Minggu, Juli 27, 2014

Amanat Agung Yesus Kristus

Alkitab mencatatkan bagi kita Amanat Yesus  Kristus sesudah  kebangkitan  dan  sebelum  kenaikanNya. Tokoh  Kristen  dan  theolog  menyebut pesan  Kr istus itu sebagai Amanat Agung. Sesungguhnya Amanat Agung Kristus menjelang kenaikanNya ditulis dengan  empat variasi penekanan. Pertama adalah yang tertulis dalam Markus 16:15, “Pergilah  ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”  Penekanan amanat  di  sini ialah  pada  segala  makhluk.  Memang ketika  kita  berkhotbah,  cecak,  rayap, anjing juga ikut  mendengarkan. Tetapi sesungguhnya  Tuhan  ingin  yang  menerima amanat faham betapa pentingnya berita Injil itu sehingga harus diberitakan  kepada  segala  makhluk.

Kedua  ialah  yang  tercatat  dalam Kis.1:8,  “menjadi  saksi-Ku  di  Yerusalem  dan di seluruh Yudea dan Samaria dan  sampai ke ujung  bumi." Pada catatan Lukas ini penekanannya adalah pada tahapan pemberitaan Injil yang di mulai   dari   Yerusalem.  Dari zaman  Salomo  ditetapkan  bahwa kiblat arah  doa orang  Yahudi  ialah ke Yerusalem.  Sebenarnya  tujuannya  adalah mengarah  kepada penantian  akan Sang Juruselamat  yang  akan  datang dan pemberitaan Injil yang akan dimulai  dari  Yerusalem. Ketiga ialah  yang tercatat  dalam  Injil Matius 28:19-20,   “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam  nama  Bapa  dan  Anak dan  Roh  Kudus,  dan ajarlah  mereka melakukan segala  sesuatu  yang telah Kuperintahkan  kepadamu.”  Amanat yang dicatat oleh Matius menekankan pada  prosedur  orang yang  percaya  dan yang  mau  menjadi   murid. Mereka harus  mengaku percaya  dan  harus dibaptis, atau dimasukkan ke  dalam air dalam  nama  Bapa,  Anak  dan Roh Kudus,  yaitu Yesus (Yoh.17:6,12,26). 

Jumat, Juli 18, 2014

Tuhan Sangat Mengasihi Orang Batak

Ketika  berbagai  suku  bangsa  di muka  bumi  masih  hidup  dalam  penyembahan  berhala  dan animisme, Tuhan sudah  menggerakkan  dua orang misionari ke  tanah  Batak. Samuel  Munson dan Henry Lyman tiba di tanah  Batak tahun 1834. Mereka di kirim oleh Gereja Baptis di  kota Boston dengan satu  tujuan,  untuk menyelamatkan orang Batak. Karena mereka belum bisa berbahasa  Batak dan membawa penerjemah yang adalah  seorang  Muslim, tidak  ada yang  tahu  apakah  yang  dikatakan  sang penerjemah  yang  kemudian lari  meninggalkan  mereka.  Karena  kesalahpahaman,  tragis  sekali,  kedua  misionari  itu  terbunuh.


Injil, kabar baik, yang seperti apakah yang ingin  diberitakan Munson dan  Lyman  kepada  orang  Batak dengan  menempuh perjalanan  laut  sekitar setengah  tahun  dan  berjalan  kaki sekitar satu  minggu itu? Pastilah  Munson dan  Lyman  ingin memberitahu  orang Batak  bahwa Tuhan Yesus  sangat  mengasihi mereka. Mereka  ingin  sampaikan  bahwa bukan  hanya  orang  Batak  saja  yang telah  berdosa dan kehilangan kemuliaan  Allah, tetapi  semua  manusia di  bumi telah  jatuh  ke  dalam  dosa.  Dan dosa hanya dapat di selesaikan dengan penghukuman. Tetapi Allah berjanji akan mengirim Juruselamat untuk menggantikan manusia menanggung hukuman itu. Dan sebelum  kedatangan Sang  Juruselamat, ia digambarkan dengan  binatang  korban  yang  disembelih di atas mezbah. Kemudian Sang Juruselamat  tiba, namaNya Yesus,  dan ia  memberikan diriNya  dihukumkan  di atas  kayu  salib.

Jumat, Juli 11, 2014

Kondisi Gereja-gereja Abad 20 & 21

Baik William Robinson,   James Riely,  maupun Thomas  Twort, yang  datang  ke  Nusantara tahun  1813, semuanya  mengajarkan  bahwa  Alkitab  adalah  satu-satunya  firman  Tuhan,  atau Alkitab adalah kanon tertutup.  Mereka mengajarkan  bahwa setelah  Alkitab selesai  ditulis  oleh  penulis  terakhir yaitu Rasul Yohanes  di  pulau  Patmos sekitar akhir  abad  pertama,  maka selanjutnya tidak ada lagi  proses pewahyuan.  Tentu  tidak  mungkin  ada orang  yang  membatasi  Allah  melainkan Allah yang membatasi anak-anak-Nya  agar  mereka tidak  percaya  kepada sembarangan  wahyu.

Kami  sering  bertemu  dengan  orang Kristen  yang  ketika  ditanya,  “apakah mereka  percaya  Alkitab satu-satunya firman  Allah?”  Mereka  segera  menjawab, “percaya dong.” Tetapi kemudian kami bertanya lagi, “kalau begitu Anda tidak  percaya  pada  nubuatan  dan bahasa  lidah  yang  sekarang  merajalela di gereja-gereja?”  Lalu  mereka  biasanya menjawab, “percaya, karena Allah maha kuasa dan tidak terbatas, Ia bisa saja  berbicara kepada  pengkhotbah itu sesuai  dengan  kehendakNya.” Lihatkah  pembaca  bahwa ada kontradiksi di dalam jawaban mereka? Di  satu  pihak  mereka  percaya  bahwa proses pewahyuan telah  berhenti  sejak kitab Wahyu selesai dituliskan, artinya Alkitab  kita adalah  sebuah  kanon tertutup. Namun  di  pihak  lain  mereka tetap  percaya  bahwa  Allah  masih turunkan  wahyu  sehingga  masih  ada nubuatan  dan  bahasa  lidah  dari  Allah.

Minggu, Juli 06, 2014

Gereja Awal di NUSANTARA

Pada  tahun 1292,  Marco  Polo  mampir di pulau Sumatera ketika mengantar putri  Mongol  untuk  dinikahkan  dengan putra  mahkota  Persia.   Marco Polo dapatkan di pulau Sumatera sudah ada penduduk  namun  masih sangat  primitif bahkan  dalam  catatannya  menyatakan masih  kanibal. Pada  tanggal 23  Juni  1596,  kapal dagang Belanda mampir di pulau Jawa, dan  mendapat kan  bahwa  pulau  itu sangat subur dan penuh dengan rempah-rempah  yang  sangat  diinginkan masyarakat  Eropa.

Pada  tahun  1619,  Belanda  mulai datang  sebagai  pedagang  dengan  perusahaannya  VOC  (Vereenigde Oostindische  Compagnie) dalam  bahasa  Inggris disebut Dutch East India  Company (DEIC) untuk berdagang dengan penduduk  kepulauan  Nusantara.  Dari berdagang kemudian pemerintah Belanda mengirim gubernur dan pasukan  yang  awalnya  untuk  keamanan perusahaan  dan  akhirnya  memerintah seluruh  kepulauan  Nusantara. Sekitar 200 tahun pemerintah Belanda tidak mengijinkan pemberitaan Injil di kepulauan  Nusantara. Nederlandsch  Indische  Kerk (Gereja  Hindia Belanda)  adalah  gereja  khusus untuk  orang-orang  Belanda.  Mereka  bahkan  tidak mengijinkan Pribumi menghadiri kebaktian  mereka.

Pada  tahun  1811  Napoleon  Bonaparte  mengalahkan  daratan  Eropa termasuk  Belanda. Sir Stamford Raffles, Gubernur koloni Inggris di India mengetahui situasi di Eropa dan memimpin 11 ribu  pasukan dari India menyerbu wilayah Hindia-Belanda (Indonesia) yang memiliki 18 ribu pasukan yang terdiri dari Belanda, Perancis dan  Jawa. Raffles  menang  sehingga  Indonesia  di bawah  Inggris.