Sabtu, April 29, 2017

9 Jenis Cinta

Bicara tentang cinta selalu menarik ya, apalagi untuk kaum muda. Cinta memang tak mengenal usia, karena cinta “pakaian” yang kita perlukan sampai ajal menjemput.

Cinta memang mudah untuk diucapkan, tapi tidak mudah untuk memahami makna sesungguhnya, apalagi mengamalkanya. Misal, tidak sedikit orang yang menikah katanya karena cinta, tetapi berujung dengan konflik akut dan perceraian.

Salah satu penemuan arti dan komponen cinta dipelopori oleh Robert Sternberg. Robert Jeffrey Sternberg (62 thn) adalah seorang psikolog Amerika di Oklahoma State University. Dia pernah menjadi Presiden American Psychological Association. Sternberg memiliki PhD dari Stanford University. Dia memegang sepuluh gelar doktor kehormatan dan profesor kehormatan di University of Heidelberg di Jerman. Saat ini bekerja di Universitas Cambridge.

Menurut Sternberg cinta mempunyai tiga sisi.

Pertama, Intimasi. Intimasi adalah aspek emosi dari cinta. Intimasi pada awal hubungan tumbuh dengan baik, tapi kalau tidak dirawat bisa menurun ke titik nol. Bila relasi dan komunikasi tidak bertumbuh dengan baik intimasi menjadi mati.

Kedua, Passion atau gairah. Ini adalah sisi motivasi dari segitiga cinta itu. Sisi gairah ini punya peranan penting bagi perkembangan fisiologis dan keinginan yang kuat untuk bersatu dengan yang dicintai. Pada mulanya passion bertumbuh cepat dan sangat kuat, sampai tidak lama kemudian passion ini jadi kebiasaan. Passion punya segi motivasi yang berkekuatan positif. Inilah yang memikat anda kepada seseorang. Ini cepat berkembang dan bisa juga cepat mati. Sisi negatifnya adalah jika hubungan sudah saling menyakitkan maka daya tarik tadi lama kelamaan memudar.

Ketiga, sisi komitmen. Ini merupakan sisi kognitif dari cinta. Komitmen adalah tekad untuk memelihara cinta. Komitmen ini bertumbuh mulai dari taraf nol saat pertama kali bertemu dengan yang dicintai, dan bertumbuh ketika semakin saling mengenal satu dengan lainnya. Kuncinya saling mengenal dan menghargai. Bila relasi melemah maka komitmen juga cenderung melemah.

 9 jenis Cinta

Perubahan-perubahan ketiga sisi segi tiga itu menghasilkan sedikitnya 8 pola atau kombinasi hubungan cinta.

1. Non-love. Di sini ketiga unsur, baik intimacy, passion maupun commitment tidak hadir.

2. Liking. Segitiga ini hanya ada unsur intimasi.

3. Infatuated love. Yang ada dalam segitiga ini hanya passion. Inimasi dan komitmen tidak hadir.

4. Empty love. Yang ada di sini hanya commitment. Unsur passion dan intimacy tidak hadir.

5. Romantic love. Di sini terdapat kombinasi intimasi dan gairah, namun tanpa komitmen.

6. Fatuous love. Ada komitmen dan gairah tapi tanpa intimasi.

7. Companionate love. Ada unsur intimasi dan komitmen tapi tanpa gairah

8. Consummate love. Disini ketiga elemen hadir bersama.

9. Cinta Agape

Ada satu pertanyaan penting yang patut kita garis bawahi dari teori ini. Meskipun orang berusaha saling mencintai, kenapa begitu banyak hubungan cinta itu gagal? Mengapa banyak pasangan suami istri berakhir dengan perceraian? Mungkin karena ada satu unsur cinta yang perlu ditambahkan dalam jenis cinta di atas, agape


Cinta agape memiliki beberapa karakteriktik.

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Cinta ini tergolong paling ideal alias sempurna. Manusia yang telah jatuh dalam dosa sudah tidak mungkin lagi dapat hidup dalam kasih agape. Penolakan manusia terhadap Allah telah merusak hubungan antara manusia, antara suami dan istri. Itu sebabnya kasih antar manusia menjadi bersyarat.

Kalau boleh penulis masukkan ini ke dalam pola atau jenis cinta ke 9. Dalam pola kesembilan ini, ketiga unsur tersebut hadir secara simultan. Namunbila oleh satu dan lain hal salah satu unsurnya hilang, pernikahan mereka tetap dapat terpelihara.

Sebagai manusia kita sadar ada kalanya cinta mengalami pasang surut. Mungkin terjadi kegagalan, penghianatan, dsb. Namun cinta agape tidak pernah gagal. Keistimewaan kasih agape adalah, kesediaan menerima pasangan atau anak tanpa bersyarat. Sebab di dalamnya ada pengampunan.

Dalam tulisan Paulus dikatakan cinta agape tidak berkesudahan. Ini menegaskan bahwa kasih ini tak pernah gagal untuk menyatakan kasihnya. Maksudnya ialah cinta agape tidak bergantung pada objek cintanya. Tetapi tergantung pada si pemilik cinta itu sendiri. Kalimat Cinta ini adalah “saya mengasihimu meskipun…”

Kasih inilah yang dinyatakan Allah melalui dan di dalam Kristus kepada kita yang berdosa. Kita tidak layak dihadapanNya, namun Dia mengasihi kita justru dalam keadaan kita yang berdosa, agar kita yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal.

 Semoga dengan cinta yang sama kita belajar mengasihi pasangan, anak, orangtua dan kerabat kita lainnya. Mumpung menjelang tahun baru, marilah kita saling memaafkan jika pernah gagal mencintai pasangan. Belajar mencintai pasangan tanpa syarat.

Julianto, Pelikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar