(Do’s and Don’ts for the Pastor)
Oleh Dr. W. A. Criswell Alih Bahasa Wisma Pandia, Th.M.
Editor Dr. Eddy Peter Purwanto
Apa yang Seharusnya Dilakukan Oleh Pendeta
Di dalam Kehidupan Pribadinya
1. Berusahalah untuk tetap memelihara hubungan yang erat bersama dengan keluarga anda. Berikanlah waktu yang berkualitas untuk mereka. Tempatkanlah istri dan anak-anak sebagai prioritas yang utama.
2. Buatlah sebuah keyakinan, sebagai tempat yang utama, bahwa anda akan menikahi seorang wanita yang baik, seseorang yang memiliki kualitas untuk menjadi seorang istri pendeta yang baik.
3. Milikilah sebuah waktu dan hari yang khusus bagi istri dan anak-anak anda untuk menikmati kebersamaan.
4. Ambillah waktu untuk berdoa, untuk sendirian bersama Tuhan. Milikilah saat teduh bersama Tuhan. Beritahukan kepada jemaat tentang skedulnya agar yang lain dapat dilakukan dalam waktu yang sesudahnya. Bawalah semua hal kepada Tuhan di dalam doa. “Berdoalah dengan tidak henti-hentinya” (1 Tes. 5:17).
5. Milikilah komitmen setiap hari kepada Tuhan. Ambillah sebuah perlengkapan rohani kedalam diri anda setiap hari. Apakah anda bertumbuh dalam anugrah dan pengetahuan di dalam Allah.
6. Milikilah sebuah contoh kehidupan orang Kristen yang baik dalam segala hal di hadapan semua orang. Kontribusikanlah dengan lebih, lebih daripada sekedar persepuluhan.
7. Jadilah seorang yang cermat dan memiliki etika dalam setiap urusan yang dilakukan. Milikilah catatan keuangan yang baik, dan membayar tagihan tepat waktu.
8. Jadilah orang yang dapat dipercayai dan tempat orang bergantung.
9. Jadilah orang yang tepat waktu di dalam setiap janji yang anda buat.
10. Milikilah selalu sikap yang positif. Jangan pernah mengikuti perasaan diri yang cenderung bersikap negatif, jadilah orang yang suka mengalah. Dan lihatlah selalu sisi positif dari setiap masalah.
11. Biarkanlah pikiran selalu terbuka terhadap ide-ide yang baru, tetapi menjadi lambatlah untuk mengikuti hal-hal iseng yang bersifat murahan.
12. Perlihatkanlah antusiasme dan kewaspadaan.
13. Jagalah kekuatan dan kesehatan fisik. Hal itu akan membuat perbedaan yang besar antara kemenangan dan kekalahan di dalam pelayan anda.
14. Usahakanlah mengontrol kesehatan anda secara rutin.
15. Periksalah untuk melihat apakah pernafasan anda sangat baik. Nafas yang bau dari seorang pendeta merupakan sebuah hal yang buruk.
16. Ambillah sedikit waktu setiap minggunya untuk memulihkan diri dan menyegarkan mental, emosi dan kekuatan spiritual.
17. Berpakaianlah dengan pantas setiap waktu, terutama pada hari Minggu dan selama hari-hari biasa. Berpakaian yang bersih, rapi, necis dan sesuai dengan style.
18. Berpakaianlah sesuai dengan kebiasaan yang wajar, tidak terkesan menonjol, dan warna terang serta gaya yang berlebihan.
19. Jika hal itu tepat, milikilah perasaan yang nyaman untuk memakai pakaian kasual.
20. Usahakanlah kuku anda kelihatan bersih dan bila perlu gunakanlah pembersih tangan untuk menjaga agar tangan anda kelihatan bersih. Usahakan rambut anda bersih, teratur dan disisir. Jangan mengabaikan sepatu anda; usahakanlah selalu agar tetap berkilat dan tumit yang tidak menonjol. Pakailah kaus kaki yang sesuai dengan warna sepatu dan pakailah kaus kaki yang berwarna hitam saat anda berada di atas panggung. Perhatikanlah bahwa anda memiliki kerah yang bersih, jas yang rapi serta celana panjang yang rapi serta disetrika.
21. Penampilan terbaik yang harus diperlihatkan setiap hari adalah sebuah kecerdasan, dan senyum yang lebar. Dunia membutuhkan hal itu.
22. Seimbangkan pembelajaran anda dengan tanggung-jawab pastoral; terutama milikilah waktu untuk belajar.
23. Berilah kepada diri anda waktu yang cukup dalam mempersiapkan khotbah.
24. Berusahalah untuk menjadi seorang pelajar setiap hari dalam kehidupan anda.
25. Bacalah biografi dari orang-orang besar termasuk yang dari sekuler, sebaik anda dalam membaca sejarah gereja.
26. Pelajarilah literatur klasik, tetapi diatas semuanya, pelajarilah Alkitab secara teratur. Cara untuk melakukan ini adalah dengan mengkhotbahkannya secara teratur dari kitab-kitab di dalam Alkitab.
27. Milikilah sebuah perencanaan dalam membaca. Terbiasalah dengan literatur-literatur yang hebat dengan cerita yang berhubungan dengan masalah seni dan musik dan lain sebagainya. Hasil dari semuanya itu akan memiliki dampak yang baik terhadap khotbah yang akan menjadi lebih kaya dan menarik.
Di Dalam Pelayanan Khotbahnya
1. Khotbahkanlah firman. Inilah yang Allah sampaikan, yang harus kita lakukan (1 Tim. 3:16-4:2).
2. Berkhotbahlah seperti yang dilakukan oleh Paulus: Pertama doktrin kebenaran Allah, lalu seruan praktikal yang didasarkan atas kebenaran yang disingkapkan. Permohonan pragmatis kita harus selalu datang dari tesis doktrin kita.
3. Sampaikan kebenaran Alkitab tidak masalah apakah itu popular atau tidak. Kritik tetap akan datang dan ia tidak peduli terhadap apapun yang dikhotbahkan. Jika hal itu hanya kritik dari manusia, itu bukan merupakan suatu masalah.
4. Biarlah teguran terhadap kesalahan dan ketidaksetiaan tidak berasal dari Allah. Selalulah melayani dan berkhotbah untuk menyenangkan Bapa surgawi kita.
5. Jangan pernah ragu terhadap kebenaran Alkitab. Khotbahkanlah itu dengan semangat dan keyakinan. Jangan menjadi orang yang sedang-sedang saja, jadilah seorang pengkhotbah yang hebat semampu anda.
6. Jadilah benar dalam keyakinan anda, terhadap Allah, terhadap diri anda sendiri. Jangan berkompromi terhadap diri anda sendiri. Seorang pejabat denominasi berkata kepada saya ketika saya terpilih menjadi presiden dari Southern Baptist Convention: “Criswell, jangan pernah berusaha untuk berdamai dengan kaum liberal. Mereka tidak akan menjadi seperti yang anda inginkan, tidak peduli terhadap apa yang anda lakukan.” Saya belajar betapa berharganya peringatan itu. Jika saya memiliki sehelai rambut liberal di kepala saya, saya akan mencabutnya keluar.
7. Berikanlah prioritas utama dalam pelayan anda terhadap usaha memenangkan jiwa dan persiapan khotbah.
8. Berkhotbahlah untuk sebuah putusan. Arahkanlah untuk sebuah keputusan. Buatlah khotbah itu sendiri menjadi sebuah seruan yang kuat terhadap Allah. Lakukanlah pekerjaan penginjilan.
9. Pergunakanlah tata bahasa dan pilihan kata yang indah. Berhati-hatilah dalam pengucapan kata-kata anda. Mereka merupakan sebuah wahana yang mengantarkan pesan anda.
10. Berkhotbahlah secara eksposisi sesering mungkin.
11. Ambillah keuntungan dari hari-hari yang khusus. Gunakan mereka untuk menekankan pesan yang akan dibawa seperti ibu, negara kita, berkat kita dari Allah, atau kematian, atau kebangkitan. Hari-hari khusus dapat menjadi sebuah batu loncatan besar jika kita mengarahkan mereka untuk mengkhotbahkan kebenaran Allah.
12. Seorang pengkhotbah harus menjadi “Seorang yang handal dalam mengajar” (1 Tim. 3:2). Ini merupakan salah satu kualifikasi terhadap panggilannya. Mengajarlah di dalam khotbah anda. Jemaat membutuhkan instruksi yang sesuai dengan kehendak Allah.
13. Gunakanlah ilustrasi yang tepat dalam khotbah anda. Mereka akan menerangi sebuah khotbah dengan cahaya. Mereka merupakan jendela dari surga yang dicurahkan dalam kebijakan dan pemahaman yang dari Allah. Kebanyakan dari mereka timbul dari pengalaman pribadi. Jika pendeta melayani bersama dengan jemaatnya. Maka dia akan memiliki bermacam-macam ilustrasi terhadap kebenaran dari khotbahnya.
14. Buatlah Kristus Yesus sebagai pusat dari khotbah anda. Jika Roh Kudus bersama anda, muliakanlah Tuhan Yesus. Itu merupakan pelayanan dan tugas dari Roh Kudus (Yoh. 16:13-14).
15. Milikilah selalu roh yang sederhana. Selubungilah diri anda dengan kesederhanaan, sebagaimana anda melakukannya dengan penampilan anda.
16. Doronglah jemaat agar berdoa untuk anda selama anda berkhotbah. Doronglah mereka untuk mempelajari Alkitab mereka dan bawalah mereka untuk melakukan ibadah penyembahan di dalam gereja.
17. Tampilkanlah dihadapan umum perhatian dan kasih terhadap Alkitab di dalam kebiasaan memperlakukannya. Kami berusaha untuk mengajarkan anak-anak agar peduli terhadap Alkitab mereka. Ketika seseorang berdiri di depan mereka dan dan menggulung Alkitabnya atau melipatnya atau menyandangnya secara serampangan hal itu bertentangan dengan perhatian yang penuh hormat, kita harus memperlakukannya dengan kesan yang baik.
18. Biarlah sebuah khotbah diarahkan kepada sebuah pemahaman dan ketetapan yang objektif. Jika anda berkhotbah tanpa tujuan maka hal itu akan menjadi sebuah kesia-siaan.
Pendeta dan Ibadah Gereja
1. Penampilan fisik dari gereja harus selalu diperhatikan sebagaimana kita menjaga hati kita sebagai bait Allah. Gereja harus selalu bersih, nyaman, indah dan sebagai tempat kunjungan yang kita inginkan.
2. Biarkan jemaat Minggu demi Minggu meletakkan bunga di gereja untuk menghormati atau mengenang seseorang yang mereka kasihi.
3. Usahakan semua alat musik di gereja dirawat dengan baik dan pada tempatnya.
4. Milikilah sebuah musik saat jemaat memasuki ruangan gereja, setidaknya suara organ yang memainkan sebuah himne yang sudah familiar.
5. Milikilah sebuah podium pribadi yang terlihat manis, menarik perhatian, dan yang membesarkan Allah.
6. Hendaklah pendeta memiliki kesempatan untuk menemui setiap pengunjung. Hal ini akan “membuat kesan bersahabat dan memberikan pengaruh terhadap jemaat.”
7. Biarlah setiap ibadah menjadi sebuah ibadah yang penuh pujian. Marilah kita bersama-sama memasyurkan namaNya (Mazmur 34:4).
Pendeta Dalam Melayani Jemaat
Berdoalah untuk setiap pergumulan dari kawanan domba anda.
2. Menjadi seseorang yang sensitif terhadap perasaan, kedukaan dan kemuraman mereka.
3. Jadilah seorang pendengar yang empatik.
4. Milikilah kesempatan untuk berbagi waktu bersama mereka. Bantulah sebisa mungkin untuk menghadapi dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari keluarga-keluarga yang ada di dalam gereja.
