Perdebatan via internet antara Dr. Ioanes Rakhmat, sang Teolog Liberal yang mengaku Kristen dengan Pdt. Budi Asali, M. Div dari GKRI Golgotha.
IOANES RAKHMAT : Anda menulis : Perintah Yesus untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus (Mat 28:19-20) menunjukkan bahwa: a) Yesus memang adalah satu-satunya jalan ke surga. Kalau memang Yesus bukan satu-satunya jalan keselamatan, untuk apa ada perintah untuk memberitakan Injil / membawa semua orang untuk datang kepada Yesus? b) Orang yang tidak pernah mendengar tentang Yesus juga akan binasa / masuk neraka! Kalau orang yang tidak pernah mendengar Injil bisa masuk surga, maka untuk apa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil? Bahwa kita diperintahkan untuk memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid Yesus, jelas menunjukkan bahwa orang yang tidak pernah mendengar Injil juga pasti tidak bisa selamat. Pandangan ini didukung oleh beberapa bagian Kitab Suci yang lain seperti: Ro 2:12a – Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat. Dalam jaman Perjanjian Lama, orang di luar Israel / Yahudi yang tidak pernah mempunyai hukum Taurat, dikatakan binasa tanpa hukum Taurat. Analoginya, dalam jaman Perjanjian Baru, orang yang tidak pernah mendengar Injil, akan binasa tanpa Injil! Ro 10:13-14 – Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?. Text ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan kalau ia tidak perneh mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadaNya. Jadi, kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil kepadanya, ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya kepadaNya, sehingga tidak bisa berseru kepadaNya, sehingga tidak bisa diselamatkan. Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang tidak diinjili / tidak pernah mendengar tentang Yesus, pasti tidak selamat. Fakta Kitab Suci inilah yang mendasari pengutusan misionaris ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau Injil. Yeh 3:18 – Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! – dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Sesuatu hal lain yang perlu diingat adalah bahwa dalam rasul-rasul melaksanakan perintah ini, mereka memberitakan Injil kepada orang-orang yang sudah beragama sekalipun (agama Yahudi). Dan bagaimanapun mereka diancam untuk tidak memberitakan Injil,
Tanggapan saya : Seberapa banyak pun teks Kitab Suci yang anda sudah baca dan hafalkan, tapi kalau belum anda tanyakan kenapa teks-teks itu ditulis demikian, dan faktor-faktor apa yang mendorong penulisannya, maka anda sama sekali belum memahami Alkitab. Anda tahu, “Amanat Agung” dalam Matius 28:18-20 itu bukan dari Yesus sendiri, tetapi buah tangan sang penulis Injil yang diberi nama Matius pada abad 2. Buktinya? Pertama, ada rumusan tritunggal dalam teks tersebut, yang pasti belum pernah dirumuskan ketika Yesus masih bernafas. Dengan kata lain, teks Matius 28 itu sisipan kemudian hari.
PDT.BUDI ASALI : 1) Saya tahu anda adalah orang liberal, dan sebagai orang Liberal, anda memang pasti mempunyai pandangan yang sangat rendah tentang Kitab Suci. Tetapi saya percaya Kitab Suci sebagai Firman Tuhan, dan karena itu saya tidak meragukan sama sekali bahwa Yesuslah yang mengucapkan kata-kata tersebut, karena dalam Mat 28:18-20 dinyatakan secara explicit bahwa Yesuslah yang mengucapkan Amanat Agung tersebut (ay 18).
Mat 28:18-20 – “(18) YESUS MENDEKATI MEREKA DAN BERKATA: ‘KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
2) Mat 28:19nya hanya mengatakan ‘dalam nama dari Bapa, dan dari Anak, dan dari Roh Kudus’. Sekalipun ini memang dipakai sebagai salah satu dasar Kitab Suci dari doktrin Allah Tritunggal, tetapi ini belum bisa disebut sebagai rumusan / formula tentang Allah Tritunggal. Disamping itu, Yesus adalah Allah sendiri, lalu apanya yang aneh kalau Ia mengajarkan apa yang pada saat itu belum ada? Itu pasti sudah ada dalam pikiran Allah. Betul-betul lucu kalau ini dijadikan bukti bahwa ay 19 itu bukan kata-kata Yesus, tetapi penambahan oleh Matius.
3) Memang kadang-kadang kita perlu mengetahui apa alasannya sehingga suatu ayat ditulis dalam Kitab Suci. Misalnya mengapa Paulus mempunyai pandangan yang seakan-akan merendahkan pernikahan dalam 1Kor 7. Dan itu diberikan oleh Paulus dalam 1Kor 7:26 (‘mengingat waktu darurat sekarang’). Jadi, jelas bahwa ajarannya disana tidak berlaku umum. Tetapi ada ayat-ayat yang sama sekali tidak terpengaruh oleh latar belakangnya, seperti ayat-ayat tentang Yesus sebagai satu-satunya jalan. Kontext, dan juga ayat-ayat lain dalam Kitab Suci, dan juga theologia dari seluruh Kitab Suci, mendukung ajaran ini! Dalam tulisan saya, saya memberikan banyak argumentasi lain tentang ajaran bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga. Mengapa anda hanya membahas beberapa saja? Anda tak mampu memberikan bantahan untuk yang lain?
4) Ayat-ayat yang saya bahas seperti Ro 2:12 Ro 10:13-14 dan Yeh 3:18 di atas, mengapa sama sekali anda tidak gubris? Terlihat bahwa anda bahwa tidak bisa berargumentasi secara Alkitabiah!
IOANES RAKHMAT : Kedua, ada perintah Yesus yang asli di dalam Matius 10:5-6, untuk murid-murid pergi mendatangi HANYA suku-suku Israel dan tidak kepada bangsa-bangsa lain.
PDT.BUDI ASALI : 1) Memang, tetapi perintah dalam Mat 10:5-6 ini hanyalah perintah sementara, yang dibatalkan dengan adanya perintah dalam Mat 28:19-20 itu. Bahkan sebelum itu, yaitu dalam Luk 22, sudah kelihatan bahwa perintah dalam Mat 10:5-6 itu sudah dibatalkan.
Bdk. Luk 22:35-36 – “(35) Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” (36) Jawab mereka: ‘Suatupun tidak.’ KataNya kepada mereka: ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang”.
2) Mari kita perhatikan Mat 10:5-6 itu, bahkan sampai ay 15nya.
Mat 10:5-15 – “(5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, (6) melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (7) Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. (8) Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. (9) Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. (10) Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. (11) Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. (12) Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. (13) Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (14) Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. (15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.’”.
Apakah anda sendiri tetap berpegang pada perintah Yesus dalam Mat 10:5-6 ini, dan anda sekarang ‘memberitakan Injil’ hanya dalam kalangan orang-orang Israel? Kalau tidak, bukankah itu menyalahi perintah Yesus itu? Apakah anda menyembuhkan orang sakit, mentahirkan orang kusta, membangkitkan orang mati, mengusir setan-setan seperti yang Yesus perintahkan dalam Mat 10:8? Juga apakah anda menuruti perintah Yesus dalam Mat 10:9-dst, tentang larangan membawa bekal, dompet, uang dsb? apakah anda mengebaskan debu di kaki anda kalau ditolak dalam memberitakan ‘Injil’ anda?
3) Kalau Mat 10:5-6 itu berlaku terus, maka bagaimana dengan Paulus yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi pelayan bagi orang-orang non Yahudi (Kis 9:15 Gal 1:16)? Ini juga disetujui oleh rasul-rasul lain (Gal 2:7-9). Jadi, berdasarkan argumentasi anda, Paulus, Yohanes, Yakobus dan Petrus, dan bahkan Tuhan sendiri, salah semua, bukankah demikian?
IOANES RAKHMAT : Ketiga, Matius 28 itu diucapkan oleh Yesus Kristus yang sudah dibangkitkan; dengan kata lain, teks Matius 28 itu adalah teks gereja Matius yang diyakini diinspirasikan oleh Roh Yesus Kristus, padahal semasa Yesus hidup beliau tidak pernah memerintahkan gerakan pekabaran Injil yang ekspansionistis dan proselitis.
PDT.BUDI ASALI : Argumentasi anda menggelikan. Kalau sebelum kematianNya Yesus tidak pernah memerintah seperti itu, apakah dasarnya sehingga tidak mungkin bahwa setelah kebangkitanNya Ia memerintahkan seperti itu? Dalam Yoh 16:12 Yesus mengatakan: “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya”. Jadi, apanya yang aneh kalau belakangan Ia mengajarkan apa yang belum pernah Ia ajarkan?
Juga bagaimana dengan kata-kata Yesus dalam Yoh 13:34-35 – “(34) Aku memberikan PERINTAH BARU kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (35) Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.’”.
Karena ini adalah perintah baru, pasti tidak mungkin Yesus memberikannya; begitukah?
IOANES RAKHMAT : Keempat, dari kajian sosiologis atas kehidupan komunitas (gereja) Matius, kita bisa mengetahui bahwa komunitas ini sedang dilanda krisis sosial dan ekonomi internal domestik. Untuk mengatasi krisis ini, anggota-anggota komunitas Matius dihimbau untuk pergi keluar, mencari lahan-lahan ekonomi yang baru di luar wilayah mereka. Maka, untuk memberhasilkan mobilitas ekonomi ini, penulis Injil ini menyertakan juga perintah agama untuk mereka melakukan siar agama di luar wilayah mereka semula (perintah dalam Matius 28). Gerakan ini paralel dengan masuknya VOC ke Indonesia, bersamaan dengan misi evangelisasi Belanda atas penduduk bumi putera. Mudah-mudahan anda bisa memahami penjelasan pendek di atas.
PDT.BUDI ASALI : Apa dasarnya untuk mempercayai kebenaran dari penjelasan anda itu? Betul-betul aneh, bahwa anda tidak bisa / tidak mau menerima kata-kata sederhana dari Kitab Suci, tetapi mau menerima omong kosong di atas yang sama sekali tidak ada buktinya, yang hanya merupakan isapan jempol dari orang tolol, yang memang tidak mau menerima otoritas Kitab Suci.
Luk 24:47 juga menunjukkan bahwa Yesus memerintahkan penginjilan seperti itu, juga Mark 16:15-16 (kalau anda mau menerima ini sebagai text asli Kitab Suci). Lalu apakah gereja Lukas dan Markus juga mengalami hal yang sama seperti gereja Matius?
Saya sarankan, tundukkan diri anda ke bawah Firman Tuhan, dan jangan jadi orang tegar tengkuk, yang lebih percaya pada logika dan penjelasan kafir, dari pada kepada Firman Tuhan.
……….BERLANJUT………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar