B. R. Lakin memperkirakan bahwa 75 persen masih terhilang. W.A. Criswell bahkan akan terkejut bila melihat 25 persen anggota jemaatnya di sorga. Dr. Bob Gray, yang cukup lama melayani sebagai gembala Trinity Baptist Church of Jacksonville, Florida, suatu kali berkata bahwa mungkin 75 persen dari orang-orang yang telah ia baptiskan ternyata belum diselamatkan. Billy Graham meletakkan jumlah pada 85 persen (beberapa tahun lalu) ketika A.W. Tozer dan konsultan Southern Baptist Jim Elliff menaikan menjadi 90 persen.
1 Tim 4:1 Dan Roh mengatakan dengan jelas, bahwa pada waktu-waktu yang akan datang beberapa orang akan gugur dari iman karena memberi perhatian kepada roh-roh yang menyesatkan dan ajaran-ajaran setan-setan,
2 Tim 3:1 Dan ketahuilah ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar,
2 Tim 3:2 karena manusia akan menjadi pencinta diri sendiri, pencinta uang, pembual, takabur, penghujat, tidak patuh kepada orang tua, tidak tahu bersyukur, tidak kudus,
2 Tim 3:3 tiada kasih sayang, tidak mau berdamai, penuduh, tiada kendali diri, ganas, benci akan kebaikan,
2 Tim 3:4 pengkhianat, ceroboh, pongah, cinta akan kesenangan lebih daripada cinta akan Elohim,
2 Tim 3:5 sambil mengenakan suatu bentuk kesalehan tetapi telah memungkiri kuasanya; dan, hindarilah hal-hal ini.
2 Tim 4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, tempelaklah, tegurlah, nasihatilah dengan segenap panjang sabar dan pengajaran!
2 Tim 4:3 Sebab waktunya akan tiba, ketika mereka tidak dapat bertenggang rasa terhadap pengajaran yang sehat, sebaliknya sesuai dengan keinginan mereka sendiri, mereka akan mengumpulkan para pengajar bagi diri mereka sendiri, agar pendengarannya digatalkan,
2 Tim 4:4 dan sesungguhnya mereka akan memalingkan pendengarannya dari kebenaran dan mereka akan dibelokkan kepada dongeng-dongeng.
2 Tim 4:5 Namun engkau, tenangkanlah pikiranmu dalam segala sesuatu, jalanilah penderitaan, lakukanlah pekerjaan pemberitaan injil, tunaikanlah tugas pelayananmu!
Kamis, Februari 04, 2010
THE BIBLE’S PROOF
In the final analysis, a man must accept that the Bible is the Word of God by faith, for “without faith it is impossible to please him: for he that cometh to God must believe that he is, and that he is a rewarder of them that diligently seek him” (Hebrews 11:6).
At the same time, Bible faith is not a blind leap into the dark. It is confidence in a believable Record that God has given, for “faith cometh by hearing, and hearing by the word of God” (Romans 10:17). The writers of the Bible explain to us that they were not delivering cunningly devised fables but an inspired record based on “many infallible proofs” (Acts 1:3; 2 Peter 1:16).
Following are some of the objective, time-proven reasons why we can have complete confidence in the Bible:
1. CHRIST’S RESURRECTION PROVES THAT THE BIBLE IS THE WORD OF GOD.
Christ’s resurrection was witnessed by hundreds of people (1 Cor. 15:5-7). Paul wrote this less than 40 years after the resurrection, and many eyewitnesses were still living. Were they all lying? At times, the resurrected Christ was seen by many people at one time. They talked with him, touched him, walked with him, and ate with him (Luke 24:36-43). Before the resurrection, the apostles were fearful and were hiding from the authorities (John 20:19). After they saw the resurrected Christ with their own eyes, they became bold and fearless and were willing to lay down their lives for the Gospel. It took a powerful event to cause such a change in their lives.
2. THE BIBLE’S UNIQUE CONSTRUCTION PROVES THAT IT IS THE WORD OF GOD.
The Bible was written by 40 different authors representing some 19 different occupations (shepherd, farmer, fisherman, tax collector, medical doctor, king, etc.) who lived during a period of some 1,600 years. That is approximately 50 generations. The first 39 chapters of the Bible were written in the Hebrew language over a period of about 1,000 years. There was then a 400-year gap when no Scriptures were written. After that, the last 27 chapters of the Bible were written in the Greek language during a period covering roughly 50 years. The writers could not have collaborated, because they did not even live at the same time. The product is one book that fits together perfectly and contains no contradictions or errors. There is nothing else like this in all of man’s history.
BEWARE OF AN UNWHOLESOME ADDICTION TO SPORTS
Playing sports is not wrong in itself, and there are benefits, but there are also plenty of spiritual dangers.
Following are some suggestions in how to keep sports from becoming an idol in your family:
PARENTS MUST HAVE THE RIGHT GOAL FOR THEIR CHILDREN
The goal is not that the children will be good citizens and proficient in some field of endeavor and learn how to have a good time in life and fit into the crowd. That is the goal that unsaved parents have for their children. The goal of believing parents should be that their children know and serve Jesus Christ in His perfect will for their individual lives.
Terry Coomer, pastor of Elwood Bible Baptist Church of Elwood, Indiana, was a professional baseball player, but as a young Christian he made the choice to quite his baseball career because it interfered with his obedience to Christ. Following is his testimony:
“In 1973, I was drafted out of high school, as the 78th player taken in the 1973 free agent draft by major league baseball. I was drafted as a pitcher by the San Francisco Giants. I was the first player drafted from Indiana. So, in 1973 I was the best high school baseball player in Indiana and one of the best in the country.
“We live in a sports crazed society! Many parents have the idea that their child is the next great sports star. The facts are that most children that play in youth sports today will never play professionally or even be close to it. Thousands of dollars are spent on travel, equipment, fees, and other things. In fact, many parents will spend money on these items and if necessary neglect paying their bills.
GOD’S COMMENDATION OF A FATHER
The following is by Pastor Buddy Smith of Malenda, Queensland, Australia <smiletex@bigpond.net.au> --
In Genesis 18, God told Abraham his secrets. Not only the blessings of the future, but the impending judgment of Sodom. God tells His friends His secrets. He always has. But God doesn’t tell all His children his secrets, only a select few.
In Genesis 18:17-19, God deliberates over whether to tell Abraham his plans for Sodom. And as He does, he gives us a rare insight into the mind of God,
“Shall I hide from Abraham that thing which I do? ... For I know him that he will command his children and his household after him...”
If we read the text over slowly and thoughtfully we see that the blessings promised became blessings possessed because Abraham exercised authority in the home. Abraham commanded his children. This does not sound like permissive parenting, does it? This doesn’t even sound like a hen-pecked father, does it?
The word “command” is the same as that used for the words of authority spoken by God to Adam, and to Noah. When God sent Moses and Aaron to Pharaoh, He gave them a charge (command) that Pharaoh must let His people go. “Command” is a word that describes the vocalization of rightful authority. In Genesis 18:19 God said that He knew Abraham and that he would command all those in his household, and therefore God told him his secrets.
So what kind of commanding did Abraham do? Was he the imperious, tyrannical father? Not at all. He was a wise father who commanded from a position of obedience to God. He was IN authority because he was UNDER authority. When God called him out of Ur to Canaan, he obeyed. When God commanded him to circumcise all that were in his house, he did so, AND he was the first in line for the knife (Gen. 17:24-27). When God commanded him to sacrifice Isaac, he obeyed and reasoned by faith that God would raise up Isaac when he slew him.
Was he a willful and stiff-necked father who cared not at all for his children? Of course not. He “fathered” poor silly Lot, and when he was carried away captive by the kings of Mesopotamia, Abraham went after them, and defeated them. At the age of 99. He it was that knew enough about the daughters of the pagan Canaanites that he sent his servant back to Haran shopping for a wife for Isaac. He it was that grieved over Ishmael’s expulsion from the household. He was a tenderhearted father who loved all those in his household.
Best of all, Abraham was a worshipping father. His trail was marked by altars built and sacrifices slain. If you stood near Abraham you could smell the smoke of a thousand burnt offerings.
I was blest to have a father like Abraham. He was a little man physically, but a giant in leadership. He commanded his children and his household after him. He was a soldier in the battalion that crossed the Rhine at Remagen in 1945, the first of the Allied troops into Germany. I was born while he was driving an army truck that pulled cannon. He was under authority in the army and when he came home he was in authority. When he was converted in 1948 he soon found his place in the ranks of the Lord’s army and never went AWOL for 48 years, and was finally promoted to glory in 1996. He was my hero. He knew a lot of secrets he got from God, because he commanded his children after him.
USING CREATION SCIENCE MATERIALS
The field of creation science has grown by leaps since the publication of The Genesis Flood in 1962 by Henry Morris and John Whitcomb. There are many organizations and publishers that have promoted the creationist viewpoint, including the Creation Research Society (1963), The Institute for Creation Research (1970), and Answers in Genesis (founded in Australia in the 1970s as the Creation Science Foundation).
Since the 1990s, the Intelligent Design (ID) movement has broadened the attack on Darwinism. Though ID proponents typically are not Bible believers and might even claim to be agnostic in regard to the identity of the Designer, they demonstrate that the Darwinian mechanisms of natural selection and random mutations are insufficient to explain the facts that exist in life. William Dembski says that the basic claim of ID is that “there are natural systems that cannot be adequately explained in terms of undirected natural forces and that exhibit features which in any other circumstance we would attribute to intelligence” (The Design Revolution, p. 27). Intelligent Design proponents point to the intricate design that we see everywhere, from the DNA molecule and the living cell to the perfectly balanced conditions on earth that allow life to exist. Influential ID books include Michael Behe’s Of Panda’s and People (1989) and Darwin’s Black Box (1996), which argue the concept of “irreducible complexity,” Phillip Johnson’s Darwin on Trial (1991), William Dembski’s The Design Inference (1998), and Stephen Myer’s Signature in the Cell (2009).
BENEFITS OF CREATION SCIENCE MATERIALS
Today there are a vast number of books and DVDs, even entire school curriculums, that debunk Darwinian evolution from various perspectives, and there are many benefits that derive from the use of these materials.
Creation science materials are tremendously helpful in fortifying God’s people, particularly young people, against the devil’s lies. Young people need to see that Darwinism can be answered because there are no proven scientific facts supporting it.
SEVEN PRINCIPLES IN TRAINING GODLY CHILDREN
The following article by Pastor David Sorenson is based on his book TRAINING YOUR CHILDREN TO TURN OUT RIGHT. Churches should order carton loads of copies of this excellent book. It can be ordered from Northstar Ministries, 1820 W. Morgan St., Duluth, MN 55811, 218-726-0209, www.northstarministries.com, dhs.northstar@charter.net.
I. THE IMPORTANCE OF THE WORD OF GOD
If there is a basic truth that is universal in training children to be godly, it is the necessity of building a foundation of the Word of God in their lives. This is true for any born-again Christian and that includes the children of God’s people. I fear that Christian parents come to rely on Christian media, Sunday School teachers, church youth programs, and Christian schools to see their youth turn out right. All of these are potentially good and can be a great help; however, the foundation for godly living is often missing in the lives of the children and youth of God’s people. That foundation is a daily absorption of the Word of God.
A young person from a Christian home can go to a Christian school or be home-schooled with a godly curriculum, be faithful to Sunday School and church programs, go to church camp, and be carnal, rebellious, and worldly. Or more frequently, they are just lukewarm and go with the flow, but there are not true spiritual convictions in their hearts. The reason is as simple as it is singular. They are not in the Word of God on a daily basis.
It makes little difference if one is a young person or a seasoned adult. Apart from daily consumption of the Word of God, any believer will be carnal and more worldly than godly. God said to Joshua, millennia ago,
“This book of the law shall not depart out of thy mouth; but thou shalt meditate therein day and night, that thou mayest observe to do according to all that is written therein: for then thou shalt make thy way prosperous, and then thou shalt have good success” (Joshua 1:8).
That premise and promise has never been abrogated. When a young person, or anyone for that matter, saturates his mind with the Word of God so that it soaks down into his heart, it will modify his behavior.
That is why the Psalmist wrote long ago, “Thy word have I hid in mine heart, that I might not sin against thee” (Psalm 119:11). The idea here is not so much rote memorization of Scripture as it is filling one’s mind with God’s Word to such a degree that it soaks down into the heart. When that has happened, we will not sin against God. The will has been changed.
TIPS AMAN BERTRANSAKSI DI ATM
2.Pastikan tidak ada kamera yang mencurigakan disekitar ATM.
(Kamera resmi dari BANK berbentuk lebih besar dan biasanya memiliki tangkai.
Berbeda dengan kamera yang dipakai untuk mencuri data nasabah. Bentuk
kamera tersebut kecil, bahkan sangat kecil. Diameternya sama persis
dengan pangkal balpoint dan biasanya dipasang ditempat-tempat yang tidak biasa.
3.Pastikan LUBANG tempat memasukan kartu ATM tidak ada Tonjolannya.
Jika ternyata ada tonjolannya, kemungkinan besar itu adalah Reader yang dipasang
sindakat untuk mencuri data dan PIN kita.
Jika ada tonjolan, lebih baik tidak usah tarik uang disitu. Itu reader untuk
ambil data kita. Digoyang-goyang aja, pasti copot. Kalau mau kasih ke
bank. Nanti dapat hadiah.
4.Saat Memencet PIN tutupi dengan tangan kita, Hal ini sudah cukup efektif agar tidak diintip orang lain ataupun kamera yang dipasang pencuri. God Bless Us.
Novan Tampubolon
No Action, Nothing Happen..
But When U Take Action,
Miracle Happen...!!!
EARLY BAPTISTS REQUIRED FAITHFUL CHURCH ATTENDANCE
Church members today often display an amazingly cavalier attitude toward church attendance. It is not uncommon for churches that run 200 in attendance on Sunday mornings to have only half of that number back on Sunday night and even fewer for the mid-week service. Church membership was treated much more seriously in Baptist churches four hundred years ago.
The following is from Adam Taylor’s The History of the English General Baptists [London: 1818], Volume I:
The general Baptists of the 16th and 17th centuries so respected the nature and importance of assemblies for public worship that the wilful neglect of them was considered as disorderly conduct, which called for the censure of the church. A constant inspection was exercised over the attendance of the members: persons were appointed to take down the names of the absentees, and report them to the elders; and nothing but reasons of obvious importance were admitted as a sufficient apology for their non-attendance. When the societies grew numerous, the members were ranged into districts, according, to the proximity of their habitations: and proper persons appointed to superintend each district. If any member did not appear in his place, on the Lord’s-day, he was certain of a visit, in the course of the week, from one of the inspectors of the district, to call him to account for his absence. These regulations were rendered effectual, by being acted upon with steadiness, impartiality, and decision; and, for nearly a century, contributed much to the order and prosperity of the general baptist churches.
In 1655, an “Order” was made, by the general consent of the congregation at Fenstanton, that “if any member of this congregation shall absent himself from the assembly of the same congregation, upon the first day of the week, without manifesting a sufficient cause, he shall be looked upon as an offender, and proceeded with accordingly. At the same meeting, it was devised, that, if any member should, at any time, have any extraordinary occasion to hinder him from the assembly, he would certify the congregation of the same before hand, for the prevention of jealousy.” And, in 1658, the same society, after considering the case of a wife who had been kept back, by the threatenings of her husband, concluded “that, unless a person was restrained by force, it was no excuse for absenting himself from the assemblies of the congregation.” Resolutions of a similar purport are frequent in the records of these churches: and numbers of cases prove that they were constantly enforced.
Rabu, Februari 03, 2010
BAGAIMANA KALAU GEREJA DIBAKAR?
Pada tanggal 7 Januari 2010, dari jam 09.00 hingga 10.00, di Channel TV Discovery, menayangkan peliputan Hubungan Agama dan Kekerasan. Di saat penulis jeda sejenak dari menulis Pedang Roh ini penulis mengamati bahwa betul seperti yang disampaikan pembawa acara bahwa telah banyak korban manusia atas nama agama (Allah/Tuhan). Ditayangkan hasil penyelidikan Archeology tentang kekejaman dewa-dewi yang meminta persembahan manusia, bahkan bayi.
Memang pada zaman Perjanjian Lama, Jehovah demi menegakkan sebuah bangsa yang bertugas mengingatkan semua bangsa tentang janji Allah telah bertindak tegas. Dan hukum Taurat adalah satu-satunya hukum mapan tertulis pertama. Barang siapa yang melanggarnya, sebagaimana semua kitab hukum, maka sanksi akan dijatuhkan.
Kemudian Sang Juruselamat datang. Ia datang untuk menyelamatkan, bukan untuk menghukum. Itulah yang Dia katakan kepada perempuan yang tertangkap saat berbuat zinah. Yesus Kristus mengajar kepada pengikutNya untuk memberi pipi kiri jika ditampar pipi kanannya.
Lalu, bagaimanakah kalau gedung gereja kita dibakar? Apakah kita suruh mereka bakar juga rumah kita? Dari kedatanganNya sebagai Juruselamat hingga hari pengangkatan, murid-muridNya tidak iperbolehkan melakukan kekerasan atas namaNya, atau atas nama agama. Jangan membunuh orang atau bahkan tidak boleh melakukan apapun yang bersifat kekerasan atas nama Yesus seperti yang pernah dilakukan oleh orang-orang Kristen di masa lalu. Perang Salib itu sebuah kesalahan. Sama sekali tidak dibenarkan untuk berperang demi agama.
Tindakan itu pasti akan mencemarkan nilai agama. Gereja Katolik, Reformed, Anglikan, telah pernah melakukan kekerasan atas nama gereja. Sekali lagi itu adalah kesalahan. Kita berharap agar pemimpin masa kini mereka dapat menyadari kesalahan itu.
Sebaliknya ada kesalahan kebalikan dari para pemimpin mereka sekarang. Mereka malah melarang jemaatnya berjuang untuk kemerdekaan dan kebebasan. Padahal kemerdekaan adalah hak asasi setiap manusia. Siapapun yang kehilangan hak asasi manusia, akan masuk kategori bukan manusia.
Kita tidak boleh melakukan kekerasan atas nama agama. Tetapi kita boleh berjuang atas nama kemanusiaan dan kebebasan. Itulah yang dilakukan oleh Soekarno-Hatta dan Soedirman. Patrick Henry, pahlawan kemerdekaan USA, dengan seruannya yang sangat terkenal “give me liberty or give me death.” Maksudnya, daripada hidup terjajah, lebih baik mati saja. Konsep inilah yang ada di kepala semua perjuang kemerdekaan dari kutub Utara hingga Selatan termasuk di dalam kepala Soekarno-Hatta dan sederet nama pahlawan Indonesia.
Berkumpul bernyanyi dan berdoa adalah kegiatan yang tidak mengganggu siapapun. Apalagi jika tidak memasang loudspeaker di atas atap. Siapapun yang tidak bebas melakukan hal tersebut sama dengan belum merdeka.
Kita tidak boleh berbuat kekerasan, apalagi membunuh orang atas nama agama. Tindakan itu akan mencemarkan agama kita. Tetapi kita boleh bahkan harus melawan penindasan demi kemerdekaan dan kebebasan. Itu adalah hak asasi manusia. Di muka bumi ini tidak boleh ada penjajahan dalam bentuk apapun. Jika anda tidak bebas berkumpul di Minggu pagi untuk bernyanyi, itu tandanya anda belum merdeka. Artinya masih perlu melakukan perang kemerdekaan. George Washington, Soekarno, Soedirman, mereka semua membunuh orang demi kemerdekaan.
Kita sering mendengar pernyataan bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Pernyataan ini, tentu masih perlu pembuktian. Orang Kristen adalah orang-orang yang cinta damai. Oleh sebab itu tidak boleh berinisiatif menyerang orang (Roma 12:18).
Kita mempercayakan keamanan dan keselamatan kita kepada negara. Dan untuk itulah maka kita membayar pajak. Tetapi jika negara tidak sanggup melindungi kita, tentu kita harus bertindak. Tidak ada hukum yang menghukum seseorang yang membunuh penjahat (perusak) yang masuk rumahnya (Kel.22:2).
Tuhan sama sekali tidak mengajar kita, ketika perampok masuk rumah dan memperkosa istri kita (pipi kanan), lalu kita suruh dia perkosa juga putri kita (pipi kiri).
Sekali lagi, orang Kristen tidak boleh membunuh bahkan tidak boleh memukul orang demi agama. Juga tidak boleh membunuh bahkan melakukan kekerasan atas alasan pribadi.
Tetapi demi mempertahankan diri, demi kemanusiaan, demi kemerdekaan, kebebasan, demi negara yang adil, maka orang Kristen yang jadi tentara boleh menembak orang.
Jika orang melarang engkau berkumpul, dan membakar tempat anda berkumpul, anda diam saja, anda pengecut!
Sumber: Pedang Roh Edisi 62 Tahun XV Januari-Februari-Maret 2010
INJIL ANAK-ANAK SKEWA
Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka (Kis.19:13-16).
Anak-anak Skewa, seorang imam Yahudi, jelas bukan orang Krisen lahir baru. Mereka tidak mengaminkan bahwa diri mereka adalah orang berdosa, dan bahwa Yesus Kristus telah dihukumkan di kayu salib menggantikan mereka. Mereka tidak mengerti Injil Keselamatan Yesus Kristus.
Namun mereka sudah sering mendengar tentang nama Yesus. Kalau kondisi zaman sekarang mungkin mereka sekolah di Sekolah Kristen, atau mereka adalah orang-orang yang sudah sering menghadiri kebaktian di berbagai gereja, namun tidak mengerti Injil yang benar sehingga belum diselamatkan atau belum dilahirkan kembali ke dalam Yesus Kristus.
Anak-anak Skewa mungkin pernah mendengar atau bahkan menyaksikan Rasul mengadakan mujizat atau melihat murid Tuhan berdoa dan mujizat terjadi. Wow, luar biasa nama itu, rupanya dengan hanya menyebut Yesus saja orang sakit bisa sembuh, pikir mereka. Akhirnya mereka mencoba-coba memakai nama Yesus mengusir iblis. Hasilnya sangat mengagetkan mereka. Iblis bukannya lari melainkan berkata bahwa Yesus mereka kenal, dan Paulus mereka ketahui, lalu siapakah kamu. Ini tidak berarti iblis tidak mengenal bahwa mereka itu anak-anak Skewa, melainkan itu lebih berarti “kami tidak takut kamu.”
Injil anak-anak Skewa bukan injil untuk menyelamatkan orang, melainkan injil yang menggembar-gemborkan kekuasaan, atau injil perdukunan rohani. Anak-anak Skewa tidak peduli pada berita tentang dosa, tentang pertobatan, beritatentang penyaliban Kristus untuk menanggung hukuman dosa. Yang dipedulikan oleh anak-anak Skewa hanyalah bagaimana mereka terlihat jago, hebat, mengesankan, singkat kata, gayanya meyakinkan, menggetarkan.
Kalau mereka hidup di abad 21 pasti mereka mengadakan KKR mujizat, dengan tambahan kata-kata promosi “bisa mengusir Setan,” orang-orang yang maju ke ke depan akan dibuat bertumbangan, dan saat pulang bisa membawa pulang “jimat” untuk dioleskan di tempat-tempat tertentu untuk mengusir iblis, menghilangkan sakit.
Lucifer memang melakukan kesalahan saat dia menggagahi anak-anak Skewa. Dia terlalu emosi, tidak rela diolok-olok oleh anak-anak ingusan. Kini Lucifer telah jauh lebih berpengalaman, dia malahan memanfaatkan “anak-anak Skewa” untuk membajak nama Yesus, menjadi dukun rohani.
Bukankah masa kini banyak orang melakukan seperti yang hal dilakukan oleh anak-anak Skewa? Bukankah ada banyak orang yang tidak lahir baru memakai nama Yesus mengusir iblis? Mengapa iblis tidak menggagahi mereka? Jawabannya, Lucifer kini sudah jauh lebih pintar, lebih berpengalaman. Dan tentu setelah ribuan tahun ia jadi lebih pintar bermain sandiwara.
Anak-anak Skewa tidak peduli pada kebenaran. Injil mereka hanyalah menggembar-gemborkan kuasa dan mujizat. Masa kini ada orang Kristen yang berpikir bahwa kalau tidak ada mujizat terjadi atas nama Yesus, maka tidak ada bukti bahwa Yesus hidup atau Yesus hebat. Orang Kristen demikian biasanya adalah yang malas mempelajari Alkitab.
Yesus Kristus mengadakan mujizat adalah demi menggenapi nubuat bahwa apabila Mesias hadir maka, “mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai” (Yes.35:5-6). Dan Yesus Kristus mengusir setan untuk menunjukkan bahwa Ia berkuasa atas Setan. Yesus Kristus telah memberitahukan murid-muridNya bahwa jika orang itu tidak terima kebenaran maka iblis akan kembali dan membawa tujuh temannya. Itulah sebabnya sekarang Ia tidak menyuruh kita mengusir iblis melainkan memberitakan kebenaran dan kalau orang menerima kebenaran maka ia otomatis akan terlepas atau dimerdekakan (Yoh.8:31-32).
Rasul-rasul mengadakan mujizat adalah karena mereka Rasul Kristus dan menerima wahyu sebelum kita memiliki sebuah standar firman Tuhan (Alkitab). Dan hanya Rasul saja yang diberi KARUNIA untuk mengadakan mujizat (II Kor.12:12).
Nah, sekarang pembaca pasti dapat mengerti mengapa pada akhir zaman Tuhan berkata bahwa Ia tidak mengenal mereka yang melakukan tiga hal berikut; membuat mujizat, bernubuat, dan mengusir setan (Mat.7:22-23). Seharusnya tidak ada orang yang menggembar-gemborkan diri bisa melakukan mujizat karena Tuhan tidak memberikan Karunia melakukan mujizat selain kepada Rasul-rasul. Dan seharusnya tidak ada orang yang bernubuat karena setelah pewahyuan sampai kitab Wahyu pasal 22:21 proses pewahyuan telah dihentikan. Dan kini kebenaran telah di tangan kita, dan orang-orang harus dimerdekakan oleh kebenaran, bukan dengan show of power model anak-anak Skewa.
Injil yang benar kini telah tertulis dalam Alkitab. Kita memberitakan Yesus Kristus yang disaksikan oleh para Rasul. Kita tidak bertemu dengan Yesus Kristus melainkan percaya pada kesaksian para Rasul. Kita percaya bahwa tulisan para Rasul diilhami Yesus Kristus melalui bukti karunia melakukan mujizat. Itulah sebabnya kita memperlakukan tulisan Paulus sebagai firman Tuhan tetapi tulisan orang tua kita atau pengkhotbah anu bukan firman Tuhan.
Tetapi kini muncul banyak “anak-anak Skewa” zaman akhir yang tidak mengerti Injil yang benar, namun dengan penuh yakin diri seperti anak-anak Skewa mengumumkan KKR mujizat, mengumumkan diri sebagai spesialis pengusir setan dan lain sebagainya. Zaman sekarang beredar lebih banyak injil anak-anak Skewa, yaitu injil yang tidak mementingkan kebenaran, melainkan lebih mementingkan show of power dan berbagai atraksi supranatural. Mereka menjelaskan Alkitab alakadarnya saja, cetek-cetek saja, tetapi penekanan mereka pada mujizat, kuasa mengusir setan, kuasa membuat orang miskin jadi kaya, lengkap dengan “jimatnya”. Pembaca, waspadalah! ***
Sumber: Pedang Roh Edisi 62 Tahun XV Januari-Februari-Maret 2010
INJIL GALATIA
Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia (Gal.1:6-8).
Rasul Paulus mensinyalir di Galatia telah berkembang injil lain yang berbeda dengan Injil yang telah diberitakannya. Injil ini dilihat Rasul Paulus sangat membahayakan kekristenan yang masih bayi. Rasul Paulus menyatakan bahwa sebenarnya itu bukan injil, melainkan tipu-muslihat iblis yang memutarbalikkan Injil.
Di Galatia tetap diajarkan tentang memegang hari-hari tertentu dan kelihatannya masih mengajarkan untuk memegang teguh ketetapan hari Sabat (Gal.4:10). Injil Galatia juga mengajarkan orang Kristen harus tetap melakukan sunat sesuai hukum Taurat (Gal.5:3-4).
Ini nyata sekali, injil Galatia tidak memahami maksud dan tujuan hukum Taurat dan ibadah simbolik yang diperintahkan dalam kitab Taurat dan kitab para Nabi. Mereka tidak memahami pernyataan Tuhan Yesus bahwa segala sesuatu yang tertulis dalam kitab Taurat, kitab para Nabi dan Kethubim adalah tentang diriNya (Luk.24:44).
Seharusnya setiap orang yang mengerti kebenaran menyadari bahwa perintah ibadah simbolik penyembelihan binatang korban adalah untuk mengingatkan umat manusia bahwa Allah berjanji untuk mengirim Juruselamat yang akan dihukumkan seperti binatang korban menanggung dosa umat manusia.
Ibadah simbolik ini pertama diperintahkan untuk dijaga oleh seorang ayah, namun kebobrokan manusia pada zaman Nuh membuktikan kegagalan para ayah. Kemudian Allah membangun sebuah bangsa sebagai penjaga ibadah simbolik melalui keturunan Abraham. Setiap laki-laki yang termasuk bangsa yang bertugas sebagai penjaga ibadah simbolik ditandai dengan disunat. Tuhan hampir membunuh Musa ketika ia bertugas memimpin bangsa itu keluar dari Mesir namun tidak menyunatkan anaknya. Zipora, sang istri yang penuh hikmat, berhasil menyelamatkannya dengan memohon kepada Jehovah agar menganggap mereka sebagai pengantin baru.
Setiap orang yang mencintai kebenaran harus mengerti bahwa perintah tentang makanan yang diharamkan beserta berbagai peraturan Perjanjian Lama adalah paket dari ibadah simbolik yang sifatnya mengingatkan manusia pada janji Allah. Melalui pelarangan makanan Allah mengajarkan makna kesucian hati yang dituntut Allah.
Sejak kedatangan Yesus Kristus, Juruselamat yang dijanjikan Allah, maka seluruh rangkaian ibadah simbolik tergenapi (terpenuhi), dan selesailah tugasnya. Itulah sebabnya kini tidak perlu lagi melakukan acara penyembelihan binatang korban karena Domba Allah, pusat dari seluruh ibadah simbolik, telah dikorbankan. Umat manusia memasuki ibadah hakekat, menyembah Allah secara rohani dan bersifat kebenaran (Yoh.4:23). Itulah sebabnya kita meninggalkan ibadah yang menekankan waktu, tempat, dan postur tubuh. Kini kita menyembah dengan hati, tanpa dibatasi waktu sehingga tidak ada ketentuan hari tertentu, artinya kapan saja bahkan setiap saat. Sikap hati kita setiap saat itulah ibadah kita. Otomatis tidak ada keharusan di tempat tertentu, dan dengan bentuk postur tertentu (berlutut).
Gereja Advent adalah gereja modern yang mengajarkan injil Galatia. Bahkan banyak gereja juga terlibat dalam pelestarian injil Galatia. Gereja-gereja pembaptis bayi tidak mengerti makna praktek sunat yang Allah perintahkan kepada Abraham, sebagian mereka memakai kasus sunat untuk membenarkan tindakan mereka membaptis bayi.
Banyak gereja tidak mengerti tentang peralihan ibadah dari simbolik ke hakekat dengan tetap memasukkan upacara-upacara simbolik kepada acara kebaktian mereka. Ada yang berkata, “mari kita masuk ke dalam penyembahan!” Ada juga yang meminta hadirin mengangkat tangan untuk melakukan penyembahan. Bahkan hampir semua orang Kristen menyebut acara kebaktian hari Minggu sebagai acara ibadah. Ini sebuah bukti bahwa mereka tidak mengerti bahwa ibadah orang Kristen adalah ibadah hakekat, yaitu bentuk penyembahan dengan hati, yang terjadi setiap saat dalam hidup mereka. Adalah kesalahan jika seseorang melihat acara hari Minggu pagi sebagai penyembahan(ibadah). Kelihatannya selain terpengaruh injil Galatia juga terpengaruh konsep Islam. Orang Kristen tidak beribadah hanya pada hari Minggu, melainkan SETIAP SAAT dalam hidup mereka. Sikap hati setiap saat di hadapan Tuhan itulah ibadah yang sesungguhnya.
Bahkan Lembaga Alkitab Indonesia terpengaruh konsep Islam yang mirip injil Galatia dalam menerjemahkan Alkitab. LAI menambahkan kata ibadah padahal tidak ada kata itu di bahasa aslinya (contoh: Ibr.10:25).
Banyak pemimpin gereja masih melarang jemaatnya memakan darah, bahkan mungkin masih ada (Advent) yang seperti Petrus, tidak membolehkan dirinya memakan makanan-makanan yang diharamkan di kitab PL (Kis.10:9-18). Petrus pun saat itu masih belum mengerti sepenuhnya kebenaran Perjanjian Baru dengan ibadah Hakekat. Memang wahyu dari Allah bersifat progresif, diturunkan secara bertahap. Kebenaran diungkapkan secara bertahap, karena mereka akan shock setelah seribu lima ratus tahun tidak boleh makan babi, darah, lalu secara tiba-tiba menjadi boleh. Oleh sebab itu dalam rapat di Yerusalem masih diputuskan tidak boleh makan darah (Kis.15:20). Padahal Tuhan Yesus sendiri telah membuat pernyataan yang sangat tegas bahwa tidak ada yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang lagi (Mrk.7:18-19). Mereka sungguh belum faham bahwa di zaman ibadah hakekat kesucian yang dituntut bukan lagi kesucian jasmani melainkan kesucian hati maka tidak ada sangkut-pautnya lagi dengan sesuatu yang masuk ke dalam mulut melainkan hanya yang keluar dari mulut.
Masih banyak gereja yang menyelenggarakan acara doa-puasa, dan lain sebagainya yang adalah praktek-pratek acara ibadah simbolik. Ada pengkhotbah yang berpuasa hari Sabtu agar memiliki kekuatan untuk berkhotbah hari Minggu. Konsep ini telah membuat acara puasa sebagai aktivitas dalam dunia perdukunan yang mendatangkan kekuatan magis. Berdoa puasa semalam suntuk katanya akan lebih didengar Tuhan. Ini adalah praktek asketikisme budhisme, yang intinya menyiksa diri untuk menimbulkan belas kasihan dari Tuhan, semacam tindakan mogok makan menuntut sesuatu dari pihak pemerintah.
Ternyata injil Galatia yang dikutuk oleh Rasul Paulus tidak mati melainkan masih hidup, bahkan berkembang dalam berbagai bentuk dan rupa hingga di abad ke-21. Pembaca yang saya kasihi, waspadalah, ingat injil ini dikutuk oleh Rasul Paulus. Supaya mengerti dengan mantap segala sesuatu tentang ibadah yang benar yaitu yang hakekat, anda perlu membaca buku-buku terbitan GRAPHE, anda bisa melihat-lihat di <www.grapheministry.org>.Sumber: Pedang Roh Edisi 62 Tahun XV Januari-Februari-Maret 2010
Injil Perut
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata- mata tertuju kepada perkara duniawi (Fil.3:18-19).
Dunia Berhala
Jika sungguh-sungguh direnungkan, apakah hakekat dari penyembahan berhala? Mengapa orang sampai tertarik menyembah berhala, atau menyembah iblis, padahal tahu bahwa itu adalah iblis? Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang-orang kudus di Kolose, ia mengatakan: “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (Kol.3:5-6).
Rupanya Rasul Paulus nyatakan melalui ilham Roh Kudus, bahwa penyembahan berhala itu sama dengan keserakahan. Mengapa demikian? Karena pada hakekat-nya semua bentuk penyembahan berhala adalah meminta berkat materi, jasmani dan duniawi. Mengapa orang-orang pergi ke gunung Kawi? Apakah karena mereka mencintai hantu gunung Kawi? Tidak mungkin! Seluruh usaha mereka yang bersusah payah mendaki dan memenuhi persyaratan yang diberikan adalah demi mendapatkan berkat materi, jasmani dan duniawi.
Bandingkan penyembahan berhala dengan Theologi Sukses yang intinya adalah mendapatkan berkat materi, jasmani dan duniawi. Pada prinsipnya adalah sama, yaitu mengharapkan berkat materi, jasmani, dan duniawi.
Pembaca yang budiman, penulis persilakan memperhatikan khotbah yang disampaikan di gereja anda masing-masing. Adakah Pendeta anda menyinggung masalah materi? Adakah pendeta anda menggembar-gemborkan bahwa Tuhan akan memberkati jemaatnya secara materi? Adakah pendeta anda berusaha menarik orang dengan berkata bahwa Tuhan akan memberkati mereka secara materi? Adakah pendeta anda mencoba memberikan contoh orang-orang yang diberkati secara materi untuk menarik orang? Perhatikanlah!
Kalau ada maka sangat mungkin anda sedang dalam gereja yang memberitakan injil perut. Injil yang dipelintir untuk menarik orang-orang dengan iming-iming berkat materi. Dan orang-orang datang berduyun-duyun ke gereja demikian sama seperti mereka datang berduyun-duyun ke rumah berhala.
Saya tidak berkata bahwa Tuhan tidak akan memberikan berkat materi atau orang Kristen akan selalu hidup susah secara materi. Berkat Tuhan diturunkan dengan penuh hikmat dan penuh kebenaran. Berkat Tuhan diberikan kepada orang yang mengasihi Tuhan bukan kepada yang mengejar berkat Tuhan. Mengasihi Tuhan dan melaksanakan firmanNya harus lebih diutamakan daripada berkatNya. Bahkan tanggung jawab anak-anak Tuhan ialah mengasihiNya, sedangkan urusan berkat adalah hak prerogatif Tuhan. Adalah sikap kedurhakaan jika seseorang datang kepada Tuhan karena menginginkan berkat daripada mengasihiNya.
Injil perut ini kini banyak dikumandangkan oleh gereja-gereja dan pendeta-pendeta yang menjanjikan berkat, dan bicara berkat dan berkat terus. Tentu yang datang kepada mereka tidak mendapatkan berkat melainkan kehilangan materi karena biasanya pendeta demikian adalah orang-orang yang matanya tertuju pada materi dan tidak segan-segan melakukan apa saja demi mendapatkan materi. Mereka biasanya menjadikan orang yang memiliki cerita sukses sebagai contoh orang yang diberkati oleh pelayanan mereka. Tentu itu adalah kesaksian subyektif yang tidak mungkin dapat dibuktikan kebenarannya.
Cerita-cerita subyektif demikian jugalah yang menggerakkan banyak orang untuk mencoba. Seperti seorang bocah yang bernama Ponari yang memiliki sebuah batu yang digembar-gemborkan berkekuatan gaib, dan telah menarik perhatian ribuan orang dari berbagai wilayah Indonesia.
Mujizat Palsu
Bersamaan dengan gembar-gembor berkat materi, penyembahan berhala juga kental dengan mujizat-mujizat palsu, lengkap dengan berbagai jimat dari berupa batu hingga berupa minyak. Para dukun biasanya berani menyakinkan orang-orang yang datang kepadanya dengan berkata“pasti sembuh” dan kalau ternyata tidak sembuh biasanya ia tinggal mencari kambing hitamnya. Kalau terjadi kesembuhan, biasanya adalah penyakit yang bersifat psikis atau kejiwaan, dan pasti akan dibesar-besarkan serta dijadikan bukti kekuatan yang dimilikinya. Mereka biasanya memiliki “media” yang bisa berupa batu, gigi binatang, minyak atau air untuk membuat mangsanya yakin dan tersugesti.
Pembaca yang berhikmat, bukankah sudah banyak pendeta yang melakukan praktek perdukunan dengan nama Yesus? Mereka mencoba-coba dan berharap-harap ada yang sembuh. Biasanya penyakit psikis dan kejiwaan (stress) atau kesalahan diagnosa dokter yang belum dikonfirmasi, dinyatakan sembuh dan digembar-gemborkan.
Padahal sangat jelas telah dikatakan dalam II Kor 12:12 bahwa karunia melakukan mujizat adalah BUKTI KERASULAN yang artinya hanya dimiliki oleh rasul saja. Jadi secara logis setelah tidak ada rasul maka tidak ada lagi karunia melakukan mujizat.
Saya sama sekali tidak berkata bahwa tidak bisa terjadi mujizat, melainkan tidak ada lagi KARUNIA MELAKUKAN MUJIZAT. Tentu mujizat bisa saja terjadi sebagai wujud jawaban doa. Artinya tidak ada orang yang mengklaim sebagai yang diberi karunia melakukan mujizat, melainkan semua orang boleh berdoa dan Tuhan kiranya yang menjawab doa. Tentu berarti tidak harus doa seorang pengkhotbah melainkan bisa doa siapa saja. Karena Tuhan menjawab doa, apa saja bisa terjadi, namun tidak boleh ada orang yang menyombongkan diri, mengangkat diri sebagai orang yang diberi karunia melakukan mujizat, karena itu adalah karunia khusus rasul.
Keduniawian Menonjol
Biasanya satu paket dalam injil perut ialah keduniawian yang menonjol. Hidup yang menekankan materi dan jasmani serta menghidupi gaya hidup yang duniawi. Model pakaian, rambut, caramake-up Kristen duniawi hampir tidak dapat dibedakan dari manusia duniawi. Demikian juga dengan film yang ditonton dan musik yang didengar. Bahkan di dalam gereja yang memberitakan injil perut biasanya musiknya sangat hingar bingar dan hampir tidak dapat dibedakan dari musik di night-club. Sebenarnya, jika irama musik gereja anda tidak dapat dibedakan dari irama musik dunia, maka kalau bukan dunia sudah semakin rohani pasti gereja anda yang semakin duniawi.
Pembaca yang berhikmat, sebenarnya anda gampang menemukan gereja injil perut karena gereja demikian sedang populer. Ia ada dimana-mana, bahkan saya sangat kuatir anda sedang berada di dalamnya. Waspadalah! ***
Sumber: Pedang Roh Edisi 62 Tahun XV Januari-Februari-Maret 2010
INJIL FILIPI
Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita (Filipi 1:15-18).
Injil Iri Hati
Rasul Paulus mensinyalir ada injil yang agak aneh beredar di Filipi. Ternyata selain ada Injil yang benar dan yang diberitakan dengan tulus ikhlas dan maksud yang baik, terdapat juga injil yang diberitakan dengan maksud tidak ikhlas atau kepentingan sendiri.
Orang-orang yang memberitakan injil tidak ikhlas itu berpikir bahwa dengan berbuat itu mereka akan menambah berat hukuman Paulus. Mungkin mereka berkata, “Paulus mengatakan bahwa Yesus, seorang Nazaret yang telah dihukum mati adalah raja, adalah juruselamat manusia. Siapa pun yang mau masuk Sorga harus melalui Yesusnya Paulus” dengan nada mengejek dan dengan maksud agar kaisar dan para raja tersinggung sehingga memperberat hukuman Paulus.
Tetapi yang menarik di sini adalah bahwa tuduhan mereka terhadap berita yang disampaikan Rasul Paulus ternyata benar dan itu adalah kebenaran. Memang benar bahwa Yesus Kristus adalah raja, dan memang benar bahwa Dia adalah Juruselamat satu-satunya. Terhadap Injil yang mereka sampaikan tentu Rasul Paulus tidak keberatan karena memang benar, hanya mereka membawakannya dalam sikap sinis dan dengan maksud yang jahat.
Jika anda search di Internet nama Suhento Liauw, kalau mereka belum menghapusnya, anda akan bertemu dengan blog yang berjudul “Suhento Liauw MEMBUAL Karena Yesus Hanya Menebus Dosa Orang Pilihan.” Di dalam blog Hai-hai itu mereka membahas bahwa Dr. Suhento Liauw telah membual karena mengatakan bahwa Yesus Kristus menebus dosa seisi dunia. Menurut mereka, tentu kaum Calvinis, Yesus hanya menebus dosa orang-orang pilihan saja.
Kasus ini mirip dengan kasus di Filipi, dimana tuduhan mereka terhadap Injil yang diberitakan Rasul Paulus sesungguhnya adalah kebenaran. Demikian juga dengan tuduhan mereka terhadap Injil yang diberitakan oleh Dr. Liauw, itu adalah kebenaran. Mengenai Yesus Kristus menebus dosa seisi dunia, itu bukan tidak ada dasar ayatnya, coba baca ayat-ayat berikut;
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yoh.1:29).
Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya (I Tim.4:10).
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia (Ibr.2:9).
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia (I Yo.2:2).
Perbedaan antara orang Filipi dengan kelompok Calvinis yang menuduh Dr. Suhento Liauw adalah bahwa orang Filipi masih dalam kerangka Injil yang benar hanya maksud/tujuan tidak tulus, sedangkan Calvinis mungkin kebalikannya yaitu tujuannya masih baik namun injilnya justru yang salah.
Kelompok Calvinis karena saking menjunjung tinggi John Calvin telah kehilangan akal sehat dan menjadi buta, tidak sanggup membaca dan memahami ayat-ayat Alkitab yang sangat gamblang dan jelas bahwa Yesus Kristus dihukumkan di kayu salib bagi dosa seisi dunia. Akal sehat mereka tersendat sehingga memaksakan bahwa Yesus Kristus disalibkan hanya untuk orang-orang pilihan saja sambil memelintir ayat-ayat di atas yang sudah sangat jelas.
Tujuan Salah Atau Injilnya Salah
Injil kelompok Calvinis (gereja Reformed & Presbyterian) itu tidak seperti Injil Filipi melainkan kebalikannya. Sebenarnya itu terjadi di Roma ketika Rasul Paulus dipenjarakan. Tetapi karena diungkapkan di dalam surat kepada jemaat Filipi, saya menyebutnya Injil Filipi. Injil Filipi adalah Injilnya (doktrin Keselamatannya) masih benar tetapi motivasinya salah. Sedangkan Injil Calvinisme adalah motivasinya masih benar, namun Injilnya (doktrin Keselamatannya) salah. Coba renungkan yang manakah yang lebih berbahaya, Injilnya benar dengan motivasinya salah atau motivasinya benar dengan injil yang salah? Injil yang benar, diberitakan dengan motivasi yang salah, masih dapat menyelamatkan orang yang mendengarkan Injil itu. Tetapi injil yang salah dengan motivasi yang benar tidak dapat menyelamatkan orang yang mendengarkannya sekalipun disampaikan dengan maksud tujuan yang murni.
Inilah yang menyebabkan penulis sangat kuatir dengan injil calvinistik yang telah merusak kekristenan di Eropa. Jika seseorang mendengar bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu dalam sebuah dekritnya di dalam kekekalan, maka kesimpulannya ialah bahwa Allahlah yang telah menetapkan orang miskin dan kaya, orang cacat dan sehat, penindas yang tertindas, termasuk semua kejahatan yang muncul di muka bumi. Daripada mempercayai Allah yang sedemikian jahat ini, lebih baik percaya tidak ada Allah (atheis).
Jumlah persentase orang Kristen di Eropa yang menghadiri kebaktian semakin menurun. Yang hadir kebaktian saja sedikit sekali (sekitar 5%), bayangkan hanya berapakah jumlah mereka yang benar-benar lahir baru. Injil Calvinisme yang mengajarkan bahwa Allah menetapkan Adam jatuh ke dalam dosa, menghancurkan nalar sehat dan meruntuhkan keharuman pribadi Allah sebagai pencipta yang maha kasih. Injil ini telah menyebabkan berkembangnya atheisme, karena ketika nalar sehat mereka tidak bisa terima keberadaan Allah yang demikian, batu akal sehat mereka mengayun ke sisi lain, yaitu tidak ada Allah.