5. Bersabarlah terhadap kegagalan dan kelemahan orang lain.
6. Kunjungilah keluarga setiap jemaat jika mungkin. Hargailah kehadiran anak-anak kecil, jika mungkin panggillah mereka dengan nama mereka.
7. Hal yang paling utama adalah untuk memimpin jiwa-jiwa yang terhilang kepada Kristus bahwa seorang pendeta dapat meminta kepada jemaatnya untuk mengasihi mereka secara pribadi.
8. Hargailah kerahasiaan anggota jemaat yang mencurahkan kepada telinga pendeta segala persoalan mereka. Berdoalah untuk semua masalah mereka, beritahu kepada Allah tentang hal itu, dan tidak ada yang lain lagi.
9. Tulislah sebuah surat pengakuan dan penghargaan.
10. Berusahalah selalu untuk memuji dan mendorong orang lain. Lihatlah kebaikan didalam diri mereka dan kuburkanlah hal-hal yang buruk.
11. Dengarkanlah setiap anggota jemaat. Kadang kala mereka hanya butuh orang untuk mendengarkan.
12. Layanilah secara berganti-ganti dan bukan dengan sikap profesional orang-orang yang sakit dan kehilangan. Beradalah dalam kedukaan mereka, bukan karena anda dibayar untuk melakukannya tetapi karena anda memang ingin untuk melakukannya.
13. Jadilah gembala yang baik. Ambillah waktu untuk mengunjungi jemaat yang sakit di rumah sakit; hal itu akan sangat berarti bagi orang yang sedang putus asa.
14. Dalam konseling bersama dengan wanita di gereja, yakinlah bahwa sekretaris anda atau orang lain dekat di situ. Dalam suatu kunjungan ke suatu rumah, ajaklah istri anda atau orang awam yang baik bersama anda.
15. Ketika kematian datang ke dalam keluarga anggota jemaat, usahakanlah untuk mengunjungi keluarga yang berduka tersebut.
16. Mintalah kepada Allah untuk memelihara anda dalam kasih yang penuh simpati dan sensitivitas terhadap orang-orang yang membutuhkan anda.
17. Perhatikan emosi anda! Seorang pendeta dapat melepaskan dalam lima menit semua kemajuan dan perhatian dari pekerjaannya yang telah dilakukan selama lima puluh tahun yang penuh prestasi dengan mencaci maki seorang anggota staf atau anggota jemaat atau orang lain. Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohannya…. Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman (Amsal 14:29; 15:1).
18. Ketika sebuah artikel muncul di surat kabar yang menonjolkan prestasi dan keberhasilan dari salah satu anggota jemaat atau sekolah, guntinglah artikel tersebut dan sebut surat yang penuh penghargaan.
Dalam Pelayanan Memenangkan Jiwa
1. Biarlah seorang pendeta menjadi pemimpin dalam setiap usaha untuk memenangkan jiwa. Dia seharusnya jangan pernah meminta orang untuk melakukan sesuatu sementara dia sendiri tidak melakukannya.
2. Pertahankanlah sebuah program yang sedang bejalan di gereja yang menemukan prospek supaya jemaat dapat melakukan kunjungan. Hal ini dapat dilakukan melalui sebuah sensus, informasi yang diperoleh dari pengunjung gereja, dan beberapa cara lainnya. Tetapi gunakanlah mereka dengan penuh semangat.
3. Hubungi orang-orang melalui telepon. Hal itu merupakan cara yang jitu untuk mendekati prospek.
4. Latihlah semua jemaat dalam usaha untuk memenangkan jiwa dan dalam pendisplinan.
5. Jadilah orang yang konsisten dan tekun di dalam usaha memenangkan jiwa, jangan dengan mendadak dan angin-anginan, tetapi sebagai sebuah materi dalam dedikasi yang panjang.
6. Biarlah pendeta melakukan kunjungan dengan anggota staf dan orang awam lainnya di dalam gereja sesering mungkin.
7. Usahakan penginjilan sebagai program yang paling utama di dalam gereja.
8. Kunjungan harus menjadi pertimbangan utama bagi pendeta sebagai aktivitas yang paling penting di dalam gereja, dan lebih jauh sebagai aktivitas yang dapat dilakukan dalam hari-hari biasa.
9. Jemaat harus dipimpin untuk mengadakan kunjungan secara regular. Jika kita pergi maka yang terhilang akan datang.
10. Merupakan hal yang indah bagi pendeta untuk mengunjungi jemaatnya, untuk mengenal mereka dengan keluarga dan memanggil mereka dengan nama mereka.
11. Biarlah pendeta memperbanyak waktu kunjungan kepada jemaat. Usahakan jemaat mendoakannya dengan perhatian yang serius, mengingatnya senantiasa dalam doa permohonan.
12. Bangunlah sebuah kebijaksanaan tentang penerimaan anak-anak ke dalam baptisan. Aturlah sebuah periode waktu untuk memberikan mereka petunjuk dalam keanggotaan jemaat dan usia mereka untuk baptisan. Secara pribadi saya memiliki aturan untuk tidak membaptis anak-anak sebelum usia mereka mencapai sembilan tahun.
13. Biarlah pendeta memiliki sebuah kepastian untuk mengunjungi setiap anak dan keluarganya sebelum dibaptis.
14. Para petobat baru dan anggota jemaat baru harus diterima ke dalam gereja secara pribadi dan dengan keramahan. Buatlah setiap orang merasa spesial. Ini akan menciptakan semangat kehangatan dan persekutuan di dalam kehidupan gereja.
Pelayanannya Dalam Mengadministrasi dan Mengorganisir Gereja
1.Biarlah pendeta berdoa agar Allah membantunya untuk menjadi administrator gereja yang baik. Dia membutuhkan semua kebijaksanaan dari seorang pejabat ekskutif.
2. Rencanakanlah sebuah program yang besar bagi gereja. Mimpikanlah mimpi yang baik untuk jemaat dan percayalah bahwa Allah akan membawa mimpi anda itu menjadi kenyataan.
3.Bangunlah sebuah program yang seimbang untuk memenuhi semua kebutuhan jemaat dan kerajaan Allah, ingatlah bahwa Sekolah Minggu merupakan alat terhebat yang kita miliki dalam menjangkau orang-orang.
4.Kenalilah sekolah Minggu secara pribadi dan pelayanan mereka. Berkunjunglah dengan mereka di dalam pelayanan mereka kapan saja dan dimana saja sebisa mungkin.
5.Harapkanlah prestasi yang besar baik dari staf atau semua pemimpin yang ada di gereja. Delegasikanlah tanggung-jawab kepada anggota staf dan pemimpin gereja, harapkanlah mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Ketika kuasa dilimpahkan. Berdirilah dengan seseorang yang melakukan tugas tersebut terutama ketika ada konfrontasi yang diakibatkan ketidak-puasan diantara anggota. Berikanlah kebebasan bagi pemimpin yang terpilih untuk menjalankan fungsinya.
6.Berikan pujian kepada setiap orang. Orang-orang suka dipuji. Pujilah staf anda dan pemimpin di depan umum. Dorong mereka untuk melakukan dengan lebih kepada Yesus.
7. Biarlah pendeta melakukan sentuhan terhadap setiap aktivitas gereja di dalam beberapa cara. Biarlah dia berjaga-jaga terhadap setiap area dalam kehidupan gereja dan mengetahui apa yang sedang terjadi.
8.Biarlah pendeta bekerja, menetapkan dan memberi perintah tanpa memihak. Adalah mudah untuk memperlihatkan sikap memihak kepada seseorang hal itu berarti—kemampuan seseorang dalam memimpin—orang yang memiliki banyak talenta—orang yang memiliki kepribadian yang hangat, tetapi disana masih banyak orang lain yang butuh untuk dihargai.
9.Bangunlah sebuah Sekolah Minggu yang kuat. Sekolah Minggu merupakan tulang punggung dari gereja. Sebagaimana Sekolah Minggu bertumbuh, demikian pula gereja bertumbuh. Hal itu membutuhkan staf yang baik yang memerlukan latihan kepemimpinan. Sebuah pelatihan yang berkelanjutan sangat dibutuhkan. Doa mingguan, pembelajaran mingguan dan persiapan mingguan merupakan hal yang penting.
Pendeta harus menjadi seorang pendukung yang keranjingan terhadap Sekolah Minggu dan sampaikan hal itu sesering mungkin, sebagaimana dia memiliki banyak waktu untuk melihat program Sekolah Minggu. Mayoritas jemaat kami, kebanyakan dari mereka dimenangkan kepada Allah melalui Departemen Sekolah Minggu.
10. Biarlah pendeta secara istimewa mengambil keuntungan secara besar-besaran dari pengalaman dari kelompok usia lima puluh hingga enam puluh empat tahun. Ini merupakan sebuah waktu pencapaian, baik secara finansial dan sosial, kepada sebuah kesepakatan yang besar. Banyak orang-orang profesional dan memiliki kemampuan untuk menonjol di lahan mereka. Kebanyakan dari mereka telah memiliki pertumbuhan rohani dan telah memiliki aktivitas di dalam kehidupan gereja. Tidak hanya dapat dikontribusikan kepada kebutuhan kepemimpinan tetapi juga menjadi aset yang berharga untuk program keuangan dari gereja.
11. Libatkan setiap orang yang anda pikir mereka mampu dalam kesempatan melayani. Jadikan orang-orang percaya sebagai murid. Latihlah mereka untuk tempat kepemimpinan dalam gereja. Organisasikan mereka ke dalam lingkaran untuk memenangkan jiwa. Pertahankan hal itu setiap tahunnya.
12. Rencanakan dan telurkan rencana yang telah dibuat untuk pelayanan menjangkau keluar. Mari kita membangun pekerjaan kita jauh dari tembok-tembok ruangan gereja.
13. Usahakanlah mengadakan pertemuan dengan pemimpin staf gereja secara regular. Bertemulah dengan mereka secara pribadi dan lakukan sesering mungkin. Biarlah menjadi sebuah catatan yang baik sebuah semangat dari karakteristik kasih dalam hubungan antara pendeta dengan staf pemimpin.
14. Kelilingilah diri anda dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan dan pelayanannya.
15. Gunakan diaken dan komite diaken untuk membantu anda di dalam pelayanan anda, terutama di dalam mengatur jemaat.
16. Gunakanlah waktu bersama orang, dimana Allah telah mengirim mereka kepada anda; ajarlah mereka; jadikan mereka pelayan yang benar bagi Allah, dan curahkanlah hidup anda bagi mereka.
17. Berdoalah selalu dan menyebutkan nama mereka yang telah terpilih ke dalam persekutuan diaken, yang bekerja berdasarkan ketetapan komite, dan semua orang yang mengajar dan melatih di organisasi gereja.
18. Ekspresikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para pekerja anda. Banyak orang memberikan hidup mereka, talenta mereka untuk pelayanan dan untuk Tuhan. Allah akan memberkati itu semua, tetapi tentu saja perlu dorongan pendeta kepada mereka untuk mengekspresikan rasa terima kasih dan penghargaan.
19. Buatlah tujuan yang tertulis untuk setiap area dan divisi dan departemen dalam gereja dan kaji setiap kemajuan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
20. Pelihara dengan benar dan sungguh-sungguh, praktek bisnis dan prosedur dalam setiap fungsi dari gereja. Tidak seharusnya ada pertanyaan yang dibangkitkan sehubungan dengan integritas kita dalam hal keuangan gereja.
21. Milikilah sebuah perpustakaan atau media center di dalam gereja dan doronglah anggota jemaat untuk menggunakan materi itu. Kehidupan mereka akan diperkaya. Guru dapat meningkatkan mutu pengajaran mereka jika mereka menemukan dan menggunakan kegunaan dari materi itu. Allah juga berbicara melalui media cetakan.
22. Bangunlah dengan pasti, tepat, dengan penuh respek dalam mengatur partisipasi dari orang-orang yang secara regular bekerja dan aktif dalam ibadah.
23. Libatkanlah banyak pemimpin yang memiliki kapasitas di dalam merencanakan program gereja. Hal itu akan menjadi prioritas utama dalam perhatian mereka.
24. Jangan ragu-ragu untuk menggunakan sejumlah uang dalam mendiskusikan metode bagaimana meningkatkan praktek administrasi gereja dengan orang-orang yang memiliki kemampuan.
25. Kenalilah nilai dari prasekolah (Cradle Roll, Nursery dan Pemula) dalam keseluruhan program gereja.
26. Doronglah orang-orang dewasa untuk mengajar anak-anak. Bagaimana mungkin seorang anak yang tidak memiliki ayah Kristen berhasrat untuk berhubungan dengan Bapa surgawi kita? Kecuali kita membangun relasi mereka terlebih dahulu dengan ayah Kristen mereka.
27. Doronglah jemaat yang memiliki kemampuan untuk mengajar di area anak-anak.
28. Ingatkanlah para pemimpin gereja terhadap anak-anak. Seringkali mereka melupakan hal tersebut.
29. Tuntunlah jemaat untuk memenuhi setiap biaya kebutuhan anak-anak di dalam anggaran tahunan.
30. Milikilah kelas untuk setiap umur dalam mempersiapkan mereka dalam baptisan dan keanggotaan gereja.
31. Ingatlah bahwa wanita di dalam jemaat dapat memiliki sumber daya yang luas dalam memberikan pertolongan jika mereka diolah dalam sebuah kebiasaan yang positif.
32. Dihadapan setiap masalah, selalulah bertanya kepada diri anda pertanyaan ini: Bagaimanakah Yesus dapat menangani situasi ini?
Kepemimpinan Pendeta dalam Misi
1. Milikilah pikiran misi dan hati yang memiliki misi. Sebagaimana pendeta demikian juga dengan jemaat. Ketika pendeta memiliki ketetapan terhadap kebutuhan orang-orang dan memimpin jemaatnya untuk memenuhi keperluan ini dalam nama Tuhan, maka jemaat akan mengikutinya.
2. Usahakanlah dan milikilah sebuah semangat misi dalam gereja. Hal ini harus dibangun di dalam diri pendeta terlebih dahulu lalu dalam sebuah usaha yang dicurahkan dalam sebuah bagian program gereja untuk mendukung pesan misi. Pemberian harus direpresentasikan sebagai sebuah tugas tetapi sebagai sebuah keistimewaan yang menjadi upah bagi diri sendiri (Kis. 20:35).
3. Doronglah misi pendidikan untuk setiap umur. Dukunglah lembaga misi yang disponsori oleh gereja.
4. Milikilah perhatian terhadap Amanat Agung dari Tuhan kita (Mat. 28:19-20; Kis. 1:8). Biarlah pendeta memimpin jemaat untuk melakukan ketiga hal ini: menjadi murid, membaptis dan mengajar ke seluruh dunia.
5. Pendeta harus familiar dengan program misi pendidikan termasuk MWU dan Persaudaraan Kaum Pria untuk menyediakannya untuk keseluruhan jemaat.
6. Pendeta harus mempromosikan misi melalui mimbar di dalam khotbah dan cara yang alami yang memperlihatkan perhatiannya terhadap misi. Misi tidak selamanya harus menjadi sebuah proyek, tetapi harus dipromosikan sebagai sebuah bagian yang vital di dalam gereja.
7. Staf misi pendidikan harus menjadi bagian dari staf gereja dengan garis besar dan tujuan yang diorganisasi oleh kehidupan gereja.
8. Sediakanlah sebuah kesempatan (ibadah doa, penekanan misi secara khusus dalam ibadah malam) dalam misi yang akan dibicarakan.
9. Sediakan kesempatan bagi anggota jemaat untuk saling berbagi dalam sebuah kelompok besar yang berpengalaman dalam masalah misi.
10. Doronglah orang-orang muda untuk memiliki hati misi untuk bekerja dalam gereja, dalam kota, dan setiap area yang jauh dari rumah. Berikan orang-orang muda sebuah kesempatan untuk saling berbagi pengalaman.
11. Doronglah misi yang didukung dengan mendokan para misionaris, dengan mengunjungi misionaris untuk saling berbagi dalam program gereja, dan dengan menyediakan doa khusus untuk misi, dengan mensetting tujuan dari pemberian.
12. Pendeta harus mendorong anggota yang berhenti dari gereja untuk berpartisipasi dalam tim misi dalam asosiasi program misionari dan dalam Korps Pelayan Kristen (the Chriatian Service Corps).
13. Milikilah pengertian yang mendasar tentang kepentingan misi pendidikan kepada anak-anak pra sekolah dan tingkatan usia muda.
14. Pelajarilah nama dan level usia dari tiap organisasi.
15. Pelajarilah tujuan dari organisasi.
16. Rencanakanlah untuk mengunjungi satu atau lebih dari pertemuan, retreat atau pesta yang diselenggarakan oleh tiap kelompok selama setahun.
17. Ambillah sebuah bagian yang aktif dalam pengenalan ibadah.
18. Akuilah sebuah prestasi khusus oleh sebuah kelompok dalam ibadah minggu atau dalam ibadah doa Rabu malam.
19. Berikan keabsahan pada organisasi ini melalui mimbar dan juga di dalam bulletin gereja.
20. Berikanlah perhatian kepada peristiwa khusus yang disponsori oleh organisasi.
21. Dukunglah “Minggu Doa.”
22. Mintalah misionaris untuk berbicara dalam ibadah minggu.
23. Ekspresikan ungkapan terima kasih dihadapan umum dan secara pribadi terhadap pemimpin sukarelawan dalam organisasi ini.
