Senin, Juli 26, 2010

BABILONIA SUMBER AGAMA PALSU

MISTERI AGAMA Babilonia (Babel) telah dilukiskan secara simbolis dalam kitab terakhir Alkitab sebagai seorang perempuan "dihiasi dengan kain ungu dan kain kirmizi, dan didandani dengan emas dan permata dan mutiara, dan di tangannya ada sebuah cawan emas penuh dengan kekejian dan kemesuman dari percabulannya: dan pada dahinya tertulis suatu nama, MISTERI, BABEL BESAR, IBU DARI PARA PELACUR DAN KEKEJIAN BUMI" (Wahyu 17:1-6).

Apabila Alkitab menggunakan bahasa simbolis, seorang "perempuan" maka dapat melambangkan suatu gereja. Untuk gereja sejati, sebagai contoh, ialah disamakan dengan sorang pengantin wanita, seorang perawan suci, seorang perempuan yang tanpa noda atau cela (Ef 5:27; Why 19:7, 8). Tetapi dengan sangat kontras terhadap gereja yang sejati, perempuan dalam teks kita diceritakan tentangnya sebagai seorang wanita kotor, seorang wanita cemar, seorang WTS [pelacur]. Bila ini benar untuk menggunakan simbolisme ini bagi suatu sistem gereja, maka jelas bahwa hanya suatu gereja yang cemar dan jatuh pasti yang dimaksudkan! Dalam huruf kapital besar, Alkitab [Versi King James] menyebutnya "MISTERY BABILON."

Ketika Yohanes menulis kitab Wahyu, Babel -- sebagai kota besar -- telah selesai dihancurkan dan ditinggalkan dalam puing-puing, seperti dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama (Yesaya 13:19-22; Yermia 51-52). Namun walaupun kota Babel telah dihancurkan, konsep-konsep agamawi dan kebiasaan-kebiasaan yang berasal dalam Babilonia terus berlangsung dan dengan baik diwakili dalam banyak bangsa di dunia. Jadi apakah agama dari Babilonia kuno? Bagaimanakah semuanya itu dimulai? Arti apa yang berhubungan dengannya dalam zaman modern? Bagaimanakah semuanya itu terkait dengan apa yang Yohanes tulis dalam kitab Wahyu?

Membalik halaman-halaman waktu kembali ke saat sejenak setelah air bah, manusia mulai bermigrasi dari timur, "dan terjadilah, saat mereka berangkat dari timur dan menjumpai sebidang tanah datar di tanah Sinear; dan mereka menetap di sana (Kej. 11:2). Pada tanah Sinear inilah kota Babel dibangun dan negeri ini dikenal sebagai Babilonia atau kemudian sebagai Mesopotamia.

Di sini sungai Efrat dan Tigris telah membangun endapan-endapan kaya dari bumi yang dapat menghasilkan panen dalam kelimpahan. Tetapi ada beberapa persoalan yang dihadapi orang-orang. Karena satu hal, negeri itu dibanjiri dengan binatang-binatang buas yang adalah suatu ancaman yang tetap terhadap keselamatan dan kedamaian dari penduduk (bdk Kel. 23:29, 30). Tidak pelak lagi siapa saja yang dapat dengan sukses memberikan proteksi dari binatang-binatang buas ini akan menerima tepuk-tangan yang bergempita dari rakyat itu.

Pada keadaan itulah bahwa seorang yang sangat kuat, bertubuh besar, yang namanya Nimrod tampil di kancah itu. Dia menjadi terkenal sebagai seorang pemburu perkasa melawan binatang-binatang buas. Alkitab berkata pada kita: "Dan Kusyi memperanakkan Nimrod: dia mulai menjadi seorang yang perkasa di bumi. Dia seorang PEMBURU yang gagah perkasa di hadapan Tuhan" (Kej. 10:8, 9).

Rupanya suksesnya Nimrod sebagai seorang pemburu perkasa menyebabkan dia menjadi termasyur diantara orang-orang primitif itu. Ia menjadi "seorang yang gagah perkasa" di bumi -- seorang pemimpin yang tersohor dalam urusan-urusan duniawi. Mencapai martabat ini, ia menemukan suatu cara yang lebih baik mengenai perlindungan. Ketimbang terus menerus memerangi binatang buas, mengapa tidak mengatur orang-orang ke dalam kota-kota dan mengelilinginya dengan tembok-tembok proteksi? Dan kemudian, mengapa tidak mengatur kota-kota masuk ke dalam suatu kerajaan? Jelas ini adalah pikiran Nimrod, karena Alkitab katakan pada kita ia mengatur kerajaan yang sedemikian itu. "Dan mula-mula KERAJAAN-nya terdiri dari Babel, dan Erekh, dan Akad, dan Kalneh, di tanah Sinear (Kej. 10:10 KJV). Kerajaan Nimrod ialah yang pertama disebut dalam Alkitab.

Kemajuan-kemajuan apapun yang mungkin telah dibuat oleh Nimrod pasti bagus dan baik, tetapi Nimrod adalah seorang penguasa yang jahat [tidak bertuhan]. Nama Nimrod berasal dari marad dan berarti, "ia memberontak". Ungkapan bahwa ia seorang perkasa "di hadapan TUHAN" dapat mempunyai arti permusuhan -- kata "di hadapan" terkadang digunakan sebagai arti dari "melawan" [terhadap] Tuhan. [Adam Clarke, Clarke's Commentary, jilid 1, hlm 86]. Ensiklopedia Yahudi berkata bahwa Nimrod adalah "ia yang membuat semua orang berontak melawan Allah" [The Jewish Encyclopedia, jilid 9, hlm 309].

Penulis sejarah yang terkemuka, Joshepus, menulis: "Sekarang Nimrodlah yang menggairahkan mereka sampai ke suatu penghinaan dan memandang rendah Allah "orang ramai itu sudah amat siap mengikuti kebulatan tekad Nimrod" dan mereka membangun satu menara, tidak menghindari apapun kesulitannya maupun menjadi lalai dalam hal sekecil apapun tentang pekerjaan itu; dan dengan alasan banyaknya jumlah tenaga yang dipekerjakan di dalamnya, menara itu bertambah tinggi sekali" Tempat dimana mereka membangun menara itu sekarang disebut Babel." [Flavius Joshephus, Antiquities of the Jews, Bk. 1, 4:2, 3].

Mendasari kesimpulannya pada informasi yang telah diturunkan kepada kita di dalam sejarah, legenda, dan mitos, Alexander Hislop telah menulis secara rinci tentang bagaimana agama orang Babel berkembang disekitar tradisi-tradisi mengenai Nimrod, Semiramis isterinya, dan anaknya Tammuz. [Alexander Hislop, The Two Babylons]. Ketika Nimrod mati, menurut cerita-cerita tua, tubuhnya dipotong berkeping-keping, dibakar, dan dikirim ke berbagai daerah. Praktek-praktek yang serupa itu bahkan disebut dalam Alkitab (Hak. 19:29; 1 Sam. 11:7). Menyusul kematiannya yang secara besar-besaran dikabungi oleh orang Babel, isterinya Semiramis menegaskan bahwa Nimrod sekarang adalah dewa matahari. Belakangan, saat ia melahirkan seorang anak laki-laki, ia menyatakan bahwa anaknya, yang
dinamakan Tammuz, adalah Nimrod pahlawan mereka yang dilahirkan kembali (Goresan yang mendampingi ini menunjukkan cara Tammuz ditampilkan dalam seni klasik). Ibu Tammuz mungkin telah mendengar nubuatan tentang datangnya Mesias yang akan dilahirkan dari seorang perempuan, karena kebenaran ini sudah diketahui dari waktu yang paling awal (Kej. 3:15). Ia menegaskan bahwa puteranya telah dikandung secara supra alamiah dan dia adalah benih yang dijanjikan itu, sang "juruselamat". Dalam agama yang berkembang, bagaimanapun juga, bukan saja anak disembah, tetapi sang BUNDA juga disembah!

Banyak dari penyembahan orang Babel dilanjutkan dengan melalui simbol-simbol misteri -- itu adalah agama "misteri". Contohnya, lembu emas adalah lambang Tammuz, putera dewa matahari. Karena Nimrod dipercayai menjadi dewa matahari atau Baal, maka api dianggap sebagai wakilnya di bumi. Jadi sebagaimana kita akan lihat, lilin-lilin dan api-api upacara keagamaan dinyalakan bagi kemuliaannya. Dalam bentuk-bentuk lainnya, Nimrod dilambangkan dengan gambar matahari, ikan-ikan, pohon-pohon, tiang [pilar], dan binatang.

Berabad-abad kemudian, Paulus memberikan suatu gambaran yang secara sempurna cocok dengan arah yang diikuti orang Babel: "Sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah…tetapi pikiran mereka menjadi sia-sia, dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mengakui diri mereka bijak, mereka menjadi bodoh, dan menggantikan kemuliaan dari Allah yang tidak fana ke dalam GAMBARAN yang mirip dengan manusia yang fana, dan burung-burung, dan binatang berkaki empat, dan yang berkeriapan "mereka mengganti kebenaran Allah dengan dusta, dan memuja dan melayani MAKHLUK lebih daripada PENCIPTANYA" oleh karena itu Allah menyerahkan mereka kedalam hawa nafsu yang keji" (Rom. 1:21-26 KJV).

Sistem penyembahan berhala ini menyebar dari Babel ke bangsa-bangsa, karena dari lokasi inilah manusia diserak ke atas seluruh permukaan bumi (Kej. 11:9). Begitu mereka pergi dari Babel, mereka membawa bersama mereka penyembahan pada ibu dan anak, dan berbagai simbol-simbol misteri. Herodutus, seorang penjelajah dunia dan penulis sejarah kuno, menyaksikan agama misteri ini dan upacara-upacaranya dalam banyak negara dan menyebutkan mengapa Babel adalah sumber mula-mula yang dari padanya semua sistem pemberhalaan muncul. Bunsen berkata bahwa sistem keagamaan dari Mesir berasal dari Asia dan "kerajaan primitif di Babel". Dalam karyanya yang terkenal Niniveh and its Remains [Niniwe dan Reruntuhannya], Layard menyatakan bahwa kita memiliki kesaksian yang menyatu dari sejarah yang suci dan cemar bahwa pemberhalaan berasal dari daerah Babilonia -- sistem agama yang paling kuno. Semua dari sejarawan ini dikutip oleh Hislop. [Ibid, hlm 12].

Saat Roma menjadi kekaisaran dunia, maka adalah fakta yang dikenal bahwa dia telah mengasimilasikan para dewa dan agama-agama ke dalam sistemnya dari berbagai negeri kafir yang atasnya ia kuasai. [Cyril Bailey (edit), The Legacy of Rome, hlm 245]. Karena Babel adalah sumber dari paganisme atau kekafiran, dari negeri-negeri ini, kita dapat mengerti bagaimana sebenarnya agama mula-mula dari kekafiran Roma tetapi penyembahan Babel yang telah berkembang kedalam berbagai bentuk dan dalam nama-nama yang berbeda dalam negeri-negeri itu yang kepadanya agama itu telah masuk.

Mengingat ini, kita perhatikan bahwa pada saat itulah -- saat Roma memerintah dunia -- bahwa Juruselamat sejati, Yesus Kristus, dilahirkan, hidup diantara manusia, mati dan bangkit lagi. Dia naik ke surga, menurunkan Roh Kudus-Nya, dan gereja Perjanjian Baru didirikan di bumi. Betapa agungnya hari-hari itu!

Seseorang hanya dengan membaca kitab Kisah Para Rasul untuk melihat betapa hebatnya Allah memberkati umat-Nya pada hari-hari itu. Rombongan orang bertambah pada gereja -- gereja yang sejati. Tanda-tanda heran dan mujizat besar diadakan saat Allah meneguhkan firman-Nya dengan tanda-tanda yang menyertainya. Kekristenan sejati diurapi oleh Roh Kudus, menyapu dunia seperti api di padang rumput. Roh itu melingkari pegunungan dan melewati lautan. Yang membuat para raja gemetar dan tirani menjadi takut. Dikatakan tentang orang-orang Kristen awal, bahwa mereka telah menjungkirbalikkan dunia! -- begitu berkuasanya khotbah dan semangat mereka.

Sebelum begitu banyak tahun berlalu, bagaimanapun juga orang-orang mulai menempatkan diri mereka sebagai "tuan" atas umat Allah mengantikan Roh Kudus. Ketimbang menaklukkan dengan cara-cara rohani dan dengan kebenaran -- seperti pada awal mula -- manusia mulai menggantikan ide mereka dan metode mereka. Usaha-usaha untuk menggabungkan kekafiran kedalam Kekristenan telah dilakukan bahkan pada saat Perjanjian Baru kita sedang ditulis, sebab Paulus menyebut bahwa "misteri kejahatan" telah dan sedang bekerja, dan memperingatkan bahwa akan datang seorang "manusia durhaka" dan ada orang yang akan "meninggalkan iman, mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan" -- doktrin-doktrin palsu dari orang-orang kafir [halaik] (2 Tes. 2:3, 7; 1 Tim. 4:1). Pada saat Yudas menulis kitab yang memuat namanya, adalah penting baginya untuk mendesak umat Allah agar "bersungguh-sungguh berjuang mempertahankan iman yang PERNAH [sudah] disampaikan kepada orang-orang kudus", sebab ada orang tertentu telah menyelusup, yang berusaha untuk mengantikan hal-hal yang bukan bagian dari iman mula-mula (Yudas 1:3, 4).

Kekristenan telah berhadap-hadapan dengan kekafiran [paganisme] Babel dalam berbagai bentuknya yang telah ditegakkan dalam Kekaisaran Romawi. Orang Kristen awal, menolak apapun yang berhubungan dengan kebiasaan dan kepercayaannya. Akibatnya banyak penganiayaan. Banyak orang Kristen didakwa secara palsu, dilemparkan kepada singa-singa, dibakar di tiang pembakaran, dan dalam cara lain disiksa dan mati syahid.

Kemudian perubahan-perubahan besar mulai dilakukan. Kaisar Roma mengaku masuk Kristen. Perintah kaisar disampaikan keseluruh kekaisaran bahwa penganiayaan harus dihentikan. Para uskup diberi tanda jasa yang tinggi. Gereja mulai menerima penghargaan duniawi dan kuasa. Tetapi untuk ini, suatu harga yang mahal harus dibayar! Banyak kompromi telah dibuat dengan agama kafir [paganisme].

Mestinya gereja terpisah dari dunia, malah menjadi bagian dari sistem dunia ini. Merasa mendapat angin, kaisar menginginkan suatu posisi kepemimpinan dalam gereja; sebab dalam paganisme, para kaisar dianggap sebagai dewa. Mulai dari saat itulah, pencampuran agama kafir kedalam Kekristenan dibuat secara luas, teristimewa di Roma. Kami percaya halaman-halaman berikut membuktikan bahwa dulunya percampuran inilah yang menghasilkan sistem itu yang dikenal sekarang sebagai Gereja Roma Katholik. Kami tidak ragu bahwa ada banyak orang Katholik yang baik, tulus hati, dan setia. Bukanlah tujuan kami menganggap ringan atau meremehkan siapapun yang imannya mungkin tidak sependapat dengan kami. Malahan kami berharap bahwa buku ini akan mengilhami orang -- tanpa memperhatikan keanggotaan gereja mereka -- untuk meninggalkan doktrin-doktrin dan kosep-konsep Babel untuk mencari suatu putaran balik ke iman yang pernah disampaikan kepada para orang kudus.


Diterjemahkan oleh: Ev. David Lusikooy, Juni 2001
dari: Babylon Mystery Religion (Bab 1)
Karya: Ralph Woodrow
P.O. Box 124 Riverside, California 92502
ISBN 0-916938-00-X
Catatan: Semua ayat diterjemahkan sesuai dengan King James Version (bukan LAI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar