A father was approached by his small son who told him proudly, 'I know what the Bible means!'
His father smiled and replied, 'What do you mean, you 'know' what the Bible means?
The son replied, 'I do know!'
'Okay,' said his father. 'What does the Bible mean?'
'That's easy, Daddy...' the young boy replied excitedly,' It stands for 'Basic Information Before Leaving Earth.' (This one is my favorite.)
=======
There was a very gracious lady who was mailing an old family Bible to her brother in another part of the country.
'Is there anything breakable in here?' asked the postal clerk.
'Only the Ten Commandments.' answered the lady.
=======
'Somebody has said there are only two kinds of people in the world. There are those who wake up in the morning and say, 'Good morning, Lord,' and there are those who wake up in the morning and say, 'Good Lord, it's morning.'
=======
A minister parked his car in a no-parking zone in a large city because he was short of time and couldn't find a space with a meter.
Then he put a note under the windshield wiper that read: 'I have circled the block 10 times. If I don't park here, I'll miss my appointment. Forgive us our trespasses.'
When he returned, he found a citation from a police officer along with this note 'I've circled this block for 10 years. If I don't give
you a ticket I'll lose my job. Lead us not into temptation.'
=======
There is the story of a pastor who got up one Sunday and announced to his congregation: 'I have good news and bad news. The
good news is, we have enough money to pay for our new building program. The bad news is, it' s still out there in your pockets.'
=======
While driving in Pennsylvania , a family caught up to an Amish carriage. The owner of the carriage obviously had a sense of humor, because attached to the back of the carriage was a hand printed sign... 'Energy efficient vehicle: Runs on oats and grass. Caution:
Do not step in exhaust.'
=======
A Sunday School teacher began her lesson with a question, 'Boys and girls, what do we know about God?'
A hand shot up in the air. 'He is an artist!' said the kindergarten boy.
'Really? How do you know?' the teacher asked.
'You know - Our Father, who does art in Heaven... '
=======
A minister waited in line to have his car filled with gas just before a long holiday weekend. The attendant worked quickly, but there
were many cars ahead of him. Finally, the attendant motioned him toward a vacant pump.
'Reverend,' said the young man, 'I'm so sorry about the delay. It seems as if everyone waits until the last minute to get ready for
a long trip.' The minister chuckled, 'I know what you mean. It's the same in my business.'
=======
People want the front of the bus, the back of the church, and the center of attention.
=======
Sunday after church, a Mom asked her very young daughter what the lesson was about.
The daughter answered, 'Don't be scared, you'll get your quilt.'
Needless to say, the Mom was perplexed. Later in the day, the pastor stopped by for tea and the Mom asked him what that morning's Sunday school lesson was about.
He said 'Be not afraid, thy comforter is coming.'
=======
The minister was preoccupied with thoughts of how he was going to ask the congregation to come up with more money than they
were expecting for repairs to the chur ch building. Therefore, he was annoyed to find that the regular organist was sick and a
substitute had been brought in at the last minute The substitute wanted to know what to play.
'Here's a copy of the service,' he said impatiently. 'But, you'll have to think of something to play after I make the announcement
about the finances.'
During the service, the minister paused and said, 'Brothers and Sisters, we are in great difficulty; the roof repairs cost twice as much
as we expected and we need $4,000 more. Any of you who can pledge $100 or more, please stand up'
At that moment, the substitute organist played 'The Star Spangled Banner.'
And that is how the substitute became the regular organist!
========
Give me a sense of humor, Lord,
Give me the grace to see a joke,
To get some humor out of life,
And pass it on to other folk!
(fr: milis)
Artikel Rohani menarik, Isu Teologi, Cinta, Humor dan perenungan. Fundamental-Baptist-Independent-Alkitabiah, Dispensational in theology, Pre-Tribulational Rapture Pre-millennial, Textus Receptus and Masoretic Text (traditional-text based), Baptism by immersion, Six-day literal creation, Literal and Grammatical and Historical in hermeneutics
Jumat, Oktober 31, 2008
Kamis, Oktober 30, 2008
Peraturan Aneh Di Seluruh Dunia
Walau kitab hukum dan perundangan dibuat dengan serius, ternyata ada juga yang isinya unik, lucu dan konyol.
THAILAND :
Dilarang keluar rumah tanpa mengenakan celana dalam. (ketauan pake ngga pakenya gimana dong?)
FILIPINA :
Untuk mengurangi tingkat kemacatan lalu lintas kota Manila , ditetapkan bahwa :
Kendaraan bernomor akhir 1 atau 2 tidak diizinkan beroperasi di hari S eni n.
Sedangkan angka 3 & 4 tidak boleh di hari Selasa, 5 & 6 tidak boleh di hari Rabu, 7 & 8 tidak boleh di hari Kamis, 9 & 0 tidak boleh di hari Jumat. Peraturan
ini berlaku sejak pukul 07.00 pagi setiap harinya.
SWISS :
a. Dilarang berkebun di hari minggu. Alasannya : BERISIK!!!
b. Walau warga Swiss dilarang menjual, membeli, menyelundupkan, dan memproduksi minuman beralkohol, tapi mereka diizinkan untuk mengkonsumsinya.
SWEDIA :
Dilarang mengecat rumah tanpa ijin dari pemerintah dan harus menggunakan cat yang sudah mendapat sertifikat / ijin dari pemerintah.
KOREA SELATAN :
Para polisi wajib melaporkan jumlah uang suap yang mereka terima dari para pengendara yang mereka tilang.
SINGAPURA :
a. Dilarang menjual Permen karet di Singapura.
b. Dilarang berjalan tanpa busana (bugil)
c. Tidak menyiram setelah buang air di toilet, dapat dikenakan denda.
d. Jika Anda tertangkap basah meludah sebanyak 3X, Anda diwajibkan membersihkan jalan di hari Minggu dengan menenteng tulisan di dada "I am a Litterer"
(Saya seorang Peludah)
e. Dilarang pipis di dalam lift / elevator. (YA IYAAAAAAALAAAAHHHH>>>GILA APA PIPIS DI LiFT)
UNITED KINGDOM :
a. Dilarang menjual sayuran di hari minggu (kecuali wortel).
b. Wanita dilarang makan coklat di tempat umum.
c. Mengambil barang yang dibuang, dapat diancam hukuman Pidana Terorisme.
MEKSIKO :
a. Wanita yang bekerja di kantor pemerintahan dilarang mengenakan rok mini atau pakaian yang dapat "memprovokasi" rekan kerja selama jam kerja.
b. Dilarang memaki di tempat umum.
ITALIA :
a. Pria yang mengenakan rok mini di tempat umum dikenakan hukuman kurungan.(YA IYALAAAAH>>>ANEH SOALNYA....)
b. Memukul orang dengan kepalan tangan dian cam hukum pidana penganiayaan. Tapi menghajar orang dengan meja dan kursi dapat dian ggap membela diri.( Gila...
trus apa bedanya????? ?)
AUSTRALIA :
a. Anak-anak berusia di atas 18 tahun (dibawah 21) dilarang membeli rokok, tapi diizinkan merokok.
b. Dilarang mengangkat telepon pada deringan pertama.(KENAPA DILARANG SIIIH…GA PENTING)
c. Hanya Petugas Listrik berizin yang boleh mengganti lampu rumah.
d. Dilarang mengenakan celana Hot Pink di hari minggu. (huahahahaha. ..)
YUNANI :
Dilarang mengenakan topi di stadium olahraga, karena dapat mengganggu pandangan orang lain.
CHINA :
Hanya anak cerdas yang boleh kuliah (dan ini harus bisa dibuktikan dengan ijazah ujian Negara yang diterimanya) .
KANADA :
a. Dilarang mencopot plester luka di tempat umum.
b. Dilarang menyirami tananam di kebun saat sedang hujan.
c. Dilarang pipis di semua tempat di Kanada (kecuali toilet rumah Anda sendiri). (trus kalo kebelet gimana? aneh deh...)
d. Dilarang memanjat pohon.
PERANCIS :
a. Dilarang berciuman di kereta bawah tanah.
b. Dilarang menamai babi peliharaan Anda "Napo leon ". (MAKSA DEH AAAAH….)
ISRAEL :
a. Dilarang memelihara babi di tanah Israel . Orang yang meakukannya akan ditembak mati. (sadis euy..)
b. Dilarang ngupil di hari Sabat (Sabtu / Minggu). (rupanya ngupil juga perlu istirahat pas weekend :D)
c. Dilarang naik sepeda, kecuali punya izin mengendarai sepeda.
AMERIKA :
1. ARIZONA :
a. Pemerintah Arizona melarang para pemburu melakukan aktivitas pemburuan onta di Arizona. (Masalahnya : Onta tidak hidup / tidak ada di Arizona. Lalu
buat apa memberlakukan undang-undang itu? *bingung*)
b. Dilarang m eni rukan gaya Pendeta / Pastor setempat.
c. Dilarang mengendarai mobil tanpa sepatu.
d. Dilarang bermain domino di hari Minggu.
e. Dilarang memakai kumis palsu di gereja.
f. Hukuman mati diberlakukan bagi siapapun yang menaburkan garam di atas rel kereta api.
g. Dilarang mengendarai mobil dengan mata tertutup.
2. ALASKA :
a. Dilarang memfoto beruang yang lagi tidur.
b. Dilarang mengikat anjing peliharaan di atas kap / atap mobil.
c. Dilarang memberi minum bir pada rusa.
d. Dilarang berjalan-jalan sambil membawa busur dan anak panah.
3. ARKANSAS :
a. Pria diizinkan memukuli istinya, tapi tidak boleh lebih dari 1 kali sebulan. (WHAT??!!)
b. Dilarang memelihara buaya di dalam bathtub. (idiiih…. Siapa juga yg mau????)
c. Pria dan wanita yang ketahuan saling menggoda di tengah jalan, akan dikenakan 30 hari penjara.
d. Dilarang membawa sapi berjalan-jalan di jalan utama setelah lewat jam 1 dini hari di hari Minggu.
4. CALIFORNIA :
a. Binatang peliharaan dilarang dibiarkan berhubungan intim di sekitar l oka si s eko lah, taman, dan tempat ibadah.
b. Wanita dilarang mengendarai mobil mengenakan daster.
c. Mobil tanpa pengemudi dilarang ngebut di jalan.(YA IAYALAAAAAAAAAAH)
d. Dilarang bersepeda di kolam renang. (APALAGI INI…)
e. Dilarang mengenakan sepatu boot koboi, kecuali Anda memelihara sapi minimal 2 ekor.
f. Dilarang memelihara binatang berwarna hijau dan berbau menyengat.
g. Dilarang bermain bowling di trotoar.
5. COLORADO :
a. Dilarang berd eba t dengan polisi, kecuali kendaraan Anda dihentikan olehnya.
b. Dilarang mendirikan bangunan di tengah jalan. (YA IYALAAAH…GILA APA…????)
6. CONNECTICUT
a. Dilarang mengendarai sepeda dengan kecepatan lebih dari 90 km / jam.
b. Pria dilarang mencium istrinya di hari Minggu. (ANEEEH…SIRIK AJAH…)
c. Mobil pemadam k eba karan tidak diizinkan ngebut lebih dari 40 km / jam, walau sedang menuju ke l oka si k eba karang sekalipun.
d. Penata rias / kecantikan dilarang bersiul, berdendang, ataupun bernyanyi saat melayani pelanggan.
7. FLORIDA :
a. Konstitusi Negara menjamin babi-babi hamil b eba s dari ancaman penjara, untuk tindakan apapun yang mereka lakukan.
b. Denda akan diberikan pada wanita yang tertidur saat rambutnya di-hair dryer, kecuali dia adalah pemilik salon.
c. Dilarang bernyanyi di depan umum sambil mengenakan pakaian renang.
d. Dilarang kentut di tempat umum setelah jam 6 sore.
e. Dilarang memecahkan piring dan gelas lebih dari 3 buah sehari.
8. NEW YORK :
a. Dilarang menyapa orang sambil ngupil.
b. Dilarang mengenakan sandal setelah lewat jam 10 malam.
c. Pria dilarang keluar dengan mengenakan jaket dan celana yang gak matching.(WHAT… ??? KALO LAGI GAK MODE SERBA MATCHING GMANA???)
d. Pria dilarang keluar rumah topless (tidak mengenakan baju atasan). (FYI : Ini adalah hukum tertua di New York karena telah diberlakukan sejak tahun
1900.)
e. Dilarang menyeruput sup.
f. Dilarang makan sambil berenang di lautan. (KITA SIH UDAH TAUUUUU….)
9. WASHINGTON :
a. Dilarang menyusui anak di tempat umum.
b. Dilarang menari dan minum di waktu bersamaan.
THAILAND :
Dilarang keluar rumah tanpa mengenakan celana dalam. (ketauan pake ngga pakenya gimana dong?)
FILIPINA :
Untuk mengurangi tingkat kemacatan lalu lintas kota Manila , ditetapkan bahwa :
Kendaraan bernomor akhir 1 atau 2 tidak diizinkan beroperasi di hari S eni n.
Sedangkan angka 3 & 4 tidak boleh di hari Selasa, 5 & 6 tidak boleh di hari Rabu, 7 & 8 tidak boleh di hari Kamis, 9 & 0 tidak boleh di hari Jumat. Peraturan
ini berlaku sejak pukul 07.00 pagi setiap harinya.
SWISS :
a. Dilarang berkebun di hari minggu. Alasannya : BERISIK!!!
b. Walau warga Swiss dilarang menjual, membeli, menyelundupkan, dan memproduksi minuman beralkohol, tapi mereka diizinkan untuk mengkonsumsinya.
SWEDIA :
Dilarang mengecat rumah tanpa ijin dari pemerintah dan harus menggunakan cat yang sudah mendapat sertifikat / ijin dari pemerintah.
KOREA SELATAN :
Para polisi wajib melaporkan jumlah uang suap yang mereka terima dari para pengendara yang mereka tilang.
SINGAPURA :
a. Dilarang menjual Permen karet di Singapura.
b. Dilarang berjalan tanpa busana (bugil)
c. Tidak menyiram setelah buang air di toilet, dapat dikenakan denda.
d. Jika Anda tertangkap basah meludah sebanyak 3X, Anda diwajibkan membersihkan jalan di hari Minggu dengan menenteng tulisan di dada "I am a Litterer"
(Saya seorang Peludah)
e. Dilarang pipis di dalam lift / elevator. (YA IYAAAAAAALAAAAHHHH>>>GILA APA PIPIS DI LiFT)
UNITED KINGDOM :
a. Dilarang menjual sayuran di hari minggu (kecuali wortel).
b. Wanita dilarang makan coklat di tempat umum.
c. Mengambil barang yang dibuang, dapat diancam hukuman Pidana Terorisme.
MEKSIKO :
a. Wanita yang bekerja di kantor pemerintahan dilarang mengenakan rok mini atau pakaian yang dapat "memprovokasi" rekan kerja selama jam kerja.
b. Dilarang memaki di tempat umum.
ITALIA :
a. Pria yang mengenakan rok mini di tempat umum dikenakan hukuman kurungan.(YA IYALAAAAH>>>ANEH SOALNYA....)
b. Memukul orang dengan kepalan tangan dian cam hukum pidana penganiayaan. Tapi menghajar orang dengan meja dan kursi dapat dian ggap membela diri.( Gila...
trus apa bedanya????? ?)
AUSTRALIA :
a. Anak-anak berusia di atas 18 tahun (dibawah 21) dilarang membeli rokok, tapi diizinkan merokok.
b. Dilarang mengangkat telepon pada deringan pertama.(KENAPA DILARANG SIIIH…GA PENTING)
c. Hanya Petugas Listrik berizin yang boleh mengganti lampu rumah.
d. Dilarang mengenakan celana Hot Pink di hari minggu. (huahahahaha. ..)
YUNANI :
Dilarang mengenakan topi di stadium olahraga, karena dapat mengganggu pandangan orang lain.
CHINA :
Hanya anak cerdas yang boleh kuliah (dan ini harus bisa dibuktikan dengan ijazah ujian Negara yang diterimanya) .
KANADA :
a. Dilarang mencopot plester luka di tempat umum.
b. Dilarang menyirami tananam di kebun saat sedang hujan.
c. Dilarang pipis di semua tempat di Kanada (kecuali toilet rumah Anda sendiri). (trus kalo kebelet gimana? aneh deh...)
d. Dilarang memanjat pohon.
PERANCIS :
a. Dilarang berciuman di kereta bawah tanah.
b. Dilarang menamai babi peliharaan Anda "Napo leon ". (MAKSA DEH AAAAH….)
ISRAEL :
a. Dilarang memelihara babi di tanah Israel . Orang yang meakukannya akan ditembak mati. (sadis euy..)
b. Dilarang ngupil di hari Sabat (Sabtu / Minggu). (rupanya ngupil juga perlu istirahat pas weekend :D)
c. Dilarang naik sepeda, kecuali punya izin mengendarai sepeda.
AMERIKA :
1. ARIZONA :
a. Pemerintah Arizona melarang para pemburu melakukan aktivitas pemburuan onta di Arizona. (Masalahnya : Onta tidak hidup / tidak ada di Arizona. Lalu
buat apa memberlakukan undang-undang itu? *bingung*)
b. Dilarang m eni rukan gaya Pendeta / Pastor setempat.
c. Dilarang mengendarai mobil tanpa sepatu.
d. Dilarang bermain domino di hari Minggu.
e. Dilarang memakai kumis palsu di gereja.
f. Hukuman mati diberlakukan bagi siapapun yang menaburkan garam di atas rel kereta api.
g. Dilarang mengendarai mobil dengan mata tertutup.
2. ALASKA :
a. Dilarang memfoto beruang yang lagi tidur.
b. Dilarang mengikat anjing peliharaan di atas kap / atap mobil.
c. Dilarang memberi minum bir pada rusa.
d. Dilarang berjalan-jalan sambil membawa busur dan anak panah.
3. ARKANSAS :
a. Pria diizinkan memukuli istinya, tapi tidak boleh lebih dari 1 kali sebulan. (WHAT??!!)
b. Dilarang memelihara buaya di dalam bathtub. (idiiih…. Siapa juga yg mau????)
c. Pria dan wanita yang ketahuan saling menggoda di tengah jalan, akan dikenakan 30 hari penjara.
d. Dilarang membawa sapi berjalan-jalan di jalan utama setelah lewat jam 1 dini hari di hari Minggu.
4. CALIFORNIA :
a. Binatang peliharaan dilarang dibiarkan berhubungan intim di sekitar l oka si s eko lah, taman, dan tempat ibadah.
b. Wanita dilarang mengendarai mobil mengenakan daster.
c. Mobil tanpa pengemudi dilarang ngebut di jalan.(YA IAYALAAAAAAAAAAH)
d. Dilarang bersepeda di kolam renang. (APALAGI INI…)
e. Dilarang mengenakan sepatu boot koboi, kecuali Anda memelihara sapi minimal 2 ekor.
f. Dilarang memelihara binatang berwarna hijau dan berbau menyengat.
g. Dilarang bermain bowling di trotoar.
5. COLORADO :
a. Dilarang berd eba t dengan polisi, kecuali kendaraan Anda dihentikan olehnya.
b. Dilarang mendirikan bangunan di tengah jalan. (YA IYALAAAH…GILA APA…????)
6. CONNECTICUT
a. Dilarang mengendarai sepeda dengan kecepatan lebih dari 90 km / jam.
b. Pria dilarang mencium istrinya di hari Minggu. (ANEEEH…SIRIK AJAH…)
c. Mobil pemadam k eba karan tidak diizinkan ngebut lebih dari 40 km / jam, walau sedang menuju ke l oka si k eba karang sekalipun.
d. Penata rias / kecantikan dilarang bersiul, berdendang, ataupun bernyanyi saat melayani pelanggan.
7. FLORIDA :
a. Konstitusi Negara menjamin babi-babi hamil b eba s dari ancaman penjara, untuk tindakan apapun yang mereka lakukan.
b. Denda akan diberikan pada wanita yang tertidur saat rambutnya di-hair dryer, kecuali dia adalah pemilik salon.
c. Dilarang bernyanyi di depan umum sambil mengenakan pakaian renang.
d. Dilarang kentut di tempat umum setelah jam 6 sore.
e. Dilarang memecahkan piring dan gelas lebih dari 3 buah sehari.
8. NEW YORK :
a. Dilarang menyapa orang sambil ngupil.
b. Dilarang mengenakan sandal setelah lewat jam 10 malam.
c. Pria dilarang keluar dengan mengenakan jaket dan celana yang gak matching.(WHAT… ??? KALO LAGI GAK MODE SERBA MATCHING GMANA???)
d. Pria dilarang keluar rumah topless (tidak mengenakan baju atasan). (FYI : Ini adalah hukum tertua di New York karena telah diberlakukan sejak tahun
1900.)
e. Dilarang menyeruput sup.
f. Dilarang makan sambil berenang di lautan. (KITA SIH UDAH TAUUUUU….)
9. WASHINGTON :
a. Dilarang menyusui anak di tempat umum.
b. Dilarang menari dan minum di waktu bersamaan.
INILAH KABAR BAIK ITU
Salah satu hal yang paling kita syukurkan dalam hidup ini ialah diciptakannya kita sebagai manusia yang berakal. Akal itu telah membuat kita bisa berpikir, bahkan memutuskan sesuatu untuk diri kita. Kita juga bisa mengetahui sesuatu bahkan menyelidiki segala sesuatu yang kita ketahui sebelum kita mengambil keputusan untuk mempercayainya. Seharusnya akal budi pada seseorang akan secara otomatis menghindarkan dia dari iman yang buta, yaitu mempercayai sesuatu yang tidak difahaminya. Sebab akal budi akan mendorong seseorang untuk bertanya sebelum ia mempercayai sesuatu.
Namun kelihatannya tidak semua manusia mengkaryakan akal budinya secara maksimal. Dengan gampang dapat kita temukan orang-orang yang mempercayai hal-hal yang tidak difahami tanpa disadari bahwa ada resiko dalam mengimani sesuatu, mengingat pernyataan raja Salomo dalam kitab Amsal 14:12
HUMOR ABIIIIZZZZZ..........
Darling
Seorang manager di sebuah perusahaan melihat ada seorang pegawai baru.
Lalu dia menyuruh pegawai baru itu untuk datang ke ruangannya.
"Siapa namamu?" adalah pertanyaan pertama yang diajukan manager pada
pegawai baru itu. "John," jawab si pegawai.
Manager tampak marah, "Dengar...aku nggak tahu tempatmu seperti apa
dulu
kamu bekerja, tapi aku tidak memanggil karyawanku dengan nama depan
mereka. Itu melanggar etika dan akan menjatuhkan martabat. Aku hanya
akan
memanggil pegawaiku dengan nama keluarganya seperti ... Smith, Jones,
Baker... Mengerti, ya? Parakaryawan di sini memanggilku Mr. Robertson.
Nah, karena sekarang masalahnya sudah jelas, katakan siapa nama
keluargamu?"
Pegawai itu dengan mengeluh menjawab, "Darling. Nama lengkap saya
adalah
John Darling." "Saya setuju, saya panggil kamu John saja........"
Ajal Yang Tertunda
Seorang penjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja dikepung
sekelompok
primitif yang haus darah. "Oo... Tuhan matilah aku," gumamnya.
Tiba-tiba dari langit di atasnya ada kilatan cahaya dan terdengar
suara menggema:
"Tidak anakku..., ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu
itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu."
Si penjelajah itu pun mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombol
itu, dan memukulkan batu itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga hingga ia
mati seketika.
Dia berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika 100 orang primitif
itu mengepungnya dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya
terbunuh.
Kilatan dari langit itu muncul lagi dengan suara menggema: "Nah,
sekarang... baru ajalmu tiba anakku...."
Masih Bayar
Anak : Ayah berapa sih biaya kalau mau menikah?
Ayah : Sambil memperhatikan wajah anak laki-lakinya yang polos itu.
Entahlah nak, karena sampai sekarang Ayah masih bayar terus kepada
ibumu.
Kejutan
Seorang Presiden berkata kepada tukang sapu di istana, "Coba buat
sebuah
kejutan padaku, dan kemudian buat pula permintaan maaf atas kejutan
itu yang jauh lebih mengejutkan lagi".
Begitulah, beberapa hari kemudian Sang Presiden sedang berdiri di
jendela
Istana, memandang keindahan taman di bawahnya. Dengan berjingkat-
jingkat
si tukang sapu mendekat lalu mencubit pantat Sang Presiden.
"Hei, gila, apa-apaan ini !" teriak Presiden dengan sangat terkejut.
"Oh, maaf, Bapak Presiden," sahut si tukang sapu. "Tadinya saya
sangka
Bapak adalah Ibu Negara .... "
Berbisa
Dua ekor ular sedang menelusuri sawah mencari mangsa. Tiba- tiba ular
pertama bertanya, "Kita ini jenis ular yang berbisa nggak sih?"
"Entahlah, aku tak tahu. Emangnya kenapa?"
"Barusan aku tak sengaja menggigit bibirku ...."
Tiga Kemungkinan
Malam menjelang ujian, seorang mahasiswa melempar undi dengan
koin. "Kalau
muncul gambar, saya akan tidur; kalau angka, saya akan nonton teve.
Kalau koin ini bisa berdiri, saya akan belajar."
Filsuf Sakti
Tiga orang filsuf bermaksud untuk bersemedi di tepi sebuah
danau. "Waduh,
aku lupa membawa alas duduk," kata filsuf pertama.
Ia lalu pamit, melangkahkan kakinya di atas air danau, dan
menyeberanginya
menuju ke tempat tinggal mereka di seberang
danau. Ketika ia sudah kembali, filsuf ke dua berkata,"Aku lupa
menjemur
bajuku. Aku pergi dulu ya." Ia berjalan di atas air danau dan
menyeberanginya dengan mudah.
Filsuf ke tiga berpikir bahwa kedua rekannya itu pasti ingin unjuk
kebolehan di hadapannya. "Ah, aku juga bisa. Lihat saja," katanya.
Ia lalu melangkahkan kakinya ke atas air danau dan langsung
tenggelam.Filsuf ke tiga ini berusaha berenang ke tepi, mencoba lagi
berjalan di atas air lagi dan gagal.
Ia terus mencoba sampai akhirnya filsuf ke dua berkata kepada filsuf
Pertama, "Sebaiknya kita beritahukan saja letak batu-batunya. "
Kendaraan Di Surga
Tiga pria meninggal dan masuk surga.
Surga mempunyai peraturan bahwa setiap orang baik jahat maupun orang
baik
akan mendapat kendaraan yang pantas dengan perbuatannya.
Lelaki pertama tiba dan malaikat bertanya, "Berapa tahun kamu
menikah?"
Jawab lelaki pertama, "20 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati
istrimu?"
Jawab lelaki pertama, "5 kali"
"Baiklah," jawab sang malaikat, "Kamu boleh masuk tapi hanya
mendapat
Kijang"
Lelaki pertamapun berlalu dengan Kijangnya.
Berikutnya adalah lelaki kedua. "Berapa tahun kamu menikah?"
Jawab lelaki kedua, "30 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati
istrimu?" "2
kali"
"Lumayan... Kamu pantas mendapatkan BMW"
Tibalah kini lelaki ketiga dan malaikatpun mengajukan pertanyaan yang
sama
yang di jawab si lelaki ketiga, "50 tahun"
"Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" "Tidak pernah"
"Luar biasa!
Ini kunci untuk Ferrari"
Suatu hari, tatkala lelaki pertama dan kedua tadi tengah mengendarai
mobilnya, mereka melihat lelaki ketiga duduk di tepi jalan sambil
menangis.
Mereka menghampirinya dan bertanya "Ngapain kamu nangis? ga' puas
sama
Ferrari ?"
Jawab lelaki ketiga sambil mengusap air matanya, "Tadi aku berpapasan
dengan istriku yang sedang naik sepeda"
Tanpa Kata-kata
Kira-kira satu - dua abad yang lalu, Paus memutuskan bahwa seluruh
Yahudi harus meninggalkan Roma, yang tentu saja kemudian menimbulkan
keresahan dan penolakan dari bangsa Yahudi tersebut.
Kemudian Paus menawarkan untuk mengadakan debat religius dengan
seorang anggota komunitas Yahudi, yang mana jika orang Yahudi pilihan
tersebut menang, maka bangsa Yahudi boleh tetap tinggal di Roma. Sebaliknya,
jika Paus yang menang, maka bangsa Yahudi harus segera meninggalkan Roma.
Bangsa Yahudi sadar, bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Lalu
mereka kemudian memilih seorang pemuda yang bernama Moshe sebagai calon
dari pihak Yahudi. Moshe kemudian mengajukan syarat, dimana, agar lebih
menarik, debat dilakukan tanpa berkata-kata.
Paus kemudian menyetujui persyaratan tersebut, lalu pertandingan pun
dimulai.
Pada saat debat dimulai, Moshe dan Paus duduk saling berhadapan.
Setelah kira-kira berjalan satu menit, Paus kemudian mengangkat
tangannya
dan menunjukkan tiga jari.
Moshe memandang sebentar kepada Paus lalu kemudian menunjukkan satu
jarinya.
Paus kemudian membentuk lingkaran dengan jarinya di atas kepalanya.
Moshe
membalas dengan menunjuk ke tanah. Paus lalu mengeluarkan sebuah
wafer dan
segelas anggur. Dimana kemudian Moshe membalas dengan mengeluarkan
sebutir apel.
Paus kemudian berdiri dan berkata ,"Saya menyerah kalah. Orang ini
terlalu
tangguh. Bangsa Yahudi boleh tinggal." Satu jam
kemudian, Kardinal sibuk menanyai Paus atas apa yang telah terjadi.
Paus menjawab, "Pertama, aku mengangkat tiga jari ku sebagai lambang
trinitas. Dia merespon dengan mengangkat satu jarinya untuk
mengingatkanku bahwa tetap hanya ada satu Tuhan untuk kedua agama kami.
Kemudian aku membentuk lingkaran disekelilingku yang menunjukkan
bahwa Tuhan ada di sekitar kita. Dia membalasnya dengan menunjuk ke tanah
dan menunjukkan bahwa Tuhan juga sekarang ada bersama kita.
Aku mengeluarkan sebuah wafer dan segelas anggur menunjukkan bahwa
Tuhan akan menebus dosa-dosa kita. Dia kemudian mengeluarkan sebutir apel
untuk mengingatkanku akan dosa awal umat manusia. Dia memiliki jawaban atas
segalanya. Apa yang dapat aku lakukan ?"
Sementara itu, bangsa Yahudi sibuk mengelilingi moshe. "Apa yang
terjadi? " tanya mereka.
"Well," kata Moshe. "Pertama dia mengatakan padaku bahwa bangsa
Yahudi memiliki 3 hari untuk pergi dari sini. Aku katakan padanya bahwa
tidak satu orang pun dari kita yang akan pergi. Kemudian dia mengatakan
padaku bahwa seluruh kota akan dibersihkan dari bangsa Yahudi. Kemudian aku
tegaskan kepada mereka bahwa kita akan tetap tinggal disini." "Ya,
ya,..
lalu ? "tanya mereka. "Aku tidak tahu," kata Moshe. "Dia
mengeluarkan bekalnya dan aku pun mengeluarkan bekalku."
Pemadam Kebakaran
Pada suatu hari,terjadi kebakaran di sebuah sumur minyak.Perusahaan
pemilik sumur minyak itu memanggil petugas pemadam kebakaran yang
sudah ahli.
Lalu datanglah sekitar 15 mobil pemadam kebakaran yang elit. Ternyata
panas yang dikeluarkan api itu terlalu tinggi.. sampai2
mereka tidak bisa mendekat lebih dari jarak 1 km dari sumur itu.Pada
saat semuanya merasa putus asa, datanglah sebuah mobil pemadam kebakaran
yang sudah agak tua.Sambil terseok seok mobil itu melaju dan berhenti pada
jarak 10 m dari sumur yang panas itu.Lalu petugas di dalamnya
berlompatan keluar dan saling menyiramkan air pada diri mereka masing2 dan
berhasil menaklukkan api tersebut.
Karena senang dan merasa diselamatkan, pemilik perusahaan itu
memberikan
hadiah sebesar 50 juta pada tim yang berani itu.Lalu
pemilik perusahaan minyak itu bertanya : "Akan diapakan uang sebesar
itu?"
Ketika diberi pertanyaan itu, pimpinan regu tersebut menjawab dengan
nada datar, "Pertama-tama kami ingin memperbaiki rem mobil sialan itu!".
Si Anto
Si Anto adalah anak SD kelas satu......selain juara di kelasnya, dia
cukup
ganteng juga lah. Dia punya satu teman sekolah namanya
Clara....si Clara cantik dan manis.
Singkat cerita, si Anto jatuh hati sama si Clara...ternyata Clara
juga
punya hati ama si Anto. Suatu hari, karena kagak tahan lagi si
Anto berkata kepada si Clara, "Clara, kamu tahu aku suka kepadamu.
Sayang kita masih kecil.....bila nanti kita udah dewasa, kita menikah
ya...?!"
Dengan wajah yang memerah merona, si Clara menjawab "Anto, bukannya
aku menolak....aku sih mau aja...Tapi dalam keluarga kami, kami hanya
menikah
sesama kerabat saja. Paman menikah dengan bibi, kakek menikah dengan
nenek, dan bahkan papa menikah dengan mama......padahal kan kamu
bukan kerabat aku Anto."
Mendengar jawaban si Clara, si Anto tidak masuk satu minggu karena
patah hati....
Tiga Monyet
Adaseorang bapak ingin membeli seekor monyet.
Maka pergilah ia ke pasar monyet. Disana ia ketemu dengan seorang
penjual monyet yang sedang menjual tiga ekor monyet.
Monyet-monyet itu terdiri dari monyet besar sedang dan kecil.
Sang bapak kemudian menawar untuk monyet yang besar.
Bapak : "Berapa harga monyet yang itu bang?", sambil menunjuk monyet
yang besar.
Pedagang : "Oh itu 1 juta pak."
Bapak : "Lho kok mahal sekali ya!"
Pedagang : "Oh tentu saja, Pak. Monyet itu bisa menari"
"Oh, bagus sekali ya!", timpal sang bapak.
"Kalo yang sedangnya, berapa mas?", lanjut sang Bapak.
"Oh itu 1,5 juta pak," kata si penjual.
"Lho kok lebih mahal bang!", protes sang bapak.
"Oh iya, Pak. Selain bisa nari dia juga bisa nyanyi", kata penjual.
Bukan main kagumnya bapak tersebut. Tapi untuk menghemat biaya maka
si bapak menawar untuk monyet yang kecil.
"Kalo gitu saya yang kecil saja deh," kata bapak.
"Oh kalo yang itu harganya 2 juta pak,"kata si penjual.
"Lho kok lebih mahal lagi bang? Emangnya dia bisa apa saja sih?" kata
bapak itu.
"Oh kalo yang itu saya tidak tahu pak," kata penjual.
"Trus kenapa harganya paling mahal?" tanya si bapak.
Dengan tenang si penjual menjawab, "Yang saya tahu kedua monyet ini
memanggil bos padanya."
Kura-kura Kecil dan Sepasang Burung Seekor kura-kura kecil sedang
memanjat pohon dengan sangat perlahan. Setelah berjam-jam akhirnya dia sampai
juga di puncak pohon. Kemudian dari puncak pohon dia melompat ke udara dan
melambai lambaikan kedua kaki depannya, lalu jatuh gedebug ketanah
dengan keras. Lalu pingsan...
Setelah siuman dari pingsannya, dia mulai lagi memanjat pohon tadi,
kemudian melompat lagi keudara dan jatuh gedebug lagi ketanah.
Begitu dilakukan kura kecil itu hingga berurang kali, sementara
sepasang burung yang hinggap di dahan pohon itu terus mengawasi kura-kura
kecil yang sudah sekarat kesakitan itu.
Tiba-tiba burung betina berkata kepada burung jantannya, "Mas.., saya
rasa sudah waktunya kita berterus terang kepada kura-kura kecil kita kalau
dia itu kita adopsi".
Mas Bambang
Atas saran dokter, Bambang disuruh opname di rumah sakit Singapore
karena
penyakitnya agak parah. Sesampainya di RS, Bambang dibawa ke kamar
dan
dipasangin infus kiri kanan.
Beberapa jam kemudian, ada satu lagi pasien orang bule yang
keliatannya
sakit parah dan ditaro disebelah Bambang. Si bule walaupun
kelihatannya
lemah, dia masih mencoba berkomunikasi dengan Bambang. Dia mengangkat
tangannya dg susah payah dan bilang, "American...
" Bambang yg juga sedang lemah, menjawab, "Indonesian. .."
Setelah itu dua2nya pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian
mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi.
Si bule berkata dg lemah, "James...." dijawab dg susah payah oleh
Bambang, "Bambang.... " abis itu mereka pingsan lagi.
Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka berdua masih mencoba
melanjutkan pembicaraannya. " Texas ...." kata si bule,
dijawab Bambang, "Cilacap.... " pingsan lagi.
Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi2 masih mencoba untuk ngobrol.
Si bule yg udah ampir kehabisan napas
bilang,"Cancer. .." Dan dengan sisa2 napas yang ada Bambang nyahut,
"Sagitarius. .."
Seorang manager di sebuah perusahaan melihat ada seorang pegawai baru.
Lalu dia menyuruh pegawai baru itu untuk datang ke ruangannya.
"Siapa namamu?" adalah pertanyaan pertama yang diajukan manager pada
pegawai baru itu. "John," jawab si pegawai.
Manager tampak marah, "Dengar...aku nggak tahu tempatmu seperti apa
dulu
kamu bekerja, tapi aku tidak memanggil karyawanku dengan nama depan
mereka. Itu melanggar etika dan akan menjatuhkan martabat. Aku hanya
akan
memanggil pegawaiku dengan nama keluarganya seperti ... Smith, Jones,
Baker... Mengerti, ya? Parakaryawan di sini memanggilku Mr. Robertson.
Nah, karena sekarang masalahnya sudah jelas, katakan siapa nama
keluargamu?"
Pegawai itu dengan mengeluh menjawab, "Darling. Nama lengkap saya
adalah
John Darling." "Saya setuju, saya panggil kamu John saja........"
Ajal Yang Tertunda
Seorang penjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja dikepung
sekelompok
primitif yang haus darah. "Oo... Tuhan matilah aku," gumamnya.
Tiba-tiba dari langit di atasnya ada kilatan cahaya dan terdengar
suara menggema:
"Tidak anakku..., ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu
itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang tepat berdiri di depanmu."
Si penjelajah itu pun mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombol
itu, dan memukulkan batu itu ke kepala si pemimpin sekuat tenaga hingga ia
mati seketika.
Dia berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika 100 orang primitif
itu mengepungnya dengan muka sangat marah karena melihat pemimpinnya
terbunuh.
Kilatan dari langit itu muncul lagi dengan suara menggema: "Nah,
sekarang... baru ajalmu tiba anakku...."
Masih Bayar
Anak : Ayah berapa sih biaya kalau mau menikah?
Ayah : Sambil memperhatikan wajah anak laki-lakinya yang polos itu.
Entahlah nak, karena sampai sekarang Ayah masih bayar terus kepada
ibumu.
Kejutan
Seorang Presiden berkata kepada tukang sapu di istana, "Coba buat
sebuah
kejutan padaku, dan kemudian buat pula permintaan maaf atas kejutan
itu yang jauh lebih mengejutkan lagi".
Begitulah, beberapa hari kemudian Sang Presiden sedang berdiri di
jendela
Istana, memandang keindahan taman di bawahnya. Dengan berjingkat-
jingkat
si tukang sapu mendekat lalu mencubit pantat Sang Presiden.
"Hei, gila, apa-apaan ini !" teriak Presiden dengan sangat terkejut.
"Oh, maaf, Bapak Presiden," sahut si tukang sapu. "Tadinya saya
sangka
Bapak adalah Ibu Negara .... "
Berbisa
Dua ekor ular sedang menelusuri sawah mencari mangsa. Tiba- tiba ular
pertama bertanya, "Kita ini jenis ular yang berbisa nggak sih?"
"Entahlah, aku tak tahu. Emangnya kenapa?"
"Barusan aku tak sengaja menggigit bibirku ...."
Tiga Kemungkinan
Malam menjelang ujian, seorang mahasiswa melempar undi dengan
koin. "Kalau
muncul gambar, saya akan tidur; kalau angka, saya akan nonton teve.
Kalau koin ini bisa berdiri, saya akan belajar."
Filsuf Sakti
Tiga orang filsuf bermaksud untuk bersemedi di tepi sebuah
danau. "Waduh,
aku lupa membawa alas duduk," kata filsuf pertama.
Ia lalu pamit, melangkahkan kakinya di atas air danau, dan
menyeberanginya
menuju ke tempat tinggal mereka di seberang
danau. Ketika ia sudah kembali, filsuf ke dua berkata,"Aku lupa
menjemur
bajuku. Aku pergi dulu ya." Ia berjalan di atas air danau dan
menyeberanginya dengan mudah.
Filsuf ke tiga berpikir bahwa kedua rekannya itu pasti ingin unjuk
kebolehan di hadapannya. "Ah, aku juga bisa. Lihat saja," katanya.
Ia lalu melangkahkan kakinya ke atas air danau dan langsung
tenggelam.Filsuf ke tiga ini berusaha berenang ke tepi, mencoba lagi
berjalan di atas air lagi dan gagal.
Ia terus mencoba sampai akhirnya filsuf ke dua berkata kepada filsuf
Pertama, "Sebaiknya kita beritahukan saja letak batu-batunya. "
Kendaraan Di Surga
Tiga pria meninggal dan masuk surga.
Surga mempunyai peraturan bahwa setiap orang baik jahat maupun orang
baik
akan mendapat kendaraan yang pantas dengan perbuatannya.
Lelaki pertama tiba dan malaikat bertanya, "Berapa tahun kamu
menikah?"
Jawab lelaki pertama, "20 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati
istrimu?"
Jawab lelaki pertama, "5 kali"
"Baiklah," jawab sang malaikat, "Kamu boleh masuk tapi hanya
mendapat
Kijang"
Lelaki pertamapun berlalu dengan Kijangnya.
Berikutnya adalah lelaki kedua. "Berapa tahun kamu menikah?"
Jawab lelaki kedua, "30 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati
istrimu?" "2
kali"
"Lumayan... Kamu pantas mendapatkan BMW"
Tibalah kini lelaki ketiga dan malaikatpun mengajukan pertanyaan yang
sama
yang di jawab si lelaki ketiga, "50 tahun"
"Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" "Tidak pernah"
"Luar biasa!
Ini kunci untuk Ferrari"
Suatu hari, tatkala lelaki pertama dan kedua tadi tengah mengendarai
mobilnya, mereka melihat lelaki ketiga duduk di tepi jalan sambil
menangis.
Mereka menghampirinya dan bertanya "Ngapain kamu nangis? ga' puas
sama
Ferrari ?"
Jawab lelaki ketiga sambil mengusap air matanya, "Tadi aku berpapasan
dengan istriku yang sedang naik sepeda"
Tanpa Kata-kata
Kira-kira satu - dua abad yang lalu, Paus memutuskan bahwa seluruh
Yahudi harus meninggalkan Roma, yang tentu saja kemudian menimbulkan
keresahan dan penolakan dari bangsa Yahudi tersebut.
Kemudian Paus menawarkan untuk mengadakan debat religius dengan
seorang anggota komunitas Yahudi, yang mana jika orang Yahudi pilihan
tersebut menang, maka bangsa Yahudi boleh tetap tinggal di Roma. Sebaliknya,
jika Paus yang menang, maka bangsa Yahudi harus segera meninggalkan Roma.
Bangsa Yahudi sadar, bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Lalu
mereka kemudian memilih seorang pemuda yang bernama Moshe sebagai calon
dari pihak Yahudi. Moshe kemudian mengajukan syarat, dimana, agar lebih
menarik, debat dilakukan tanpa berkata-kata.
Paus kemudian menyetujui persyaratan tersebut, lalu pertandingan pun
dimulai.
Pada saat debat dimulai, Moshe dan Paus duduk saling berhadapan.
Setelah kira-kira berjalan satu menit, Paus kemudian mengangkat
tangannya
dan menunjukkan tiga jari.
Moshe memandang sebentar kepada Paus lalu kemudian menunjukkan satu
jarinya.
Paus kemudian membentuk lingkaran dengan jarinya di atas kepalanya.
Moshe
membalas dengan menunjuk ke tanah. Paus lalu mengeluarkan sebuah
wafer dan
segelas anggur. Dimana kemudian Moshe membalas dengan mengeluarkan
sebutir apel.
Paus kemudian berdiri dan berkata ,"Saya menyerah kalah. Orang ini
terlalu
tangguh. Bangsa Yahudi boleh tinggal." Satu jam
kemudian, Kardinal sibuk menanyai Paus atas apa yang telah terjadi.
Paus menjawab, "Pertama, aku mengangkat tiga jari ku sebagai lambang
trinitas. Dia merespon dengan mengangkat satu jarinya untuk
mengingatkanku bahwa tetap hanya ada satu Tuhan untuk kedua agama kami.
Kemudian aku membentuk lingkaran disekelilingku yang menunjukkan
bahwa Tuhan ada di sekitar kita. Dia membalasnya dengan menunjuk ke tanah
dan menunjukkan bahwa Tuhan juga sekarang ada bersama kita.
Aku mengeluarkan sebuah wafer dan segelas anggur menunjukkan bahwa
Tuhan akan menebus dosa-dosa kita. Dia kemudian mengeluarkan sebutir apel
untuk mengingatkanku akan dosa awal umat manusia. Dia memiliki jawaban atas
segalanya. Apa yang dapat aku lakukan ?"
Sementara itu, bangsa Yahudi sibuk mengelilingi moshe. "Apa yang
terjadi? " tanya mereka.
"Well," kata Moshe. "Pertama dia mengatakan padaku bahwa bangsa
Yahudi memiliki 3 hari untuk pergi dari sini. Aku katakan padanya bahwa
tidak satu orang pun dari kita yang akan pergi. Kemudian dia mengatakan
padaku bahwa seluruh kota akan dibersihkan dari bangsa Yahudi. Kemudian aku
tegaskan kepada mereka bahwa kita akan tetap tinggal disini." "Ya,
ya,..
lalu ? "tanya mereka. "Aku tidak tahu," kata Moshe. "Dia
mengeluarkan bekalnya dan aku pun mengeluarkan bekalku."
Pemadam Kebakaran
Pada suatu hari,terjadi kebakaran di sebuah sumur minyak.Perusahaan
pemilik sumur minyak itu memanggil petugas pemadam kebakaran yang
sudah ahli.
Lalu datanglah sekitar 15 mobil pemadam kebakaran yang elit. Ternyata
panas yang dikeluarkan api itu terlalu tinggi.. sampai2
mereka tidak bisa mendekat lebih dari jarak 1 km dari sumur itu.Pada
saat semuanya merasa putus asa, datanglah sebuah mobil pemadam kebakaran
yang sudah agak tua.Sambil terseok seok mobil itu melaju dan berhenti pada
jarak 10 m dari sumur yang panas itu.Lalu petugas di dalamnya
berlompatan keluar dan saling menyiramkan air pada diri mereka masing2 dan
berhasil menaklukkan api tersebut.
Karena senang dan merasa diselamatkan, pemilik perusahaan itu
memberikan
hadiah sebesar 50 juta pada tim yang berani itu.Lalu
pemilik perusahaan minyak itu bertanya : "Akan diapakan uang sebesar
itu?"
Ketika diberi pertanyaan itu, pimpinan regu tersebut menjawab dengan
nada datar, "Pertama-tama kami ingin memperbaiki rem mobil sialan itu!".
Si Anto
Si Anto adalah anak SD kelas satu......selain juara di kelasnya, dia
cukup
ganteng juga lah. Dia punya satu teman sekolah namanya
Clara....si Clara cantik dan manis.
Singkat cerita, si Anto jatuh hati sama si Clara...ternyata Clara
juga
punya hati ama si Anto. Suatu hari, karena kagak tahan lagi si
Anto berkata kepada si Clara, "Clara, kamu tahu aku suka kepadamu.
Sayang kita masih kecil.....bila nanti kita udah dewasa, kita menikah
ya...?!"
Dengan wajah yang memerah merona, si Clara menjawab "Anto, bukannya
aku menolak....aku sih mau aja...Tapi dalam keluarga kami, kami hanya
menikah
sesama kerabat saja. Paman menikah dengan bibi, kakek menikah dengan
nenek, dan bahkan papa menikah dengan mama......padahal kan kamu
bukan kerabat aku Anto."
Mendengar jawaban si Clara, si Anto tidak masuk satu minggu karena
patah hati....
Tiga Monyet
Adaseorang bapak ingin membeli seekor monyet.
Maka pergilah ia ke pasar monyet. Disana ia ketemu dengan seorang
penjual monyet yang sedang menjual tiga ekor monyet.
Monyet-monyet itu terdiri dari monyet besar sedang dan kecil.
Sang bapak kemudian menawar untuk monyet yang besar.
Bapak : "Berapa harga monyet yang itu bang?", sambil menunjuk monyet
yang besar.
Pedagang : "Oh itu 1 juta pak."
Bapak : "Lho kok mahal sekali ya!"
Pedagang : "Oh tentu saja, Pak. Monyet itu bisa menari"
"Oh, bagus sekali ya!", timpal sang bapak.
"Kalo yang sedangnya, berapa mas?", lanjut sang Bapak.
"Oh itu 1,5 juta pak," kata si penjual.
"Lho kok lebih mahal bang!", protes sang bapak.
"Oh iya, Pak. Selain bisa nari dia juga bisa nyanyi", kata penjual.
Bukan main kagumnya bapak tersebut. Tapi untuk menghemat biaya maka
si bapak menawar untuk monyet yang kecil.
"Kalo gitu saya yang kecil saja deh," kata bapak.
"Oh kalo yang itu harganya 2 juta pak,"kata si penjual.
"Lho kok lebih mahal lagi bang? Emangnya dia bisa apa saja sih?" kata
bapak itu.
"Oh kalo yang itu saya tidak tahu pak," kata penjual.
"Trus kenapa harganya paling mahal?" tanya si bapak.
Dengan tenang si penjual menjawab, "Yang saya tahu kedua monyet ini
memanggil bos padanya."
Kura-kura Kecil dan Sepasang Burung Seekor kura-kura kecil sedang
memanjat pohon dengan sangat perlahan. Setelah berjam-jam akhirnya dia sampai
juga di puncak pohon. Kemudian dari puncak pohon dia melompat ke udara dan
melambai lambaikan kedua kaki depannya, lalu jatuh gedebug ketanah
dengan keras. Lalu pingsan...
Setelah siuman dari pingsannya, dia mulai lagi memanjat pohon tadi,
kemudian melompat lagi keudara dan jatuh gedebug lagi ketanah.
Begitu dilakukan kura kecil itu hingga berurang kali, sementara
sepasang burung yang hinggap di dahan pohon itu terus mengawasi kura-kura
kecil yang sudah sekarat kesakitan itu.
Tiba-tiba burung betina berkata kepada burung jantannya, "Mas.., saya
rasa sudah waktunya kita berterus terang kepada kura-kura kecil kita kalau
dia itu kita adopsi".
Mas Bambang
Atas saran dokter, Bambang disuruh opname di rumah sakit Singapore
karena
penyakitnya agak parah. Sesampainya di RS, Bambang dibawa ke kamar
dan
dipasangin infus kiri kanan.
Beberapa jam kemudian, ada satu lagi pasien orang bule yang
keliatannya
sakit parah dan ditaro disebelah Bambang. Si bule walaupun
kelihatannya
lemah, dia masih mencoba berkomunikasi dengan Bambang. Dia mengangkat
tangannya dg susah payah dan bilang, "American...
" Bambang yg juga sedang lemah, menjawab, "Indonesian. .."
Setelah itu dua2nya pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian
mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi.
Si bule berkata dg lemah, "James...." dijawab dg susah payah oleh
Bambang, "Bambang.... " abis itu mereka pingsan lagi.
Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka berdua masih mencoba
melanjutkan pembicaraannya. " Texas ...." kata si bule,
dijawab Bambang, "Cilacap.... " pingsan lagi.
Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi2 masih mencoba untuk ngobrol.
Si bule yg udah ampir kehabisan napas
bilang,"Cancer. .." Dan dengan sisa2 napas yang ada Bambang nyahut,
"Sagitarius. .."
BILA TIDUR TERLALU LAMA
Jam tidur yang panjang terkait dengan sejumlah gangguan, termasuk penyakit jantung.
Akhir pekan adalah hari yang menyenangkan bagi pekerja ataupun mahasiswa. Inilah hari kebebasan. Sejumlah orang menghabiskan waktu di tempat hiburan, pusat belanja, dan ada juga yang tenggelam di tempat tidurnya. "Gue mau balas dendam," ujar Oki dengan suara parau. Proyek yang digawanginya harus rampung Jumat, walhasil hampir sepanjang minggu ini ia begadang. Menginjak Sabtu, ia langsung terjerembap dalam kasurnya nan empuk.
Biasanya, menurut pria berusia 31 tahun ini, rasa kantuk itu akan menyerangnya berhari-hari kemudian meski ia sudah tidur dalam waktu panjang selama dua hari. Beruntung ia bisa mengontrol diri dan akhirnya bisa mengembalikan pola tidurnya menjadi normal. Bila tidak, tidur secara berlebihan menjadi kecanduan dan ia pun bisa dihinggapi hipersomnia. Problem tidur yang satu ini, menurut pemaparan Newcastle Sleep Disorders Centre, bisa dipicu oleh beragam hal. Bahkan setiap orang bisa didorong oleh hal berbeda. Dan yang tergolong pada hipersomnia bila waktunya mencapai 12 jam atau lebih, dan masih perlu tidur siang. Gejala derita ini berupa rasa cemas, level energi rendah, dan gangguan memori.
Jam tidur yang berlebihan ini ternyata juga terkait dengan sejumlah gangguan kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kenaikan risiko kematian, selain depresi dan status sosial-ekonomi rendah. Dalam studi yang melibatkan 9.000 orang Amerika, peneliti menemukan kaitan antara pola tidur dan risiko diabetes. Orang yang tidur lebih dari 9 jam per malam berisiko lebih besar 50 persen menderita diabetes dibanding orang yang tidur 7 jam per malam. Peningkatan risiko juga tampak pada orang yang tidur kurang dari 5 jam. Sayang, peneliti tidak menyimpulkan kaitan fisiologis antara tidur panjang dan diabetes. Namun, mereka menyatakan tidur berlebihan bisa menjadi tanda adanya problem kesehatan lain, seperti kencing manis.
Dari studi lain ditemukan bahwa tidur terlalu banyak juga membuat berat badan meningkat. Sebuah studi teranyar menunjukkan, orang yang tidur 9-10 jam setiap malamnya, sebanyak 21 persen berpeluang lebih tinggi untuk mengalami obesitas dalam 6 tahun mendatang dibanding orang yang tidur 7-8 jam. Kaitan antara tidur dan obesitas sama dengan kaitan tidur dengan asupan makanan dan latihan kebugaran.
Derita lain yang muncul ketika seseorang berlebihan jam tidurnya adalah sakit kepala, termasuk pada pelaku tidur panjang di akhir pekan atau saat liburan. Peneliti yakin waktu tidur yang berlebihan itu bisa mengganggu neurotransmitter di otak, termasuk serotonin. Tidur yang berkepanjangan juga menyebabkan rasa nyeri pada tubuh bagian belakang. Untuk meredakannya, perlu latihan kebugaran.
Meski insomnia lebih erat hubungannya dengan depresi ketimbang hipersomnia, sekitar 15 persen penderita depresi ternyata memiliki jam tidur terlalu panjang. Kondisi ini akan memperburuk kondisi depresi mereka karena kebiasaan tidur yang reguler menjadi bagian penting dalam proses pemulihan gangguan kesehatan mental ini.
Tidur berlebihan juga berkaitan dengan organ penting, yakni jantung. Studi terhadap perawat yang melibatkan 72 ribu perempuan menunjukkan wanita yang tidur 9-11 jam per malam sebanyak 38 persen menderita penyakit jantung koroner dibanding yang tidur 8 jam. Namun, peneliti belum mengidentifikasi kaitan tidur terlalu panjang dengan penyakit jantung.
Sejumlah studi juga menemukan orang yang tidur 9 jam atau lebih memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding orang yang tidur 7-8 jam per malam. Namun, tak ada alasan khusus yang menyebutkan korelasi keduanya. Hanya, peneliti menemukan depresi dan rendahnya status sosial-ekonomi terkait dengan tidur yang panjang hingga mereka berspekulasi bahwa faktor ini yang meningkatkan kematian.
SEDERET SARAN
1. Hindari rokok, minuman beralkohol, dan minuman berkafein sebelum tidur.
2. Lakukan relaksasi secara rutin untuk mencegah kecemasan pada malam hari.
3. Berlatih kebugaran secara teratur dan menjaga berat badan pada level normal.
4. Pilih diet seimbang untuk mencegah defisiensi nutrisi.
5. Bila mungkin, kikis lingkungan yang mengganggu, seperti jangan menonton televisi di tempat tidur.
6. Jaga kenyamanan, dengan tidak kepanasan ataupun kedinginan selama tidur.
7. Lakoni jadwal tidur teratur setiap hari.
8. Hanya pergi tidur jika sudah merasa mengantuk.
Ingat-ingat!
1. Hipersomnia adalah tidur secara berlebihan dengan penyebab beragam.
2. Karakteristiknya pada setiap orang berbeda-beda serta bergantung pada usia, gaya hidup, dan penyebab lain. Bahaya besar dari derita ini adalah peningkatan risiko kecelakaan.
3. Sejumlah orang dengan hipersomnia bisa disembuhkan dengan beberapa perubahan dalam gaya hidup atau kebiasaan sehari-harinya.
(FW.VENS.MNS), milist Terang Dunia
Akhir pekan adalah hari yang menyenangkan bagi pekerja ataupun mahasiswa. Inilah hari kebebasan. Sejumlah orang menghabiskan waktu di tempat hiburan, pusat belanja, dan ada juga yang tenggelam di tempat tidurnya. "Gue mau balas dendam," ujar Oki dengan suara parau. Proyek yang digawanginya harus rampung Jumat, walhasil hampir sepanjang minggu ini ia begadang. Menginjak Sabtu, ia langsung terjerembap dalam kasurnya nan empuk.
Biasanya, menurut pria berusia 31 tahun ini, rasa kantuk itu akan menyerangnya berhari-hari kemudian meski ia sudah tidur dalam waktu panjang selama dua hari. Beruntung ia bisa mengontrol diri dan akhirnya bisa mengembalikan pola tidurnya menjadi normal. Bila tidak, tidur secara berlebihan menjadi kecanduan dan ia pun bisa dihinggapi hipersomnia. Problem tidur yang satu ini, menurut pemaparan Newcastle Sleep Disorders Centre, bisa dipicu oleh beragam hal. Bahkan setiap orang bisa didorong oleh hal berbeda. Dan yang tergolong pada hipersomnia bila waktunya mencapai 12 jam atau lebih, dan masih perlu tidur siang. Gejala derita ini berupa rasa cemas, level energi rendah, dan gangguan memori.
Jam tidur yang berlebihan ini ternyata juga terkait dengan sejumlah gangguan kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kenaikan risiko kematian, selain depresi dan status sosial-ekonomi rendah. Dalam studi yang melibatkan 9.000 orang Amerika, peneliti menemukan kaitan antara pola tidur dan risiko diabetes. Orang yang tidur lebih dari 9 jam per malam berisiko lebih besar 50 persen menderita diabetes dibanding orang yang tidur 7 jam per malam. Peningkatan risiko juga tampak pada orang yang tidur kurang dari 5 jam. Sayang, peneliti tidak menyimpulkan kaitan fisiologis antara tidur panjang dan diabetes. Namun, mereka menyatakan tidur berlebihan bisa menjadi tanda adanya problem kesehatan lain, seperti kencing manis.
Dari studi lain ditemukan bahwa tidur terlalu banyak juga membuat berat badan meningkat. Sebuah studi teranyar menunjukkan, orang yang tidur 9-10 jam setiap malamnya, sebanyak 21 persen berpeluang lebih tinggi untuk mengalami obesitas dalam 6 tahun mendatang dibanding orang yang tidur 7-8 jam. Kaitan antara tidur dan obesitas sama dengan kaitan tidur dengan asupan makanan dan latihan kebugaran.
Derita lain yang muncul ketika seseorang berlebihan jam tidurnya adalah sakit kepala, termasuk pada pelaku tidur panjang di akhir pekan atau saat liburan. Peneliti yakin waktu tidur yang berlebihan itu bisa mengganggu neurotransmitter di otak, termasuk serotonin. Tidur yang berkepanjangan juga menyebabkan rasa nyeri pada tubuh bagian belakang. Untuk meredakannya, perlu latihan kebugaran.
Meski insomnia lebih erat hubungannya dengan depresi ketimbang hipersomnia, sekitar 15 persen penderita depresi ternyata memiliki jam tidur terlalu panjang. Kondisi ini akan memperburuk kondisi depresi mereka karena kebiasaan tidur yang reguler menjadi bagian penting dalam proses pemulihan gangguan kesehatan mental ini.
Tidur berlebihan juga berkaitan dengan organ penting, yakni jantung. Studi terhadap perawat yang melibatkan 72 ribu perempuan menunjukkan wanita yang tidur 9-11 jam per malam sebanyak 38 persen menderita penyakit jantung koroner dibanding yang tidur 8 jam. Namun, peneliti belum mengidentifikasi kaitan tidur terlalu panjang dengan penyakit jantung.
Sejumlah studi juga menemukan orang yang tidur 9 jam atau lebih memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding orang yang tidur 7-8 jam per malam. Namun, tak ada alasan khusus yang menyebutkan korelasi keduanya. Hanya, peneliti menemukan depresi dan rendahnya status sosial-ekonomi terkait dengan tidur yang panjang hingga mereka berspekulasi bahwa faktor ini yang meningkatkan kematian.
SEDERET SARAN
1. Hindari rokok, minuman beralkohol, dan minuman berkafein sebelum tidur.
2. Lakukan relaksasi secara rutin untuk mencegah kecemasan pada malam hari.
3. Berlatih kebugaran secara teratur dan menjaga berat badan pada level normal.
4. Pilih diet seimbang untuk mencegah defisiensi nutrisi.
5. Bila mungkin, kikis lingkungan yang mengganggu, seperti jangan menonton televisi di tempat tidur.
6. Jaga kenyamanan, dengan tidak kepanasan ataupun kedinginan selama tidur.
7. Lakoni jadwal tidur teratur setiap hari.
8. Hanya pergi tidur jika sudah merasa mengantuk.
Ingat-ingat!
1. Hipersomnia adalah tidur secara berlebihan dengan penyebab beragam.
2. Karakteristiknya pada setiap orang berbeda-beda serta bergantung pada usia, gaya hidup, dan penyebab lain. Bahaya besar dari derita ini adalah peningkatan risiko kecelakaan.
3. Sejumlah orang dengan hipersomnia bisa disembuhkan dengan beberapa perubahan dalam gaya hidup atau kebiasaan sehari-harinya.
(FW.VENS.MNS), milist Terang Dunia
Selasa, Oktober 28, 2008
SURAT SEORANG MISIONARIS
Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.
Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku,
sebab kepada-Mulah aku berdoa.
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku,
pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar,
aku akan masuk ke dalam rumah-Mu,
sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.
Mazmur 5:2-4.8
4 Mei 2006
Yth. Sdr. Dede Wijaya,
Salam sejahtera dalam nama TUHAN Yesus Kristus, yang Mahabesar sampai ujung bumi.
Kami mengharap Sdr. DW tetap ditolong oleh Yesus setiap hari.
Kami sudah terima dua e-mail dari Sdr. DW dengan PA tokoh PL. Kami tidak mengetahui dari mana Sdr. DW mendapat alamat kami. Mengapa Allah menunggu dengan kedatangan kali kedunia, karena Allah sudah menciptakan semua suku bangsa dalam dunia ini (Mazmur 86:9), karena sampai kini masih ada banyak yang belum ikut memuliakan Yesus Kristus, tugas penginjilan belum terselesaikan. Kami setuju dengan penjelasan. Mt 24:14 ada penting. Kita dipanggil untuk memberitakan Injil kepada suku-suku terabaikan.
Firman TUHAN di atas menguatkan kita tidak menjadi lalai dalam doa syafaat, memang kalau kita menghadapi masalah besar atau kecil, kita langsung membawa kepada Yesus, IA mengetahui solusinya. Sebagian hamba TUHAN begitu sibuk dalam pelayanan, bahwa mereka tidak bisa lagi mengasingkan waktu untuk doa, tetapi sebenarnya bukan kesibukan si pelayan memajukan Kerajaan Allah, tetapi hanya TUHAN sendiri. IA mau dimintakan.
Kami sedang menyusun dan menulis satu edisi baru dari Buletin Pokok-pokok Doa Penginjilan Sedunia Timotius yang akan diposkan kepada para pendoa di seluruh Indonesia, malah juga ke luar negeri, pada akhir bulan Mei. Kami ingin dan berdoa bahwa edisi ini lagi menjadi satu berkat buat banyak orang Kristen dan lewat doa syafaat mereka juga banyak orang di berbagai pelosok dunia mendapat kesempatan mendengar Injil, malah mau bertobat dan jemaat-jemaat baru bisa dirintis.
Tolong mendoakan gerakan Ethnê to Ethnê. Informasi bisa dapat dari web-site www.ethne.net atau menulis kepada ethne@ethne.net atau prayer@ethne.net. Satu artikel yang lebih detail bisa dibaca di Lausanne Pulse Web site: http://www.lausanneworldpulse.com/peoplesoftheworld/302/04-2006. Bulan Juni akan dimulai satu gerakan doa syafaat buat suku-suku terabaikan sedunia. Bisa dibaca rincian di web-site: www.ethne.net atau mendapat pokok doa lebih rinci dari: http://members.prayerguard.net/index.php?link_id=517ae19c0. Ada satu DVD dalam bahasa Indonesia Sdr. DW bisa mendapat lewat Bapak Irwan dan Ibu Tety: irwan@worldmail.org, tety@worldmail.org,
Kami berdoa, agar TUHAN, yang Mahakuasa, memberkati Sdr. DW dan memberikan hikmat dan kekuatan dalam semua tugas dan pelayanan, khusus dalam waktu ini yang penuh dengan berbagai hambatan. Kami yakin, kalau kita tetap pegang janji-janji TUHAN yang sudah IA berikan, IA akan mengantar kita ke suatu tempat, di mana kita bisa berbuah untuk TUHAN kita.
Teriring salam dan doa kami
W. & E. Jahnke
Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku,
sebab kepada-Mulah aku berdoa.
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku,
pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar,
aku akan masuk ke dalam rumah-Mu,
sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.
Mazmur 5:2-4.8
4 Mei 2006
Yth. Sdr. Dede Wijaya,
Salam sejahtera dalam nama TUHAN Yesus Kristus, yang Mahabesar sampai ujung bumi.
Kami mengharap Sdr. DW tetap ditolong oleh Yesus setiap hari.
Kami sudah terima dua e-mail dari Sdr. DW dengan PA tokoh PL. Kami tidak mengetahui dari mana Sdr. DW mendapat alamat kami. Mengapa Allah menunggu dengan kedatangan kali kedunia, karena Allah sudah menciptakan semua suku bangsa dalam dunia ini (Mazmur 86:9), karena sampai kini masih ada banyak yang belum ikut memuliakan Yesus Kristus, tugas penginjilan belum terselesaikan. Kami setuju dengan penjelasan. Mt 24:14 ada penting. Kita dipanggil untuk memberitakan Injil kepada suku-suku terabaikan.
Firman TUHAN di atas menguatkan kita tidak menjadi lalai dalam doa syafaat, memang kalau kita menghadapi masalah besar atau kecil, kita langsung membawa kepada Yesus, IA mengetahui solusinya. Sebagian hamba TUHAN begitu sibuk dalam pelayanan, bahwa mereka tidak bisa lagi mengasingkan waktu untuk doa, tetapi sebenarnya bukan kesibukan si pelayan memajukan Kerajaan Allah, tetapi hanya TUHAN sendiri. IA mau dimintakan.
Kami sedang menyusun dan menulis satu edisi baru dari Buletin Pokok-pokok Doa Penginjilan Sedunia Timotius yang akan diposkan kepada para pendoa di seluruh Indonesia, malah juga ke luar negeri, pada akhir bulan Mei. Kami ingin dan berdoa bahwa edisi ini lagi menjadi satu berkat buat banyak orang Kristen dan lewat doa syafaat mereka juga banyak orang di berbagai pelosok dunia mendapat kesempatan mendengar Injil, malah mau bertobat dan jemaat-jemaat baru bisa dirintis.
Tolong mendoakan gerakan Ethnê to Ethnê. Informasi bisa dapat dari web-site www.ethne.net atau menulis kepada ethne@ethne.net atau prayer@ethne.net. Satu artikel yang lebih detail bisa dibaca di Lausanne Pulse Web site: http://www.lausanneworldpulse.com/peoplesoftheworld/302/04-2006. Bulan Juni akan dimulai satu gerakan doa syafaat buat suku-suku terabaikan sedunia. Bisa dibaca rincian di web-site: www.ethne.net atau mendapat pokok doa lebih rinci dari: http://members.prayerguard.net/index.php?link_id=517ae19c0. Ada satu DVD dalam bahasa Indonesia Sdr. DW bisa mendapat lewat Bapak Irwan dan Ibu Tety: irwan@worldmail.org, tety@worldmail.org,
Kami berdoa, agar TUHAN, yang Mahakuasa, memberkati Sdr. DW dan memberikan hikmat dan kekuatan dalam semua tugas dan pelayanan, khusus dalam waktu ini yang penuh dengan berbagai hambatan. Kami yakin, kalau kita tetap pegang janji-janji TUHAN yang sudah IA berikan, IA akan mengantar kita ke suatu tempat, di mana kita bisa berbuah untuk TUHAN kita.
Teriring salam dan doa kami
W. & E. Jahnke
10 HAL BURUK BAGI KINERJA OTAK
1. Tidak mau sarapan.
Banyak orang menyepelekan sarapan, padahal tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak.
2. Kebanyakan makan.
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan mental.
3. Merokok.
Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak kita. Bayangkan, otak kita bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Tak ayal diwaktu tua kita rawan Alzheimer.
4. Terlalu banyak mengkonsumsi gula.
Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu.
5. Polusi udara.
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.
6. Kurang tidur.
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak justru mati kelelahan.
7. Menutup kepala ketika sedang tidur.
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.
8. Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit.
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak.
9. Kurangnya stimulasi otak.
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal.
10. Jarang bicara.
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak.
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Banyak orang menyepelekan sarapan, padahal tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak.
2. Kebanyakan makan.
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan mental.
3. Merokok.
Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak kita. Bayangkan, otak kita bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Tak ayal diwaktu tua kita rawan Alzheimer.
4. Terlalu banyak mengkonsumsi gula.
Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu.
5. Polusi udara.
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.
6. Kurang tidur.
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak justru mati kelelahan.
7. Menutup kepala ketika sedang tidur.
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.
8. Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit.
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak.
9. Kurangnya stimulasi otak.
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal.
10. Jarang bicara.
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak.
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
10 Kebiasaan Yang Membuat Tubuh Anda Sehat
—Punya tubuh yang sehat tidak terjadi begitu saja. Apalagi dianggap hadiah instan yang turun dari langit. Tubuh sehat harus dilatih dengan kebiasaan baik—
Tubuh ini anugerah Allah. Kita bertanggungjawab atasnya. Kita harus menggunakannya sesuai kehendak-Nya. Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang jelek, Paulus menasihati. ... Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. (1 Kor. 6:13b)
Di hadapan Allah, tubuh begitu penting. Bahkan, tubuh harus dipersembahkan kepada-Nya. Paulus menyebut tubuh bait Roh Kudus. Ia berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah —dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (1 Kor. 6:19). Kalau demikian, tubuh perlu dijaga. Harus sehat dan bugar untuk melakukan aktifitas yang memuliakan Dia. Tubuh harus dikelola dan jangan digunakan untuk minuman keras, rokok atau narkoba.
Kebiasaan baik apa yang perlu dibangun agar kita menggunakan tubuh ini untuk memuliakan Allah? Dr. Robert Demaria dalam Resep Dr. Bob Sehat Tanpa Obat (ANDI Yogyakarta, 2008) memberikan beberapa resep yang telah terbukti.
1.RUTIN BACA ALKITAB. Pengetahuan adalah kekuatan. Penerapan pengetahuan adalah hikmat. Gairah yang digabung dengan pengetahuan adalah dasar kehidupan yang luar biasa. Sumber pengetahuan yang benar hanya dalamf irman Allah.
2.RUTIN MINUM AIR PUTIH. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh. Air diperlukan untuk proses pencernaan dan pembuangan kotoran. Mengonsumsi teh, kopi, dan soda menciptakan kondisi beracun dalam tubuh. Minumlah air putih secara rutin setiap hari sedikitnya seperempat galon.
3.RUTIN MINUM JUS. Pilihlah jus anggur Sweetened Spiritzers—minuman yang terbuat dari campuran air mineral dan anggur putih. Sweetened Spiritzers ini dapat berfungsi sebagai pengganti minuman bersoda. Teh herbal dicampur daun mint segar dapat digunakan sebagai pengganti kopi.
4.RUTIN KONSUMSI MAKANAN BUATAN ALLAH. Bukankah semua bahan makanan diciptakan Allah? Ya. Tetapi yang dimaksud di sini adalah makanan yang masih murni dan sederhana. Konsumsilah makanan yang tidak awet dalam beberapa hari. Hindari makanan olahan. Santaplah sayuran organik segar, mentah atau rebus.
5.RUTIN KONSUMSI BUAH. Mengonsumsi buah dapat mengembalikan gizi yang penting dalam tubuh. Buah-buahan merupakan sumber serat yang paling bagus, terutama apel. Serat diperlukan agar organ-organ pencernaan dapat berfungsi normal.
6.RUTIN BERENANG. Tubuh kita butuh mineral. Tubuh kita akan menyerap berbagai mineral dari air laut. Diusia tua, mineral yang berasal dari sumber air panas bahkan dari air mandi di rumah sangat bermanfaat, karena mineral dapat diserap oleh kulit. Sebab itu, berenanglah di kolam renang yang mengandung khlorin. Kolam yang mengandung khlorin dapat menghilangkan sodium.
7.RUTIN OLAH RAGA. Berolah raga secara rutin meningkatkan efisiensi pembakaran gula darah. Otot butuh bahan bakar untuk melakukan kegiatannya. Dan, bahan bakar itu adalah olah raga.
8.RUTIN RENDAM KAKI KE AIR GARAM PANAS. Garam mineral yang terkandung dalam tanah liat hitam berguna untuk kulit. Mekanisme kerja tanah liat itu meyedot racun dan kotoran dari kulit. Menggunakan lumpur sebagai masker wajah dapat mencerahkan warna kulit. Mandi lumpur secara berkala dalam waktu lama dapat memulihkan kesehatan.
9.HINDARI MAKAN GULA BERLEBIH. Gula, produk susu, terlalu banyak makan daging merah, lemak trans dan soda menciptakan keadaan peradangan dalam pembuluh darah Anda. Agar tetap sehat hindari kebanyakan makan gula dan produk susu yang menyebabkan peradangan.
10.MATIKAN TV ANDA. Orang yang terbiasa menonton TV selama berjam-jam pikirannya tidak terlatih berpikir. Daya ingatnya menurun. Tingkatkan memori Anda dengan berpikir dan beraktifitas. Caranya? Matikanlah TV Anda hari ini dan mulailah berpikir. Terbiasa berpikir tidak membuat Anda pikun!
Melakukan sepuluh kebiasaan di atas, memungkinkan tubuh Anda sehat dan bugar. Dengan demikian, Anda dapat memuliakan Tuhan melalui tubuh Anda (1 Kor. 6:19-20).
Surakarta, 25 Agustus 2008 (Oleh: Manati I. Zega)
Tubuh ini anugerah Allah. Kita bertanggungjawab atasnya. Kita harus menggunakannya sesuai kehendak-Nya. Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang jelek, Paulus menasihati. ... Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. (1 Kor. 6:13b)
Di hadapan Allah, tubuh begitu penting. Bahkan, tubuh harus dipersembahkan kepada-Nya. Paulus menyebut tubuh bait Roh Kudus. Ia berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah —dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (1 Kor. 6:19). Kalau demikian, tubuh perlu dijaga. Harus sehat dan bugar untuk melakukan aktifitas yang memuliakan Dia. Tubuh harus dikelola dan jangan digunakan untuk minuman keras, rokok atau narkoba.
Kebiasaan baik apa yang perlu dibangun agar kita menggunakan tubuh ini untuk memuliakan Allah? Dr. Robert Demaria dalam Resep Dr. Bob Sehat Tanpa Obat (ANDI Yogyakarta, 2008) memberikan beberapa resep yang telah terbukti.
1.RUTIN BACA ALKITAB. Pengetahuan adalah kekuatan. Penerapan pengetahuan adalah hikmat. Gairah yang digabung dengan pengetahuan adalah dasar kehidupan yang luar biasa. Sumber pengetahuan yang benar hanya dalamf irman Allah.
2.RUTIN MINUM AIR PUTIH. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh. Air diperlukan untuk proses pencernaan dan pembuangan kotoran. Mengonsumsi teh, kopi, dan soda menciptakan kondisi beracun dalam tubuh. Minumlah air putih secara rutin setiap hari sedikitnya seperempat galon.
3.RUTIN MINUM JUS. Pilihlah jus anggur Sweetened Spiritzers—minuman yang terbuat dari campuran air mineral dan anggur putih. Sweetened Spiritzers ini dapat berfungsi sebagai pengganti minuman bersoda. Teh herbal dicampur daun mint segar dapat digunakan sebagai pengganti kopi.
4.RUTIN KONSUMSI MAKANAN BUATAN ALLAH. Bukankah semua bahan makanan diciptakan Allah? Ya. Tetapi yang dimaksud di sini adalah makanan yang masih murni dan sederhana. Konsumsilah makanan yang tidak awet dalam beberapa hari. Hindari makanan olahan. Santaplah sayuran organik segar, mentah atau rebus.
5.RUTIN KONSUMSI BUAH. Mengonsumsi buah dapat mengembalikan gizi yang penting dalam tubuh. Buah-buahan merupakan sumber serat yang paling bagus, terutama apel. Serat diperlukan agar organ-organ pencernaan dapat berfungsi normal.
6.RUTIN BERENANG. Tubuh kita butuh mineral. Tubuh kita akan menyerap berbagai mineral dari air laut. Diusia tua, mineral yang berasal dari sumber air panas bahkan dari air mandi di rumah sangat bermanfaat, karena mineral dapat diserap oleh kulit. Sebab itu, berenanglah di kolam renang yang mengandung khlorin. Kolam yang mengandung khlorin dapat menghilangkan sodium.
7.RUTIN OLAH RAGA. Berolah raga secara rutin meningkatkan efisiensi pembakaran gula darah. Otot butuh bahan bakar untuk melakukan kegiatannya. Dan, bahan bakar itu adalah olah raga.
8.RUTIN RENDAM KAKI KE AIR GARAM PANAS. Garam mineral yang terkandung dalam tanah liat hitam berguna untuk kulit. Mekanisme kerja tanah liat itu meyedot racun dan kotoran dari kulit. Menggunakan lumpur sebagai masker wajah dapat mencerahkan warna kulit. Mandi lumpur secara berkala dalam waktu lama dapat memulihkan kesehatan.
9.HINDARI MAKAN GULA BERLEBIH. Gula, produk susu, terlalu banyak makan daging merah, lemak trans dan soda menciptakan keadaan peradangan dalam pembuluh darah Anda. Agar tetap sehat hindari kebanyakan makan gula dan produk susu yang menyebabkan peradangan.
10.MATIKAN TV ANDA. Orang yang terbiasa menonton TV selama berjam-jam pikirannya tidak terlatih berpikir. Daya ingatnya menurun. Tingkatkan memori Anda dengan berpikir dan beraktifitas. Caranya? Matikanlah TV Anda hari ini dan mulailah berpikir. Terbiasa berpikir tidak membuat Anda pikun!
Melakukan sepuluh kebiasaan di atas, memungkinkan tubuh Anda sehat dan bugar. Dengan demikian, Anda dapat memuliakan Tuhan melalui tubuh Anda (1 Kor. 6:19-20).
Surakarta, 25 Agustus 2008 (Oleh: Manati I. Zega)
Senin, Oktober 27, 2008
Bagaimana Tentang BAPTISAN?
Mungkin Anda telah mendengar orang-orang yang membahas cara membaptis yang tepat.“Jika seseorang dibaptis sampai ke lehernya, apakah ia telah benar-benar dibaptis?” tanya salah seorang yang sedang berbincang-bincang itu.
“Tidak, tentu saja tidak,“ jawab yang lain.”Jika ia dibaptis sampai ke dahinya, apakah itu baptisan?”
“Tidak,“ kata orang itu lagi dengan tegas.
“Nah,“ kata orang tersebut, “itu membuktikan bahwa air yang di atas kepala itulah yang betul-betul penting!“
Baptisan air telah menjadi sumber kontroversi di kalangan Kristen sejak gereja mulai berdiri. Dalam Kisah Para Rasul baptisan air dikaitkan secara erat dengan PENGALAMAN PERTOBATAN. "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.“ (Kisah 2:38). Ayat-ayat seperti ini telah menimbulkan berbagai perbedaan pendapat yang masih terus diperdebatkan sekarang ini.
Tiga pertanyaan kerap kali diajukan:
(1) Haruskah baptisan air dibatasi untuk orang-orang dewasa yang secara pribadi telah percaya kepada Kristus?
(2) Apakah baptisan itu suatu sarana kasih karunia yang membuat seseorang dilahirkan kembali?
(3) Apakah yang menjadi pola baptisan-yaitu, haruskah kita diselamkan?
Munculnya Pembaptisan Anak Kecil
Dalam beberapa kasus teks Alkitab dengan gamblang menyatakan bahwa baptisan diberikan kepada mereka yang menanggapi berita Injil. Misalnya, dalam kasus kepala penjara di Filipi, kita membaca, “Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.“ (Kisah Para Rasul 16:32). Ini menjelaskan mengapa seisi rumahnya dapat/boleh dibaptis—mereka semua telah cukup usia untuk mendengarkan Firman. Pembaptisan yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak dikategorikan seperti ini, bertumpu pada alasan-alasan teologi yang lain.
Dalam PB, Baptisan segera menyusul setelah IMAN PRIBADI kepada Kristus digunakan. Setahu kami, dalam gereja mula-mula, TAK SATUPUN orang percaya yang tidak dibaptis. Semua orang Percaya DIBAPTIS sebagai suatu kesaksian terhadap iman mereka.
Jika demikian, darimanakah munculnya pembaptisan yang bukan seperti hal yang disebutkan ini? Kita mungkin berharap akan menemukan berbagai rujukan yang berkenaan dengannya dalam tulisan-tulisan para bapak gereja, yakni, mereka yang mengenal para rasul. Tidak demikian. Misalnya, Ireneus, yang mengenal Polikarpus, seorang murid rasul Yohanes, menuliskan suatu risalah teologi yang terdiri atas 5 Jilid termasuk tentang baptisan.
Dalam Surat Barnabas (sekitar tahun 120-130), suatu pasal yang singkat disediakan untuk membicarakan Baptisan Air, tetapi Hanya Baptisan Orang-orang Percaya. ”Kami turun ke dalam air penuh dengan dosa dan kecemaran, dan kami keluar dengan membawa buah dalam hati kami, ketakutan dan pengharapan dalam Yesus di dalam Roh.”1
Yang lebih penting lagi adalah kenyataan bahwa dalam Didache, sebuah buku pedoman awal tentang pelayanan Kristen (sekitar tahun 100-110), terdapat ajaran yang terinci tentang perilaku moral orang yang dibaptis. Ajaran itu menjelaskan bahwa air yang mengalir harus dipakai; jikalau tidak ada, maka pakailah air yang tergenang. Jika tidak ada cukup air untuk membenamkan calon yang akan dibaptis, maka air dituangkan ke atas kepalanya tiga kali dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tetapi pembaptisan yang lain daripada itu tidak disebutkan.
Dengan munculnya SAKRAMENTALISME, baik Baptisan maupun Perjamuan kudus dinggap sebagai sarana kasih karunia yang diberikan kepada Gereja. Kalau begitu, tampaknya logis untuk melaksanakannya. Petunjuk pertama yang tegas tentang pembaptisan dating dari Tertullianus, pemimpin gereja Afrika Utara (sekitar tahun 200), yang menandaskan bahwa anak-anak harus datang untuk dibaptis ketika mereka sudah DEWASA supaya mereka mengerti apa yang sedang mereka lakukan. ”Oleh karena itu, sesuai dengan keadaan dari watak seseorang, dan juga usianya, maka PENUNDAAN baptisan adalah LEBIH MENGUNTUNGKAN, khususnya dalam hal anak-anak kecil.”2 Keberatannya menunjukkan bahwa pada tahun 200 pembaptisan anak kecil telah dipraktekkan dalam beberapa gereja.
Petunjuk kedua tentang baptisan anak kecil datang dari tulisan-tulisan Origenes, yang dilahirkan dalam suatu keluarga Kristen di Alexandria, Mesir. Ia menjadi tenar sebagai guru, kendati pada akhirnya ia terpaksa pindah ke Palestina oleh karena perlawanan dari uskup Alexandria. Dalam sebuah tafsiran Injil Lukas, ia menulis bahwa anak-anak kecil dibaptis ”supaya pencemaran dari kelahiran kita dihapuskan.” Pada hakekatnya ia mengulang pernyataan yang sama dalam sebuah tafsiran tentang Surat Roma.
Para sarjana berbeda pendapat mengenai pentingnya bagian-bagian ini. Meskipun Origenes menulis dalam bahasa Yunani, bagian-bagian ini hanya terdapat dalam sebuah terjemahan Latin yang dibuat oleh seorang bernama Rufinus, yang hidup pada periode yang kemudian dan yang terkenal suka menambah-nambahkan pendapatnya sendiri ke dalam terjemahannya. Ada yang menduga bahwa ia menambahkan rujukan-rujukan tentang pembaptisan anak kecil untuk menyelaraskan ajaran Origenes dengan kepercayaan gereja Latin pada zamannya. Akan tetapi, jika pernyataan-pernyataan Origenes itu asli, maka itu memberikan kesaksian yang penting tentang fakta pembaptisan anak kecil dan alasannya dalam gereja pada tahun 240.
Rujukan ketiga terdapat dalam tulisan-tulisan Cyprianus, juga dari Afrika Utara. Kira-kira pada tahun 251, ia bertanya kepada para utusan di suatu konsili gereja apakah pada hemat mereka baptisan harus ditunda sampai pada hari ke-8. ia mencatat bahwa Konsili itu, yang terdiri dari 66 uskup, mengatakan bahwa baptisan tidak boleh ditunda ”jangan sampai oleh perbuatan itu kita membuka jiwa si anak terhadap risiko kebinasaan kekal.” Di sini kita memperoleh petunjuk jelas yang menghubungkan baptisan bahkan terhadap bayi dengan kelahiran baru secara rohani. Dalam sebuah dokumen yang belakangan, Cyprianus juga menyebutkan bahwa anak-anak kecil sekalipun harus diberikan Perjamuan kudus juga. Jika, memang benar, bahwa kasih karunia disalurkan melalui sakramen, maka anak-anak juga harus menerima berkat ini.
Agustinus adalah saksi kita yang keempat dari Afrika Utara yang mendukung pembaptisan anak kecil. Seperti telah kita pelajari, ia mempunyai dampak yang kuat atas pemikiran gereja Kristen. Ia mengajar bahwa pembaptisan anak kecil berasal dari zaman para rasul, meskipun ia tidak menyebutkan nama orang yang mengajarkannya lebih awal dari Cyprianus. Sejalan dengan teologi wilayah itu, ia juga mengatakan bahwa kebiasaan memberi perjamuan kudus kepada anak-anak pun dilakukan dengan otoritas para rasul. Kedua sakramen ini diperlukan bagi keselamatan; oleh karena itu, kedua-duanya harus diberikan juga termasuk kepada anak-anak. “Apabila sebagaimana disetujui oleh banyak kesaksian ilahi, keselamatan dan hidup kekal tak dapat diharapkan oleh siapapun, tanpa baptisan serta tubuh dan darah Tuhan kita, maka sia-sialah untuk menjanjikannya kepada siapa pun bahkan kepada anak-anak tanpa kedua sakramen tersebut.“3
Jadi gereja-gereja yang percaya SAKRAMENTALISME, melaksanakan kedua upacara ini untuk anak-anak. Jewett mengomentari, “Tak pernah terpikirkan oleh seorang pun dalam gereja zaman dahulu untuk mempertanyakan hak anak-anak menerima Ekaristi setelah hak untuk mengikutsertakan mereka di dalam gereja telah ditetapkan.“ Jewett mengatakan, teori bahwa anak kecil harus dibaptis tapi tidak diberikan komuni,“bertumpu pada perkembangan dogmatik abad pertengahan dalam gereja Barat yang sama sekali tidak ada sangkut paut dengan pandangan Injili mengenai sakramen-sakreman itu.“4
Dengan berkembangnya pembaptisan anak kecil, timbullah gagasan untuk meminta para orang tua untuk bertindak sebagai orang tua baptis bagi anak yang dibaptis. Tertullianus, yang berbicara menentang pembaptisan anak kecil, mengacu kepada orang tua baptis atau orang tua dari si Anak yang dibaptis sebagai MUDAH SEKALI membuat Janji-Janji yang GEGABAH ketika mereka mengatakan bahwa anak itu akan menjadi orang Kristen dalam kehidupannya kelak. ”Siapakah yang mengetahui apakah hal ini akan terjadi?” ia bertanya.
Jadi, praktek pembaptisan anak kecil muncul di Afrika Utara kira-kira pada paruhan akhir dari abad kedua, sebagian besar disebabkan oleh kepercayaan bahwa pengampunan dosa datang melalui sakramen-sakramen. Sejalan dengan Sakramentalisme, maka perjamuan kudus juga diberikan kepada anak-anak.
Arti Pembaptisan Anak Kecil Dalam Abad Pertengahan
Setiap orang yang mengenal sejarah kekristenan mengetahui bahwa gereja mula-mula mengalami perlawanan yang sengit dari Kerajaan Romawi. Gelombang demi gelombang penganiayaan menimpa orang percaya. Bukan karena orang-orang Romawi tidka bertoleransi terhadap agama lain—orang dapat menyembah dewa mana saja yang ia sukai. Ekslusivisme (paham yang cenderung memisahkan diri dari masyarakat) kekristenan itulah yang menjengkelkan kaisar-kaisar Romawi. Orang Kristen dianggap begitu picik pikirannya sehingga mereka tidak mau berkata, ”Kaisar adalah Tuhan!”
Kaisar Diokletianus memerintah selama 20 tahun. Sebelum ia wafat, ia melawan orang-orang Kristen, mengusir mereka dari kerajaan Romawi. Pada tahun 305, ia turun takhta dan mewariskannya kepada Galerius, yang bahkan lebih bernafsu melawan orang Kristen. Menjelang kematiannya pada tahun 311, Galerius menyadari bahwa orang-orang kafir pun merasa muak dengan penganiayaan yang berdarah itu. Karena mengetahui bahwa masyarakat pada umumnya memusuhinya, ia mengeluarkan dekrit toleransi, yang sebagian besar memberikan kelegaan kepada orang-orang Kristen. Setelah ia wafat, pecahlah perebutan kekuasaan dan Konstantinus maju melintasi pegunungan Alpen untuk menggulingkan penguasa Romawi Maxentius (yang berharap untuk menggantikan Galerius) dan merebut kota Roma. Ketika Konstantinus berhadapan dengan lawannya di jembatan Mivian sedikit di luar kota Roma, ia meminta pertolongan kepada Allah orang Kristen. Dalam suatu mimpi ia melihat sebuah salib di langit dengan perkataan, ”Dalam tanda ini taklukkanlah.” Ketika ia meraih keberhasilan militer pada 28 Oktober 312, ia menganggap kemenangannya sebagai bukti dari kebenaran agama Kristen. Apakah pertobatannya sungguh-sungguh atau tidak, ia memberikan kemerdekaan kepada orang-orang Kristen dan akhirnya Kekristenan menjadi agama resmi kerajaan itu.
Apakah hubungan semua ini dengan baptisan? Dengan berkuasanya Konstantinus, Kekristenan tidak lagi merupakan suatu sekte di dalam kerajaan itu, tetapi menjadi searti dengan kerajaan itu. Sekarang orang akan menjadi Kristen hanya karena ia lahir dalam kerajaan itu, tidak perlu memiliki iman pribadi pada Kristus. Pembaptisan anak kecil menjadi mata rantai yang mempersatukan gereja dan negara.
Meskipun pembaptisan anak kecil dimulai dengan alasan-alasan teologis, yakni, kepercayaan bahwa upacara itu menghapus pencemaran dosa, sekarang pembaptisan menjadi suatu aset politik. Setiap anak yang dibaptis menjadi orang Kristen dan anggota kerajaan Romawi sekaligus. Karena anak-anak kecil dapat menjadi warga negara kerajaan tanpa keputusan apapun pada pihak mereka, demikian pulalah mereka dapat menjadi orang Kristen. Pembaptisan anak kecil menjadi praktik yang hampir universal dalam beberapa dekade.
Agustinus menerima keyakinan bahwa gereja dan negara harus bersatu, dengan menandaskan (1) hak gereja untuk menggunakan negara dalam pelaksanaan Kekristenan. Jadi, “penganut ajaran sesat“ dapat dibunuh dan para pengingkar dibantai; dan (2) pembaptisan anak kecil diharuskan.
Pembaptisan anak kecil memainkan peranan penting dalam penggabungan gereja dan negara. Itulah sebabnya golongan Anabaptis (mereka yang telah dibaptis sebagai anak kecil, tetapi dibaptis ulang sebagai orang dewasa, ketika mereka pribadi menjadi percaya kepada Kristus) dianiaya dengan begitu kejam. Perselisihannya bukan sekedar teologis, tetapi politis. Pada masanya Raja Karel Agung (dinobatkan pada tahun 800), orang-orang yang dibaptis setelah secara pribadi percaya kepada Kristus dibunuh. Yang dikhawatirkan adalah jika gereja hanya dianggap sebagai suatu kelompok dalam masyarakat dan bukan sejajar dengan masyarakat, maka seluruh kesatuan gereja dan negara akan terpecah-pecah. Pembaptisan anak kecil adalah ”perekat” yang menyatukan gereja dan negara.
Karl Barth, teolog terkenal dari Swiss, mengakui bahwa motivasi sesungguhnya dibalik Baptisan Anak adalah KONSTANTIN-isme, yakni kesatuan gereja dan Negara. Ketika berbicara mengenai para Reformator yang berpegang pada Baptisan Anak Kecil, ia mengatakan, “Orang-orang pada waktu itu tidak mau melepaskan, karena cinta atau uang, keberadaan gereja Injili dalam bentuk Corpus Christianum Konstantinian. Ketika gereja menghentikan pembaptisan anak kecil, gereja Rakyat dalam arti gereja Negara atau gereja Massa berakhir.“ Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa bahkan Luther mengakui tak akan banyak orang yang dibaptis jika seseorang, bukannya dibawa kepada baptisan, tetapi harus datang kepadanya. Barth menjelaskan bahwa Alkitab mengajarkan gereja Kristen merupakan suatu minoritas; bila semua orang diikutsertakan didalamnya, maka akibatnya adalah kesakitan bukan kesehatan. Ia mengakhiri dengan berkata bahwa, ”sudah saatnya untuk mengumumkan bahwa suatu pencarian yang urgen untuk bentuk yang lebih baik dari praktik baptisan kita sudah lama dinanti-nantikan.”5
Para Reformator: Zwingli
Pada mulanya Ulrich Zwingli, pengkhotbah dan reformator dari Zurich, mempunyai KERAGUAN YANG SERIUS tentang Pembaptisan Anak Kecil. Ia Mengaku, ”Tak ada yang lebih menyedihkan saya daripada bahwa saat ini saya harus membaptiskan anak-anak kecil karena SAYA TAHU HAL ITU SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN.”6 Ia menyadari bahwa pembaharuan yang menyeluruh dalam gereja akan berarti menghentikan kebiasaan itu. Ia mengatakan lagi, ”Saya tidak menyinggung hal baptisan, saya tidak menyebutnya benar atau salah; jika kita harus membaptis seperti YANG TELAH DITETAPKAN oleh KRISTUS, maka kita TIDAK AKAN MEMBAPTIS seorang pun sebelum Ia MENCAPAI USIA yang memperlihatkan kebijaksanaan; karena DIMANAPUN TIDAK TERTULIS bahwa Pembaptisan Anak Kecil harus dilakukan.”7
Akan tetapi, Zwingli mengubah pikirannya. Untuk mengerti penyebabnya, kita harus menyegarkan ingatan kita tentang gerakan Anabaptis yang menyebar k eseluruh Eropa selama masa Reformasi
Kata Anabaptis dipakai untuk orang-orang yang telah dibaptis sebagai anak kecil, tetapi dibaptis ulang ketika mereka pribadi menjadi percaya kepada Kristus. Para Anabaptis yang pertama adalah kaum Donatis dari abad ke-4 yang menolak untuk percaya bahwa baptisan yang mencakup setiap orang karena alasan kelahiran adalah sah. Mereka percaya bahwa gereja harus berbeda dari masyarakat dan tidak sejajar dengannya. Akan tetapi, seperti yang telah kita pelajari, ketika negara menjadi satu dengan gereja, maka gereja menggunakan kekuasaan negara untuk melaksanakan agama. Banyak orang Donatis dibunuh karena mereka berpegang pada pembaptisan orang percaya.
Kendati Donatisme (dinamakan menurut nama pemimpin mereka Donatus), ditindas, visinya tentang gereja yang terdiri atas orang-orang percaya yang dibaptis tak pernah padam. Ketika kepercayaan itu muncul beberapa abad kemudian, tindakan diambil terhadap ”para penganut bidat” yang hendak menggulingkan kebiasaan pembaptisan anak kecil. Ada banyak catatan tentang orang-orang yang memprotes gereja resmi yang menyambut semua orang. Para penentang ini ingin kembali kepada Pola Perjanjian Baru dimana gereja terdiri atas orang-orang percaya yang dibaptis. Mereka percaya bahwa gereja harus menjaga kekudusannya dengan pengabdian penuh kepada Kristus dan melalui pelaksanaan disiplin gereja. Perilaku mereka begitu baik sehingga Zwingli berkata tentang mereka, ”Pada hubungan pertama, kelakuan mereka kelihatan tak ada celanya, saleh, sederhana, menarik. Bahkan orang-orang yang cenderung mengkritik akan mengatakan bahwa kehidupan mereka baik sekali.”8
Orang-orang Kristen ini tidak dapat menerima gagasan bahwa seorang anak kecil dapat ”dibaptis,” yaitu, dijadikan Kristen dengan cara mengambil bagian dalam suatu upacara agama. Mereka menyebut pembaptisan anak kecil tidak lebih daripada hanya ”dicelupkan ke dalam pemandian Romawi.” Bagi mereka kehidupan yang kudus adalah bukti kelahiran baru. Seorang dari aliran yang lain mengatakan bahwa di dalam mereka ”tak ada dusta, tipu muslihat, sumpah serapah, pertikaian, bahasa yang kasar, tak ada makan dan minum yang melewati batas, tak ada sikap menonjolkan diri, tetapi sebaliknya yang ada ialah kerendahan hati, kesabaran, ketulusan, kelemahlembutan, kejujuran, kesederhanaan, keterusterangan dalam kadar yang sedemikian rupa sehingga orang akan mengira bahwa mereka memiliki Roh Kudus Allah.”9
Akan tetapi, gereja resmi, yang terbenam di dalam konstantinisme, menggunakan kekuasaan negara untuk membunuh ”para penganut ajaran sesat.” dan para Reformator sendiri menjadi fanatik dalam oposisi mereka terhadap orang-orang Anabaptis ketika para penentang ini bersikeras untuk memutuskan hubungan sama sekali dengan gereja resmi kerajaan itu. Dalam persoalan Pembaptisan Anak Kecil, Luther dan Zwingli berpihak pada Gereja Roma. Zwingli, misalnya, mengerti apabila ia sampai berpihak pada para Anabaptis, ia akan membangkitkan ketidaksenangan Negara. Ia berkata, ”Akan tetapi, jika saya sampai menghentikan praktik itu (Baptisan Bayi/Anak Kecil), maka saya khawatir saya akan kehilangan gaji tetap saya”10 dari berkhotbah. Tetapi terlebih penting, ia memandang para Anabaptis sebagai pengacau tatanan sosial.
Jadi, ia berbalik menentang mereka dengan mengatakan bahwa, kendati pada mulanya perlu untuk menyalahkan pembaptisan anak kecil, waktu sekarang telah berubah; ia mengaku bahwa ia telah tersesat. Ia juga mempelajari kembali Alkitab dan menyimpulkan bahwa pembaptisan anak kecil dapat dibenarkan atas dasar-dasar teologis (nanti kita akan mempertimbangkan sangahan-sanggahan ini dalam pasal ini).
Dewan kota Zurich mengatakan padanya bahwa dengan berkhotbah menentang Pembaptisan Anak Kecil, ”gereja yang kudus, para leluhur, Konsili-konsili, paus, para kardinal, dan para uskup, dan lain sebagainya, akan menjadi cemoohan orang, mereka akan diremehkan dan ditiadakan.”11 Apa lagi, konsili selanjutnya mengatakan apabila pembaptisan dibatasi kepada orang-orang percaya, akan terjadi ”ketidaktaatan terhadap dewan hakim, perpecahan, ajaran sesat, dan iman Kristen menjadi lebih lemah dan kecil.”
Jadi, pada tanggal 17 Januari 1525, dewan kota Zurich memberi tahu rakyat bahwa semua orang-tua harus menyerahkan anaknya untuk dibaptis atau mereka akan dibuang. 4 tahun kemudian, dekrit Speier memutuskan, ”Setiap Anabaptis atau orang yang dibaptis ulang, pria maupun wanita, harus dibunuh dengan api atau dengan pedang, atau dengan cara lainnya.”12 Anak-anak dibaptis bertentangan dengan kehendak orang-tuanya. Mereka yang tetap berpegang pada keyakinannya dan menolak untuk tunduk kepada dewan, ditenggelamkan atau dihukum mati. Zwingli secara sarkastis membuat pernyataan tentang Felix Manz penganut Anabaptis, ”Jika ia ingin diselamkan dalam air, biarlah ia diselamkan.” Demikianlah, Manz dengan paksa ditenggelamkan dalam air yang dalam dan dingin di Sungai Limmat hanya beberapa ratus meter dari gereja Zwingli. Banyak yang mati dengan mengatakan bahwa Zwingli telah mengkhianati mereka. Ia telah menjual jiwanya kepada kekristenan yang palsu yang menolak untuk membedakan antara gereja yang benar dan masyarakat.
Memang mudah mengkritik Zwingli karena bagi kita perpisahan antara gereja dan negara dianggap sudah semesetinya. Tetapi Zwingli hidup pada suatu masa di mana negara bertujuan untuk memastikan bahwa kehendak Allah dilaksanakan dalam kehidupan orang-orang yang tinggal dalam perbatasannya. Patut disayangkan bahwa penganiayaan menyebabkan beberapa orang Anabaptis menjadi fanatik. Orang-orang radikal seperti itu memberikan nama yang buruk kepada gerakan Anabaptis, yang hanya menyebabkan lebih banyak penganiayaan. Namun pembunuhan massal para Anabaptis benar-benar adalah salah satu halaman yang TERGELAP dalam sejarah gereja.
Para Reformator: Luther
Dan bagaimanakah pandangan Luther tentang pembaptisan anak kecil? Perkataan Luther agak tidak masuk akal ketika ia mengetengahkan,”Tidak ada cukup bukti dari Alkitab hingga seseorang dapat membenarkan bahwa pembaptisan anak kecil diperkenalkan pada masa orang Kristen mula-mula sesudah masa para rasul....tetapi jelas sekali bahwa tak seorang pun dengan hati nurani yang baik dapat menolak atau meninggalkan pembaptisan anak kecil yang telah dipraktikkan untuk waktu yang begitu lama.”13
Luther juga menyetujui pemusnahan para Anabaptis. Ia tidak mau mengakui bahwa gereja yang benar seharusnya merupakan suatu kelompok yang terpisah dari masyarakat pada umumnya. Sahabatnya Melanchton mengatakan tentang para Anabaptis,”Biarlah sekarang setiap orang yang saleh mempertimbangkan betapa besarnya kekacauan yang akan timbul jika di antara kita berkembang dua golongan, orang yang dibaptis dan orang yang tidak dibaptis!”14 Ia khawatir bahwa gereja pada akhirnya akan benar-benar berbeda dari dunia. Para Anabaptis percaya bahwa pembaptisan anak kecil adalah batu penjuru sistem kepausan; jika itu tidak dihapuskan maka tak akan ada jemaat Kristen.
Jadi, Luther tidak menghentikan Praktik pembaptisan anak kecil. Ketika para ”nabi” dari Zwickau mendesak supaya diadakan pembaharuan-pembaharuan yang lebih radikal, termasuk pembaptisan orang-orang percaya, Luther tak mau berkompromi dengan semua orang Anabaptis, serta menegaskan bahwa mereka dihasut oleh Iblis. Ia bereaksi dengan keras terhadap orang-orang radikal seperti Muentzer yang percaya bahwa ia dan para pengikutnya dapat mendirikan Yerusalem Baru di bumi. Karena terjepit di tengah-tengah topik tentang pembaptisn anak kecil, Luther hendak mendukung kedua pandangan itu. Ia ingin berpegang pada dua doktrin yang bertentangan, yakni pembenaran oleh iman dan kepercayaan bahwa anak-anak kecil dilahirbarukan oleh Baptisan. Dalam tafsirannya tentang Surat Galatia, ia bahkan menyarankan bahwa anak kecil dapat mendengar dan percaya Injil; bahkan, lebih mudah bagi seorang anak untuk percaya daripada seorang dewasa karena anak itu lebih terbuka. Dalam suatu khotbah ia mengemukakan jika seseorang menganggap bahwa anak-anak kecil yang telah dibaptis itu tidak percaya, ia harus menghentikan perbuatan itu ”supaya kita tidak lagi menghina dan menghujat kemuliaaan Allah yang mahatinggi dnegan tindakan gila-gilaan dan ketololan yang tidak beralasan.”
Kita harus mengerti Dilema yang dihadapi Luther. Ia menentang pandangan bahwa sakramen bermanfaat untuk menghapuskan dosa tanpa menghiraukan apakah orang yang menerima sakaramen itu memiliki iman. Luther menekankan bahwa imanlah yang menyelamatkan jiwa. Jadi, satu-satunya cara supaya pembaptisan anak kecil mempunyai validitas adalah bahwa anak itu harus percaya.
Tetapi di lain tempat ia menentang gagasan bahwa iman harus ada supaya sakramen baptisan ada manfaatnya. Ia menulis, dalam apa yang Verdium sebutkan sebagai salah satu hari ketika ia bingung.
Bagaimanakah baptisan dapat lebih dicerca dan dihina daripada jika kita mengatakan bahwa baptisan yang diberikan kepada orang yang tidak percaya bukanlah baptisan yang baik dan sejati!... Apakah baptisan dianggap tidak efektif karena saya tidak percaya?...Adakah doktrin yang lebih menghujat dan menentang yang dapat diciptakan dan dikhotbahkan oleh Iblis sendiri? Namun, para Anabaptis...begitu dipenuhi pengajaran ini. Saya mengemukakan yang berikut: Ada seorang Yahudi yang menerima baptisan, seperti yang sering terjadi, tetapi ia tidak percaya, apakah Anda akan mengatakan bahwa ini bukan baptisan seperti yang sesungguhnya, karena ia tidak percaya? Itu berarti tidak hanya berpikir seperti orang bodoh, tetapi terlebih lagi menghujat dan menghina Allah.15
Dewasa ini ada gereja-gereja yang mengajarkan bahwa anak-anak kecil harus dibaptiskan agar dapat dilahirkan kembali. Liturgi baptisan berbunyi, ”Kami dilahirkan sebagai anak dari umat manusia yang sudah jatuh; dalam air baptisan kami dilahirkan kembali sebagai anak Allah dan pewaris hidup kekal.” Beberapa orang membaptis anak-anak yang tidak ada harapan untuk hidup, sambil percaya bahwa tindakan ini memberi jaminan keselamatan kekal.
Akan tetapi, meskipun anak kecil itu menjadi anak Tuhan melalui baptisan, kelompok PAEDOBAPTIS (yang pro/melakukan praktik Baptisan Anak Kecil) mempunyai masalah. Beberapa anak ini ketika dewasa tidak memeluk iman Kristen, tetapi menjadi berandal. Untuk menghadapi dilema ini, upacara“masuk sidi“ ditetapkan supaya seorang anak dapat meneguhkan keputusan yang telah dibuat oleh orang tuanya. Paul K. Jewett menjelaskan bahwa perlunya praktik ini hanya dapat berarti salah satu dari dua hal: mujizat lahir baru yang dikerjakan lewat baptisan anak kecil itu DIBATALKAN ketika anak itu Dewasa/Akil Balik, atau Upacara “masuk sidi“ itu adalah Pengakuan secara diam-diam bahwa anak itu sebenarnya TIDAK PERNAH DILAHIRBARUKAN.
Para Reformator: Calvin
Dan Bagaimana dengan John Calvin? Seperti Zwingli, ia menemukan hubungan analogis antara tanda sunat dari Perjanjian Lama dan Tanda Baptisan dari Perjanjian Baru. Upacara penyunatan membuktikan bahwa berkat Allah diberikan kepada anak-anak seperti juga kepada orang-tuanya. Karena perjanjian itu tidak berubah, mengapa anak-anak harus dilarang mendapat berkat ini? Calvin mengakui bahwa Alkitab tidak pernah mencatat pembaptisan seorang anak kecil, tetapi ini, kata Calvin, sebenarnya tidak berbeda dari fakta bahwa Alkitab tidak mencatat bahwa ada wanita yang menerima Perjamuan Tuhan. Ia mencela pendapat bahwa gereja mula-mula tidak membaptis anak-anak kecil. Ia tidak dapat berpikir tentang ”satu pun penulis, betapapun kunonya, yang tidak menganggap asal-usul upacara pembaptisan anak kecil di dalam Zaman para rasul sebagai suatu kepastian.”
Seperti Luther, Calvin bergumul dengan masalah bagaimana baptisan dapat berguna bagi seorang anak kecil yang tak dapat percaya. Ia mengatakan bahwa mungkin Allah sebelumnya telah melahirbarukan anak-anak kecil yang akan diselamatkan. Para kritikus mengatakan, jika hal ini benar, maka anak-anak tak akan dilahirkan “di dalam Adam“ melainkan “di dalam Kristus.“ Kesimpulan ini tidak diterima secara luas.
Calvin mempunyai pendapat yang lebih masuk akal. Baptisan tidak mengakibatkan kelahiran kembali anak-anak kecil tetapi hanya berarti bahwa “benih-benih pertobatan terdapat di dalam anak-anak melalui pekerjaan yang rahasia dari Roh Kudus.“ Mereka dibaptis dalam iman dan pertobatan yang akan datang. Ini tidak berarti bahwa anak-anak yang tidak dibaptis harus diserahkan untuk kematian kekal jika mereka mati pada masa anak-anak. Baptisan tidak mengakibatkan kelahiran baru, tapi hanya berarti bahwa “benih-benih pertobatan“ itu ada.
Calvin juga memiliki argumen bagi mereka yang mengatakan jika anak-anak kecil dibaptis mereka juga harus diberikan Perjamuan Kudus. Ia mengatakan bahwa air, tanda kelahiran baru, adalah pantas untuk anak-anak kecil, tetapi substansi yang padat tidak. Juga, penyelidikan diri khususnya dituntut untuk Perjamuan Kudus tetapi tidak untuk baptisan.
MENELITI LEBIH SEKSAMA
Pada permulaan pasal ini, telah disebut sebuah buku yang ditulis oleh Geoffrey Bromiley, Children of Promise, sebagai pembelaan tentang pembaptisan anak kecil. Buku itu berkisar pada dasar pemikiran yang diajukan oleh Calvin, bahwa pembaptisan anak kecil adalah tanda dari Perjanjian Baru sama seperti sunat adalah tanda dari Perjanjian Lama. Paulus menulis:
Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. (Kolose 2:11-12)
Bromiley menulis bahwa baptisan bukan tanda bagi mereka yang hadir pada upacara itu, tetapi menjadi tanda bagi nama dan perbuatan Allah yang mengangkat kita dalam iman. Tanda itu menyatakan ”bukan apa yang saya lakukan, tetapi apa yang telah Allah lakukan.” Ini menjelaskan mengapa baptisan dapat diberikan kepada orang yang belum percaya. Ini bukan tanda dari iman mereka tetapi tanda tentang apa yang telah Allah lakukan (atau akan lakukan bagi orang yang dibaptis).
Bromiley memandang baptisan sebagai tanda bahwa Allah telah memilih anak kecil itu, sebuah pandangan yang disebut ”Pemilihan Berdasarkan Dugaan” oleh orang-orang dari gereja Calvinis di Swiss yang menganutnya. Akan tetapi, masalahnya adalah beberapa orang yang diduga telah terpilih, tidak percaya ketika mereka sudah cukup umur. Banyak yang mati sebagai orang-orang murtad. Para kritikus dengan cepat menunjukkan bahwa ”Pemilihan Berdasarkan Dugaan” itu benar-benar merupakan dugaan belaka! Tidakkah terlalu gegabah untuk memberikan tanda pemilihan sebelum kita mengetahui apakah anak itu dipilih? Mengapa tidak menanti sampai anak itu sudah cukup usia untuk membuktikan pemilihannya melalui iman dan perbuatan-perbuatan baik?
Bromiley menjawab keberatan ini dalam dua cara: (1) Meskipun segenap bangsa Israel diplih oleh Allah, tidak tiap-tiap orang Israel diselamatkan. Dengan kata lain, semua pria disunat, tetapi tidak semuanya diselamatkan. Demikian juga, semua anak dapat dibaptis meskipun tidak semuanya akan diselamatkan. (2) Bahkan mereka yang mempraktikkan pembaptisan orang percaya menghadapi risiko membaptiskan orang yang kemudian menjadi murtad. Karena itu tanda air tak pernah secara langsung dapat disamakan dengan pemilihan untuk hidup kekal.
Keuntungan-keuntungan apakah yang diterima oleh anak-anak melalui baptisan jika keselamatan mereka tidak dijamin olehnya? Bromiley mengakui bahwa anak-anak itu tidak diselamatkan oleh baptisan dan juga baptisan bukan jaminan bahwa mereka akan diselamatkan. Mereka berada di bawah janji ilahi dan ikut serta dalam pemilihan secara kelompok. Mereka bertumbuh dibawah ”suasana panggilan ilahi.” Baptisan adalah tanda lahiriah, dari kasih karunia yang akan diterima seorang anak jika ia percaya ketika ia cukup umur.
Tetapi masih ada lagi. Kendati Bromiley mengatakan bahwa pembaptisan anak kecil tidak mengakibatkan pembaharuan (di sini ia sepakat dengan Calvin menentang Luther), menjelang akhir bukunya ia mengatakan ada hubungan antara pembaptisan anak kecil dan keselamatan anak kecil. Karena semua anak dilahirkan dibawah hukuman dosa Adam, Allah harus membuat persediaan yang khusus bagi mereka jika mereka akan diselamatkan. Apa yang ingin dianjurkan oleh Bromiley ialah bahwa baptisan adalah sarana yang olehnya anak-anak orang percaya ”memasuki pendamaian yang dikerjakan Anak Allah menurut penilaian Bapa.” Ia juga sependapat dengan Luther bahwa karena iman meskipun ”biasanya ia tidak menyadarinya.”
Bagaimana mengenai anak-anak yang tidak dibaptis? Bromiley tidak berteori, tetapi berharap bahwa mereka juga akan diselamatkan. Tetapi di sini, pembaca buku Bromiley mencapai jalan buntu. Apabila semua yang meninggal dunia sebagai bayi diselamatkan, maka baptisan sama sekali bukan sarana keselamatan. Di pihak lain, jika anak-anak kecil yang sudah dibaptis saja yang selamat pada saat kematian, maka, bertentangan dengan pernyataan yang dibuat Bromiley dalam pasal-pasal pertama dari bukunya, baptisan adalah sarana kelahiran kembali. Masalahnya belum dipecahkan: apakah melalui baptisan anak-anak kecil dilahirkan kembali atau tidak?
Bagaimanakah pendapat kita mengenai penjelasan ini? Pertama-tama, orang yang mengajarkan pembaptisan orang percaya dengan cepat menunjukkan bahwa perbandingan Bromiley antara sunat dan baptisan kurang baik karena Perjanjian yang Baru berbeda sekali dengan perjanjian yang lama. Memang benar bahwa sunat secara rutin dijalankan dalam Perjanjian Lama, baik yang beriman atau tidak. Sunat merupakan tanda dari berkat-berkat perjanjian yang hanya dapat diterima sepenuhnya oleh seorang anak apabila ia memiliki iman pribadi setelah ia cukup umur.
Dibawah perjanjian yang baru, baptisan memainkan peranan yang berbeda. Hanya benih Abraham yang rohani yang menerima tanda baptisan. Artinya, tanda itu dibatasi bagi mereka yang memiliki iman yang menyelamatkan. Seorang anak kecil belum menjadi anggota dari kelompok rohani yang sisa ini. Baptisan adalah tanda, bukan dari iman yang akan datang, tetapi dari iman yang sudah ada. Para reformator sendiri mengetahui hal ini; itulah sebabnya mereka berpendapat bahwa anak-anak kecil dapat percaya, atau berpegang pada pandangan yang sama-sama tidak masuk akal bahwa orang tua atau wali dapat percaya ganti mereka.
Sunat adalah tanda dari berkat duniawi yang bersifat sementara yang diberikan Allah kepada keturunan Abraham. Tanda ini juga menunjuk kepada keuntungan-keuntungan rohani yang pokok bagi mereka yang mau percaya. Sebagai perbandingan, di dalam gereja, daftar silsilah seorang tidak menjamin berkat yang khusus. Itulah sebabnya baptisan dibatasi bagi mereka yang percaya dan oleh karena itu menjadi pewaris hidup kekal.
Kedua, ketika Bromiley mengatakan bahwa penyelamatan dan pembaptisan anak kecil saling berkaitan, agaknya ia secara diam-diam sependapat dengan Luther bahwa anak-anak dilahirkan kembali melalui baptisan. Inilah sebabnya ia menegaskan bahwa anak-anak dapat percaya. Ini bertentangan dengan pernyataan-pernyataannya yang sebelumnya bahwa baptisan tidak menyebabkan seorang anak kecil dilahirkan kembali. Pada satu pihak, ia mengemukakan bahwa baptisan hanyalah suatu tanda dari keselamatan yang akan datang. Pada pihak lain, ia ingin menegaskan bahwa baptisan mengajarkan kelahiran kembali karena anak-anak kecil memiliki iman.
Karl Barth mengatakan, ”Fakta itu tak dapat dielakkan; dalam setiap usaha untuk memikirkan dalam-dalam hubungan antara baptisan dan iman untuk doktrin tertentu mengenai pembaptisan anak kecil, maka kita akan memasuki jalan buntu yang paling menyedihkan, karena dalam pertanyaan ini, satu ketidakjelasan dan kebingungan menimbulkan ketidakjelasan yang lain; satu mengikuti yang lain dan itu terjadi karena memang perlu.”16 (Bagaikan TAMBAL SULAM-dede)
Pertentangan di Inggris
Pengkhotbah terkenal Charles Haddon Spurgeon memulai suatu badai kontroversi ketika pada 5 Juni 1864, ia menyampaikan khotbah yang menentang pembaptisan anak kecil dari Markus 16:15-16. karena ia dengan begitu terus terang mengkritik Gereja Inggris, ia menyangka bahwa ini akan menghancurkan pelayanan khotbah tertulisnya. Justru sebaliknya yang terjadi. Ia menjual lebih dari seperempat juta kopi dari khotbahnya.
Spurgeon mengutip dari Katekismus Gereja Inggris, untuk membuktikan ajaran gereja itu bahwa melalui pembaptisan anak kecil maka anak itu menjadi anggota Kristus, anak Tuhan, dan pewaris kerajaan Sorga. Ia mengutip dari liturgi upacara itu sendiri untuk membuktikan lebih lanjut bahwa gereja benar-benar mengajarkan anak-anak dilahirkan kembali melalui baptisan.
Spurgeon menjelaskan bahwa TAK ADA UPACARA LAHIRIAH YANG DAPAT MENYELAMATKAN SESEORANG. Ini dengan mudah dapat dibuktikan oleh fakta-fakta; beribu-ribu orang yang dibaptis sebagai anak kecil sedang menjalani hidup yang asusila dan fasik, yang membuktikan bahwa mereka tak pernah menjadi anak Tuhan. Alkitab juga TIDAK MENGAJARKAN BAHWA SESEORANG DAPAT BERIMAN GANTI ORANG LAIN; orang-tua tak dapat percaya ganti anak-anaknya. Lebih runyam lagi, bahkan orang tua itu sendiri belum dilahirkan kembali. Jadi Spurgeon menulis, ”orang-orang berdosa yang belum lahir baru berjanji untuk seorang bayi yang malang bahwa ia akan memelihara semua perintah kudus Allah, yang mereka sendiri langgar secara ceroboh setiap hari! Berapa lamakah Allah yang panjang sabar akan membiarkan hal ini terus?”17
Supaya jangan ada orang yang mengatakan bahwa penyalahgunaan praktik itu tidak merupakan alasan untuk menentangnya, Spurgeon akan berkata bahwa praktik itu sendiri adalah suatu penyalahgunaan. Itu menempatkan keselamatan pada dasar yang salah, ”karena dari semua dusta yang telah mnyeret berjuta-juta orang ke Neraka, saya memandang ini sebagai yang PALING KEJAM—bahwa dalam gereja ada orang-orang yang bersumpah bahwa baptisan menyelamatkan jiwa.”18 Ia mendorong mereka yang mungkin menyandarkan keselamatan mereka pada upacara ini supaya ”melemparkan iman yang beracun ini ke dalam api seperti yang diperbuat Paulus dengan ular yang memagut tangannya.”
Para kritikus menanggapi dengan mengingatkan Spurgeon bahwa anak-anak kecil dibawa kepada Kristus supaya Ia memberkati mereka. Maka Spurgeon menyampaikan suatu khotbah yang lain untuk membuktikan adanya perbedaan besar antara membawa anak-anak kepada Kristus dan membawa mereka ke tempat baptisan. ”Usahakanlah untuk membaca Firman itu (tentang pemberkatan anak-anak) sebagaimana itu ditulis, dan Anda takkan menemukan air di dalam ayat-ayat itu, tetapi hanya Yesus. Apakah air dan Kristus itu hal yang sama? Tidak, di sini terdapat perbedaan yang luas, seluas jarak antara Roma dan Yerusalem.... antara DOKTRIN PALSU dan INJIL Tuhan Kita Yesus Kristus.”19
Sejauh yang diketahuinya, Spurgeon percaya bahwa semua anak kecil yang mati akan masuk Sorga. Tetapi hal ini terjadi, bukan karena mereka dilahirkan tanpa salah atau karena baptisan telah menghapus dosa mereka, tetapi karena Allah dengan penuh rakhmat telah menanggungkan dosa mereka kepada Kristus. Bagaimanapun juga, keselamatan semua anak berada dalam tangan Allah, bukan dalam tangan manusia yang menjalankan upacara gereja
Apakah Baptisan Menyelamatkan orang?
Apakah Alkitab mengharuskan orang dibaptis untuk menerima keselamatan? Ada yang mengatakan bahwa orang dewasa yang telah percaya belum diselamatkan sampai mereka juga dibaptis. Ada suatu aliran yang mengajarkan bahwa Allah bekerja melalui upacara ini untuk menyalurkan keselamatan dan kasih karunia-Nya. Tiga ayat Alkitab yang utama digunakan untuk mengajarkan doktrin ini. Yang pertama adalah perkataan Kristus kepada Nikodemus, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah” (Yoh 3:5).
Apakah maksud Kristus? Satu kaidah penafsiran yang pokok ialah supaya kita menempatkan diri kita di tempat orang yang kepadanya perkataan ini ditujukan, dalam hal ini Nikodemus. Apakah ia akan menafsirkan kata air sebagai rujukan kepada baptisan? Dengan latar belakang Yahudinya, rasanya tak mungkin ia melakukan hal itu. Sebagai seorang ahli Perjanjian Lama, ia akan berpikir tentang Yehezkiel 36:25, ”Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.” Di ayat ini air mengacu kepada Roh Kudus sebagai sarana penyucian, seperti yang ditunjukkan oleh ayat berikutnya, ”Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu.”
Para ahli bahasa Yunani mengemukakan bahwa Kristus mungkin sedang menggunakan permainan kata. Kata Yunani pneuma (diterjemahkan ”roh”) sebenarnya adalah kata untuk ”angin”, bergantung konteksnya. Jadi, mungkin yang dikatakan Kristus adalah, ”Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan angin, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.” Beberapa ayat kemudian, dengan menggunakan kata yang sama Kristus berkata, ”angin bertiup ke mana ia mau.” Kedua kekuatan alam yaitu air dan angin adalah lambang Roh Kudus.
Bagaimanapun juga, sering kali air menggambarkan pekerjaan Roh Kudus (seperti dalam ayat di atas). Sangat tidak masuk akal bahwa Kristus akan menambahkan persyaratan baptisan sebagai jalan masuk ke dalam kerajaan Sorga ketika berbicara dengan Nikodemus, tetapi tidak menyebutkannya dalam bagian lain. Jika baptisan diperlukan untuk keselamatan, seharusnya ini dinyatakan dengan jelas di bagian lain. Tetapi berkali-kali, hanya iman yang disebutkan sebagai satu-satunya syarat. Bahkan, dalam pasal yang sama, percaya disebutkan sebagai satu-satunya dasar keselamatan.
Bagian Alkitab berikutnya adalah Kisah Para Rasul 2:38, ketika Petrus berbicara pada hari Pentakosta, ”Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”
Penyebutan pertobatan dan baptisan sekaligus tidaklah berarti bahwa kedua-duanya dibutuhkan untuk mendapat pengampunan dosa. Saya dapat mengatakan,”Ambillah kuncimu dan jasmu dan hidupkan mesin mobil.” itu tidaklah berarti bahwa mengambil jas seorang diperlukan untuk menghidupkan mesin mobil meskipun disebut bersama-sama dengan mengambil kunci. Pertobatan, bukan baptisan, yang perlu untuk pengampunan dosa.
Tata bahasa Yunani menguatkan penafsiran ini. Frase ”dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” sebenarnya ditulis dalam tanda kurung. Perintah untuk bertobat adalah jamak, ”bertobatlah kamu,” dan demikian juga kalimat ”untuk pengampunan dosamu (jamak).” Ini berarti bahwa perintah untuk bertobat menurut tata bahasa sesuai dengan pengampunan dosa. Perintah untuk dibaptiskan adalah tunggal, ”hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis,” yang memisahkannya dari kalimat lainnya. ”Bertobatlah...untuk pengampunan dosamu” adalah pokok utamanya. Perhatikan bahwa dalam Kisah Para Rasul 10:43, Petrus menyebutkan iman sebagai satu-satunya persyaratan untuk menerima pengampunan dosa.
Bagian ketiga terdapat dalam I Petrus 3:21 dimana Petrus menuliskan, ”Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan.” Tetapi frase ini harus ditafsirkan dengan mengingat konteksnya. Dikatakan bahwa, baptisan menyelamatkan kita, seperti air menyelamatkan Nuh. Bagaimanakah caranya air menyelamatkan Nuh? Air sama sekali tidak menyelamatkannya; air adalah alat hukuman. Sebenarnya behteralah yang menyelamatkan dia dengan membawanya mengarungi air. Nuh membangun dan memasuki bahtera itu dengan iman.
Selanjutnya Petrus menjelaskan bahwa air juga tidak menyelamatkan kita. Baptisan menyelamatkan, ia mengatakan, tetapi bukan tindakan pembasuhan jasmaniah yang mengerjakannya, ”bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus.” Air tidak menyelamatkan Nuh, dan air baptisan juga tidak menyelamatkan kita. Apakah yang menyelamatkan? Permohonan hati nurani yang baik kepada Allah. Kata permohonan dapat diterjemahkan ”jawaban.” Orang-orang pada waktu itu dituntut untuk membuat pernyataan iman sebelum baptisan. Iman yang mereka ungkapkan itulah yang menyelamatkan.
Tetapi tunggu dulu. Kita tahu bahwa Allah menganugerahkan keselamatan kepada orang-orang yang percaya. Bagaimanakah pernyataan iman yang diberikan pada saat baptisan dapat menyelamatkan orang? Bukankah kesaksian seperti itu adalah akibat dari iman yang menyelamatkan dan bukannya tindakan dari iman yang menyelamatkan? Meneliti ayat ini dengan lebih seksama akan mengemukakan bahwa yang dipikirkan Petrus adalah kesediaan untuk mengakui Kristus di dalam baptisan itulah yang menyelamatkan seorang dari hati nurani yang bersalah. Perhatikan nasihatnya yang terdahulu, ”dengan hati nurani yang murni” (ayat 16). Konteksnya adalah bersedia untuk menderita karena Kristus, tanpa menghiraukan harganya. Baptisan meneguhkan di depan umum bahwa kita telah bersatu dengan Kristus; itu menyelamatkan seseorang dari pencobaan untuk berdiam diri tentang imannya. Petrus mengatakan bahwa itu adalah, ”memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah.”
Kita merangkum persamaannya, air tidak menyelamatkan Nuh, tetapi ia dibawa dengan selamat melaluinya karena imannya kepada Allah. Demikian pula, air tidak menyelamatkan orang yang dibaptis; tetapi ia juga dibawa dengan selamat melaluinya—itulah kiasan tentang kematian dan penghukuman. Ia diselamkan ke dalamnya dan kemudian dikeluarkan lagi untuk melambangkan kematian terhadap kehidupannya yang lama dan kebangkitan kepada hidup yang baru. Meskipun penganiayaan dapat datang, ia mempunyai hati nurani yang baik di hadapan Allah.
Jika seseorang berpikir bahwa baptisan dibutuhkan untuk keselamatan dari dosa, biarlah ia merenungkan perkataan Paulus kepada jemaat di Korintus. Dalam ayat itu Paulus menyebutkan semua orang yang seingatnya telah dibaptiskannya—hanya Krispus dan gayus dan keluarga Stefanus, kemudian ia menambahkan, ”Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil” (I Kor 1:17). Jika baptisan dibutuhkan untuk keselamatan, Paulus tentu sudah memastikan bahwa semua orang yang percaya dibaptis. Akan tetapi ia membedakan Injil daripada tindakan baptisan.
Jika baptisan diperlukan untuk keselamatan, penyamun disalib tak dapat diselamatkan, karen aia tidak dibaptis setelah ia percaya kepada Kristus. Namun ia memiliki jaminan dari Tuhan sendiri, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43).
Peraturan-peraturan dalam Perjanjian Baru seumpama cincin kawin. Orang dapat saja menikah tanpa memiliki cincin kawin; demikian juga, orang bisa memakai cincin kawin tanpa menikah. Meskipun baptisan mendapatkan prioritas tinggi di dalam Perjanjian Baru, upacara itu tidak pernah dianggap sebagai sarana keselamatan.
Cara Baptisan?
Apakah yang harus menjadi cara baptisan? Tak perlu diragukan bahwa Perjanjian Baru agaknya mengajarkan bahwa orang-orang percaya benar-benar dibenamkan, yakni dimasukkan ke dalam air dan dikeluarkan lagi. Apakah itu Yohanes Pembaptis yang membaptis di Sungai Yordan, ataupun Filipus yang membaptis sida-sida Ethiopia, teks Alkitab memberitahu kita bahwa mereka turun ke dalam air dan kemudian kelaur dari air. Cara inilah yang paling baik melukiskan penjelasan Paulus tentang baptisan Roh sebagai kematian, penguburan, dan kebangkitan (Roma 6:1-4).
(Sida-sida Ethiopia dalam Kisah Para Rasul 8:35-39,
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
Perhatikan yang diBold/dicetak tebal, ada prinsip: BERITAKAN INJIL, PERCAYA, TEMPAT YG ADA AIR untuk BAPTIS, Cara Baptis: TURUN KE DALAM AIR, KELUAR DARI AIR, Dampak: SUKACITA-- Penekanan Dede)
Di katakombe-katakombe di Roma terdapat gambar-gambar yang memperlihatkan air yang dituangkan ke atas kepala seseorang dalam tindakan baptisan. Seperti yang disebutkan, Diadache, suatu buku pedoman tentang pemerintahan gereja yang diterbitkan pada abad kedua, mengajarkan bahwa jika seseorang tak dapat dibaptis dalam air yang mengalir (seperti sungai), air harus disiramkan ke atas kepalanya. Jelaslah, dibutuhkan air dalam jumlah yang banyak untuk membenamkan seorang dewasa, jadi cara ini tidak selalu dapat dikerjakan dengan mudah. Menuangkan air ke atas kepala kadangkala (mungkin sering kali) diperlukan. Beberapa bagian gereja telah menjalankan pemercikan air ke atas kepala, kemungkinan untuk mengelakkan beberapa hal yang kurang menyenangkan karena menjadi basah dari kepala sampai ke kaki.
Akan tetapi, acara apapun yang disepakati tidaklah sepenting dengan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tentang baptisan anak kecil dan apakah baptisan sebenarnya dapat menjadi sarana penyaluran kasih karunia. Dalam perkara seperti ini kejelasan berita Injil secara langsung dipengaruhi.
Sayangnya, hampir tidak ada harapan bahwa kekristenan akan sependapat mengenai peraturan yang penting ini. Kembali pertanyaan dasarnya adalah apakah keselamatan diperoleh dengan IMAN saja atau apakah sakramen-sakramen adalah bagian dari pengalaman pertobatan.
Sumber: “Bagaimana Tentang Baptisan?” dari buku Teologi Kontemporer (ALL ONE BODY-WHY DON’T WE AGREE?), Erwin W. Lutzer, Gandum Mas, cetakan ketiga, 2005. Halaman 99-122.
Catatan Kaki:
1. Paul K. Jewett, Infant Baptist and the Covenant of Grace (Grand Rapids, Eerdmans, 1978), 40
2. ibid, 20
3. ibid, 17-18
4. ibid, 42
5. ibid, 111
6. Leonard verdium, The Reformers and Their Stepchildren (Grand Rapids, Eerdmans, 1964), 198
7. ibid, 199
8. Roland H, Bainton, The Reformation of the Sixteenth century (Boston: Beacon Press, 1952), 97.
9. Ibid.
10. Verdium, 199
11. ibid, 201
12. ibid
13. ibid, 204
14. ibid, 209
15. ibid, 201
16. ibid, 185
17. Charles H. Spurgeon, “Baptismal Regeneration,” in Sermons (New York: Funk and Wagnalls, n.d.), 8:23.
18. ibid
19. Spurgeon, “Children Brought to Christ, Not to the Font,” in Sermons, 8:41
Apa kata Harold Lindsell tentang Erwin W. Lutzer dalam prakata bukunya?
Erwin W. Lutzer, pendeta gereja Moody Memorial Church di Chicago, disebut sebagai seorang pembela tradisi Reformasi yang kuat.
Lutzer menjelaskan bahwa kaum Injili (evangelikalisme) adalah rumah tangga yang terpecah-pecah dan banyak orang dalam kelompok ini sama sekali tidak konsekuen karena mereka mempunyai pandangan-pandangan yang TIDAK BENAR jika dipandang secara LOGIS dan ALKITABIAH.
Lutzer menyangkal bahwa baptisan air amat diperlukan untuk KESELAMATAN. Ketika beliau membicarakan Perjamuan Tuhan dan soal yang sulit tentang kehadiran Kristus di dalam unsur-unsur perjamuan itu, beliau mencakup doktrin satu aliran tentang TRANSUBSTANSIASI, pandangan Luther tentang KONSUBSTANSIASI, pandangan CALVIN tentang Kehadiran Rohani, dan pandangan Zwingli tentang Kehadiran Simbolis. Implikasi yang terkandung dalam posisi-posisi ini amatlah penting, pembaca dapat yakin bahwa banyak YANG TIDAK BERSEDIA untuk mengubah pandangan mereka, TAK PEDULI penjelasan-penjelasan apa pun yang dikemukakan. Dalam kesemuanya ini, dibalik karya Lutzer ini terdapat maksud yang tak diutarakan namun sangat nyata bahwa fungsi terpenting dari pikiran orang-orang yang menyebut dirinya kristen adalah untuk berpikir secara Kristen. Dan ini merupakan hal yang jarang sekali terdapat di antara kaum Injili. Dengan gamblang beliau mengatakan bahwa KITA HARUS ALKITABIAH, dan UNTUK MENJADI ALKITABIAH, KITA HARUS BERPIKIR SECARA KRISTEN.
Lutzer adalah seorang pendeta yang sabar dan meyakinkan dan tak pernah mengata-ngatai atau menyalahkan mereka yang mempunyai segi pendapat yang berbeda. Memang Lutzer bersikeras bahwa BEBERAPA AJARAN TIDAK ALKITABIAH, namun ia menyatakan perhatian yang penuh kasih terhadap mereka yang menganut ajaran yang ia anggap TIDAK ALKITABIAH. Sebaiknya Anda berusaha untuk membeli buku ini!
---------------------------------------------
Erwin W. Lutzer menyarankan Baca juga buku Paul K Jewett, Infant Baptism and the Covenant of Grace, Grand Rapids: Eerdmans, 1977. Karya ini memuat sejarah yang rinci tentang doktrin baptisan anak kecil dan menyimpulkan bahwa BAPTISAN ANAK KECIL, BERTENTANGAN dengan ajaran Perjanjian Baru. Buku ini sangat ilmiah. Buku ini menarik karena ditulis oleh seorang teolog perjanjian (Covenant Teolog), yang dididik untuk menerima Baptisan Anak Kecil. Ini merupakan bacaan yang perlu dibaca oleh barangsiapa yang menaruh minat pada doktrin yang kontroversial ini.
Baptisan Anak tidak dibenarkan karena syarat orang dibaptis adalah percaya dengan segenap hati, dan tidak boleh diwakilkan. Tertullian, Bapak Gereja Abad II adalah orang pertama yang menentang Praktek Baptisan Bayi. Namun ia tidak sanggup membendung arus yang begitu deras seorang diri. Praktek ini semakin berkembang. Penyebab lain baptisan bayi ialah penyimpangan doktrin tentang GEREJA LOKAL. Gereja waktu itu mentolerir ide penyatuan gereja dan negara. Konsep negera Kristen melahirkan konsep masyarakat suci. Setiap warga negara adalah warga gereja dan sebaliknya. Penyatuan gereja dan negara mensyaratkan setiap bayi yang lahir segera dibaptis untuk memasuki masyakarat suci (Sacral Society) agar mendapat kepastian keselamatan. Karena ada kebutuhan membaptis bayi maka cara yg lebih aman adalah cara memercik atau meneteskan air ke atas kepala sang bayi. Ini disebut Rantisan (Rantiso) dan bukan baptisan (Baptiso=BAPTISM)
KESIMPULAN:
1 Alkitab dengan gamblang menyatakan bahwa BAPTISAN diberikan kepada mereka yang menanggapi/PERCAYA berita INJIL dan TIDAK BOLEH DIWAKILKAN.
2. Dalam PB, Baptisan segera menyusul setelah IMAN PRIBADI kepada Kristus digunakan. Dalam gereja mula-mula, TAK SATUPUN orang percaya yang tidak dibaptis. Semua orang Percaya DIBAPTIS sebagai suatu kesaksian terhadap iman mereka.
3. Karl Barth menyimpulkan dengan benar bahwa Pembaptisan Anak Kecil/bayi bagaikan Tambal Sulam yang tidak ada habis-habisnya.
4. Upacara“masuk sidi“ ditetapkan supaya seorang anak dapat meneguhkan keputusan yang telah dibuat oleh orang tuanya. Paul K. Jewett menjelaskan bahwa perlunya praktik ini hanya dapat berarti salah satu dari dua hal: mujizat lahir baru yang dikerjakan lewat baptisan anak kecil itu DIBATALKAN ketika anak itu Dewasa/Akil Balik, atau Upacara “masuk sidi“ itu adalah Pengakuan secara diam-diam bahwa anak itu sebenarnya TIDAK PERNAH DILAHIRBARUKAN.
5. Perbandingan Tanda SUNAT dan Tanda BAPTISAN, TIDAK TEPAT
6. Mengubah Tradisi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Kebenaran dan Ajaran Alkitab adalah PERLU dan HARUS dilakukan.
7. Baptisan bukan syarat memperoleh Keselamatan, HANYA IMAN SAJA.
8. Baptisan Bayi/Anak Kecil TIDAK ALKITABIAH dan Sungguh Menyesatkan.
9. Kesalahan Doktrin Gereja Universal waktu itu menjadi penyebab bersatunya gereja dan negara sehingga memunculkan Baptisan Anak Kecil.
10. Kaum Anabaptis, Charles Haddon Spurgeon, Karl Barth, John Piper, Paul K Jewett, Erwin W. Lutzer MENYATAKAN BAPTISAN ANAK/BAYI BERTENTANGAN DENGAN AJARAN ALKITAB.
11. Para Reformator (Luther, Zwingli, Calvin) semasa kecil menjalankan praktik BAPTISAN ANAK KECIL/BAYI, hal ini membuat Dilema dalam diri mereka, dan mereka belum pernah dibaptis semasa dewasa. Mereka tidak tegas Menentang Baptisan Bayi/Anak Kecil, bagaikan buah simalakama bagi diri mereka sehingga dalam teori2 mereka menjadi TIDAK KONSISTEN hubungan Baptisan Anak kecil dan pembenaranm hanya karena IMAN.
12. Mereka yang praktekkan Baptisan Anak Kecil/Bayi tidak punya JAWABAN yang TEPAT dan Meyakinkan mengenai apakah setiap/semua BAYI YANG MATI PASTI MASUK SORGA.
13. Dalam cara Baptisan dan hal yang dilambangkan dari Baptisan, Lutzer mengakui TANPA RAGU bahwa cara SELAM (BAPTISO) paling sesuai dengan AJARAN ALKITAB, namun beliau tidak terlalu permasalahkan cara baptisan (dalam bukunya-terlihat singkat sekali pembahasannya).
14. KITA HARUS ALKITABIAH, dan UNTUK MENJADI ALKITABIAH, KITA HARUS BERPIKIR SECARA KRISTEN.
SIKAP TIDAK BERANI MENYATAKAN KEBENARAN DAN KETIDAKBENARAN adalah AKIBAT dari KETIDAKJELASAN.
SESEORANG TIDAK MUNGKIN BISA MENJADI ORANG KRISTEN YANG BAIK TANPA MENJADI ANGGOTA JEMAAT YANG BAIK itulah sebabnya setiap orang Kristen yang telah LAHIR BARU HARUS menjadi anggota dari sebuah jemaat yang ALKITABIAH.
AMSAL 23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.
Tidak ada Gereja yg Sempurna, itu benar. Ada Gereja Yang Lebih Benar, itu Benar.
www.dedewijaya.co.cc
www.dede-wijaya.co.cc
www.dedewijaya83.co.cc
http://dedewijaya.blogspot.com
http://dedewijaya83.blogspot.com
http://dedewijaya.multiply.com
http://dedewijaya83.multiply.com
http://dedewijaya.wordpress.com
http://www.sabdaspace.org/blog/dedewijaya
http://www.in-christ.net/blog/dedewijaya
“Tidak, tentu saja tidak,“ jawab yang lain.”Jika ia dibaptis sampai ke dahinya, apakah itu baptisan?”
“Tidak,“ kata orang itu lagi dengan tegas.
“Nah,“ kata orang tersebut, “itu membuktikan bahwa air yang di atas kepala itulah yang betul-betul penting!“
Baptisan air telah menjadi sumber kontroversi di kalangan Kristen sejak gereja mulai berdiri. Dalam Kisah Para Rasul baptisan air dikaitkan secara erat dengan PENGALAMAN PERTOBATAN. "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.“ (Kisah 2:38). Ayat-ayat seperti ini telah menimbulkan berbagai perbedaan pendapat yang masih terus diperdebatkan sekarang ini.
Tiga pertanyaan kerap kali diajukan:
(1) Haruskah baptisan air dibatasi untuk orang-orang dewasa yang secara pribadi telah percaya kepada Kristus?
(2) Apakah baptisan itu suatu sarana kasih karunia yang membuat seseorang dilahirkan kembali?
(3) Apakah yang menjadi pola baptisan-yaitu, haruskah kita diselamkan?
Munculnya Pembaptisan Anak Kecil
Dalam beberapa kasus teks Alkitab dengan gamblang menyatakan bahwa baptisan diberikan kepada mereka yang menanggapi berita Injil. Misalnya, dalam kasus kepala penjara di Filipi, kita membaca, “Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.“ (Kisah Para Rasul 16:32). Ini menjelaskan mengapa seisi rumahnya dapat/boleh dibaptis—mereka semua telah cukup usia untuk mendengarkan Firman. Pembaptisan yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak dikategorikan seperti ini, bertumpu pada alasan-alasan teologi yang lain.
Dalam PB, Baptisan segera menyusul setelah IMAN PRIBADI kepada Kristus digunakan. Setahu kami, dalam gereja mula-mula, TAK SATUPUN orang percaya yang tidak dibaptis. Semua orang Percaya DIBAPTIS sebagai suatu kesaksian terhadap iman mereka.
Jika demikian, darimanakah munculnya pembaptisan yang bukan seperti hal yang disebutkan ini? Kita mungkin berharap akan menemukan berbagai rujukan yang berkenaan dengannya dalam tulisan-tulisan para bapak gereja, yakni, mereka yang mengenal para rasul. Tidak demikian. Misalnya, Ireneus, yang mengenal Polikarpus, seorang murid rasul Yohanes, menuliskan suatu risalah teologi yang terdiri atas 5 Jilid termasuk tentang baptisan.
Dalam Surat Barnabas (sekitar tahun 120-130), suatu pasal yang singkat disediakan untuk membicarakan Baptisan Air, tetapi Hanya Baptisan Orang-orang Percaya. ”Kami turun ke dalam air penuh dengan dosa dan kecemaran, dan kami keluar dengan membawa buah dalam hati kami, ketakutan dan pengharapan dalam Yesus di dalam Roh.”1
Yang lebih penting lagi adalah kenyataan bahwa dalam Didache, sebuah buku pedoman awal tentang pelayanan Kristen (sekitar tahun 100-110), terdapat ajaran yang terinci tentang perilaku moral orang yang dibaptis. Ajaran itu menjelaskan bahwa air yang mengalir harus dipakai; jikalau tidak ada, maka pakailah air yang tergenang. Jika tidak ada cukup air untuk membenamkan calon yang akan dibaptis, maka air dituangkan ke atas kepalanya tiga kali dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tetapi pembaptisan yang lain daripada itu tidak disebutkan.
Dengan munculnya SAKRAMENTALISME, baik Baptisan maupun Perjamuan kudus dinggap sebagai sarana kasih karunia yang diberikan kepada Gereja. Kalau begitu, tampaknya logis untuk melaksanakannya. Petunjuk pertama yang tegas tentang pembaptisan dating dari Tertullianus, pemimpin gereja Afrika Utara (sekitar tahun 200), yang menandaskan bahwa anak-anak harus datang untuk dibaptis ketika mereka sudah DEWASA supaya mereka mengerti apa yang sedang mereka lakukan. ”Oleh karena itu, sesuai dengan keadaan dari watak seseorang, dan juga usianya, maka PENUNDAAN baptisan adalah LEBIH MENGUNTUNGKAN, khususnya dalam hal anak-anak kecil.”2 Keberatannya menunjukkan bahwa pada tahun 200 pembaptisan anak kecil telah dipraktekkan dalam beberapa gereja.
Petunjuk kedua tentang baptisan anak kecil datang dari tulisan-tulisan Origenes, yang dilahirkan dalam suatu keluarga Kristen di Alexandria, Mesir. Ia menjadi tenar sebagai guru, kendati pada akhirnya ia terpaksa pindah ke Palestina oleh karena perlawanan dari uskup Alexandria. Dalam sebuah tafsiran Injil Lukas, ia menulis bahwa anak-anak kecil dibaptis ”supaya pencemaran dari kelahiran kita dihapuskan.” Pada hakekatnya ia mengulang pernyataan yang sama dalam sebuah tafsiran tentang Surat Roma.
Para sarjana berbeda pendapat mengenai pentingnya bagian-bagian ini. Meskipun Origenes menulis dalam bahasa Yunani, bagian-bagian ini hanya terdapat dalam sebuah terjemahan Latin yang dibuat oleh seorang bernama Rufinus, yang hidup pada periode yang kemudian dan yang terkenal suka menambah-nambahkan pendapatnya sendiri ke dalam terjemahannya. Ada yang menduga bahwa ia menambahkan rujukan-rujukan tentang pembaptisan anak kecil untuk menyelaraskan ajaran Origenes dengan kepercayaan gereja Latin pada zamannya. Akan tetapi, jika pernyataan-pernyataan Origenes itu asli, maka itu memberikan kesaksian yang penting tentang fakta pembaptisan anak kecil dan alasannya dalam gereja pada tahun 240.
Rujukan ketiga terdapat dalam tulisan-tulisan Cyprianus, juga dari Afrika Utara. Kira-kira pada tahun 251, ia bertanya kepada para utusan di suatu konsili gereja apakah pada hemat mereka baptisan harus ditunda sampai pada hari ke-8. ia mencatat bahwa Konsili itu, yang terdiri dari 66 uskup, mengatakan bahwa baptisan tidak boleh ditunda ”jangan sampai oleh perbuatan itu kita membuka jiwa si anak terhadap risiko kebinasaan kekal.” Di sini kita memperoleh petunjuk jelas yang menghubungkan baptisan bahkan terhadap bayi dengan kelahiran baru secara rohani. Dalam sebuah dokumen yang belakangan, Cyprianus juga menyebutkan bahwa anak-anak kecil sekalipun harus diberikan Perjamuan kudus juga. Jika, memang benar, bahwa kasih karunia disalurkan melalui sakramen, maka anak-anak juga harus menerima berkat ini.
Agustinus adalah saksi kita yang keempat dari Afrika Utara yang mendukung pembaptisan anak kecil. Seperti telah kita pelajari, ia mempunyai dampak yang kuat atas pemikiran gereja Kristen. Ia mengajar bahwa pembaptisan anak kecil berasal dari zaman para rasul, meskipun ia tidak menyebutkan nama orang yang mengajarkannya lebih awal dari Cyprianus. Sejalan dengan teologi wilayah itu, ia juga mengatakan bahwa kebiasaan memberi perjamuan kudus kepada anak-anak pun dilakukan dengan otoritas para rasul. Kedua sakramen ini diperlukan bagi keselamatan; oleh karena itu, kedua-duanya harus diberikan juga termasuk kepada anak-anak. “Apabila sebagaimana disetujui oleh banyak kesaksian ilahi, keselamatan dan hidup kekal tak dapat diharapkan oleh siapapun, tanpa baptisan serta tubuh dan darah Tuhan kita, maka sia-sialah untuk menjanjikannya kepada siapa pun bahkan kepada anak-anak tanpa kedua sakramen tersebut.“3
Jadi gereja-gereja yang percaya SAKRAMENTALISME, melaksanakan kedua upacara ini untuk anak-anak. Jewett mengomentari, “Tak pernah terpikirkan oleh seorang pun dalam gereja zaman dahulu untuk mempertanyakan hak anak-anak menerima Ekaristi setelah hak untuk mengikutsertakan mereka di dalam gereja telah ditetapkan.“ Jewett mengatakan, teori bahwa anak kecil harus dibaptis tapi tidak diberikan komuni,“bertumpu pada perkembangan dogmatik abad pertengahan dalam gereja Barat yang sama sekali tidak ada sangkut paut dengan pandangan Injili mengenai sakramen-sakreman itu.“4
Dengan berkembangnya pembaptisan anak kecil, timbullah gagasan untuk meminta para orang tua untuk bertindak sebagai orang tua baptis bagi anak yang dibaptis. Tertullianus, yang berbicara menentang pembaptisan anak kecil, mengacu kepada orang tua baptis atau orang tua dari si Anak yang dibaptis sebagai MUDAH SEKALI membuat Janji-Janji yang GEGABAH ketika mereka mengatakan bahwa anak itu akan menjadi orang Kristen dalam kehidupannya kelak. ”Siapakah yang mengetahui apakah hal ini akan terjadi?” ia bertanya.
Jadi, praktek pembaptisan anak kecil muncul di Afrika Utara kira-kira pada paruhan akhir dari abad kedua, sebagian besar disebabkan oleh kepercayaan bahwa pengampunan dosa datang melalui sakramen-sakramen. Sejalan dengan Sakramentalisme, maka perjamuan kudus juga diberikan kepada anak-anak.
Arti Pembaptisan Anak Kecil Dalam Abad Pertengahan
Setiap orang yang mengenal sejarah kekristenan mengetahui bahwa gereja mula-mula mengalami perlawanan yang sengit dari Kerajaan Romawi. Gelombang demi gelombang penganiayaan menimpa orang percaya. Bukan karena orang-orang Romawi tidka bertoleransi terhadap agama lain—orang dapat menyembah dewa mana saja yang ia sukai. Ekslusivisme (paham yang cenderung memisahkan diri dari masyarakat) kekristenan itulah yang menjengkelkan kaisar-kaisar Romawi. Orang Kristen dianggap begitu picik pikirannya sehingga mereka tidak mau berkata, ”Kaisar adalah Tuhan!”
Kaisar Diokletianus memerintah selama 20 tahun. Sebelum ia wafat, ia melawan orang-orang Kristen, mengusir mereka dari kerajaan Romawi. Pada tahun 305, ia turun takhta dan mewariskannya kepada Galerius, yang bahkan lebih bernafsu melawan orang Kristen. Menjelang kematiannya pada tahun 311, Galerius menyadari bahwa orang-orang kafir pun merasa muak dengan penganiayaan yang berdarah itu. Karena mengetahui bahwa masyarakat pada umumnya memusuhinya, ia mengeluarkan dekrit toleransi, yang sebagian besar memberikan kelegaan kepada orang-orang Kristen. Setelah ia wafat, pecahlah perebutan kekuasaan dan Konstantinus maju melintasi pegunungan Alpen untuk menggulingkan penguasa Romawi Maxentius (yang berharap untuk menggantikan Galerius) dan merebut kota Roma. Ketika Konstantinus berhadapan dengan lawannya di jembatan Mivian sedikit di luar kota Roma, ia meminta pertolongan kepada Allah orang Kristen. Dalam suatu mimpi ia melihat sebuah salib di langit dengan perkataan, ”Dalam tanda ini taklukkanlah.” Ketika ia meraih keberhasilan militer pada 28 Oktober 312, ia menganggap kemenangannya sebagai bukti dari kebenaran agama Kristen. Apakah pertobatannya sungguh-sungguh atau tidak, ia memberikan kemerdekaan kepada orang-orang Kristen dan akhirnya Kekristenan menjadi agama resmi kerajaan itu.
Apakah hubungan semua ini dengan baptisan? Dengan berkuasanya Konstantinus, Kekristenan tidak lagi merupakan suatu sekte di dalam kerajaan itu, tetapi menjadi searti dengan kerajaan itu. Sekarang orang akan menjadi Kristen hanya karena ia lahir dalam kerajaan itu, tidak perlu memiliki iman pribadi pada Kristus. Pembaptisan anak kecil menjadi mata rantai yang mempersatukan gereja dan negara.
Meskipun pembaptisan anak kecil dimulai dengan alasan-alasan teologis, yakni, kepercayaan bahwa upacara itu menghapus pencemaran dosa, sekarang pembaptisan menjadi suatu aset politik. Setiap anak yang dibaptis menjadi orang Kristen dan anggota kerajaan Romawi sekaligus. Karena anak-anak kecil dapat menjadi warga negara kerajaan tanpa keputusan apapun pada pihak mereka, demikian pulalah mereka dapat menjadi orang Kristen. Pembaptisan anak kecil menjadi praktik yang hampir universal dalam beberapa dekade.
Agustinus menerima keyakinan bahwa gereja dan negara harus bersatu, dengan menandaskan (1) hak gereja untuk menggunakan negara dalam pelaksanaan Kekristenan. Jadi, “penganut ajaran sesat“ dapat dibunuh dan para pengingkar dibantai; dan (2) pembaptisan anak kecil diharuskan.
Pembaptisan anak kecil memainkan peranan penting dalam penggabungan gereja dan negara. Itulah sebabnya golongan Anabaptis (mereka yang telah dibaptis sebagai anak kecil, tetapi dibaptis ulang sebagai orang dewasa, ketika mereka pribadi menjadi percaya kepada Kristus) dianiaya dengan begitu kejam. Perselisihannya bukan sekedar teologis, tetapi politis. Pada masanya Raja Karel Agung (dinobatkan pada tahun 800), orang-orang yang dibaptis setelah secara pribadi percaya kepada Kristus dibunuh. Yang dikhawatirkan adalah jika gereja hanya dianggap sebagai suatu kelompok dalam masyarakat dan bukan sejajar dengan masyarakat, maka seluruh kesatuan gereja dan negara akan terpecah-pecah. Pembaptisan anak kecil adalah ”perekat” yang menyatukan gereja dan negara.
Karl Barth, teolog terkenal dari Swiss, mengakui bahwa motivasi sesungguhnya dibalik Baptisan Anak adalah KONSTANTIN-isme, yakni kesatuan gereja dan Negara. Ketika berbicara mengenai para Reformator yang berpegang pada Baptisan Anak Kecil, ia mengatakan, “Orang-orang pada waktu itu tidak mau melepaskan, karena cinta atau uang, keberadaan gereja Injili dalam bentuk Corpus Christianum Konstantinian. Ketika gereja menghentikan pembaptisan anak kecil, gereja Rakyat dalam arti gereja Negara atau gereja Massa berakhir.“ Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa bahkan Luther mengakui tak akan banyak orang yang dibaptis jika seseorang, bukannya dibawa kepada baptisan, tetapi harus datang kepadanya. Barth menjelaskan bahwa Alkitab mengajarkan gereja Kristen merupakan suatu minoritas; bila semua orang diikutsertakan didalamnya, maka akibatnya adalah kesakitan bukan kesehatan. Ia mengakhiri dengan berkata bahwa, ”sudah saatnya untuk mengumumkan bahwa suatu pencarian yang urgen untuk bentuk yang lebih baik dari praktik baptisan kita sudah lama dinanti-nantikan.”5
Para Reformator: Zwingli
Pada mulanya Ulrich Zwingli, pengkhotbah dan reformator dari Zurich, mempunyai KERAGUAN YANG SERIUS tentang Pembaptisan Anak Kecil. Ia Mengaku, ”Tak ada yang lebih menyedihkan saya daripada bahwa saat ini saya harus membaptiskan anak-anak kecil karena SAYA TAHU HAL ITU SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN.”6 Ia menyadari bahwa pembaharuan yang menyeluruh dalam gereja akan berarti menghentikan kebiasaan itu. Ia mengatakan lagi, ”Saya tidak menyinggung hal baptisan, saya tidak menyebutnya benar atau salah; jika kita harus membaptis seperti YANG TELAH DITETAPKAN oleh KRISTUS, maka kita TIDAK AKAN MEMBAPTIS seorang pun sebelum Ia MENCAPAI USIA yang memperlihatkan kebijaksanaan; karena DIMANAPUN TIDAK TERTULIS bahwa Pembaptisan Anak Kecil harus dilakukan.”7
Akan tetapi, Zwingli mengubah pikirannya. Untuk mengerti penyebabnya, kita harus menyegarkan ingatan kita tentang gerakan Anabaptis yang menyebar k eseluruh Eropa selama masa Reformasi
Kata Anabaptis dipakai untuk orang-orang yang telah dibaptis sebagai anak kecil, tetapi dibaptis ulang ketika mereka pribadi menjadi percaya kepada Kristus. Para Anabaptis yang pertama adalah kaum Donatis dari abad ke-4 yang menolak untuk percaya bahwa baptisan yang mencakup setiap orang karena alasan kelahiran adalah sah. Mereka percaya bahwa gereja harus berbeda dari masyarakat dan tidak sejajar dengannya. Akan tetapi, seperti yang telah kita pelajari, ketika negara menjadi satu dengan gereja, maka gereja menggunakan kekuasaan negara untuk melaksanakan agama. Banyak orang Donatis dibunuh karena mereka berpegang pada pembaptisan orang percaya.
Kendati Donatisme (dinamakan menurut nama pemimpin mereka Donatus), ditindas, visinya tentang gereja yang terdiri atas orang-orang percaya yang dibaptis tak pernah padam. Ketika kepercayaan itu muncul beberapa abad kemudian, tindakan diambil terhadap ”para penganut bidat” yang hendak menggulingkan kebiasaan pembaptisan anak kecil. Ada banyak catatan tentang orang-orang yang memprotes gereja resmi yang menyambut semua orang. Para penentang ini ingin kembali kepada Pola Perjanjian Baru dimana gereja terdiri atas orang-orang percaya yang dibaptis. Mereka percaya bahwa gereja harus menjaga kekudusannya dengan pengabdian penuh kepada Kristus dan melalui pelaksanaan disiplin gereja. Perilaku mereka begitu baik sehingga Zwingli berkata tentang mereka, ”Pada hubungan pertama, kelakuan mereka kelihatan tak ada celanya, saleh, sederhana, menarik. Bahkan orang-orang yang cenderung mengkritik akan mengatakan bahwa kehidupan mereka baik sekali.”8
Orang-orang Kristen ini tidak dapat menerima gagasan bahwa seorang anak kecil dapat ”dibaptis,” yaitu, dijadikan Kristen dengan cara mengambil bagian dalam suatu upacara agama. Mereka menyebut pembaptisan anak kecil tidak lebih daripada hanya ”dicelupkan ke dalam pemandian Romawi.” Bagi mereka kehidupan yang kudus adalah bukti kelahiran baru. Seorang dari aliran yang lain mengatakan bahwa di dalam mereka ”tak ada dusta, tipu muslihat, sumpah serapah, pertikaian, bahasa yang kasar, tak ada makan dan minum yang melewati batas, tak ada sikap menonjolkan diri, tetapi sebaliknya yang ada ialah kerendahan hati, kesabaran, ketulusan, kelemahlembutan, kejujuran, kesederhanaan, keterusterangan dalam kadar yang sedemikian rupa sehingga orang akan mengira bahwa mereka memiliki Roh Kudus Allah.”9
Akan tetapi, gereja resmi, yang terbenam di dalam konstantinisme, menggunakan kekuasaan negara untuk membunuh ”para penganut ajaran sesat.” dan para Reformator sendiri menjadi fanatik dalam oposisi mereka terhadap orang-orang Anabaptis ketika para penentang ini bersikeras untuk memutuskan hubungan sama sekali dengan gereja resmi kerajaan itu. Dalam persoalan Pembaptisan Anak Kecil, Luther dan Zwingli berpihak pada Gereja Roma. Zwingli, misalnya, mengerti apabila ia sampai berpihak pada para Anabaptis, ia akan membangkitkan ketidaksenangan Negara. Ia berkata, ”Akan tetapi, jika saya sampai menghentikan praktik itu (Baptisan Bayi/Anak Kecil), maka saya khawatir saya akan kehilangan gaji tetap saya”10 dari berkhotbah. Tetapi terlebih penting, ia memandang para Anabaptis sebagai pengacau tatanan sosial.
Jadi, ia berbalik menentang mereka dengan mengatakan bahwa, kendati pada mulanya perlu untuk menyalahkan pembaptisan anak kecil, waktu sekarang telah berubah; ia mengaku bahwa ia telah tersesat. Ia juga mempelajari kembali Alkitab dan menyimpulkan bahwa pembaptisan anak kecil dapat dibenarkan atas dasar-dasar teologis (nanti kita akan mempertimbangkan sangahan-sanggahan ini dalam pasal ini).
Dewan kota Zurich mengatakan padanya bahwa dengan berkhotbah menentang Pembaptisan Anak Kecil, ”gereja yang kudus, para leluhur, Konsili-konsili, paus, para kardinal, dan para uskup, dan lain sebagainya, akan menjadi cemoohan orang, mereka akan diremehkan dan ditiadakan.”11 Apa lagi, konsili selanjutnya mengatakan apabila pembaptisan dibatasi kepada orang-orang percaya, akan terjadi ”ketidaktaatan terhadap dewan hakim, perpecahan, ajaran sesat, dan iman Kristen menjadi lebih lemah dan kecil.”
Jadi, pada tanggal 17 Januari 1525, dewan kota Zurich memberi tahu rakyat bahwa semua orang-tua harus menyerahkan anaknya untuk dibaptis atau mereka akan dibuang. 4 tahun kemudian, dekrit Speier memutuskan, ”Setiap Anabaptis atau orang yang dibaptis ulang, pria maupun wanita, harus dibunuh dengan api atau dengan pedang, atau dengan cara lainnya.”12 Anak-anak dibaptis bertentangan dengan kehendak orang-tuanya. Mereka yang tetap berpegang pada keyakinannya dan menolak untuk tunduk kepada dewan, ditenggelamkan atau dihukum mati. Zwingli secara sarkastis membuat pernyataan tentang Felix Manz penganut Anabaptis, ”Jika ia ingin diselamkan dalam air, biarlah ia diselamkan.” Demikianlah, Manz dengan paksa ditenggelamkan dalam air yang dalam dan dingin di Sungai Limmat hanya beberapa ratus meter dari gereja Zwingli. Banyak yang mati dengan mengatakan bahwa Zwingli telah mengkhianati mereka. Ia telah menjual jiwanya kepada kekristenan yang palsu yang menolak untuk membedakan antara gereja yang benar dan masyarakat.
Memang mudah mengkritik Zwingli karena bagi kita perpisahan antara gereja dan negara dianggap sudah semesetinya. Tetapi Zwingli hidup pada suatu masa di mana negara bertujuan untuk memastikan bahwa kehendak Allah dilaksanakan dalam kehidupan orang-orang yang tinggal dalam perbatasannya. Patut disayangkan bahwa penganiayaan menyebabkan beberapa orang Anabaptis menjadi fanatik. Orang-orang radikal seperti itu memberikan nama yang buruk kepada gerakan Anabaptis, yang hanya menyebabkan lebih banyak penganiayaan. Namun pembunuhan massal para Anabaptis benar-benar adalah salah satu halaman yang TERGELAP dalam sejarah gereja.
Para Reformator: Luther
Dan bagaimanakah pandangan Luther tentang pembaptisan anak kecil? Perkataan Luther agak tidak masuk akal ketika ia mengetengahkan,”Tidak ada cukup bukti dari Alkitab hingga seseorang dapat membenarkan bahwa pembaptisan anak kecil diperkenalkan pada masa orang Kristen mula-mula sesudah masa para rasul....tetapi jelas sekali bahwa tak seorang pun dengan hati nurani yang baik dapat menolak atau meninggalkan pembaptisan anak kecil yang telah dipraktikkan untuk waktu yang begitu lama.”13
Luther juga menyetujui pemusnahan para Anabaptis. Ia tidak mau mengakui bahwa gereja yang benar seharusnya merupakan suatu kelompok yang terpisah dari masyarakat pada umumnya. Sahabatnya Melanchton mengatakan tentang para Anabaptis,”Biarlah sekarang setiap orang yang saleh mempertimbangkan betapa besarnya kekacauan yang akan timbul jika di antara kita berkembang dua golongan, orang yang dibaptis dan orang yang tidak dibaptis!”14 Ia khawatir bahwa gereja pada akhirnya akan benar-benar berbeda dari dunia. Para Anabaptis percaya bahwa pembaptisan anak kecil adalah batu penjuru sistem kepausan; jika itu tidak dihapuskan maka tak akan ada jemaat Kristen.
Jadi, Luther tidak menghentikan Praktik pembaptisan anak kecil. Ketika para ”nabi” dari Zwickau mendesak supaya diadakan pembaharuan-pembaharuan yang lebih radikal, termasuk pembaptisan orang-orang percaya, Luther tak mau berkompromi dengan semua orang Anabaptis, serta menegaskan bahwa mereka dihasut oleh Iblis. Ia bereaksi dengan keras terhadap orang-orang radikal seperti Muentzer yang percaya bahwa ia dan para pengikutnya dapat mendirikan Yerusalem Baru di bumi. Karena terjepit di tengah-tengah topik tentang pembaptisn anak kecil, Luther hendak mendukung kedua pandangan itu. Ia ingin berpegang pada dua doktrin yang bertentangan, yakni pembenaran oleh iman dan kepercayaan bahwa anak-anak kecil dilahirbarukan oleh Baptisan. Dalam tafsirannya tentang Surat Galatia, ia bahkan menyarankan bahwa anak kecil dapat mendengar dan percaya Injil; bahkan, lebih mudah bagi seorang anak untuk percaya daripada seorang dewasa karena anak itu lebih terbuka. Dalam suatu khotbah ia mengemukakan jika seseorang menganggap bahwa anak-anak kecil yang telah dibaptis itu tidak percaya, ia harus menghentikan perbuatan itu ”supaya kita tidak lagi menghina dan menghujat kemuliaaan Allah yang mahatinggi dnegan tindakan gila-gilaan dan ketololan yang tidak beralasan.”
Kita harus mengerti Dilema yang dihadapi Luther. Ia menentang pandangan bahwa sakramen bermanfaat untuk menghapuskan dosa tanpa menghiraukan apakah orang yang menerima sakaramen itu memiliki iman. Luther menekankan bahwa imanlah yang menyelamatkan jiwa. Jadi, satu-satunya cara supaya pembaptisan anak kecil mempunyai validitas adalah bahwa anak itu harus percaya.
Tetapi di lain tempat ia menentang gagasan bahwa iman harus ada supaya sakramen baptisan ada manfaatnya. Ia menulis, dalam apa yang Verdium sebutkan sebagai salah satu hari ketika ia bingung.
Bagaimanakah baptisan dapat lebih dicerca dan dihina daripada jika kita mengatakan bahwa baptisan yang diberikan kepada orang yang tidak percaya bukanlah baptisan yang baik dan sejati!... Apakah baptisan dianggap tidak efektif karena saya tidak percaya?...Adakah doktrin yang lebih menghujat dan menentang yang dapat diciptakan dan dikhotbahkan oleh Iblis sendiri? Namun, para Anabaptis...begitu dipenuhi pengajaran ini. Saya mengemukakan yang berikut: Ada seorang Yahudi yang menerima baptisan, seperti yang sering terjadi, tetapi ia tidak percaya, apakah Anda akan mengatakan bahwa ini bukan baptisan seperti yang sesungguhnya, karena ia tidak percaya? Itu berarti tidak hanya berpikir seperti orang bodoh, tetapi terlebih lagi menghujat dan menghina Allah.15
Dewasa ini ada gereja-gereja yang mengajarkan bahwa anak-anak kecil harus dibaptiskan agar dapat dilahirkan kembali. Liturgi baptisan berbunyi, ”Kami dilahirkan sebagai anak dari umat manusia yang sudah jatuh; dalam air baptisan kami dilahirkan kembali sebagai anak Allah dan pewaris hidup kekal.” Beberapa orang membaptis anak-anak yang tidak ada harapan untuk hidup, sambil percaya bahwa tindakan ini memberi jaminan keselamatan kekal.
Akan tetapi, meskipun anak kecil itu menjadi anak Tuhan melalui baptisan, kelompok PAEDOBAPTIS (yang pro/melakukan praktik Baptisan Anak Kecil) mempunyai masalah. Beberapa anak ini ketika dewasa tidak memeluk iman Kristen, tetapi menjadi berandal. Untuk menghadapi dilema ini, upacara“masuk sidi“ ditetapkan supaya seorang anak dapat meneguhkan keputusan yang telah dibuat oleh orang tuanya. Paul K. Jewett menjelaskan bahwa perlunya praktik ini hanya dapat berarti salah satu dari dua hal: mujizat lahir baru yang dikerjakan lewat baptisan anak kecil itu DIBATALKAN ketika anak itu Dewasa/Akil Balik, atau Upacara “masuk sidi“ itu adalah Pengakuan secara diam-diam bahwa anak itu sebenarnya TIDAK PERNAH DILAHIRBARUKAN.
Para Reformator: Calvin
Dan Bagaimana dengan John Calvin? Seperti Zwingli, ia menemukan hubungan analogis antara tanda sunat dari Perjanjian Lama dan Tanda Baptisan dari Perjanjian Baru. Upacara penyunatan membuktikan bahwa berkat Allah diberikan kepada anak-anak seperti juga kepada orang-tuanya. Karena perjanjian itu tidak berubah, mengapa anak-anak harus dilarang mendapat berkat ini? Calvin mengakui bahwa Alkitab tidak pernah mencatat pembaptisan seorang anak kecil, tetapi ini, kata Calvin, sebenarnya tidak berbeda dari fakta bahwa Alkitab tidak mencatat bahwa ada wanita yang menerima Perjamuan Tuhan. Ia mencela pendapat bahwa gereja mula-mula tidak membaptis anak-anak kecil. Ia tidak dapat berpikir tentang ”satu pun penulis, betapapun kunonya, yang tidak menganggap asal-usul upacara pembaptisan anak kecil di dalam Zaman para rasul sebagai suatu kepastian.”
Seperti Luther, Calvin bergumul dengan masalah bagaimana baptisan dapat berguna bagi seorang anak kecil yang tak dapat percaya. Ia mengatakan bahwa mungkin Allah sebelumnya telah melahirbarukan anak-anak kecil yang akan diselamatkan. Para kritikus mengatakan, jika hal ini benar, maka anak-anak tak akan dilahirkan “di dalam Adam“ melainkan “di dalam Kristus.“ Kesimpulan ini tidak diterima secara luas.
Calvin mempunyai pendapat yang lebih masuk akal. Baptisan tidak mengakibatkan kelahiran kembali anak-anak kecil tetapi hanya berarti bahwa “benih-benih pertobatan terdapat di dalam anak-anak melalui pekerjaan yang rahasia dari Roh Kudus.“ Mereka dibaptis dalam iman dan pertobatan yang akan datang. Ini tidak berarti bahwa anak-anak yang tidak dibaptis harus diserahkan untuk kematian kekal jika mereka mati pada masa anak-anak. Baptisan tidak mengakibatkan kelahiran baru, tapi hanya berarti bahwa “benih-benih pertobatan“ itu ada.
Calvin juga memiliki argumen bagi mereka yang mengatakan jika anak-anak kecil dibaptis mereka juga harus diberikan Perjamuan Kudus. Ia mengatakan bahwa air, tanda kelahiran baru, adalah pantas untuk anak-anak kecil, tetapi substansi yang padat tidak. Juga, penyelidikan diri khususnya dituntut untuk Perjamuan Kudus tetapi tidak untuk baptisan.
MENELITI LEBIH SEKSAMA
Pada permulaan pasal ini, telah disebut sebuah buku yang ditulis oleh Geoffrey Bromiley, Children of Promise, sebagai pembelaan tentang pembaptisan anak kecil. Buku itu berkisar pada dasar pemikiran yang diajukan oleh Calvin, bahwa pembaptisan anak kecil adalah tanda dari Perjanjian Baru sama seperti sunat adalah tanda dari Perjanjian Lama. Paulus menulis:
Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. (Kolose 2:11-12)
Bromiley menulis bahwa baptisan bukan tanda bagi mereka yang hadir pada upacara itu, tetapi menjadi tanda bagi nama dan perbuatan Allah yang mengangkat kita dalam iman. Tanda itu menyatakan ”bukan apa yang saya lakukan, tetapi apa yang telah Allah lakukan.” Ini menjelaskan mengapa baptisan dapat diberikan kepada orang yang belum percaya. Ini bukan tanda dari iman mereka tetapi tanda tentang apa yang telah Allah lakukan (atau akan lakukan bagi orang yang dibaptis).
Bromiley memandang baptisan sebagai tanda bahwa Allah telah memilih anak kecil itu, sebuah pandangan yang disebut ”Pemilihan Berdasarkan Dugaan” oleh orang-orang dari gereja Calvinis di Swiss yang menganutnya. Akan tetapi, masalahnya adalah beberapa orang yang diduga telah terpilih, tidak percaya ketika mereka sudah cukup umur. Banyak yang mati sebagai orang-orang murtad. Para kritikus dengan cepat menunjukkan bahwa ”Pemilihan Berdasarkan Dugaan” itu benar-benar merupakan dugaan belaka! Tidakkah terlalu gegabah untuk memberikan tanda pemilihan sebelum kita mengetahui apakah anak itu dipilih? Mengapa tidak menanti sampai anak itu sudah cukup usia untuk membuktikan pemilihannya melalui iman dan perbuatan-perbuatan baik?
Bromiley menjawab keberatan ini dalam dua cara: (1) Meskipun segenap bangsa Israel diplih oleh Allah, tidak tiap-tiap orang Israel diselamatkan. Dengan kata lain, semua pria disunat, tetapi tidak semuanya diselamatkan. Demikian juga, semua anak dapat dibaptis meskipun tidak semuanya akan diselamatkan. (2) Bahkan mereka yang mempraktikkan pembaptisan orang percaya menghadapi risiko membaptiskan orang yang kemudian menjadi murtad. Karena itu tanda air tak pernah secara langsung dapat disamakan dengan pemilihan untuk hidup kekal.
Keuntungan-keuntungan apakah yang diterima oleh anak-anak melalui baptisan jika keselamatan mereka tidak dijamin olehnya? Bromiley mengakui bahwa anak-anak itu tidak diselamatkan oleh baptisan dan juga baptisan bukan jaminan bahwa mereka akan diselamatkan. Mereka berada di bawah janji ilahi dan ikut serta dalam pemilihan secara kelompok. Mereka bertumbuh dibawah ”suasana panggilan ilahi.” Baptisan adalah tanda lahiriah, dari kasih karunia yang akan diterima seorang anak jika ia percaya ketika ia cukup umur.
Tetapi masih ada lagi. Kendati Bromiley mengatakan bahwa pembaptisan anak kecil tidak mengakibatkan pembaharuan (di sini ia sepakat dengan Calvin menentang Luther), menjelang akhir bukunya ia mengatakan ada hubungan antara pembaptisan anak kecil dan keselamatan anak kecil. Karena semua anak dilahirkan dibawah hukuman dosa Adam, Allah harus membuat persediaan yang khusus bagi mereka jika mereka akan diselamatkan. Apa yang ingin dianjurkan oleh Bromiley ialah bahwa baptisan adalah sarana yang olehnya anak-anak orang percaya ”memasuki pendamaian yang dikerjakan Anak Allah menurut penilaian Bapa.” Ia juga sependapat dengan Luther bahwa karena iman meskipun ”biasanya ia tidak menyadarinya.”
Bagaimana mengenai anak-anak yang tidak dibaptis? Bromiley tidak berteori, tetapi berharap bahwa mereka juga akan diselamatkan. Tetapi di sini, pembaca buku Bromiley mencapai jalan buntu. Apabila semua yang meninggal dunia sebagai bayi diselamatkan, maka baptisan sama sekali bukan sarana keselamatan. Di pihak lain, jika anak-anak kecil yang sudah dibaptis saja yang selamat pada saat kematian, maka, bertentangan dengan pernyataan yang dibuat Bromiley dalam pasal-pasal pertama dari bukunya, baptisan adalah sarana kelahiran kembali. Masalahnya belum dipecahkan: apakah melalui baptisan anak-anak kecil dilahirkan kembali atau tidak?
Bagaimanakah pendapat kita mengenai penjelasan ini? Pertama-tama, orang yang mengajarkan pembaptisan orang percaya dengan cepat menunjukkan bahwa perbandingan Bromiley antara sunat dan baptisan kurang baik karena Perjanjian yang Baru berbeda sekali dengan perjanjian yang lama. Memang benar bahwa sunat secara rutin dijalankan dalam Perjanjian Lama, baik yang beriman atau tidak. Sunat merupakan tanda dari berkat-berkat perjanjian yang hanya dapat diterima sepenuhnya oleh seorang anak apabila ia memiliki iman pribadi setelah ia cukup umur.
Dibawah perjanjian yang baru, baptisan memainkan peranan yang berbeda. Hanya benih Abraham yang rohani yang menerima tanda baptisan. Artinya, tanda itu dibatasi bagi mereka yang memiliki iman yang menyelamatkan. Seorang anak kecil belum menjadi anggota dari kelompok rohani yang sisa ini. Baptisan adalah tanda, bukan dari iman yang akan datang, tetapi dari iman yang sudah ada. Para reformator sendiri mengetahui hal ini; itulah sebabnya mereka berpendapat bahwa anak-anak kecil dapat percaya, atau berpegang pada pandangan yang sama-sama tidak masuk akal bahwa orang tua atau wali dapat percaya ganti mereka.
Sunat adalah tanda dari berkat duniawi yang bersifat sementara yang diberikan Allah kepada keturunan Abraham. Tanda ini juga menunjuk kepada keuntungan-keuntungan rohani yang pokok bagi mereka yang mau percaya. Sebagai perbandingan, di dalam gereja, daftar silsilah seorang tidak menjamin berkat yang khusus. Itulah sebabnya baptisan dibatasi bagi mereka yang percaya dan oleh karena itu menjadi pewaris hidup kekal.
Kedua, ketika Bromiley mengatakan bahwa penyelamatan dan pembaptisan anak kecil saling berkaitan, agaknya ia secara diam-diam sependapat dengan Luther bahwa anak-anak dilahirkan kembali melalui baptisan. Inilah sebabnya ia menegaskan bahwa anak-anak dapat percaya. Ini bertentangan dengan pernyataan-pernyataannya yang sebelumnya bahwa baptisan tidak menyebabkan seorang anak kecil dilahirkan kembali. Pada satu pihak, ia mengemukakan bahwa baptisan hanyalah suatu tanda dari keselamatan yang akan datang. Pada pihak lain, ia ingin menegaskan bahwa baptisan mengajarkan kelahiran kembali karena anak-anak kecil memiliki iman.
Karl Barth mengatakan, ”Fakta itu tak dapat dielakkan; dalam setiap usaha untuk memikirkan dalam-dalam hubungan antara baptisan dan iman untuk doktrin tertentu mengenai pembaptisan anak kecil, maka kita akan memasuki jalan buntu yang paling menyedihkan, karena dalam pertanyaan ini, satu ketidakjelasan dan kebingungan menimbulkan ketidakjelasan yang lain; satu mengikuti yang lain dan itu terjadi karena memang perlu.”16 (Bagaikan TAMBAL SULAM-dede)
Pertentangan di Inggris
Pengkhotbah terkenal Charles Haddon Spurgeon memulai suatu badai kontroversi ketika pada 5 Juni 1864, ia menyampaikan khotbah yang menentang pembaptisan anak kecil dari Markus 16:15-16. karena ia dengan begitu terus terang mengkritik Gereja Inggris, ia menyangka bahwa ini akan menghancurkan pelayanan khotbah tertulisnya. Justru sebaliknya yang terjadi. Ia menjual lebih dari seperempat juta kopi dari khotbahnya.
Spurgeon mengutip dari Katekismus Gereja Inggris, untuk membuktikan ajaran gereja itu bahwa melalui pembaptisan anak kecil maka anak itu menjadi anggota Kristus, anak Tuhan, dan pewaris kerajaan Sorga. Ia mengutip dari liturgi upacara itu sendiri untuk membuktikan lebih lanjut bahwa gereja benar-benar mengajarkan anak-anak dilahirkan kembali melalui baptisan.
Spurgeon menjelaskan bahwa TAK ADA UPACARA LAHIRIAH YANG DAPAT MENYELAMATKAN SESEORANG. Ini dengan mudah dapat dibuktikan oleh fakta-fakta; beribu-ribu orang yang dibaptis sebagai anak kecil sedang menjalani hidup yang asusila dan fasik, yang membuktikan bahwa mereka tak pernah menjadi anak Tuhan. Alkitab juga TIDAK MENGAJARKAN BAHWA SESEORANG DAPAT BERIMAN GANTI ORANG LAIN; orang-tua tak dapat percaya ganti anak-anaknya. Lebih runyam lagi, bahkan orang tua itu sendiri belum dilahirkan kembali. Jadi Spurgeon menulis, ”orang-orang berdosa yang belum lahir baru berjanji untuk seorang bayi yang malang bahwa ia akan memelihara semua perintah kudus Allah, yang mereka sendiri langgar secara ceroboh setiap hari! Berapa lamakah Allah yang panjang sabar akan membiarkan hal ini terus?”17
Supaya jangan ada orang yang mengatakan bahwa penyalahgunaan praktik itu tidak merupakan alasan untuk menentangnya, Spurgeon akan berkata bahwa praktik itu sendiri adalah suatu penyalahgunaan. Itu menempatkan keselamatan pada dasar yang salah, ”karena dari semua dusta yang telah mnyeret berjuta-juta orang ke Neraka, saya memandang ini sebagai yang PALING KEJAM—bahwa dalam gereja ada orang-orang yang bersumpah bahwa baptisan menyelamatkan jiwa.”18 Ia mendorong mereka yang mungkin menyandarkan keselamatan mereka pada upacara ini supaya ”melemparkan iman yang beracun ini ke dalam api seperti yang diperbuat Paulus dengan ular yang memagut tangannya.”
Para kritikus menanggapi dengan mengingatkan Spurgeon bahwa anak-anak kecil dibawa kepada Kristus supaya Ia memberkati mereka. Maka Spurgeon menyampaikan suatu khotbah yang lain untuk membuktikan adanya perbedaan besar antara membawa anak-anak kepada Kristus dan membawa mereka ke tempat baptisan. ”Usahakanlah untuk membaca Firman itu (tentang pemberkatan anak-anak) sebagaimana itu ditulis, dan Anda takkan menemukan air di dalam ayat-ayat itu, tetapi hanya Yesus. Apakah air dan Kristus itu hal yang sama? Tidak, di sini terdapat perbedaan yang luas, seluas jarak antara Roma dan Yerusalem.... antara DOKTRIN PALSU dan INJIL Tuhan Kita Yesus Kristus.”19
Sejauh yang diketahuinya, Spurgeon percaya bahwa semua anak kecil yang mati akan masuk Sorga. Tetapi hal ini terjadi, bukan karena mereka dilahirkan tanpa salah atau karena baptisan telah menghapus dosa mereka, tetapi karena Allah dengan penuh rakhmat telah menanggungkan dosa mereka kepada Kristus. Bagaimanapun juga, keselamatan semua anak berada dalam tangan Allah, bukan dalam tangan manusia yang menjalankan upacara gereja
Apakah Baptisan Menyelamatkan orang?
Apakah Alkitab mengharuskan orang dibaptis untuk menerima keselamatan? Ada yang mengatakan bahwa orang dewasa yang telah percaya belum diselamatkan sampai mereka juga dibaptis. Ada suatu aliran yang mengajarkan bahwa Allah bekerja melalui upacara ini untuk menyalurkan keselamatan dan kasih karunia-Nya. Tiga ayat Alkitab yang utama digunakan untuk mengajarkan doktrin ini. Yang pertama adalah perkataan Kristus kepada Nikodemus, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah” (Yoh 3:5).
Apakah maksud Kristus? Satu kaidah penafsiran yang pokok ialah supaya kita menempatkan diri kita di tempat orang yang kepadanya perkataan ini ditujukan, dalam hal ini Nikodemus. Apakah ia akan menafsirkan kata air sebagai rujukan kepada baptisan? Dengan latar belakang Yahudinya, rasanya tak mungkin ia melakukan hal itu. Sebagai seorang ahli Perjanjian Lama, ia akan berpikir tentang Yehezkiel 36:25, ”Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.” Di ayat ini air mengacu kepada Roh Kudus sebagai sarana penyucian, seperti yang ditunjukkan oleh ayat berikutnya, ”Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu.”
Para ahli bahasa Yunani mengemukakan bahwa Kristus mungkin sedang menggunakan permainan kata. Kata Yunani pneuma (diterjemahkan ”roh”) sebenarnya adalah kata untuk ”angin”, bergantung konteksnya. Jadi, mungkin yang dikatakan Kristus adalah, ”Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan angin, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.” Beberapa ayat kemudian, dengan menggunakan kata yang sama Kristus berkata, ”angin bertiup ke mana ia mau.” Kedua kekuatan alam yaitu air dan angin adalah lambang Roh Kudus.
Bagaimanapun juga, sering kali air menggambarkan pekerjaan Roh Kudus (seperti dalam ayat di atas). Sangat tidak masuk akal bahwa Kristus akan menambahkan persyaratan baptisan sebagai jalan masuk ke dalam kerajaan Sorga ketika berbicara dengan Nikodemus, tetapi tidak menyebutkannya dalam bagian lain. Jika baptisan diperlukan untuk keselamatan, seharusnya ini dinyatakan dengan jelas di bagian lain. Tetapi berkali-kali, hanya iman yang disebutkan sebagai satu-satunya syarat. Bahkan, dalam pasal yang sama, percaya disebutkan sebagai satu-satunya dasar keselamatan.
Bagian Alkitab berikutnya adalah Kisah Para Rasul 2:38, ketika Petrus berbicara pada hari Pentakosta, ”Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”
Penyebutan pertobatan dan baptisan sekaligus tidaklah berarti bahwa kedua-duanya dibutuhkan untuk mendapat pengampunan dosa. Saya dapat mengatakan,”Ambillah kuncimu dan jasmu dan hidupkan mesin mobil.” itu tidaklah berarti bahwa mengambil jas seorang diperlukan untuk menghidupkan mesin mobil meskipun disebut bersama-sama dengan mengambil kunci. Pertobatan, bukan baptisan, yang perlu untuk pengampunan dosa.
Tata bahasa Yunani menguatkan penafsiran ini. Frase ”dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” sebenarnya ditulis dalam tanda kurung. Perintah untuk bertobat adalah jamak, ”bertobatlah kamu,” dan demikian juga kalimat ”untuk pengampunan dosamu (jamak).” Ini berarti bahwa perintah untuk bertobat menurut tata bahasa sesuai dengan pengampunan dosa. Perintah untuk dibaptiskan adalah tunggal, ”hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis,” yang memisahkannya dari kalimat lainnya. ”Bertobatlah...untuk pengampunan dosamu” adalah pokok utamanya. Perhatikan bahwa dalam Kisah Para Rasul 10:43, Petrus menyebutkan iman sebagai satu-satunya persyaratan untuk menerima pengampunan dosa.
Bagian ketiga terdapat dalam I Petrus 3:21 dimana Petrus menuliskan, ”Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan.” Tetapi frase ini harus ditafsirkan dengan mengingat konteksnya. Dikatakan bahwa, baptisan menyelamatkan kita, seperti air menyelamatkan Nuh. Bagaimanakah caranya air menyelamatkan Nuh? Air sama sekali tidak menyelamatkannya; air adalah alat hukuman. Sebenarnya behteralah yang menyelamatkan dia dengan membawanya mengarungi air. Nuh membangun dan memasuki bahtera itu dengan iman.
Selanjutnya Petrus menjelaskan bahwa air juga tidak menyelamatkan kita. Baptisan menyelamatkan, ia mengatakan, tetapi bukan tindakan pembasuhan jasmaniah yang mengerjakannya, ”bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus.” Air tidak menyelamatkan Nuh, dan air baptisan juga tidak menyelamatkan kita. Apakah yang menyelamatkan? Permohonan hati nurani yang baik kepada Allah. Kata permohonan dapat diterjemahkan ”jawaban.” Orang-orang pada waktu itu dituntut untuk membuat pernyataan iman sebelum baptisan. Iman yang mereka ungkapkan itulah yang menyelamatkan.
Tetapi tunggu dulu. Kita tahu bahwa Allah menganugerahkan keselamatan kepada orang-orang yang percaya. Bagaimanakah pernyataan iman yang diberikan pada saat baptisan dapat menyelamatkan orang? Bukankah kesaksian seperti itu adalah akibat dari iman yang menyelamatkan dan bukannya tindakan dari iman yang menyelamatkan? Meneliti ayat ini dengan lebih seksama akan mengemukakan bahwa yang dipikirkan Petrus adalah kesediaan untuk mengakui Kristus di dalam baptisan itulah yang menyelamatkan seorang dari hati nurani yang bersalah. Perhatikan nasihatnya yang terdahulu, ”dengan hati nurani yang murni” (ayat 16). Konteksnya adalah bersedia untuk menderita karena Kristus, tanpa menghiraukan harganya. Baptisan meneguhkan di depan umum bahwa kita telah bersatu dengan Kristus; itu menyelamatkan seseorang dari pencobaan untuk berdiam diri tentang imannya. Petrus mengatakan bahwa itu adalah, ”memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah.”
Kita merangkum persamaannya, air tidak menyelamatkan Nuh, tetapi ia dibawa dengan selamat melaluinya karena imannya kepada Allah. Demikian pula, air tidak menyelamatkan orang yang dibaptis; tetapi ia juga dibawa dengan selamat melaluinya—itulah kiasan tentang kematian dan penghukuman. Ia diselamkan ke dalamnya dan kemudian dikeluarkan lagi untuk melambangkan kematian terhadap kehidupannya yang lama dan kebangkitan kepada hidup yang baru. Meskipun penganiayaan dapat datang, ia mempunyai hati nurani yang baik di hadapan Allah.
Jika seseorang berpikir bahwa baptisan dibutuhkan untuk keselamatan dari dosa, biarlah ia merenungkan perkataan Paulus kepada jemaat di Korintus. Dalam ayat itu Paulus menyebutkan semua orang yang seingatnya telah dibaptiskannya—hanya Krispus dan gayus dan keluarga Stefanus, kemudian ia menambahkan, ”Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil” (I Kor 1:17). Jika baptisan dibutuhkan untuk keselamatan, Paulus tentu sudah memastikan bahwa semua orang yang percaya dibaptis. Akan tetapi ia membedakan Injil daripada tindakan baptisan.
Jika baptisan diperlukan untuk keselamatan, penyamun disalib tak dapat diselamatkan, karen aia tidak dibaptis setelah ia percaya kepada Kristus. Namun ia memiliki jaminan dari Tuhan sendiri, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43).
Peraturan-peraturan dalam Perjanjian Baru seumpama cincin kawin. Orang dapat saja menikah tanpa memiliki cincin kawin; demikian juga, orang bisa memakai cincin kawin tanpa menikah. Meskipun baptisan mendapatkan prioritas tinggi di dalam Perjanjian Baru, upacara itu tidak pernah dianggap sebagai sarana keselamatan.
Cara Baptisan?
Apakah yang harus menjadi cara baptisan? Tak perlu diragukan bahwa Perjanjian Baru agaknya mengajarkan bahwa orang-orang percaya benar-benar dibenamkan, yakni dimasukkan ke dalam air dan dikeluarkan lagi. Apakah itu Yohanes Pembaptis yang membaptis di Sungai Yordan, ataupun Filipus yang membaptis sida-sida Ethiopia, teks Alkitab memberitahu kita bahwa mereka turun ke dalam air dan kemudian kelaur dari air. Cara inilah yang paling baik melukiskan penjelasan Paulus tentang baptisan Roh sebagai kematian, penguburan, dan kebangkitan (Roma 6:1-4).
(Sida-sida Ethiopia dalam Kisah Para Rasul 8:35-39,
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
Perhatikan yang diBold/dicetak tebal, ada prinsip: BERITAKAN INJIL, PERCAYA, TEMPAT YG ADA AIR untuk BAPTIS, Cara Baptis: TURUN KE DALAM AIR, KELUAR DARI AIR, Dampak: SUKACITA-- Penekanan Dede)
Di katakombe-katakombe di Roma terdapat gambar-gambar yang memperlihatkan air yang dituangkan ke atas kepala seseorang dalam tindakan baptisan. Seperti yang disebutkan, Diadache, suatu buku pedoman tentang pemerintahan gereja yang diterbitkan pada abad kedua, mengajarkan bahwa jika seseorang tak dapat dibaptis dalam air yang mengalir (seperti sungai), air harus disiramkan ke atas kepalanya. Jelaslah, dibutuhkan air dalam jumlah yang banyak untuk membenamkan seorang dewasa, jadi cara ini tidak selalu dapat dikerjakan dengan mudah. Menuangkan air ke atas kepala kadangkala (mungkin sering kali) diperlukan. Beberapa bagian gereja telah menjalankan pemercikan air ke atas kepala, kemungkinan untuk mengelakkan beberapa hal yang kurang menyenangkan karena menjadi basah dari kepala sampai ke kaki.
Akan tetapi, acara apapun yang disepakati tidaklah sepenting dengan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tentang baptisan anak kecil dan apakah baptisan sebenarnya dapat menjadi sarana penyaluran kasih karunia. Dalam perkara seperti ini kejelasan berita Injil secara langsung dipengaruhi.
Sayangnya, hampir tidak ada harapan bahwa kekristenan akan sependapat mengenai peraturan yang penting ini. Kembali pertanyaan dasarnya adalah apakah keselamatan diperoleh dengan IMAN saja atau apakah sakramen-sakramen adalah bagian dari pengalaman pertobatan.
Sumber: “Bagaimana Tentang Baptisan?” dari buku Teologi Kontemporer (ALL ONE BODY-WHY DON’T WE AGREE?), Erwin W. Lutzer, Gandum Mas, cetakan ketiga, 2005. Halaman 99-122.
Catatan Kaki:
1. Paul K. Jewett, Infant Baptist and the Covenant of Grace (Grand Rapids, Eerdmans, 1978), 40
2. ibid, 20
3. ibid, 17-18
4. ibid, 42
5. ibid, 111
6. Leonard verdium, The Reformers and Their Stepchildren (Grand Rapids, Eerdmans, 1964), 198
7. ibid, 199
8. Roland H, Bainton, The Reformation of the Sixteenth century (Boston: Beacon Press, 1952), 97.
9. Ibid.
10. Verdium, 199
11. ibid, 201
12. ibid
13. ibid, 204
14. ibid, 209
15. ibid, 201
16. ibid, 185
17. Charles H. Spurgeon, “Baptismal Regeneration,” in Sermons (New York: Funk and Wagnalls, n.d.), 8:23.
18. ibid
19. Spurgeon, “Children Brought to Christ, Not to the Font,” in Sermons, 8:41
Apa kata Harold Lindsell tentang Erwin W. Lutzer dalam prakata bukunya?
Erwin W. Lutzer, pendeta gereja Moody Memorial Church di Chicago, disebut sebagai seorang pembela tradisi Reformasi yang kuat.
Lutzer menjelaskan bahwa kaum Injili (evangelikalisme) adalah rumah tangga yang terpecah-pecah dan banyak orang dalam kelompok ini sama sekali tidak konsekuen karena mereka mempunyai pandangan-pandangan yang TIDAK BENAR jika dipandang secara LOGIS dan ALKITABIAH.
Lutzer menyangkal bahwa baptisan air amat diperlukan untuk KESELAMATAN. Ketika beliau membicarakan Perjamuan Tuhan dan soal yang sulit tentang kehadiran Kristus di dalam unsur-unsur perjamuan itu, beliau mencakup doktrin satu aliran tentang TRANSUBSTANSIASI, pandangan Luther tentang KONSUBSTANSIASI, pandangan CALVIN tentang Kehadiran Rohani, dan pandangan Zwingli tentang Kehadiran Simbolis. Implikasi yang terkandung dalam posisi-posisi ini amatlah penting, pembaca dapat yakin bahwa banyak YANG TIDAK BERSEDIA untuk mengubah pandangan mereka, TAK PEDULI penjelasan-penjelasan apa pun yang dikemukakan. Dalam kesemuanya ini, dibalik karya Lutzer ini terdapat maksud yang tak diutarakan namun sangat nyata bahwa fungsi terpenting dari pikiran orang-orang yang menyebut dirinya kristen adalah untuk berpikir secara Kristen. Dan ini merupakan hal yang jarang sekali terdapat di antara kaum Injili. Dengan gamblang beliau mengatakan bahwa KITA HARUS ALKITABIAH, dan UNTUK MENJADI ALKITABIAH, KITA HARUS BERPIKIR SECARA KRISTEN.
Lutzer adalah seorang pendeta yang sabar dan meyakinkan dan tak pernah mengata-ngatai atau menyalahkan mereka yang mempunyai segi pendapat yang berbeda. Memang Lutzer bersikeras bahwa BEBERAPA AJARAN TIDAK ALKITABIAH, namun ia menyatakan perhatian yang penuh kasih terhadap mereka yang menganut ajaran yang ia anggap TIDAK ALKITABIAH. Sebaiknya Anda berusaha untuk membeli buku ini!
---------------------------------------------
Erwin W. Lutzer menyarankan Baca juga buku Paul K Jewett, Infant Baptism and the Covenant of Grace, Grand Rapids: Eerdmans, 1977. Karya ini memuat sejarah yang rinci tentang doktrin baptisan anak kecil dan menyimpulkan bahwa BAPTISAN ANAK KECIL, BERTENTANGAN dengan ajaran Perjanjian Baru. Buku ini sangat ilmiah. Buku ini menarik karena ditulis oleh seorang teolog perjanjian (Covenant Teolog), yang dididik untuk menerima Baptisan Anak Kecil. Ini merupakan bacaan yang perlu dibaca oleh barangsiapa yang menaruh minat pada doktrin yang kontroversial ini.
Baptisan Anak tidak dibenarkan karena syarat orang dibaptis adalah percaya dengan segenap hati, dan tidak boleh diwakilkan. Tertullian, Bapak Gereja Abad II adalah orang pertama yang menentang Praktek Baptisan Bayi. Namun ia tidak sanggup membendung arus yang begitu deras seorang diri. Praktek ini semakin berkembang. Penyebab lain baptisan bayi ialah penyimpangan doktrin tentang GEREJA LOKAL. Gereja waktu itu mentolerir ide penyatuan gereja dan negara. Konsep negera Kristen melahirkan konsep masyarakat suci. Setiap warga negara adalah warga gereja dan sebaliknya. Penyatuan gereja dan negara mensyaratkan setiap bayi yang lahir segera dibaptis untuk memasuki masyakarat suci (Sacral Society) agar mendapat kepastian keselamatan. Karena ada kebutuhan membaptis bayi maka cara yg lebih aman adalah cara memercik atau meneteskan air ke atas kepala sang bayi. Ini disebut Rantisan (Rantiso) dan bukan baptisan (Baptiso=BAPTISM)
KESIMPULAN:
1 Alkitab dengan gamblang menyatakan bahwa BAPTISAN diberikan kepada mereka yang menanggapi/PERCAYA berita INJIL dan TIDAK BOLEH DIWAKILKAN.
2. Dalam PB, Baptisan segera menyusul setelah IMAN PRIBADI kepada Kristus digunakan. Dalam gereja mula-mula, TAK SATUPUN orang percaya yang tidak dibaptis. Semua orang Percaya DIBAPTIS sebagai suatu kesaksian terhadap iman mereka.
3. Karl Barth menyimpulkan dengan benar bahwa Pembaptisan Anak Kecil/bayi bagaikan Tambal Sulam yang tidak ada habis-habisnya.
4. Upacara“masuk sidi“ ditetapkan supaya seorang anak dapat meneguhkan keputusan yang telah dibuat oleh orang tuanya. Paul K. Jewett menjelaskan bahwa perlunya praktik ini hanya dapat berarti salah satu dari dua hal: mujizat lahir baru yang dikerjakan lewat baptisan anak kecil itu DIBATALKAN ketika anak itu Dewasa/Akil Balik, atau Upacara “masuk sidi“ itu adalah Pengakuan secara diam-diam bahwa anak itu sebenarnya TIDAK PERNAH DILAHIRBARUKAN.
5. Perbandingan Tanda SUNAT dan Tanda BAPTISAN, TIDAK TEPAT
6. Mengubah Tradisi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Kebenaran dan Ajaran Alkitab adalah PERLU dan HARUS dilakukan.
7. Baptisan bukan syarat memperoleh Keselamatan, HANYA IMAN SAJA.
8. Baptisan Bayi/Anak Kecil TIDAK ALKITABIAH dan Sungguh Menyesatkan.
9. Kesalahan Doktrin Gereja Universal waktu itu menjadi penyebab bersatunya gereja dan negara sehingga memunculkan Baptisan Anak Kecil.
10. Kaum Anabaptis, Charles Haddon Spurgeon, Karl Barth, John Piper, Paul K Jewett, Erwin W. Lutzer MENYATAKAN BAPTISAN ANAK/BAYI BERTENTANGAN DENGAN AJARAN ALKITAB.
11. Para Reformator (Luther, Zwingli, Calvin) semasa kecil menjalankan praktik BAPTISAN ANAK KECIL/BAYI, hal ini membuat Dilema dalam diri mereka, dan mereka belum pernah dibaptis semasa dewasa. Mereka tidak tegas Menentang Baptisan Bayi/Anak Kecil, bagaikan buah simalakama bagi diri mereka sehingga dalam teori2 mereka menjadi TIDAK KONSISTEN hubungan Baptisan Anak kecil dan pembenaranm hanya karena IMAN.
12. Mereka yang praktekkan Baptisan Anak Kecil/Bayi tidak punya JAWABAN yang TEPAT dan Meyakinkan mengenai apakah setiap/semua BAYI YANG MATI PASTI MASUK SORGA.
13. Dalam cara Baptisan dan hal yang dilambangkan dari Baptisan, Lutzer mengakui TANPA RAGU bahwa cara SELAM (BAPTISO) paling sesuai dengan AJARAN ALKITAB, namun beliau tidak terlalu permasalahkan cara baptisan (dalam bukunya-terlihat singkat sekali pembahasannya).
14. KITA HARUS ALKITABIAH, dan UNTUK MENJADI ALKITABIAH, KITA HARUS BERPIKIR SECARA KRISTEN.
SIKAP TIDAK BERANI MENYATAKAN KEBENARAN DAN KETIDAKBENARAN adalah AKIBAT dari KETIDAKJELASAN.
SESEORANG TIDAK MUNGKIN BISA MENJADI ORANG KRISTEN YANG BAIK TANPA MENJADI ANGGOTA JEMAAT YANG BAIK itulah sebabnya setiap orang Kristen yang telah LAHIR BARU HARUS menjadi anggota dari sebuah jemaat yang ALKITABIAH.
AMSAL 23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.
Tidak ada Gereja yg Sempurna, itu benar. Ada Gereja Yang Lebih Benar, itu Benar.
www.dedewijaya.co.cc
www.dede-wijaya.co.cc
www.dedewijaya83.co.cc
http://dedewijaya.blogspot.com
http://dedewijaya83.blogspot.com
http://dedewijaya.multiply.com
http://dedewijaya83.multiply.com
http://dedewijaya.wordpress.com
http://www.sabdaspace.org/blog/dedewijaya
http://www.in-christ.net/blog/dedewijaya
Langganan:
Postingan (Atom)