Pelayanan Pendeta di Luar Gereja
1. Ada banyak tanggung-jawab denominasi yang diletakkan ke atas pendeta di luar dari gereja lokalnya, misalnya: asosiasi, ketetapan denominasi, pendidikan, badan misi, konferensi dan lain-lain. Anda dapat membantu semampu anda.
2. Dalam setiap cara yang mungkin, berusahalah untuk menjadi pemimpin dalam komunitas. Ambillah keuntungan dalam setiap kesempatan untuk membantu proyek komunitas yang berfaedah.
3. Usahakanlah sebuah persahabatan dengan lembaga pelayanan lain (dan juga Gereja lain) yang memiliki iman yang sama.
4. Dengan melihat hubungan kita dengan denominasi lain, tidak ada gereja yang mengisolasi dirinya sendiri. Tidak seharusnya untuk berdiri dan tersisih dari komunitas Kristen. Harus ada sebuah hubungan persahabatan yang dibangun dengan denominasi Kristen lainnya yang berbeda pandangan. Kita harus memiliki hati yang lembut dalam penilaian kita terhadap yang lain dan kita harus abstain dalam bahasa yang direfleksikan oleh motivasi dari mereka yang berbeda dengan kita. Ada begitu banyak cara bagi kita untuk menolong dan membantu orang-orang yang juga dipanggil dalam nama Tuhan kita. Gereja akan dibangun dengan lebih efektif dalam karunianya sendiri dan kekuatan rohaninya sendiri jika dapat bekerja sama dengan yang lainnya dan terutama dengan mereka yang memiliki kesamaan dengan kita, seperti denominasi kita sendiri.
Seorang pendeta Jerman, Martin Niemoller, merupakan seseorang yang terkemuka dalam kalangan Protestan selama Perang Dunia II. Dalam tulisan tentang politik dan penganiayaan terhadap kepercayaan Yahudi oleh Nazi Jerman, dia berkomentar: “Di Jerman, orang-orang nazi datang kepada Komunis, dan saya tidak berbicara dengan terus terang sebab saya bukan Komunis. Lalu mereka datang kepada orang-orang Yahudi, dan saya tidak berbicara dengan terus terang karena saya bukan Yahudi. Lalu mereka datang kepada Trade Unionists, dan saya tidak berbicara dengan terus terang sebab saya bukan Trade Unionists. Lalu mereka datang kepada Katolik, dan saya merupakan seorang Protestan, sehingga saya tidak berbicara dengan terus terang. Lalu mereka datang kepada saya—tetapi pada waktu itu tidak ada seorangpun yang berbicara dengan terus terang.”
5. Dalam hubungan kita dengan penerus kita setelah kita meninggalkan pengembalaan gereja, harus diikuti oleh etika pelayanan yang baik. Pendeta yang baru merupakan manusia Allah yang baru bagi jemaat. Berdoalah untuk pelayanannya dan jangan merintangi dia.
Kembalilah untuk pernikahan atau pemakaman atau untuk sebuah ibadah jika ada undangan dari pendeta yang hadir. Tanpa undangannya jangan pernah mencoba untuk masuk dalam kehidupan pengembalaan jemaat.
Yang Tidak Seharusnya Dilakukan Oleh Pendeta
Secara Pribadi
1. Jangan pernah mengkompromikan firman Tuhan. Khotbahkanlah hal itu dalam kuasa Roh Kudus.
2. Jangan buat alasan terhadap kebenaran Allah.
3. Jangan melakukan sesuatu yang mengganggu perasaan anda terhadap kehendak Allah.
4. Jangan meletakkan diri anda dalam sebuah pojok atau hal-hal yang ditakuti oleh diaken, orang-orang kepercayaan atau anggota jemaat yang berpengaruh. Jangan menjadi orang yang terlalu dipengaruhi oleh orang-orang tertentu di gereja.
5. Jangan melupakan sahabat-sahabat anda.
6. Jangan menerima pemberian uang yang memberikan pengaruh buruk terhadap kedudukan anda sebagai pendeta
7. Jangan kehilangan pandangan terhadap visi anda untuk memenangkan jiwa.
8. Jangan membuat keputusan penting secara tergesa-gesa. Mintalah pertimbangan kepada Allah dan nasihat yang bijaksana.
9. Jangan salurkan diri anda kepada hal-hal fisik dan emosional. Anda akan menjadi lemah di atas mimbar jika anda melakukannya.
10. Jangan takut untuk mengakui kesalahan anda dan meminta maaf atas kesalahan tersebut.
11. Jangan harapkan ucapan terima kasih.
12. Jangan mau berkecil hati oleh berbagai situasi.
13. Jangan menjadi orang yang berpikir negatif.
14. Jangan datang kepada sebuah ketetapan bahwa anda telah memiliki semua jawaban. Jangan menganggap diri bahwa anda telah memiliki solusi untuk setiap masalah.
15. Jangan datang kepada sebuah ketetapan bahwa anda memberitahu Allah betapa terberkatinya Dia karena memiliki seorang pelayan seperti anda.
16. Jangan lupakan keluarga anda.
17. Jangan abaikan yang sakit; jangan berpaling dari pelayanan anda ke rumah sakit. Banyak masa ini merupakan sebuah kesempatan bagi penginjilan untuk meraih semua keluarganya.
18. Jangan lupa berdoa untuk setiap kunjungan. Jemaat akan lebih terberkati oleh doa perantaraan kita dari pada sebuah argumen dan observasi manusia.
19. Jangan menjadi orang yang tidak peduli dan tidak dipercayai.
20. Jangan menerima kritikan yang bersifat destruktif.
21. Jangan menyalahkan orang lain atas kegagalan anda.
22. Jangan mencari kehormatan dari manusia. Pendeta tetap berdiri atau jatuh di hadapan Allah dan bukan manusia.
23. Jangan mengkhianati kepercayaan orang-orang yang berbagi dengan anda.
24. Jangan menjadi orang yang materialistik di dalam gaya hidup anda.
25. Jangan biarkan diri anda jatuh ke dalam sikap profesionalisme—pelayanan yang didasarkan karena anda dibayar untuk itu, tetapi harus berasal dari kasih yang paling dalam bahwa anda memang mau menolong secara tulus.
26. Jangan menjadi orang yang mendua hati.
27. Jangan berkecil hati akibat dari kegagalan orang lain.
28. Jangan berikan kepada iblis sebuah kesempatan untuk menghancurkan pelayanan anda. Waspadalah ketika anda memberikan konseling terutama terhadap wanita.
29. Jangan terlalu berharap terhadap keuntungan materi yang diperoleh.
30. Jangan memperlihatkan masalah orang lain. Jangan sampai anda kehilangan temperamen anda—selalulah mengontrol diri anda. Anda merupakan pemimpin rohani. Jangan membicarakan hal-hal yang negatif tentang anggota jemaat kepada yang lainnya. Jangan terganggu tentang hal-hal sepele; waktu anda terlalu berharga. Jangan terganggu dengan sikap oposisi atau kritik. Berdirilah dengan teguh; setiap pemimpin mengalami hal itu. Hal itu memang diperlukan untuk membangun diri.
31. Perhatikanlah pencobaan yang terlalu membanggakan diri di dalam kemampuan anda melakukan sesuatu. Jangan berterima kasih terhadap diri anda terhadap setiap kemenangan. Berterima-kasihlah kepada Allah. Pujilah Dia untuk setiap kemenangan.
Dalam Organisasi
1. Jangan menjadi orang yang terpisah dari staf dan pemimpin anda.
2. Jangan mencerca staf atau pemimpin anda di depan umum. Lakukan hal itu secara pribadi, dan dengan penuh kasih serta anugrah.
3. Jangan mengkritisi lebih dari pada yang telah anda perintahkan.
4. Jangan menjadi orang yang memiliki sikap diktator.
5. Janga menunjukkan apa yang menjadi favorit anda, termasuk dalam staf, pemimpin atau anggota jemaat.
6. Jangan puji orang jika mereka tidak layak untuk mendapatkannya.
7. Jangan menjadi seseorang yang suka melecehkan.
8. Jangan menjadi orang yang terlalu sibuk mengurusi hal-hal lain ketika anda tidak memiliki cukup waktu dalam mengurus kawanan domba anda. Allah telah menetapkan anda menjadi gembala domba, jadi setialah dalam melakukannya.
9. Jangan merasa bahwa anda harus melakukan kunjungan dengan sendiri. Latihlah orang lain dan gunakan yang lain untuk membantu anda dalam program kunjungan.
10. Jangan mengeluarkan dari sesuatu dari penekanan yang penting hal-hal yang harus ditempatkan di Sekolah Minggu. Sebuah Sekolah Minggu yang hebat akan memberikan keuntungan dalam setiap area dari Kerajaan Allah.
11. Jangan menunda pembayaran bagi staf anda. Ada ungkapan yang berbunyi, “Anda memperoleh atas apa yang anda bayar.”
12. Jangan memutuskan mata rantai dari komando yang telah disusun di dalam stuktur gereja. Jangan biarkan orang-orang melampaui pemimpin staf. Bekerjalah di dalam organisasi dan dengan para pemimpin.
13. Jangan perlihatkan pertimbangan yang tidak semestinya kepada satu divisi, departemen, pemimpin atau anggota. Hal itu harus memerlukan diplomasi, taktik, doa dan kebijaksanaan. Untuk meningkatkan kasih anda kepada tiap-tiap orang dengan kadar yang sama.
14. Jangan membesar-besarkan masalah yang kecil.
15. Jangan melupakan bahwa anda adalah seorang pelayan.
16. Jangan pisahkan diri anda dari aktivitas komunitas dan perhatian dari komunitas area.
Di Atas Mimbar
1. Jangan mengkhotbahkan khotbah yang sama secara berulang-ulang.
2. Jangan mengabaikan persiapan khotbah secara hati-hati dan doa yang sungguh-sungguh. Jangan biarkan sesuatu mengganggu waktu untuk belajar dan persiapan khotbah.
3. Jangan meremehkan kemampuan jemaat untuk belajar. Jika anda mengajarkan firman sebagaimana anda mengkhotbahkannya, mereka akan belajar dengan serius.
4. Jangan berbicara melampaui tingkat pemahaman jemaat.
5. Jangan meninggalkan mimbar terlalu lama. Kadang-kadang beberapa saat juga sudah cukup.
6. Jangan berkhotbah melalui catatan jika mungkin.
7. Jangan melantur kesetiap tempat. Milikilah sebuah pemikiran yang terarah, ekspresikan di dalam sebuah pesan yang terarah, raihlah melalui sebuah tujuan yang terarah. Susunlah khotbah dengan baik. Biarkan ia bergerak dengan logis dari tiap-tiap poinnya.
8. Jangan menjadi orang yang angkuh di atas mimbar. Di dalam setiap cara dihadapan Allah perlihatkan kesederhanaan dan rasa hormat.
9. Jangan mencoba untuk bertingkah seperti master sihir dalam hal-hal spiritual. Merupakan pekerjaan Allah dalam membuat mukjizat. Berikan semua pemikiran, rasa hormat, kemuliaan, pujian kepadaNya. Agungkanlah Tuhan Yesus dan bukan diri anda sendiri.
10. Jangan lupa untuk saling berbagi dalam ibadah umum dengan orang lain, baik di dalam mimbar dan melalui partisipasi pendengar. Jangan berusaha untuk melakukan segala hal sendirian.
11. Jangan mencoba untuk menjadi orang lain. Jadilah diri anda sendiri.
12. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih dalam segala hal dalam pujian kepada Tuhan. Biarlah ibadah umum memiliki nada, keteraturan dan nuansa yang menyenangkan.
13. Jangan lupakan orang yang terhilang. Berkhotbahlah untuk mereka. Jangan melupakan orang-orang yang memiliki luka di hati. Mereka selalu hadir. Nyamankan dan kuatkanlah mereka. Jangan lupakan orang-orang muda. Mereka merupakan harapan bagi masa depan. Jangan lupakan orang-orang tua. Mereka telah membangun fondasi dimana kita berdiri sekarang. Jagalah mereka selalu di hati anda, dalam doa, dan dalam khotbah anda.
14. Jangan lupa untuk membawa sapu tangan anda ke atas mimbar. Periksalah kantong anda untuk melihat apakah anda membawanya.
15. Jangan suka menonjolkan diri, Buanglah semua hal-hal masa lalu yang buruk, usang, streotip, dan ekspresi yang menghabiskan tenaga.
16. Hindarilah gerak tubuh yang membingungkan.
17. Hindarilah mimik yang tidak sesuai dengan poin yang sedang anda tekankan.
18. Jangan menjadi orang yang memiliki intelektual yang semu.
19. Jangan membuat janji pada Sabtu malam. Lebih baik untuk persiapan esok hari.
20. Jangan takut untuk melakukan ibadah yang tidak biasa. Terutama terhadap gereja yang sepi pada hari libur, ambillah sebuah keuntungan dari situasi tersebut untuk menghadirkan sebuah drama keluarga, program musik atau hal lainnya yang dapat membuat orang tertarik.
21. Jangan membiarkan domba yang lapar datang pada saat ibadah dan tetap lapar pada saat mereka meninggalkan ibadah.
22. Jangan membuat sebuah lelucon yang berhubungan dengan Tuhan atau Roh Kudus di atas mimbar atau dimana saja.
23. Jangan permalukan orang lain dari atas mimbar.
24. Jangan ambil keuntungan dari jemaat melalui mimbar.
25. Jangan berkhotbah di dalam doa syafaat.
26. Jangan takut untuk berdiri demi kebenaran.
Spurgeon sungguh-sungguh memiliki kewaspadaan terhadap ragam teologi berseliweran dalam agama-agama dunia. Dia tidak takut untuk bertempur melawan musuh. Dia menerbitkan sebuah majalah bulanan, The Sword and the Trowel. Judulnya diambil dari program Nehemia yang membangun kembali tembok Yerusalem. Pedang mengindikasikan bahwa dia sedang bertarung dengan musuh, sementara tajak menggambarkan pegangan yang menghancurkan tembok kepercayaan-kepercayaan dunia.
27. Jangan berkecil hati oleh kelemahan pribadi. Kita semua memilikinya. Kekuatan Allah justru sempurna di dalam kelemahan manusia.
Musa merupakan orang yang tidak dapat berbicara
Yeremia adalah orang yang penakut
Petrus adalah orang berdosa dan mudah berubah pendirian
Paulus memiliki duri dalam daging
Wesley adalah orang yang kecil
Moody tidak memiliki pendidikan
Whitefield mengidap asma (dan dia meninggal akibat serangan asma setelah selesai berkhotbah).
Adalah Allah “ Yang membuat ….pelayan-pelayanNya menjadi nyala api (Ibrani 1:7).
Dalam Penginjilan
1. Jangan berkecil hati; anda akan memenangkan orang sewaktu-waktu.
2. Jangan bicarakan hal-hal yang tidak bersifat relevan: usahakan orang yang anda mau tobatkan untuk berhadapan muka dengan Yesus Kristus.
3. Jangan berdebat atau memperlihatkan rasa jengkel; Allah adalah kasih.
4. Jangan memonopoli pembicaraan; biarkan orang yang terhilang berbicara tentang latar belakang, pengalaman dan semua masalahnya.
5. Jangan terlebih dahulu berbicara tentang gereja: Kristus memiliki reputasi yang lebih baik ketimbang gereja anda.
6. Jangan menanyakan sebuah pertanyaan yang memperoleh jawaban tidak pada sebuah pertanyaan; perolehlah jawaban iya dan iya, hingga anda memperoleh jawaban kesediaan bagi Yesus.
7. Jangan merasa terdorong untuk menjawab setiap alasan; bersaksilah untuk Kristus.
8. Jangan terjebak kedalam kunjungan bersifat sosial atau sebuah ajakan hanya untuk mengunjungi gereja; usahakan untuk sebuah keputusan untuk percaya kepada Kristus.
9. Jangan lupa untuk berdoa bagi kesungguhan seseorang setelah dia mengambil keputusan untuk menerima Yesus.
10. Jangan lupa untuk mem-follow up. Jika anda belum berhasil pada pertemuan pertama, anda harus mencoba dan terus mencobanya lagi.
11. Jangan ragu-ragu untuk menekankan seruan untuk datang kepada Yesus saat mengakhiri setiap khotbah dan setiap ibadah.
12. Jangan menjadi khawatir untuk setiap usaha yang baik. Kadang-kadang kita akan memperoleh hasil panen dan kadang kala tidak. Allah kadang-kadang ingin melihat apakah anda sungguh-sungguh berketetapan untuk tugas memenangkan jiwa.
13. Jangan lupa memuji Allah untuk setiap jiwa yang anda menangkan.
14. Jangan biarkan petobat baru untuk menerima pandangan dunia. Peliharalah dia dalam pengajaran, pelatihan dan dorongan dalam setiap usaha yang dapat dilakukan.
15. Jangan membaptiskan anak kecil sebelum mereka mencapai usia sembilan tahun. [lebih baik lagi jika mencapai usia akil balik, kira-kira di atas 12 tahun]
16. Jangan mengabaikan orang miskin, orang yang membutuhkan, orang yang terbuang.Kadang-kadang mereka adalah orang yang paling siap untuk memberikan respon terhadap pesan injil keselamatan.
Sumber: http://www.wacriswell-indo.org/