Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di
atas)
Untuk berlangganan, kirim email ke:
gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com
PBB MEMBERIKAN FORUM BAGI OCEHAN ANTI-ISRAEL
PBB telah sekali lagi menyediakan suatu forum untuk ocehan anti-Israel,
anti-Amerika yang pedas. Kali ini kesempatannya adalah Konferensi
Rasisme di Jenewa. Pembicara utama adalah Mahmoud Ahmadinejad yang
anti-Semit (Anti Yahudi). Kali ini, si anti-Semit diperhadapkan dengan
para pemrotes yang mengejek dia sambil memakai rambut palsu, dan
melemparkan mainan hidung badut yang merah padanya. Para pemrotes
mengangkat papan dengan tulisan “Ini adalah sirkus. Seorang yang
rasis tidak dapat melawan rasisme.” Protes tersebut dipimpin oleh
sebuah grup pelajar Yahudi dari Perancis, yang mengatakan bahwa hidung
badut itu “melambangkan kepalsuan yang dilambangkan oleh konferensi
ini” (”Iran’s Leader Sparks Western Walkout,” USA Today,
20 April 2009). Kami sangat setuju. Tambahan lagi, sekitar 40 orang
diplomat dari Inggris, Perancis, dan negara-negara Eropa lainnya
melakukan walk-out dari pertemuan itu. Amerika Serikat dan delapan
negara lainnya memboikot acara itu dari awalnya. Sekertaris Jenderal
PBB, Ban Ki Moon, mengatakan bahwa dia telah menasihatkan pemimpin Iran
tersebut untuk “menghindari memecah belah konferensi,” tetapi
meminta Ahmadinejad untuk menghindari ocehan-ocehan anti-Israel
mengingatkan saya akan kura-kura yang dibujuk untuk menyeberangkan
kalajengking ke seberang danau. Ketika kalajengking meminta dia untuk
mengantarkannya, kura-kura ragu-ragu, dan berkata, “Tetapi Pak
Kalajengking, kamu akan menyengat saya.” Kalajengking meyakinkandia
bahwa dia tidak akan, karena dia mau sampai ke seberang, jadi kura-kura
setuju. Setengah jalan ke seberang danau, kalajengking itu menyengat
sang kura-kura. Sambil kura-kura itu tenggelam, ia berserug, “Tetapi
Pak Kalajengking, kamu sudah berjanji!” Dan kalajengking itu
tersenyum puas menjawab, “Tetapi kamu sudah tahu bahwa saya seekor
kalajengking.”
MENCABUT LALANG ATAU MENANAM BENIH
Baru-baru ini saya mendengar sebuah khotbah oleh seorang gembala sidang
Baptis Independen yang berpengaruh, yang berbicara dengan nada sangat
negatif tentang pelayanan-pelayanan yang “kritis.” Dia
mengatakan, “Saya mendengar cerita tentang seorang petani tua yang
memutuskan bahwa dia tidak ingin ada satu ilalang pun di pertaniannya.
Ia menyewa tenaga tambahan supaya dapat mencapai tujuannya ini, yaitu
tidak ada satupun ilalang di tanah pertaniannya. Masalahnya adalah, dia
jadinya tidak menanam satu macam tanaman pun. Dan para pemimpin yang
paling memecah-belah dan berorientasikan isu, hidup dengan cara demikian
hari ini dan membahayakan pelayanan mereka sendiri.” Jika ada
waktunya untuk menyuarakan peringatan-peringatan yang saleh, maka hari
inilah waktu tersebut. Namun demikian, ada semacam perlawanan yang
semakin meningkat terhadap peringatan-peringatan seperti itu dalam tubuh
gerakan Baptis Independen. Ada semacam ketidakpedulian terhadap
peringatan yang jelas tentang berbagai isu. Ada yang mengatakan bahwa OK
untuk memperingatkan tentang liberalisme dan kharismatikisme dan
ekumenisme, yaitu hal-hal yang sudah “jauh menyimpang,” tetapi
mereka mengatakan bahwa tidak baik untuk mengkritik sesama Baptis
Independen. Tetapi di manakah dalam Alkitab dikatakan bahwa pengkhotbah
Baptis boleh lepas dari teguran? Banyak orang yang ingin menempatkan
hal-hal seperti musik dan standar berpakaian dan isu versi Alkitab, ke
dalam kategori “hal-hal sampingan” yang tidak perlu dikritik.
Dalam gerakan Baptis Independen sendiri ada banyak campuran
kesalahan-kesalahan dalam isu-isu tersebut. Dalam gerakan ini ada
Kalvinisme, Ruckmanisme, kritik tekstual modern, filosofi Purpose
Driven, Christian rock, Quick Prayerism, dan banyak kesalahan lain.
Faktanya adalah, kita perlu untuk mencabuti ilalang sekaligus menanamkan
benih, bukan salah satunya saja, melainkan keduanya, dan itulah yang
kita lakukan.
Dr. Steven E. Liauw: Gerakan Baptis Independen bukanlah gerakan sinode
yang diatur oleh denominasi pusat. Tiap gereja bertanggung jawab kepada
Tuhan. GBIA Graphe sebagai sebuah gereja Baptis Independen, setuju bahwa
kita perlu mencabut ilalang dan menanam benih. Mencabut ilalang
dilakukan dengan cara menyatakan dan memperingatkan kesalahan-kesalahan
yang banyak dilakukan orang-orang Kristen dan gereja-gereja hari ini.
Menanam benih dilakukan dengan usaha-usaha penginjilan, pendirian
jemaat, PA, pendidikan Alkitab di Sekolah Theologi, dan lain-lain lagi.
ATHEIS MEMENANGKAN HAK UNTUK MEMBATALKAN BAPTISAN BAYINYA
Seorang atheis Inggris telah memenangkan hak untuk membatalkan baptisan
bayinya. John Hunt, seorang perawat, mendapatkan sebuah sertifikat
“pembatalan baptisan” dari National Secular Society yang
menerakan: ” Saya menolak semua pengakuan imannya dan tahyul-tahyul
lain yang serupa, terutama kepercayaan yang berbahaya bahwa bayi perlu
dibersihkan dari dosa asal” (”Atheist Wins Right,” London
Telegraph, 9 April 2009). Catatan tentang pembaptisannya pada tahun 1953
juga diubah oleh Gereja Inggris. Memang benar bahwa baptisan (apakah
baptisan bayi maupun orang dewasa) sama sekali tidak membersihkan dosa,
tetapi Hunt salah total dalam pemikiran bahwa tidak ada Allah, tidak ada
“dosa asal,” dan tidak ada keperluan untuk keselamatan. Alkitab
berkata, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia
oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah
menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa”
(Roma 5:12). Keselamatan bukanlah melalui baptisan, tetapi melalui
pertobatan dan iman dalam Yesus Kristus. Adalah bijak untuk menolak
kekristenan yang palsu, tetapi adalah bodoh untuk menolak kekristenan
yang Alkitabiah.
KEBANYAKAN ORANG YANG MENGAKU KRISTEN DI AS TIDAK PERCAYA SETAN ITU ADA
Menurut jajak pendapat Barna yang baru, mayoritas tinggi orang-orang
yang mengaku Kristen di Amerika tidak percaya bahwa Setan dan Roh Kudus
adalah pribadi-pribadi yang riil. Hanya 35% yang percaya bahwa Setan
adalah “makhluk hidup” dan hanya 25% yang percaya bahwa Roh
Kudus adalah “kuasa yang hidup.” Sisanya percaya bahwa Setan
adalah “simbol kejahatan” dan Roh Kudus adalah “simbol kuasa
atau hadirat Allah” (ChristianityToday.com, 14 April 2009). Akar
permasalahan dari tumpukan penyakit moral dan sosial di Amerika adalah
kesesatan dan kompromi dari gereja-gerejanya. “Sebab itu beginilah
firman TUHAN semesta alam mengenai para nabi itu: “Sesungguhnya, Aku
akan memberi mereka makan ipuh dan minum racun, sebab dari para nabi
Yerusalem telah meluas kefasikan ke seluruh negeri” (Yer. 23:15).
ORANG-ORANG BUDHA MENYERANG GEREJA-GEREJA DI SRI LANKA
Berikut ini disadur dari Compass Direct, 17 April 2009: “Gerombolan
Budha menyerang beberapa gereja di Sri Lanka minggu yang lalu, mengancam
untuk membunuh seorang gembala sidang di propinsi selatan Hambanthota
dan menyerbu sebuah gedung gereja Methodis yang sudah berumur 150 tahun
di ibu kota……Insiden-insiden Paskah ini adalah rangkaian terakhir
dari serangan-serangan terhadap gereja dan individu-individu Kristen
beberapa tahun belakangan, banyak di antaranya dipicu oleh biksu-biksu
Budha yang memprotes pertumbuhan kekristenan di negara itu.
Anggota-anggota Parlemen Sri Lanka bisa jadi akan segera mengesahkan
undang-undang anti-penobatan yang didesain untuk membatasi perpindahan
agama. Organisasi-organisasi hak asasi manusia dan grup-grup Kristen
telah mengkritik bahasa undang-undang itu yang tidak jelas, bahwa jika
disalah tafsirkan, dapat digunakan untuk melawan berbagai aktivitas
rohani…..Menurut sensus pemerintah yang terakhir, Kristen Protestan
berjumlah kurang dari 1 persen total populasi di Sri Lanka, tetapi
mereka tetap saja menjadi target utama kekerasan dan intimidasi yang
berlatarkan agama.”
GEREJA LUTHERAN DI MINNEAPOLIS MENAHBISKAN HOMOSEKSUAL
Gereja Calvary Lutheran di Minneapolis, Minnesota, menahbiskan seorang
homoseksual sebagai gembala pada tanggal 12 April (”At One Lutheran
Church,” Fox News, 11 April 2009). Gembala sidang baru itu, Brad
Froslee, telah tinggal bersama dengan partner laki-lakinya selama lebih
dari lima tahun. Sebelum ini, gereja tersebut digembalakan oleh suatu
tim pasangan suami-istri. ELCA (denominasi dari gereja tersebut) secara
resmi melarang “gembala sidang gay yang tidak selibet,” tetapi
mereka tidak selalu mengharuskan hal ini. Di bulan Agustus, denominasi
liberal tersebut akan melakukan voting mengenai apakah mereka akan
mengubah kebijaksanaan tersebut atau tidak. Sama salahnya menahbiskan
seorang wanita menjadi gembala sidang dengan menahbiskan seorang
homoseksual. Keduanya adalah pelanggaran terhadap standar Allah bagi
seorang gembala di 1 Timotius 3 dan Titus 1.
Dr. Steven E. Liauw: Sungguh disayangkan banyak sekali orang yang hari
ini ingin melayani Tuhan, tetapi pada saat yang sama melanggar Firman
Tuhan. Alkitab menegaskan banyak standar, contohnya bahwa posisi gembala
sidang adalah posisi bagi seorang laki-laki. Banyak wanita yang punya
keinginan baik untuk melayani Tuhan, tetapi pada saat yang sama
melanggar Firman Tuhan. Mereka tidak akan dipuji oleh Tuhan pada hari
penghakiman, tetapi akan melihat pekerjaan mereka terbakar oleh api,
karena terdiri dari kayu, rumput kering, dan jerami. Banyak gereja ikut
mendukung pelanggaran terhadap Firman Tuhan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar