Kegiatan kampanye yang digelar 5-9 Februari 2008 itu selain melibatkan para mahasiswa ITB, juga menyertakan berbagai elemen masyarakat, LSM serta stake holder lainnya.
"Reduksi kantong plastik menjadi fokus karena dianggap sebagai salah satu bentuk penerapan teknologi yang paling sederhana dan aplikatif di masyarakat," kata Ketua Panitia "Anti Plastic Bag Campaign 2008", Cinta Azwirdatari di Bandung, Senin.
Cinta mengatakan, data terakhir jumlah sampah kantong plastik di seluruh dunia mencapai 500 juta hingga satu miliar kantong plastik.
Artinya, kata dia, sampah kantong plastik yang dihasilkan mencapai satu juta plastik per menit.
"Untuk terdekomposisi secara sempurna, plastik membutuhkan waktu sekitar 500 tahun," kata Cinta.
Dalam rangka mendukung kampanye anti kantong sampah itu, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB menggelar rangkaian acara untuk menghimpun dan mengedukasi seluruh unsur masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong plastik secara berlebihan.
Sasaran kampanye anti kantong plastik itu, kata dia, para kawula muda usia 16-25 tahun di samping masyarakat umum.
"Diharapkan kampanye anti kantong plastik ini akan menciptakan trend kesadaran bersikap peduli lingkungan di seluruh Indonesia," kata Cinta.
Sementara itu beberapa tokoh peduli lingkungan ikut mendukung acara itu seperti Sobirin dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) serta Dewi Lestari atau Dewi RSD.
"Penggunaan kantong plastik saat ini sudah dianggap perilaku biasa sehingga dampak sampahnya menggunung dan sulit terurai. Telah saatnya melakukan gerakan mengurangi konsumsi kantong sampah mulai dari tingkat individu," kata Dewi RSD.
Hal sama juga diungkapkan oleh Sobirin dari DPKLTS yang menyebutkan, gerakan anti kantong plastik itu harus dilakukan menyusul tingginya angka penggunaan kantong plastik di masyarakat tanpa ada solusi pengolahan sampahnya.
"Perlu ada political will dari pemerintah terkait sampah plastik ini. Selain itu dukungan berupa kesadaran untuk mengurangi penggunaan kantong plastik di masyarakat itu sangat diperlukan untuk kondisi saat ini," kata Sobirin.
Ia menyebutkan, apabila masalah sampah plastik tidak bisa segera diatasi, maka ke depan akan memunculkan permasalahan serius bagi masyarakat। (*)
Sangat mengerikan memang, kita masyarakat indonesia sudah merasa dimanjakan dengan menggunakan kantong plastik atau kresek atau sangkek atau asoi, apalagi dech namanya. so saatnya menggunakan seperlunya dan jika mungkin beralih ke media lain.
BalasHapus