Kamis, Juli 30, 2009

DOKTER LO SIAW GING: TAK SUDI BERDAGANG



KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Kamis, 16 Juli 2009 | 09:40 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Sonya Helen Simbolon

Ketika biaya perawatan dokter dan rumah sakit semakin membubung tinggi, tidak ada yang berubah dari sosok Lo Siaw Ging, seorang dokter di Kota Solo, Jawa Tengah. Dia tetap merawat dan mengobati pasien tanpa menetapkan tarif, bahkan sebagian besar pasiennya justru tidak pernah dimintai bayaran.

Maka, tak heran kalau pasien-pasien Lo Siaw Ging tidak hanya warga Solo, tetapi juga mereka yang berasal dari Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri. Usianya yang sudah menjelang 75 tahun tak membuat pria itu menghentikan kesibukannya memeriksa para pasien.

Dokter Lo, panggilannya, setiap hari tetap melayani puluhan pasien yang datang ke tempatnya praktik sekaligus rumah tinggalnya di Jalan Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Kota Solo. Mayoritas pasien Lo adalah keluarga tak mampu secara ekonomi. Mereka itu, jangankan membayar ongkos periksa, untuk menebus resep dokter Lo pun sering kali tak sanggup.

Namun, bagi Lo, semua itu dihadapinya dengan "biasa saja". Dia merasa dapat memahami kondisi sebagian pasiennya itu. Seorang pasiennya bercerita, karena terlalu sering berobat ke dokter Lo dan tak membayar, ia merasa tidak enak hati. Dia lalu bertanya berapa biaya pemeriksaan dan resep obatnya.

Mendengar pertanyaan si pasien, Lo malah balik bertanya, "Memangnya kamu sudah punya uang banyak?"

Pasiennya yang lain, Yuli (30), warga Cemani, Sukoharjo, bercerita, dia juga tak pernah membayar saat memeriksakan diri. "Saya pernah ngasih uang kepada Pak Dokter, tetapi enggak diterima," ucapnya.

Kardiman (45), penjual bakso di samping rumah dokter Lo, mengatakan, para tetangga dan mereka yang tinggal di sekitar rumah dokter itu juga tak pernah diminta bayaran. "Kami hanya bisa bilang terima kasih dokter, lalu ke luar ruang periksa," katanya.

Cara kerja Lo itu membuat dia setiap bulan justru harus membayar tagihan dari apotek atas resep-resep yang diambil para pasiennya. Ini tak terhindarkan karena ada saja pasien yang benar-benar tak punya uang untuk menebus obat atau karena penyakitnya memerlukan obat segera, padahal si pasien tak membawa cukup uang.

Dalam kondisi seperti itu, biasanya setelah memeriksa dan menuliskan resep untuk sang pasien, Lo langsung meminta pasien dan keluarganya menebus obat ke apotek yang memang telah menjadi langganannya. Pasien atau keluarganya cukup membawa resep yang telah ditandatangani Lo, petugas di apotek akan memberikan obat yang diperlukan.

Pada setiap akhir bulan, barulah pihak apotek menagih harga obat tersebut kepada Lo. Berapa besar tagihannya? "Bervariasi, dari ratusan ribu sampai Rp 10 juta per bulan."

Bahkan, pasien tak mampu yang menderita sakit parah pun tanpa ragu dikirim Lo ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Dengan mengantongi surat dari dokter Lo, pasien biasanya diterima pihak rumah sakit, yang lalu membebankan biaya perawatan kepada Lo.

Kerusuhan 1998

Nama dokter Lo sebagai rujukan, terutama bagi kalangan warga tak mampu, relatif "populer". Namun, mantan Direktur RS Kasih Ibu ini justru tak suka pada publikasi. Beberapa kali dia menolak permintaan wawancara dari media.

"Enggak usahlah diberita-beritakan. Saya bukan siapa-siapa," ujarnya.

Bagi Lo, apa yang dia lakukan selama ini sekadar membantu mereka yang tak mampu dan membutuhkan pertolongan dokter. "Apa yang saya lakukan itu biasa dilakukan orang lain juga. Jadi, tak ada yang istimewa," ujarnya.

Di kalangan warga Solo, terutama di sekitar tempat tinggalnya, Lo dikenal sebagai sosok yang selalu bersedia menolong siapa pun yang membutuhkan. Tak heran jika saat terjadi kerusuhan rasial di Solo pada Mei 1998, rumah dokter keturunan Tionghoa ini justru dijaga ketat oleh masyarakat setempat.

Lo juga tak merasa khawatir. Justru para tetangga yang meminta dia tidak membuka praktik pada masa kerusuhan itu mengingat situasinya rawan, terutama bagi warga keturunan Tionghoa. Namun, Lo menolak permintaan itu, dia tetap menerima pasien yang datang.

"Saya mengingatkan dokter, kenapa buka praktik. Wong suasananya kritis. Eh, saya yang malah dimarahi dokter. Katanya, dokter akan tetap buka praktik, kasihan sama orang yang sudah datang jauh-jauh mau berobat," cerita Putut Hari Purwanto (46), warga Purwodiningratan, yang rumahnya tak jauh dari rumah Lo.

Bahkan, meski tentara datang ke rumah Lo untuk mengevakuasi dia ke tempat yang aman, Lo tetap menolak. Maka, wargalah yang kemudian berjaga-jaga di rumah Lo agar dia tak menjadi sasaran kerusuhan.

"Saya ini orang Solo, jadi tak perlu pergi ke mana-mana. Buat apa?" ucapnya.

Anugerah

Menjadi dokter, bagi Lo, adalah sebuah anugerah. Dia kemudian bercerita, seorang dokter di Solo yang dikenal dengan nama dokter Oen, seniornya, dan sang ayahlah yang membentuk sosoknya. Dokter Oen dan sang ayah kini telah tiada.

Lo selalu ingat pesan ayahnya saat memutuskan belajar di sekolah kedokteran. "Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif," kata Lo yang namanya masuk dalam buku Kitab Solo itu.

Papan praktik dokter pun selama bertahun-tahun tak pernah dia pasang. Kalau belakangan ini dia memasang papan nama praktik dokternya, itu karena harus memenuhi peraturan pemerintah.

Tentang peran dokter Oen dalam dirinya, Lo bercerita, selama sekitar 15 tahun dia bekerja kepada dokter Oen yang dia jadikan sebagai panutan. "Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya sederhana," ujarnya.

Dari kedua orang itulah, Lo belajar bahwa kebahagiaan justru muncul saat kita bisa berbuat sesuatu bagi sesama. "Ini bukan berarti saya tak menerima bayaran dari pasien, tetapi kepuasan bisa membantu sesama yang tidak bisa dibayar dengan uang," katanya sambil bercerita, sebagian pasien yang datang dari desa suka membawakan pisang untuknya.

Gaya hidup sederhana membuat Lo merasa pendapatan sebagai dokter bisa lebih dari cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Apalagi, dia dan sang istri, Maria Gan May Kwee atau Maria Gandi, yang dinikahinya tahun 1968, tak memiliki anak.

"Kebutuhan kami hanya makan. Lagi pula orang seumur saya, seberapa banyak sih makannya?" ujar Lo.

Bahkan, di mata para pasien, Lo seakan tak pernah "cuti" praktik. Lies (55), ibu dua anak, warga Kepatihan Kulon, Solo, yang selama puluhan tahun menjadi pasiennya mengatakan, "Dokter Lo praktik pagi dan malam. Setiap kali saya datang tak pernah tutup. Sepertinya, dokter Lo selalu ada kapan pun kami memerlukan."


DATA DIRI

* Nama: Lo Siaw Ging
* Lahir: Magelang, 16 Agustus 1934
* Istri: Maria Gan May Kwee (62)
* Pendidikan: - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 1962 - S-2 (MARS) Universitas Indonesia, 1995
* Profesi: - Dokter RS Panti Kosala, Kandang Sapi, Solo (sekarang RS dokter Oen, Solo) - Mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo

Senin, Juli 27, 2009

INJILI SINYAL YANG MEMBINGUNGKAN

Dr. Alberto Rivera, seorang mantan imam Jesuit Katolik mengungkapkan banyak hal tentang Katolik dan ordo Jesuit yang bisa membuat kita terperanjat dalam buku-bukunya. Ia mengungkapkan tentang berbagai agenda rahasia ordo Jesuit yang dijalankan dalam hentakan-hentakan sejarah seperti perang dunia II dengan agenda pembunuhan orang Yahudi bahkan masalah pembunuhan presiden Abraham Lincoln.

Salah satu tujuan Ordo Jesuit didirikan oleh Ignasius dari Loyola adalah membawa kembali "saudara" yang memisahkan diri, yaitu kaum Protestan. Mereka bekerja lebih dahsyat dari CIA, KGB, bahkan Mossad. Mereka bisa menyusup masuk ke berbagai denominasi kekristenan dengan agenda semua denominasi harus digiring kembali ke bawah tongkat seorang yang memakai topi runcing seperti kipas dalang pewayang itu.

Kelompok Liberal memang sudah lama dicucuk hidung dan sudah berhasil digiring sekehendak hati mereka. Karena targetnya adalah semua, tentu mereka tidak akan puas kalau baru berhasil mendapatkan sebagian. Bahkan bukan hanya denominasi kekristenan saja yang menjadi target penundukan mereka, melainkan semua agama harus berada di bawah cengkeraman mereka. Tentu bukan jalan-jalan pelesiran ketika pemakai jubah putih mengunjungi Timur Tengah bahkan mencium tanah di Mesjid Al Aqsa di gunung Moria. Tiga agama besar yang mengalir keluar dari benih Abraham diagendakan untuk disatukan.


Apakah Katolik di abad 21 ini masih sama dengan Katolik di zaman Martin Luther? Jawabannya bukan hanya sama, bahkan lebih parah, karena dulu mereka tidak sampai mengakui Maria sebagai Co-redemptive dengan Yesus Kristus namun kini mereka menganggap Maria bukan sekedar BUNDA ALLAH bahkan bersama-sama Yesus Kristus menebus dunia. Apakah ada perubahan doktrin keselamatan Roma Katolik zaman sekarang dengan Roma Katolik zaman Martin Luther? Sama sekali tidak! Segala sesuatu bukan hanya sama, bahkan menjadi lebih parah. Salahkah Dave Hunt ketika ia menyebut Roma Katolik itu Pelacur yang dimaksudkan dalam Wahyu 17 dalam bukunya yang berjudul A Woman Ridesthe Beast ?

Lalu mengapa orang-orang Protestan dan Injili melupakan peristiwa tahun 1517 dengan segala efeknya? Darah kaum martir masa awal gerakan Protestan belum kering, Gereja Reformed Injili Indonesia telah mengadakan diskusi keagamaan dengan pihak Katolik dengan judul KATOLIK-PROTESTAN TANPA TEMBOK PEMISAH (Suara Pembaruan, 27 Agustus 2008).

Dari pergerakan kaum Injili sejak masih embrio bahkan hingga kelahirannya memang sudah dapat diduga arah perjalanannya. Ada berbagai persepsi yang bisa diperdebatkan tentang saat lahirnya kelompok Injili, terutama jika dikacaukan antara Evangelical dengan Evangelism. Sejarah mencatat pertentangan antara kelompok Fundamentalis dengan Liberal meruncing sejak tahun 1881 yaitu tahun diterbitkannya Critical Text (Alkitab bahasa Yunani) yang banyak kesalahan di dalamnya namun dijunjung tinggi kelompok Liberal. Mereka bukannya mengakui manuskrip yang di tangan mereka telah dirusak melainkan menyalahkan para penulis PB. Sejak saat itu buku-buku dari theolog Liberal membanjiri dunia. Pertentangan bertambah sengit lagi ketika tahun 1909 di bawah pimpinan R.A. Torrey diterbitkan buku yang berjudul The Fundamental. Kelompok Fundamentalis bersikukuh bahwa Alkitab tidak ada salah dan Alkitab adalah kebenaran absolut dari Allah. Sudah jelas karena perbedaan konsep dan persepsi maka jarak antara kelompok Fundamental dan Liberal akan makin jauh.

Harold Ockenga bukan pendiri tetapi mungkin dialah orang yang menyemangati gerakan Injili dengan mendirikan dan menjadi presiden pertama National Association of Evangelicals. "The term (Injli Baru) may or may not have been originally coined by Ockenga, but in 1948 at the Civic Auditorium in Pasadena, California his speech gave birth to the movement.

Gerakan Injili begitu cepat mendunia mungkin juga karena dipromosikan oleh Billy Graham yang sangat terkenal dan majalah Christinity Today yang sangat terkenal. Tujuan awal dari gerakan Injili ialah menjadi penengah antara kelompok Liberal dan Fundamental. Tetapi justru karena tidak mau bersikap tegas terhadap kebenaran menyebabkan kelompok ini tidak memiliki sikap yang jelas. Sinyal yang dipancarkan membingungkan. Ketika kelompok Fundamentalis berkata bahwa Alkitab tidak ada salah, dan kelompok Liberal berkata banyak salah, kelompok Injili berkata ada dan tidak ada salah. Sinyal macam apa ini? Begitulah sifat Injili, maksud mereka kalau berkaitan dengan masalah kerohanian tidak ada salah, tetapi ketika berkaitan dengan ilmu pengetahuan, ada salah. Mengenai perempuan, kelompok Fundamentalis berpendapat bahwa menurut Alkitab (I Tim.2:11, I Kor.14:34) perempuan tidak boleh menjadi Gembala. Sementara di kalangan Liberal berkata bahwa boleh saja karena Alkitab ditulis terpengaruh konsep paternalistik, lalu Injili berkata boleh menjadi Gembala tetapi tidak ditahbiskan. Kelompok Fundamentalis berpendapat bahwa baptisan yang benar adalah diselamkan karena itulah arti kata baptiso yang sesungguhnya. Kelompok Liberal berpendapat diteteskan dengan air saja cukup, lalu kelompok Injili berkata kalau yang sehat diselam, dan yang sakit diteteskan saja.

Sama sekali tidak heran jika ada kalangan yang menggambarkan kelompok Injili sebagai bunglon, yaitu sejenis binatang yang bisa berubah warna sesuai dengan warna media kedudukannya.

Kemanakah arah gerakan Injili sebenar�nya? Jawabannya ada pada gerakan ECT (Evangelicals & Catholics Together) yang dirintis sejak September 1992. Pembaca yang memiliki akses internet dipersilakan mencari tahu sendiri akan gerakan ini. Sejumlah pe�mimpin gerakan Injili membuat kesepakatan dan menandatangani sebuah memorandum dengan Gereja Roma Katolik untuk memasu�ki millennium ketiga bersama-sama. Bisakah kita duga bahwa gerakan Injili sebenarnya adalah gerakan yang sangat tersembunyi dan sangat rahasia untuk menggiring orang-orang Kristen Fundamental masuk ke Gereja Roma Katolik?

Dalam poin "We Affirm Together" terpampang pengakuan iman "rasuli" yang tentu bunyinya "I believe in the Holy Spirit, " the holy catholic Church" Tidak heran bukan kalau masih percaya pada holy catholic Church kemudian kembali ke holy catholic Church? Kembali ke sarangnya, at last come home.

Pernahkah anda berkendaraan dan dibi�ngungkan oleh sinyal lampu sign kendaraan di depan, yang sebentar nyala lampu kiri dan sebentar kanan? Injili pada awalnya memberi sinyal yang membingungkan yang dibe�lakangnya. Tetapi akhirnya semakin jelas, rupanya ia bukan mau lurus melainkan mau belok kiri, menuju kota Roma juga. Michael de Syemlen menulis sebuah buku yang berjudul All Roads Lead to Rome. Ia membongkar agenda-agenda tersembunyi yang dimainkan melalui berbagai penyusupan untuk menggiring semua denominasi masuk ke Gereja Roma yang Am. Amatilah! ***

Minggu, Juli 26, 2009

Berita Mingguan 25 Juli 2009

Sumber:Way of Life Ministry, Friday Church News Notes

Penerjemah: Dr. Steven E.Liauw

Graphe International Theological Seminary

Untuk berlangganan, kirimemail ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

ATHEIS TERKENAL MENGATAKAN BAHWA DUNIA MUNGKIN SAJA DIDESAIN OLEH ALIEN

Dalam sebuah wawancara dengan Ben Stein di film dokumenter berjudul Expelled: No Intelligence Allowed, Richard Dawkins sang atheis mengakui bahwa mungkin saja ada "desain intelijen." Dawkins, penulis dari buku The God of Delusion, adalah seorang atheis yang mencoba dengan sangat konyol memerangi sang Mahakuasa. Ia menyebut Allah dalam Alkitab sebagai "karakter yang paling tidak menyenangkan dalam semua fiksi" dan seorang "tukang pukul yang jahat dan tidak dapat ditebak." Ben Stein menanyakan Dawkins, "Siapa yang menciptakan langit dan bumi? Bagaimana semuanya terjadi?" Dawkins menjawab, "Tidak seorangpun tahu bagaimana ini semua terjadi. Kita tahu kejadian apa yang pastinya memulai kehidupan. Yaitu permulaan molekul pertama yang dapat menggandakan diri." Stein bertanya, "Menurutmu berapa kemungkinannya bahwa desain intelijen ternyata adalah jawaban atas beberapa isu dalam bidang genetika?" Terhadap pertanyaan ini, Dawkins memberikan jawaban berikut yang mencengangkan: "Bisa saja di suatu waktu sebelumnya, di suatu tempat di alam semesta ini, suatu kebudayaan berevolusi, mungkin menurut metode-metode Darwin,kepada suatu tingkat teknologi yang sangat-sangat tinggi, dan mereka mendesain bentuk kehidupan yang lalu mereka tanamkan di planet ini. Ini adalah suatu kemungkinan dan kemungkinan yang menarik, dan saya rasa anda mungkin saja menemukan bukti untuk itu jika anda melihat detil- detil biokimia dan biologi molekuler, anda mungkin menemukan tanda-tanda seorang desainer. Dan desainer itu bisa saja adalah intelijen yang lebih tinggi yang berasal dari tempat lain di alam semesta. Intelijen yang lebih tinggi itu tentunya harus muncul dari suatu proses yang pada akhirnya tidak dapat kita jelaskan. Tidak mungkin itu muncul menjadi eksis dengan spontan begitu saja."Jadi, Richard Dawkins mengakui bahwa kehidupan tidak mungkin muncul menjadi eksis dengan begitu saja, bahwa ada bukti akan seorang desainer yang intelijen, tetapi karena ia telah menolak Tuhan Alkitab, ia masuk ke area abu-abu dan tidak jelas mengenai "alien."Dan ini adalah orang yang sama yang mengolok-olok orang-orang yang percaya Tuhan. Tidak ada orang yang lebih buta daripada orang yang menolak untuk melihat. "Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya" (2 Petrus 3:3).

NEGARA-NEGARA BERKEMBANGMENCARI "TATANAN DUNIA BARU"

Bertemu di Mesir tanggal 11-16 Juli, para pemimpin gerakan Non-blok berseru untuk munculnya tatanan dunia baru. Organisasi ini mewakili 118 negara, termasuk India, Pakistan, Kuba, Mesir, dan hampir semua negara Afrika. Menteri Luar Negeri Mesir, Ahmed Abul Gheit berkata bahwa pertemuan itu "menuju kepada suatu tatanan dunia baru" (AFP, 16 Juli 2009). Simbolkonferensi tersebut adalah seekor merpati dengan daun ara dimulutnya. Alkitab mengatakan bahwa "tatanan dunia baru "memang pasti datang, dan kepalanya akanlah sang antikristus. Ia akan berkuasa melalui program damai yang menipu, tetapi kemudian dia akan meninggikan diri sebagai Allah (1 Tes. 5:3; 2 Tes. 2:3-4). Dia akan mengendalikan ekonomi dunia dengan tangan besi (Wah. 13:16-17).

DILEMA SANG EVOLUSIONIS: KETERATURAN DAN DESAIN

Sebuah film dokumenter National Geographic mengenai menghilangnya lebah madu mengingatkan kita mengenai dilema sang evolusionis, yaitu keteraturan dan desain. Diberi judul "Keheningan sang Lebah," film dokumenter itu menggambarkan menghilangnya lebah-lebah secara dramatis dari Amerika dan negara-negara lain sejak 2006. Film itu mulai dengan melihat lebah itu sendiri. Setelah menyatakan bahwa lebah berevolusi, dokumenter itu menentang pernyataan tersebut dengan menunjukkan betapa sempurnya lebah didesain untuk tugasnya mempolinasi bunga dan membuat madu. Para ilmuwan yang mempelajari lebah bahkan berbicara mengenai "desain" mereka, tetapi hal ini bertentangan dengan evolusi buta. Perhatikan bahasa yang dipakai oleh dokumenter tersebut: "Para lebah melakukan pekerjaan yang sudah mereka lakukan selama 100 juta tahun, sejak mereka berevolusi bersama dengan tumbuhan-tumbuhan berbunga dan MEMBENTUK KERJASAMA YANG SEMPURNA.Lebah mencari pollen yang tinggi protein dalam bunga dan tumbuhan itu memberikan mereka suatu cairan bergula yang disebut nektar. Ada lebah yang mengembangkan ANATOMI YANG TERSPESIALISASI untuk menuai nektar secara efisien. Yang terutama di antara mereka adalah Apis mellifera, lebah madu. SEBUAH KEAJAIBAN ARSITEKTURAL, DESAIN lebah madu adalah PERPADUAN ELEGAN ANTARA FUNGSI DAN BENTUK. Sebuah belalai untukmengorek nektar yang tersimpan di lipatan-lipatan dalam sebuah bunga, dan rahang yang kuat untuk makan, memberi makan anak-anaknya, danuntuk mengerjakan lilin. Dua mata majemuk masing-masingnya terdiridari 6900 lensa dan dipenuhi oleh rambut-rambut sensoris untuk mendeteksi kecepatan angin. Tiga mata tambahan (di atas kepala lebah) menerima sinyal cahaya sebagai petunjuk arah. Empat sayap yang bergantung pada kait-kait kecil berkepak lebih dari 200 kali perdetik. Untuk pertahanan, [lebah memiliki] sengat yang bergerigi tajam di dua sisi yang dapat dia pakai hanya sekali dengan harga nyawanya. Kaki belakangnya melebar menjadi keranjang-keranjang khusus untuk membawa muatan pollen yang berat ke sarang. Rambut-rambut yang berbulu menutupi tubuhnya dan akan mengoleksi listrik statis sambil lebah itu terbang. Ketika lebah mendarat di sebuah bunga, pollen secara literal akan melompat ke tubuhnya. Mereka hanyalah BENDA YANGDI-ENGINEER SECARA LUAR BIASA, SEMPURNA UNTUK SEMUA AKTIVITAS YANGMEREKA LAKUKAN, dan sambil mereka menjalani hidup dan mengubah pekerjaan mereka, semua aspek anatomi mereka bekerja" ("Silenceof the Bee," National Geographic Channel, 2007). Perhatikan bahwa lebah tidak mungkin adalah hasil dari kemungkinan buta. Ia jauhterlalu rumit dan ia beroperasi dalam sinergi dengan bunga. Lebah itu haruslah sudah "berevolusi" secara penuh pada saat yang sama bunga muncul, juga secara penuh. Di sini ada "kompleksitas yang tak dapat disederhanakan. " Seekor lebah madu tanpa anatomi yang sempurna terbentuk, tidak akan bisa mem-polinasi bunga, danbunga yang tidak terbentuk sempurna tidak akan bisa menyediakan materi yang dibutuhkan oleh lebah. Lebih lanjut lagi, baik bunga maupun lebah dapat berkembang biak melalui kode genetik yang rumit.Tidak ada satu hal pun yang menunjuk kepada evolusi, tetapi semua menunjuk dengan lantang kepada ciptaan ilahi bagi mereka yang punya mata untuk melihat.

Jumat, Juli 24, 2009

SELAMAT SBY-BOED PEMENANG PILPRES

Pemenang PEMILU Pilpres telah kita ketahui bersama yaitu SBY-Boediono.

Berikut Jumlah suara masing2 pasangan:


Saya mengucapkan selamat atas terpilihnya SBY kembali sbg Presiden RI yang didampingi Wapres barunya Prof. Boediono.

Tantangan bangsa ke depan tidak mudah, janji2 yg belum terpenuhi oleh SBY harus dibuktikan dan direalisasikan dalam 5 tahun ke depan.

Satu yg sangat saya sayangkan adalah kacaunya DPT dan buanyaknya pelanggaran PEMILU Pilpres, tercatat Tim JK-Win berhasil mendata 160an kasus pelanggaran Pilpres.

Jadi, kemenangan SBY-Boediono sedikit ternoda akibat Pelaksanaan PEMILU dari Pileg sampai Pilpres yg memang penuh kelemahan dan kekacauan dalam soal DPT serta pelanggaran2 yg terjadi.

Namun, bagaimanapun, nasi sudah menjadi bubur, mustahil kita untuk membatalkan PEMILU dan mengulangnya. Yg bisa dilakukan hanyalah berusaha agar 5 tahun ke depan, semua anggota KPU lebih profesional dan Presiden selaku otoritas tertinggi ikut mengawal dan mengawasi kinerja KPU selain adanya BAWASLU.

so LANJUTKAN perjuangan anda SBY-Boediono.

Untuk Prabowo, anda punya waktu 5 tahun mulai dari sekarang mulailah TEBAR PESONA seperti SBY yg sudah sangat sukses melakukannya dengan PENCITRAAN yg melekat sampai ke hati sanubari rakyat. Orang yg kritis biasanya hanya segelintir itupun biasanya mahasiswa, pengamat politik, dan tim sukses. Jadi, easy going saja. Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.

Mari katakan bersama, SAYA TIDAK TAKUT! (Terorisme gitu lho).


Sabtu, Juli 18, 2009

Berita Mingguan 18 Juli 2009

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes

Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw

Graphe International Theological Seminary

Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

PAUS MENYERUKAN "OTORITAS POLITIK DUNIA"

Dalam sebuah surat ensiklik yang baru, Paus Benediktus XVI menyerukan agar sebuah "otoritas politik dunia" menangani ekonomi global. Surat ensiklik tersebut, "Caritas in Veritate" ("Kasih dalam Kebenaran"), menyerukan lebih banyak lagi redistribusi kekayaan dan juga "redistribusi sumber daya tenaga." "Otoritas politik dunia" yang divisikan oleh Paus akan memiliki kuasa untuk memaksa bangsa-bangsa antara lain untuk meredistribusikan kekayaan mereka dan menurunkan konsumsi tenaga mereka. Paus berkata, "Tentu saja ia harus memiliki otoritas untuk memastikan semua anggotanya taat kepada keputusan-keputusan nya..." (Reuters, 7 Juli 2009). Faktanya, intervensi pemerintah di dalam pasar bebas memang sudah memainkan peranan yang besar dalam krisis finansial ini (misal pemerintah Amerika yang mengharuskan pinjaman pembelian rumah diberikan kepada orang-orang yang tidak memenuhi syarat). Sebuah pemerintah global bukanlah solusi untuk masalah manapun, tetapi waktunya memang sudah matang untuk dimulainya fondasi kerajaan global antikristus dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Jika paus benar-benar peduli dengan orang miskin dan benar-benar berpikir bahwa uang dalam menyelesaikan masalah kemiskinan, ia mestinya melikuidasi aset-aset Gereja Katolik yang sangat besar dan mendonasikannya.

USKUP EPISKOPAL MENYEBUT KESELAMATAN PRIBADI SEBAGAI "KESESATAN"

Katharine Jefferts Schori, Uksup Ketua dari Gereja Episkopal di Amerika, mengatakan bahwa adalah "kesesatan" untuk percaya seorang individu bisa selamat melalui doa pertobatan orang berdosa (OneNewsNow, 9 Juli 2009). Berbicara di Konvensi Umum denominasi tersebut, yang diadakan setiap tiga tahun, dia menambahkan bahwa "fokus individualistis adalah salah satu bentuk penyembahan berhala." Pernyataan Schori tidak mengherankan. Gereja Episkopal di Amerika adalah suatu percampuradukan kesesatan dan immoralitas yang paling keji.

BUKTI ARKEOLOGIS AKAN ISTANA RAJA DAUD

Berikut ini disadur dari "The World of Archeology Is Rocked," aish.com, 6 Juli 2009: "Bagi semakin banyak akademisi dan intelektual, Raja Daud dan kerajaannya yang menyatukan Yehuda dengan Israel, yang telah menjadi simbol integral dari bangsa Yahudi selama 3000 tahun, hanyalah sepotong fiksi.....Tetapi pada penyerang sejarah alkitabiah Yahudi mendapatkan kabar buruk baru-baru ini, yaitu ketika seorang arkeologis yang berdedikasi dan bersemangat tinggi melakukan penggaliannya yang terakhir ini. Dr. Eliat Mazar, seorang otoritas dalam hal masa lalu Yerusalem, telah mengeluarkan Raja Daud dari halaman-halaman Alkitab dan mengembalikannya ke ajang sejarah yang hidup. Penggalian Mazar yang terakhir di kota Daud, yaitu di bagian bayangan selatan dari Temple Mount, telah menggoncang dunia arkeologi. Karena, terbaring di sana tanpa diganggu selama lebih dari 3000 tahun adalah sebuah bangunan yang besar yang Mazar percayai sebagai istana Raja Daud....Dia (Mazar) memiliki gelar doktor dalam bidang arkeologi dari Hebrew University, dan adalah penulis dari buku The Complete Guide to the Temple Mount Excavations. ...Mazar mengatakan, `Sebenarnya, ketika saya mulai menggali, saya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hasil apapun. Saya bahkan harus siap menerima hipotesis Finkelstein, jika itulah yang dinyatakan oleh fakta. Namun demikian, bagaimanapun juga saya seorang Yahudi dan seorang Israel, dan saya merasakan sukacita yang besar sekali ketika detil-detil di lapangan persis dengan deskripsi dalam Alkitab....Mazar percaya bahwa istana itu digunakan oleh raja-raja Yahudi sampai dengan penghancuran Bait Allah yang pertama sekitra 450 tahun setelah pendiriannya. Untuk mengindikasikan hal ini, Mazar menjelaskan dengan semangat mengenai sebuah benda tanah liat kecil yang dia temukan di situs tersebut (ditemukan tanggal 17 Tammuz, hari yang memperingati pengepungan Yerusalem sebelum kehancurannya) . Benda itu disebut sebuah `bulla,' yaitu tanah liat berbentuk piringan, dengan tulisan Ibrani kuno, dan mencantumkan nama pengirim sebagai `alamat kembali,' dan dipakai untuk memeteraikan gulungan-gulungan `surat' papirus. Bulla tersebut berisikan nama Yukhal bin Selemya, yang disebut dalam pasal 37 dan 38 dari kitab Yeremia.Yukhal adalah salah satu dari dua orang utusan Raja Zedekia kepada Yeremia, yang memintanya agar berdoa bagi umat saat Yerusalem dikepung oleh Nebukadnezar, Raja Babel. Dalam perkembangannya, pasal 38 menceritakan bahw Yukhal adalah salah satu dari empat pelayan yang meminta raja untuk membunuh Yeremia, dengan klaim bahwa dia sedang melemahkan semangat bangsa yang terkepung itu dengan nubuat-nubuatnya tentang kehancuran dan petaka. "Kartu bisnis" Yukhal adalah salah satu dari beberapa contoh yang telah ditemukan dalam dekade terakhir ini, yang memberikan kesaksian lebih lanjut tentang keabsahan kisah Alkitab tentang aktivitas-aktivitas di istana raja sebelum kehancuran Yerusalem. Di situs penggalian lainnya, yang diperkirakan adalah sisa-sisa sebuah bangunan umum, lebih dari 50 bulla ditemukan di bawah satu lapisan yang hancur gosong. Api yang dibawa oleh Raja Nebukadnezar membakar kota itu, tetapi api yang sama juga mengeraskan meterai-meterai tanah liat tersebut, sehingga memelihara mereka dalam kondisi baik dan dapat dibaca sepenuhnya. Bulla-bulla ini berisikan lusinan nama Ibrani, dua di antaranya adalah nama tokoh-tokoh Alkitab yang sezaman dengan Yukhal. Salah satunya adalah Gemaryahu bin Safan, salah satu penulis raja Yoyakim, yang ruangannya dipakai Barukh bin Neria untuk membacakan kata-kata kecaman dan panggilan pertobatan Yeremia (Yeremia 36:10). Nama lainnya adalah Azaryahu bin Hilkiyahu, seorang anggota keluarga imam yang menjabat sebelum kehancuran Yerusalem (1 Tawarikh 9:10)."

SELAMAT DATANG KE PARTAI REPUBLIK

Sdr. Cloud: Saya tidak tahu siapa yang menulis cuplikan berikut, padahal saya ingin memberinya kredit. Sayang sekali, kalimat terakhirnya, "selamat datang ke partai Republik," adalah sebuah mitos, karena kedua partai besar di Amerika Serikat sebenarnya berhaluan sosialis. Walaupun demikian, tulisan ini sungguh menyegarkan.

"Baru-baru ini saya bertanya kepada seorang putri kecil dari teman saya tentang apa yang ingin dia lakukan jika sudah dewasa nanti. Dia berkata bahwa dia mau menjadi Presiden suatu hari. Kedua orang tuanya, yang adalah Demokrat liberal, sedang berdiri di sana, jadi saya bertanya lebih lanjut padanya, `Jika kamu jadi Presiden, apa hal pertama yang akan kamu lakukan?' Dia menjawab, `Saya akan memberi makanan dan rumah kepada semua orang yang tidak punya rumah.' Orang tuanya sangat bangga. `Wow, itu tujuan yang sangat mulia,' saya berkata padanya. `Tetapi kamu tidak perlu menunggu hingga menjad Presiden untuk melakukan hal itu. Kamu bisa datang ke rumah saya, pangkas rumput, membersihkan ilalang, dan membersihkan halaman saya, dan saya akan memberikan padamu $50. Lalu saya akan bawa kamu ke toko makanan di mana pada tuna wisma berkeliaran, dan kamu bisa memberikan $50 itu kepada salah seorang di sana agar dia bisa membeli makanan dan mulai menabung untuk membeli rumah.' Dia memikirkan hal ini beberapa detik, lalu dia menatap saya persis di mata dan bertanya, `Kenapa para tuna wisma itu tidak datang saja dan melakukan pekerjaan itu, dan kamu berikan mereka $50-nya?' Saya berkata, `Selamat datang ke Partai Republik.' Orang tuanya sampai hari ini tidak mau bicara sama saya."

Editor: Untuk memahami artikel di atas, yang ditulis dalam konteks Amerika Serikat, pembaca perlu tahu bahwa ada dua partai besar di sana, Demokrat dan Republik. Kelompok Demokrat sangat condong kepada Sosialisme, di mana pemerintah bertanggung jawab atas orang-orang miskin, memberi mereka makanan, penampungan, dan santunan biaya. Dalam masyarakat sosialis, seseorang yang tidak punya pekerjaan, boleh mendaftar ke kantor pemerintah, dan mendapat biaya bulanan. Tentu dalam skema demikian, banyak orang akan menjadi malas, dan daripada susah bekerja, lebih baik menantikan santunan pemerintah. Barrack Obama adalah seorang sosialis, dan sedang membawa Amerika ke arah Sosialisme. Dalam Sosialisme, orang yang kaya dikenakan pajak yang luar biasa tinggi (pajak progresif), untuk membiayai proyek-proyek `sosial' demikian. Sebaliknya, partai Republik lebih condong kepada Kapitalisme, di mana masing-masing orang bertanggung jawab untuk kesejahteraannya masing-masing. Pemerintah bertindak untuk menegakkan hukum dan fair-play, tidak bertanggung jawab untuk memberi santunan, dll.

Konsep Sosialisme (dan Komunisme) terdengar bagus, yaitu memberikan kesejahteraan yang merata kepada semua orang. Tetapi, di dunia yang berdosa, kedua konsep ini tidak mungkin berhasil karena sifat dasar manusia yang sudah tercemar dosa. Ketika seseorang mendapatkan hasil yang hampir sama baik jika dia bekerja maupun jika tidak bekerja, maka hampir semua orang akan memilih untuk tidak bekerja. Dalam masyarakat demikian, akhirnya produktivitas akan menurun. Itulah yang menyebabkan runtuhnya ekonomi Uni Soviet. Cina, negara yang notabene komunis, justru menerapkan pasar bebas dan kapitalisme dalam model ekonominya. Kapitalisme juga bukanlah model yang sempurna walaupun lebih baik dari Sosialisme maupun Komunisme. Masyarakat yang sempurna baru akan ada ketika Yesus Kristus datang kembali, dan kita masuk ke dalam Kerajaan 1000 tahun di bawah suatu Monarki.

DEWAN PERWAKILAN PENNSYLVANIA TIDAK MENGIZINKAN DOA DALAM NAMA YESUS

Dewan Perwakilan Pennsylvania tidak lagi memperbolehkan para rohaniwannya untuk berdoa dalam nama Yesus. Gembala Sidang Gary Stoltzfoos dari Freedon Valley Worship Center di Adams County menemukan aturan ini ketika dia diundang oleh anggota dewan Will Tallman untuk membuka salah satu sesi Dewan tersebut dengan doa pada bulan Juni. Seesorang dari staf Ketua Dewan, Keith McCall, memberitahu gembala sidang tersebut bahwa dia tidak boleh memakai nama Yesus dalam doa tersebut ("State House Edits Jesus from Pastor's Prayer," Yord Daily Record, 30 Juni 2009). Stoltzfoos kemudian menolak undangan tersebut dan berkata, "Saya merasa bahwa doa adalah berbicara dengan Allah, jadi ketika saya berdoa, saya mencoba berbicara dengan Dia....Saya hanya kenal sau Allah secara pribadi. Saya hanya melayani satu Allah. Bagaimana mungkin saya melakukan sesuatu yang tidak menghormatiNya? "

Rabu, Juli 15, 2009

SAKSI JEHOVAH: SINYAL YANG MEMBINASAKAN

Seandainya dari awal Saksi Jehovah masuk Indonesia seperti denominasi lain, tanpa dihimpit oleh pemerintah, maka mungkin mereka akan hanya memiliki beberapa beberapa gereja seperti Mormon dan Christian Science. Terlebih lagi jika gereja-gereja Protestan membekali anggota jemaat tentang poin-poin kesesatan Saksi Jehovah, maka mereka pasti tidak bisa mendapatkan banyak orang.

Namun kelompok Protestan telah salah sikap, memakai tangan pemerintah meng­hadang mereka di permukaan, sehinggamemaksa mereka bergerak di bawah. Akhirnya bukan rahasia lagi bahwa mereka berjalan dua-dua orang memasuki rumah orang Kristen, mempertanyakan komposisi iman mereka, dan mulai memasukkan pengajaran mereka. Hasilnya, jumlah mereka tak terhitung, dan jaringan mereka menggurita.

Kebiasaan menggunakan tangan pemerintah bukan hanya tidak efektif bahkan selain membuktikan yang bersangkutan tidak memiliki argumentasi, juga menciptakan tantangan bagi yang dihimpit untuk berjuang lebih keras. Sepatutnya gereja yang merasa dirinya lebih alkitabiah dari Saksi Jehovah menyelenggarakan seminar, dan menerbitkan berbagai traktat dan buklet untuk memperkuat iman jemaat dan menjelaskan poin-poin kesalahan pengajaran Saksi Jehovah.

Sejarah Singkat Saksi Jehovah

Charles Taze Russel lahir 16 Februari 1852, Pittsburgh, Pennsylvania. Sejak remaja Ia sangat menentang adanya Neraka yang menghukum orang, dan ia sangat menentang institusi agama (gereja). Pada saat umur 18, tahun 1870 ia mengumpulkan orang-orang untuk pelajaran Alkitab, dan pada tahun 1878 kelompok PA-nya mentahbiskannya sebagai Pastor.

Dari tahun 1876 hingga 1878 Russell adalah seorang asisten editor dari sebuah majalah bulanan di Rochester, New York. Kemudian ia berhenti karena kontroversi dari tulisannya tentang Penebusan Kristus. Setelah meninggalkan posisi asisten editor, Russell menerbitkan The Herald of the Morning (1879), yang hari ini berkembang menjadi The Watchtower Announcing Jehovah's Kingdom. Diawali dengan oplah 6000 examplar menjadi 20 juta dan diterjemahkan ke lebih seratus bahasa. Terbitan lain dari Watchtower yang berjudul Awake! dicetak lebih 15 juta examplar dan diterjemahkan ke lebih dari tiga puluh bahasa.

Namun C.T. Russell adalah seorang yang sangat percaya diri, sekalipun ia hanya sekolah sampai kelas-7 (SMP kelas satu), namun ia berusaha mengajar dan memimpin. Sangat tidak heran kalau pengajarannya hanya kebenaran yang parsial bukan kebenaran harmonis yang ditafsir­kan dari seluruh ayat Alkitab dan melalui per­timbangan arti kata dalam bahasa aslinya.

Pada bulan Juni 1912, Gembala Gereja Baptis James Street, Hamilton, Ontario, Rev. J. J. Ross, menerbitkan sebuah pamflet yang isinyamengupas kehidupan moral yang tidak beres dan pengetahuan theologi yang cetek dari C.T. Russell. Tentu Russell kebakaran jenggot dan menuntut Ross ke pengadilan atas tuduhan menghina seseorang. Tetapi tanpa disangka oleh Russell ternyata tuntutannya akhirnya menjadi bumerang yang mempermalukan dirinya amatsangat. Karena ternyata pengadilan memenang­kan Rev. Ross, berhubung semua yang dituliskan oleh Rev. J.J. Ross tentang Russell terbukti benar. Bahwa Russell bukan kepala keluarga yang baikkarena bercerai dengan istrinya, bahwa ia tidak pernah mengecap pendidikan tinggi yang cukup, tidak pernah sekolah theologi, dan bahwa ia tidakmengerti bahasa Ibrani maupun Yunani.

Lucunya ketika Russell ditanya, apakah ia mengerti bahasa Yunani, ia menjawab mengerti. Dan kemudian pengacara membukakan kitab bahasa Yunani dan memintanya membaca satu kata yang paling atas dan dia tidak dapat melaku­kannya. Tentu semua orang yang ada dalam ruang sidang menertawakannya. Dan akhirnya ia harus dengan wajah yang sangat malu mengaku bahwa ia tidak mengerti bahasa Yunani. [Walter Marth, The Kingdom of the Cults, Miniapholis: Bethany House Publishers, 1985, pp 42-47].

Fakta yang sangat mengherankan lagi adalah Russell tidak pernah ditahbiskan oleh organisasi apapun namun menyebut dirinya, dan disebut oleh pengikutnya "Pastor". Walter Marth berkata bahwa sebagai pengkhotbah ia memukau banyak orang, namun sebagai theolog ia tidak memukau siapapun terutama theolog yang terpelajar. Ia tidak memiliki argumentasi theologi yang memiliki dasar, melainkan hanya mengandalkan keberanian dan spekulasi serta kepintaran mengolah kata-kata, berani membuat pernyataan, bahkan berani mengajarkan hal-hal yang bertolak belakang dengan kebanyakan gereja tanpa argumentasi yang mamadai.

Dalam terbitan The Watchtower, 15 September 1910, halaman 298, Russell menyatakan bahwa orang- orang cukup membaca tulisannya, tidak perlu membaca Alkitab karena tulisannya telah menjelaskan Alkitab bahkan adalah sama dengan Alkitab. Ia berkata kepada pengikutnya bahwa mereka tidak akan sanggup memahami Alkitab dengan jelas dan Ia memahaminya dan akan menjelaskannya untuk mereka. Menurut Russell jika semua orang mengaminkan pengajarannya maka umat manusia akan segera masuk ke dalam sebuah kerajaan yang penuh damai. Jualannya laku keras karena tidak lama kemudian terjadi konflik yang memimpin ke Perang Dunia I. Jualannya lebih laku lagi setelah PD I karena banyak orang yang mengalami depresi oleh PD I.

Setelah kematian C.T. Russell pada tanggal 31 Oktober 1916, selanjutnya Komunitas Menara Pengawas (Watchtower Society) dipimpin oleh Joseph Franklin Rutherford, seorang hakim di kota Boonville, Missouri. Ia adalah seorang yang sangat hebat dalam menulis. Dalam hidupnya ia telah menulis lebih dari seratus buku. Sesungguhnya selain Russell dialah orang yang paling berjasa dalam memba­ngun ajaran sesat Saksi Jehova ini. Pada zaman Russell kumpulan mereka belum disebut Saksi Jehova (SJ). Nama ini diperkenalkan pada masa Rutherford. Kemudian ia meninggal 8 Januari 1942 di Kalifornia karena kanker.

Segera sesudah kematian Rutherford mereka memilih Nathan Homer Knorr se­bagai presiden dari kelompok ajaran sesat Saksi Jehova ini. Knorr adalah rektor dari Gilead Missionary Training School, di New York. GMTS ini tidak menitik berat pada pembahasan Alkitab secara benar melain sekedar pusat latihan (training) bagi pasukan penjual buku yang mengetuk pintu demi pintu. Mereka tidak menghasilkan theolog yang bisa berpikir melainkan hanya mengandalkan tulisan pemimpin mereka yang telah berupa traktat dan buku. Knorr meninggal bulan Juni 1977 kemudian kepemimpinan di bidat Saksi Jehovah dipegang oleh Frederick W. Franz, seorang yang sudah sangat dikenal di kalangan mereka.

Penyimpangan Pengajaran Mereka

Kita merasa sangat kasihan pada orang-orang yang menyerahkan nasib akhir mereka kepada pengajaran dari hasil penafsiran orang yang tidak pernah sekolah theologi, tidak bisa membaca tulisan bahasa asli Alkitab, yang masa kecilnya pernah mengalami tekanan sehingga tanpa alasan ia menyatakan Neraka itu tidak ada. Tentu bukan maksud saya bahwa orang yang tidak pernah sekolah theologi dan tidak bisa baca tulisan bahasa asli tidak akan bisa menafsirkan Alkitab dengan benar, tetapi jika seseorang berani membuat sebuah kesimpulan yang sangat bertentangan dengan pendapat kebanyakan orang ia harus memiliki dasar yang sangat kuat. Kesimpulannya harus pada bahasa asli Alkitab karena Alkitab terjemahan memiliki resiko perubahan arti kata sehubungan kekayaan bahasa yang berbeda antara satu bahasa dengan yang lain.

Pengajaran SJ ini jelas adalah hasil sebuah kesalahfahaman dari berbagai ayat Alkitab. Ia bagaikan faham komunisme yang diindoktrinasikan oleh pemimpin pemimpin mereka ke bawahan sedemikian intens dan sistematis sehingga terpatri ke dalam hati anggota mereka seperti orang ko munis memegang teguh faham komunisme mereka.

Pertama, dari pemilihan nama Saksi Jehova (SJ) itu sudah awal dari bukti ketidakfahaman mereka terhadap konsep kekristenan yang alkitabiah. Nama Jehova adalah nama yang dipilih oleh Sang Pencipta sebagai nama (simbol) dirinya ketika Ia memperkenalkan diri kepada manusia terutama kepada bangsa Israel. Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa maka manusia tidak bisa hidup bersama Allah yang mahakudus. Dosa harus diselesaikan, dan penyelesaian dosa hanya dengan penghukuman. Allah berjanji mengirim Juruselamat untuk dihukumkan mengganti kan manusia. Sementara Sang Juruselamat belum tiba, Allah perintahkan ibadah simbolik untuk menggambarkan-Nya. Nah, sehubungan dengan kebutuhan ibadah simbolik inilah nama Jehovah diberikan sebagai simbol yang menunjuk kepada Sang Pencipta.

Ketika janji Allah akan pengiriman Juruselamat digenapi, yaitu kedatangan Sang Juruselamat, yang adalah pribadi Allah sendiri, Ia tidak memakai nama Jehova melainkan memakai nama Yesus, yang artinya Juruselamat. Kalau mereka mengerti kebenaran seharusnya mereka menamakan perkumpulan mereka sebagai Saksi Yesus, bukan Jehova. Kalau mereka mau menjadi Saksi Jehova seharusnya mereka lahir di zaman sebelum penggenapan janji Allah.

Kedua, kesalahfahaman tentang pribadi Yesus yang adalah Allah dalam tubuh manusia. Bukan cuma satu-dua ayat melainkan sangat banyak ayat yang langsung maupun tidak langsung menyatakan bahwa Yesus Sang Juruselamat adalah pribadi Sang Pencipta atau Jehova itu sendiri.

Ketika Yohanes Pembaptis ditanya siapakah dia sesungguhnya, ia berkata bahwa ia bukan Mesias tetapi ia adalah "suara yang berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (Bahasa Ibrani dibalik kata TUHAN adalah Jehovah), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!" (Yes.40:3). Siapakah yang dimaksudkan oleh Yesaya dengan Jehovah yang dipersiapkan jalannya oleh Yohanes Pembaptis? Yesus Kristus adalah yang memperkenalkan diri dengan nama Jehovah dalam PL, dan kemudian memperkenalkan diri dengan nama Yesus. Bedanya hanya ketika memperkenal- kan diri sebagai Jehovah dilakukan di tengah badai dan guntur sedangkan ketika memperkenalkan diri sebagai Yesus melalui kelahiran dan pertumbuhan sejak bayi. Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa ia datang untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus dan mengutip Yesaya 40:3, dengan demikian menyatakan bahwa Yesus adalah Jehova yang datang mengenakan daging.

Kepada siapakah ayat ini dimaksud, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."(Yes.9:6)? Siapakah yang dimaksudkan oleh nabi Yesaya dengan " Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai"?

Dan di dalam kitab PB, I Yohanes 5:20 dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah (theos), " . . . di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Bagaimanakah mungkin ada seorang yang jujur dan setia kepada ayat-ayat Alkitab yang bisa menyimpulkan bahwa Yesus Kristus bukan Allah yang menjadi manusia (Fil.2:5).

Namun itulah faham yang diciptakan oleh Russell yang katanya berdasarkan Alkitab, padahal pengajarannya hanya berdasarkan beberapa ayat Alkitab yang mengekpos kemanusiaan Kristus, untuk membangun sebuah komunitas pengikut yang kemudian oleh Rutherford disebut Saksi Jehovah. Karena"pasukan"nya selalu mendapat tantangan dari orang-orang yang mengerti Alkitab, dan mereka seringkali kehilangan kata-kata, maka belakangan baik yang di USA maupun yang di Indonesia, mereka menerbitkan Alkitab dengan mengubah kata-kata Alkitab untuk disesuaikan dengan pemahaman mereka.

Seorang pengikut SJ berkata kepada penulis bahwa dia tidak temukan organisasi kekristenanyang lebih rapi dari SJ, maka dia senang dan meyakini bahwa mereka benar. Bukankah komunisme di Rusia di bawah Stalin dan Lenin lebih rapi dan di China di bawah Moa lebih rapi, dan bukankah Katolik di bawah kepausan mereka jauh lebih rapi? Masalahnya tentu bukan pada rapinya melainkan pada kesesuaiannya dengan Alkitab, dan bukan sesuai dengan sebagian ayat Alkitab, melainkan harus sesuai dengan seluruh ayat Alkitab.

Menurut Walter Martin, dalam buku The Kingdom of the Cults, kelompok SJ telah berani sekali menyimpangkan topik-topik utama pengajaran kekristenan, mengajarkan bahwa tidak ada Neraka padahal Tuhan lebih banyak menyebut Neraka daripada Sorga di dalam Alkitab. Karena Tuhan sangat memperi ngatkan orang akan Neraka sehingga Ia berkata, "Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka"(Mat.5:29-30). Namun kelompok SJ menyangkali keberadaan neraka, kemung kinan agar orang-orang lebih berani menjadi pengikut mereka karena tidak ada resiko akan masuk Neraka.

Pembaca yang kami kasihi, penulis tahu bahwa dengan buletin setipis ini mustahil bisa mengungkap seluruh penyimpangan kelompok Saksi Jehova (SJ). Uraian singkat ini hanya sekedar merangsang pembaca untuk menyelidikilagi kelompok-kelompok yang telahmemberi sinyal yang salah, sehingga kalaudi analogikan dengan sinyal kendaraan, mereka telah dan akan menyebabkan malapetaka kecelakaan yang dahsyat. Kiranya Tuhan memberi hikmat kepada pembaca serta kemampuan untuk mema hami kebenaran dan mengidentifikasi sinyal-sinyal yang menyesatkan. *** (Jurnal Pedang Roh 60 Juli-Sept 2009)

Selasa, Juli 14, 2009

SINYAL YANG SALAH

Please Vote my Blog at SINI

Kejatuhan Manusia

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia tidak bisa hidup bersama Allah yang maha kudus di Sorga yang maha kudus. Di dalam hati manusia pernah muncul keinginan jahat untuk menyamakan dirinya dengan Allah. Manusia pernah menyangsikan Allah dan mempercayai iblis. Kejahatan ini harus dihukumkan baru bisa selesai. Sifat kemahaadilan Allah tidak bisa membiarkan kesalahan tanpa mendapatkan penghukuman. Penghukuman yang telah diumumkan Allah ialah hukuman mati.

Namun karena kasih Allah yang sangat besar, Ia merencanakan untuk mengirim Juruselamat yang akan dihukumkan. Adam dan Hawa harus mengaku salah dan menyesali kesalahan (bertobat), dan percaya kepada janji Allah bahwa Ia akan kirim Juruselamat untuk menggantikan mereka dihukumkan. Mereka pernah tidak percaya kepada Allah. Selanjut­nya jika mereka mau dosa mereka terhitung ditanggungkan pada Sang Juruselamat maka mereka harus percaya. Mereka harus bertobat dan percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan. Dan sebagai tanda percaya mereka harus melakukan ibadah simbolik yang menggambarkan penghukuman yang akan dijatuhkan kepada Sang Juruselamat dengan menyembelih seekor binatang di atas mezbah sambil mengaku salah. Ibadah ini akan selalu mengingatkan mereka pada janji Allah.

Ayah Pemberi Sinyal Pertama

Seorang ayah harus mengajarkan kebenaran ibadah simbolik sederhana ini kepada anak-anaknya. Demikianlah praktek ibadah simbolik ini diteruskan dari satu generasi ke generasi berikut agar mereka ingat terus pada janji Allah. Ayah harus memberitahukan kepada anak-anaknya bahwa dosa mereka harus diakui dan disesali (bertobat) dan mereka harus percaya kepada janji Allah bahwa Ia akan mengirim Juru­selamat untuk dihukumkan menggantikan mereka.

Kalau seorang ayah mengajarkan konsep yang salah, itu sama artinya memberi sinyal yang salah kepada anak­anaknya sehingga mereka tersesat. Pada zaman itu ayah adalah tiang penopang dan dasar kebenaran bagi anak-anaknya. Secara rohani mereka berjalan berpandukan pada sinyal yang diberikan oleh ayah mereka. Kalau sinyal dari sang ayah salah, maka tersesatlah anak-anaknya. Itulah yang mung-kin dialami oleh Nimrod dari kakeknya Ham.

Bangsa Israel Pemberi Sinyal Untuk Semua Bangsa

Setelah manusia tersebar ke berbagai penjuru dunia, maka Allah membangun sebu­ah bangsa untuk memberi sinyal yang tepat kepada bangsa lain. Allah akan menggenapi janjiNya untuk mengirim Juruselamat. Setiap manusia yang ingin dosanya diperhitungkan telah selsai terhukumkan harus bertobat dan percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan. Ia harus percaya bahwa Sang Juruselamat AKAN menggantikannya dihukumkan atas semua dosanya.

Seluruh rangkaian ibadah simbolik yang dipusatkan di Kemah Kudus, dan kemudian di Bait Kudus yang dibangun Salomo, adalah upacara pengingat akan janji Allah bahwa Ia telah berjanji untuk mengirim Juruselamat. Sang Juruselamat akan dihukumkan untuk menanggung dosa seisi dunia (Yoh.1:29), dan setiap orang yang percaya kepadaNya maka Allah akan menghitung dia sebagai orang yang telah dijatuhi hukuman. Juruselamat telah menggantikannya dihukumkan. Kebenaran ini adalah sinyal yang harus dipancarkan bangsa Yahudi kepada semua bangsa di muka bumi.

Jika bangsa Israel lalai maka bangsa­-bangsa lain akan sesat dan celaka karena si­nyalnya ternyata menyesatkan. Itulah sebab­nya Allah sangat marah ketika bangsa Yahudi tidak setia pada peran mereka. Seluruh rang­kaian ibadah lengkap dengan keimamatan Harun yang didirikan adalah acara simbolik yang sedang dipakai Allah untuk mengajar­kan kebenaran hakekat yang akan datang (Ibr.10:1-3). Itulah sebabnya juga Allah sangat marah kepada Saul yang tidak setia pada aturan (doktrinal) bahwa hanya imam yang boleh membakar korban. Dosa Daud bersangkut paut dengan moral, sedangkan dosa Saul bersangkut paut dengan doktrin keselamatan.

Kesalahan moral memang dosa, namun dosa seisi dunia telah ditanggung Yesus Kris­tus. Manusia yang berdosa secara moral hanya perlu mengaku salah dan menyesali­nya. Kesalahan doktrinal akan menyebabkan kebinasaan, akan menyebabkan penyimpang­an iman, bahkan akan menyesatkan banyak orang yang mendengarkannya, karena akan menyebabkan manusia salah mengerti program penyelamatan dari Allah. Tuhan marah pada Saul dan Tuhan benci setiap raja yang menyebabkan kesalahan doktrinal (menuntun kepada kesesatan). Bangsa Israel ditunjuk sebagai pemberi sinyal, kalau sinyalnya salah maka bangsa lain akan sesat.

Jemaat Lokal Pemberi Sinyal Zaman Perjanjian Baru

Tugas bangsa Israel sebagai pemberi sinyal bagi bangsa lain selesai pada saat Yohanes muncul mengumumkan kedatangan Sang Juruselamat (Luk.16:16, mat.11:13). Zaman ibadah simbolik yang sifatnya mengingatkan manusia akan janji Allah bahwa Ia akan mengirim Juruselamat telah digenapi dengan datangnya Sang Jurselamat. "Saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran" (Yoh 4:23).

Kini Tuhan membangun jemaatNya yang tidak dikuasai sekalipun oleh alam maut (Mat.16:18) dan ditargetkan akan tersebar ke seluruh muka bumi (Kis.1:8). Tuhan memakai jemaat memberitakan tentang kedatangan Sang Juruselamat kepada setiap manusia, bahkan dihiperbolkan hingga setiap makhluk (Mark.16:15-16). Setiap orang yang percaya dididik untuk menjadi murid dengan didahului sebuah upacara yang menandakan Injil yang telah menyelamatkan mereka, yaitu diselamkan ke dalam air (Mat.29:19-20, Rom.6:3-4). Setelah itu maka terbentuklah kawanan "domba" yang perlu digembalakan dengan penuh kasih kepada Tuhan (Yoh.21:15-17). Kumpulan domba Allah ini juga disebut jemaat Perjanjian Baru, Tiang penopang dan dasar kebenaran (I Tim.3:15). Jemaat inilah yang ditugaskan untuk memberi sinyal yang benar kepada dunia tentang keselamatan jiwa tiap-tiap manusia. Jemaat harus memberitakan Injil keselamatan yang setepat-tepatnya agar setiap manusia yang mendengar dan percaya bisa mendapatkan kepastian masuk Sorga. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun karena kesalahan kecil pasti akan berkembang menjadi kesalahan besar. Dan Injil yang telah salah tidak akan dapat menyelamatkan pendengarnya lagi.

Betapa pentingnya posisi jemaat lokal di zaman Perjanjian Baru ini. Ia sama dengan posisi ayah pada zaman Adam hingga hukum Taurat diturunkan, dan juga sama posisinya dengan bangsa Yahudi dari Taurat diturunkan hingga Yohanes tampil. Zaman ayah sebagai imam dan tiang penopang adalah zaman family-altar, sekarang bukan zaman family-altar. Kelompok "abba-love" yang ingin mempertahankan posisi keimamatan ayah lahir ketelatan. Jika mereka ingin memperta­hankan keimamatan ayah semestinya mereka lahir pada zaman Abraham. Bahkan sejak Harun ditetapkan sebagai imam, keimamatan ayah dihentikan, itulah sebabnya sejak penetapan Harun tidak ada lagi ayah yang memberkati anak-anaknya seperti seorang imam seperti yang dilakukan Yakub (Kej.49). Tentu seorang ayah boleh bahkan harus berdoa kiranya Tuhan memberkati anak-­anaknya.

Iblis Mengacaukan Sinyal

Sebagaimana ia telah lakukan baik terhadap para ayah dari zaman Adam hingga zaman Musa, dan mengacaukan bangsa Israel dari sejak di gunung Sinai hingga tampilnya Yohanes, demikian jugalah Iblis tidak tinggal diam membiarkan jemaat Tuhan bertugas memberi sinyal yang tepat kepada dunia.

Seandainya para ayah sejak Adam kokoh mempertahankan kebenaran yang disampai­kan Allah kepada mereka, setia melakukan ibadah simbolik sederhana sambil mengaku salah dan percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan, maka peristiwa Nuh tidak perlu terjadi. Tetapi Kain sengaja membangkang secara doktrinal dengan mempersembahkan hasil tanaman bukan binatang yang bisa mencurahkan darah. Allah menetapkan binatang (domba) sebagai simbol Sang Juruselamat yang dijanjikan. Namun Kain berusaha menggantikannya dengan benda lain (hasil tanaman).

Setelah ditegur Kain bukannya bertobat, malahan membunuh adiknya. Seterusnya keturunan Kain merusak bumi dengan pembangkangan mereka dan menghasilkan manusia bejat pada zaman Nuh. Untunglah Nuh masih setia, dan tetap melakukan ibadah simbolik yang Tuhan perintahkan. Bahkan ketika kapalnya mendarat di gunung Ararat, hal pertama yang Nuh lakukan ialah men­dirikan sebuah mezbah dan mempersem­bahkan seekor binatang halal (domba). Tetapi cucu Ham yang bernama Nimrod menguasai bumi dan memimpin penentangan kepada Sang Pencipta. Sebagai penghukuman, Allah mengacaukan bahasa mereka sehingga manusia tersebar sesuai kelompok bahasa masing-masing.

Sejak Allah mendirikan sebuah bangsa sebagai pemancar sinyal kepada segenap bangsa yang tersebar, iblis tidak berdiam diri. Bahkan pada hari peresmian mereka sebagai bangsa, ketika Musa dan Yoshua sedang menjemput UUD (Taurat) di atas bukit, di bawah iblis memanfaat situasi dan menyebab­kan dosa yang sangat besar, yaitu pembuatan dan penyembahan lembu emas.

Ketika Allah memilihkan sebuah lokasi, yaitu Timur Tengah, tempat yang paling strategis untuk memancarkan sinyal ke Eropa, Afrika dan Asia, iblis berusaha menggagalkan sehingga mereka tertunda 40 tahun. Namun akhirnya mereka memasuki tanah Kanaan dan bertugas memancarkan sinyal dari Allah. Ibadah simbolik yang berpusat pada Kemah Suci sesungguhnya adalah rangkaian ibadah pengingat akan janji Allah bahwa Ia akan mengirim Juruselamat untuk menyelesaikan dosa manusia. Semua orang yang percaya pada janji Allah harus bertobat dan meman­dang ke depan, kepada Sang Juruselamat yang akan datang sambil dengan setia melakukan ibadah simbolik yang menggambarkanNya.

Pada zaman Salomo adalah puncak kesuksesan bangsa Yahudi memancarkan kebenaran dan kebesaran Jehovah ke segala arah. Ratu negeri Syeba yang nun jauh dari Selatan mendapat sinyal dan datang ke Yerusalem, selain mengagumi Salomo tentu termasuk mengagumi ibadah simbolik dan semua pengajaran para nabi.

Raja Yerobeam yang seharusnya tetap setia kepada Allah karena telah mendapatkan sebagian besar kerajaan Daud, ternyata malah memimpin sepuluh suku menyembah berha­la. Zaman raja Manasye adalah zaman yang paling dahsyat penyimpangannya. Bangsa Israel yang sepatutnya memberi sinyal tentang Sang Pencipta langit dan bumi, yang dipanggil Jehovah dengan janji penyelamat­an yang direncanakan malah memberi sinyal yang salah.

Seandainya bangsa Israel sukses meman­carkan kebenaran, maka Sidharta Gautama akan mendapat penerangan (buddha) melalui mengunjungi Yerusalem seperti Ratu Syeba. Kong Fu Tse akan mendengar tentang hukum Taurat, hukum pertama di bumi yang sangat lengkap. Dan para filsuf Yunani sepatutnya tidak berfilsafat secara ngacok memperta­nyakan makna kehidupan dan mempertanya­kan asal-usul kehidupan. Sayang sekali bangsa israel banyak kali gagal memancarkan sinyal dengan benar sehingga bangsa-bangsa kehilangan arah. Sayang sekali bangsa israel banyak kali gagal memancarkan sinyal dengan benar sehingga bangsa-bangsa kehilangan arah. Hanya segelintir orang yang SANGAT AMAT mencintai kebenaran, yang walaupun sinyal-nya agak kacau namun karena mereka berusaha mengamati dengan sangat seksama sehingga masih menemukan arah. Mereka adalah sida-sida dari Etiopia, Kornelius seorang komandan pasukan yang berbangsa Romawi dan lain-lain.

Iblis Mengacaukan Sinyal Gereja

Kalau iblis mengacaukan ayah pada zaman ayah berfungsi sebagai penopang kebenaran, dan mengacaukan bangsa Israel saat bangsa itu sebagai tiang kebenaran, mungkinkah ia akan diam dan tidak mengutak-atik jemaat lokal di masa jemaat lokal berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran (I Tim.3:15)? Mustahil!

Hal pertama yang iblis lakukan dalam rangka mengacaukan gereja adalah mengacaukan pemahaman antara doktrin dan kehidupan sehari-hari. iblis berusaha mengen dalikan pengajar di gereja untuk memberi perhatian lebih besar pada topik kasih daripada pengajaran. Betul sekali, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu

saling mengasihi" (Yoh.13:34-35). Tetapi tentu tidak boleh lupa perkataan Tuhan, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerde kakan kamu" (Yoh.8:31-32). Dan juga perintah Tuhan dalam Amanat Agung, "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Mat.28:20).

Tidak ada satu denominasi kekristenan pun yang berani mengabaikan kasih karena itu jelas-jelas perintah yang tertera di dalam Alkitab. Namun banyak yang salah menerapkannya, misalnya yang terang-terangan salah seperti yang diajarkan The Children of God. Namun banyak denominasi gereja salah menerapkan kasih jika lebih menekankan kasih di luar doktrin yang benar. Bahkan lebih salah lagi jika mementingkan kasih sambil mengabaikan doktrin. Kasih tanpa doktrin kekristenan yang alkitabiah sesungguhnya bukan lagi kasih kekristenan melainkan Buddhisme. Bahkan kelompok Buddha telah sedemikian mengekspos kasih hingga mendirikan stasiun TV yang bernama DAAI (kasih besar).

Ketika orang Kristen bingung antara memancarkan kasih (charity) atau doktrin keselamatan alkitabiah, maka kesuksesan iblis mulai terlihat. Orang Kristen dan organisasi Kristen mengumpulkan dana untuk menolong masyarakat miskin dunia ketiga (Negara Islam) dengan mematuhi tekanan pemerintah untuk hanya memberi bantuan tanpa berita Injil, maka iblis mulai tertawa. Iblis membisikan "terima sum-bangannya, jangan percaya pada Tuhannya. Sambut makanan yang diberikan dan tutup telinga terhadap Injilnya." Itulah yang terjadi di Afrika bahkan di Aceh dan di mana-mana.

Kasih yang benar, yang alkitabiah,memberi kebutuhan yang terutama bersamaan dengan kebutuhan lainnya. Kebutuhan utama ialah keselamatan jiwa, kesempatan berdamai dengan Allah. Doktrin alkitabiah adalah paket kasih yang tak terpisahkan, bahkan komposisi utama dalam seluruh paket kasih kekristenan.

Dalam perjalanan sejarah, gereja telah berkali-kali menyimpang. Bahkan di saat Rasul-rasul masih hidup, di Galatia telah berdiri gereja "Advent" yang menggabungkan kekristenan dengan Yudaisme. Oleh Kaisar Konstantin iblis juga telah berhasil menjadi kan kekristenan agama gabungan dengan memasukkan konsep penyembahan dewa matahari dan dewa-dewi Yunani. Hasilnya doktrin GEREJA ROMA yang AM memancarkan sinyal yang kacau selama seribu tahun lebih. Agustinus pendiri Gereja Roma yang Am mengajarkan bayi harus dibaptis untuk menghilangkan dosa asalnya. Dan ia menciptakan acara Perjamuan Kudus yang bermanfaat untuk keselamatan. Ini pengajaran yang sangat sesat yang di kemudian hari diadopsi oleh John Calvin. Baik Agustinus maupun John Calvin telah memancarkan sinyal yang menyesatkan.

Kelompok Kristen Nestorian yang berkembang di wilayah Jazirah Arabiah juga sangat sesat sehingga memberi sinyal yang salah. Kalau tidak, pasti Muhammad menga minkan ketritunggalan Allah. Dan seandainya Kristen Nestorian mengerti bahwa proses pewahyuan hanya sampai kitab Wahyu 22:21, maka keluarga Muhammad pasti mengerti bahwa tidak ada wahyu tambahan yang turun pada abad ke-6, dan bahwa Alkitab adalah satu-satunya firman Allah. Kesalahan Nestorian yang percaya Allah yang satu pribadi kini diperbarui dan dipromosikan kelompok Saksi Jehova, dan keyakinan proses pewahyuan yang masih berjalan dikembang­ kan kelompok Kharismatik.

Kini, di abad 21 muncul ribuan denomi­nasi dengan segala macam ragam penafsiran. Tentu fenomena ini akan sangat mempersulit manusia menemukan kebenaran, karena begitu banyak pengajaran yang harus disortir. Namun sesungguhnya apapun keadaannya, manusia yang ingin masuk Sorga tetap bertanggung jawab untuk menilai mana yang benar untuk diyakininya. Seperti seorang kapten yang sedang berada di tengah lautan kehidupan, menyadari bahwa iblis mendirikan begitu banyak mercusuar palsu, itu sama sekali tidak berarti ia lepas tanggung jawab untuk menyandarkan kapalnya di pelabuhan dengan selamat. Memang fenomena itu akan sangat menyulitkannya sehingga ia harus mengerahkan segenap konsentrasinya untuk mendeteksi mercusuar yang benar dari yang palsu. Dan apa jadinya jika ia putus asa dan dengan sembarangan menabrakkan kapal kehidupannya? Celaka! Hati-hati, saya sama sekali tidak memaksudkan seseorang selamat oleh usaha dirinya atau kepintaran dirinya menjalankan kapal kehidupannya. Anugerah keselamatan sepenuhnya dari Allah, manusia tidak berjasa sedikitpun melainkan hanya menerima saja. Namun sekalipun hanya menerima, jika iblis juga berlagak sebagai, Allah dan menawarkan anugerah keselamatan semu, maka orang yang akan selamat adalah yang menerima anugerah keselamatan asli dari Allah yang asli.

Banyak orang Kristen, bahkan penyampai Firman dan Gembala Jemaat yang bingung serta putus asa, berkata bahwa kita tidak mau berbicara tentang doktrin. Gereja kami tidak mau bicara tentang doktrin. Aneh bukan? Apakah artinya yang dibicarakan gerejanya adalah dongeng nenek tua?

Apa yang membedakan satu agama dengan yang lain? Doktrin! Apa yang membedakan satu denominasi dengan yang lain? Doktrin! Dan apa yang membedakan satu gereja dengan yang lain? DOKTRIN! Seorang Gembala atau Pengkhotbah harus mempelajari doktrin dan harus membanding­kan berbagai doktrin dan menghakimi dengan Alkitab serta memutuskan yang menurutnya paling benar, dan memancarkannya. Gereja atau jemaat adalah tiang penopang dan dasar kebenaran, adalah pemancar sinyal kebenaran (mercusuar) ke sekelilingnya. Dunia menga­mati sinyal-sinyal yang dipancarkan gereja. Bayangkan, kalau gereja menolak tanggung jawab yang Tuhan berikan kepadanya, dengan tidak peduli hal doktrinal sehingga bertindak sembarangan. Ia tidak mau bahkan tidak tertarik hal doktrinal, namun tetap terus memancarkan sinyal. Sudah pasti sinyalnya Kristen akan menyesatkan banyak orang. Renung­kanlah!

(Suhento Liauw, DRE, Th.D, Buletin PEDANG ROH 60 Juli-Sept 2009)

Senin, Juli 13, 2009

Download Buku Terbaru Kwik Kian Gie


Klik pada Gambar, buku INDONESIA MENGGUGAT Jilid 2?

Berita Mingguan 11 Juli 2009

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

EKUMENITAS RICK WARREN YANG BERBAHAYA
Rick Warren, gembala sidang dari Saddleback Church di California selatan, baru-baru ini membawa agenda ekumenisnya yang radikal ke hadapan konvensi tahunan Masyarakat Islam Amerika Utara. Ia mendorong para Muslim untuk bergabung dengannya dalam “proyek-proyek antar-agama.” Walaupun Warren memberitahu gerejanya bahwa ia sedang meniru Yesus dengan cara berpidato di hadapan konvensi Muslim, pada kenyataannya dia mengkhianati Yesus. Dalam sebuah surat kepada “keluarga Saddleback,” Warren mengatakan, “Jika engkau mau memiliki pelayanan yang seperti Kristus, engkau harus mengasosiasikan diri dengan orang-orang sebagaimana Yesus lakukan – yaitu dengan orang-orang tidak percaya!” Benar bahwa Yesus berasosiasi dengan orang-orang tidak percaya, karena Ia “datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk. 19:10). Yesus makan dengan orang berdosa dan juga orang-orang Farisi, tetapi Ia tidak muncul di hadapan konferensi Farisi dan Saduki atau para penyembah berhala untuk meminta mereka bergabung denganNya dalam pelayanan bersama kegiatan sosial. Sebaliknya, Kristus menyatakan bahwa Dialah satu-satunya jalan keselamatan dan memperingatkan bahwa mereka yang mencoba untuk mendekat Allah dengan cara lain adalah pencuri dan perampok (Yoh. 14:6; 10:1-11). Ia menkhotbahkan pertobatan dan menegur orang karena tidak bertobat (Mark. 1:15; Luk. 13:1-5; 10:13; 11:32). Ia memperingatkan terus menerus akan api neraka yang kekal (mis. Mat. 5:22, 29, 30; 10:28; 11:23; 13:40-42; 23:33; 25:41; Mar. 9:43-48; Luk. 10:15; 16:23). Rick Warren bukanlah mengikuti teladan Kristus, karena ia menahan diri untuk berkhotbah seperti Kristus berkhotbah. Jika Warren mencontohi Yesus, ia tidak akan diundang berkali-kali untuk berbicara di forum-forum besar dunia. Yesus hanya populer dengan orang banyak sampai mereka mendengar pesanNya (Yoh. 6:60-66); setelah itu mereka ingin menyalibkanNya! Rick Warren sering mengeluh bahwa ia dianiaya oleh para “fundamentalis” yang menentang filosofi kontemporer, ekumenikalnya, tetapi seperti juga para pengkompromi di mana-mana, ia tidak dapat membedakan antara teguran yang saleh dengan penganiayaan. Dalam sebuah surat pastoral yang baru-baru ini dia tulis, Warren mengatakan, “Setiap kali saya berbicara kepada grup non-Kristen manapun, saya dikritik oleh orang-orang percaya yang bermaksud baik tetapi yang tidak benar-benar mengerti seberapa Yesus mengasihi orang-orang terhilang. Mereka lebih peduli pada kesan kemurnian diri mereka sendiri daripada keselamatan orang-orang yang bagi siapa Kristus telah mati.” Ini adalah fitnah. Para pengritik Warren yang Kristen konservatif mengerti seberapa besar Yesus mengasihi orang-orang terhilang, tetapi mereka juga mengerti bahwa orang-orang terhilang tidak akan diselamatkan oleh agenda sosial yang ekumenis, melainkan oleh pemberitaan Injil, dan faktanya adalah Rick Warren tidak memberitakan Injil kepada Masyarakat Islam Amerika Utara.

SEBUAH GEREJA YANG MENYAMBUT ANJING
Gereja Komunitas Kota di Austin, Texas, secara literal menyambut “semua orang dan anjing mereka” ke kebaktian. Jamis Patterson, seorang anggota gereja tersebut berkata, “Sungguh menyenangkan memiliki gereja yang mengadopsi gaya hidup anda dan hal-hal yang penting bagi anda” (”Church Opens Doors to Furry Creatures,” KXAN.com, 6 Juli 2009). Gereja-gereja kontemporer membiarkan orang menyimpang berhala-berhala modern berupa fashion, musik pop, olahraga, dan kesenangan yang tidak sehat terhadap binatang peliharaan. Ketika Tuhan Yesus Kristus memerintahkan agar Injil diberitakan kepada “semua makhluk,” Dia tidak mengacu kepada binatang. Manusia terpisah dari binatang karena ia diciptakan dalam gambar Allah dan ia sendirilah yang memiliki jiwa hidup yang akan terus eksis selama kekekalan di surga atau neraka (Kej. 1:26-27). Ketika binatang mati, mereka mati begitu saja.
Editor: Membiarkan binatang peliharaan ikut kebaktian adalah suatu tindakan yang sangat tidak berhikmat. Hal ini sama sekali tidak bermanfaat, dan sebaliknya akan menimbulkan berbagai permasalahan. Benar sekali bahwa banyak gereja sekarang lebih mementingkan menyenangkan dunia agar dunia mau mampir di gereja. Mereka tidak sadar bahwa dengan praktek demikian, mungkin sebagian dunia mau mampir, tetapi gereja tidak mengubah mereka, melainkan dunialah yang mengubah gereja.

PENGANIAYAAN YAHUDI TERHADAP ORANG KRISTEN DI ISRAEL
Berikut ini disadur dari “Watch Out, Missionaries,” The Jerusalem Post, 2 Juli, 2009: “Kata `negro’ banyak terdengar di video yang direkam oleh Eddie Beckford dan istrinya Lura, sepasang suami istri dari kelompok Messianic Christian yang tinggal di sebuah kota pada gurun, Arad. Video itu, yang mulai direkam sejak tahun 2005, memperlihatkan berbagai penganiayaan, mulai dari segelintir orang, hingga gerombolan ramai penduduk lokal yang disebut Gur Hassidim sedang menyerang mereka dan anggota Messianic lainnya di kota itu. Eddie Beckford, 61 tahun, adalah seorang Amerika kulit hitam, jadi dia di serang secara rasial juga. `Negro, kembalilah ke Harlem!’ seru seorang lelaki yang kesenangan di tengah-tengah ratusan hassidim lainnya yang sedang berteriak-teriak dan bernyanyi, sambil mengelilingi bangunan klub catur sekaligus tempat misi Kristen milik Beckford pada suatu Sabat, 17 Juni 2005…..Mereka menyumpah dalam bahasa Inggris, biasanya dengan aksen kental. Polisi menjaga agar gerombolan tetap menjaga jarak pendek dari bangunan klub itu; tetapi selebihnya mereka tidak melakukan apa-apa. Istilah “bastard” (anak haram) juga sering dilontarkan oleh para Gur Hassidim yang terlihat di video, tetapi biasanya mengacu kepada Yesus…..Sekitar dua bulan setelah video itu direkam, klub tersebut, yang terletak dekat pasar kota, terbakar habis pada tengah malam…..Anggota-anggota jemaat di Arad, yang berjumlah sekitar 50 orang, mengatakan bahwa mereka telah lusinan kali mendapatkan ban mobil mereka ditusuk pisau. Mereka dikelilingi, diancam dan disumpahi oleh Gur Hassidim di pasar, di jalanan, atau di rumah mereka selama sekitar lima tahun. Selama waktu ini, mereka hanya dapat ingat satu penangkapan seorang tersangka, dan dia pun segera dilepaskan…..[seorang Yahudi yang ikut dalam protes tersebut] mengatakan bahwa dia tidak menentang orang Kristen, hanya saja menentang misionari yang menobatkan orang-orang Yahudi, dan menekankan bahwa hal ini bertentangan dengan hukum. (Faktanya, ini tidak melawan hukum. Hukum Israel hanya melarang usaha menobatkan anak-anak kecil atau “menyogok” orang untuk bertobat dengan janji uang atau materi lainnya). `Ini bukan tanah mereka, ini tanah Yahudi,’ dia berkata. `Semua misionari ini harus diusir.’ Dari Arad? Saya bertanya. `Dari Israel,’ dia menjawab.”

CODEX SINAITICUS DIGITAL
Codex Sinaiticus, salinan Perjanjian Baru tertua yang hampir lengkap, telah dijadikan bentuk digital dan ditaruh di internet. Alkitab yang berasal dari abad keempat ini mendapat namanya dari Biara Santa Catherine di Gunung Sinai, di mana ia ditemukan pada abad ke-19 oleh Constantine Tischendorf, seorang kritik tekstual Jerman. Hari ini, halaman-halaman codex ini yang masih selamat, berada di empat lokasi, British Library (347 halaman), University Library di Leipzig, Jerman (43 halaman), National Library of Russia (enam fragmen), dan Biara Santa Catherine di Gunung Sinai (12 halaman dan 40 fragmen). Selama 150 tahun terakhir, kritik tekstual modern telah menempatkan nilai Sinaiticus, beserta temannya Codex Vaticanus dari Perpustakaan Vatican dan sejumlah kecil manuskrip lain dengan ciri yang sama, di atas nilai sekitar 5.500 manuskrip dan lectionary Yunani yang ada. Menulis pada tahun 1883, John Burgon mengobservasi, “….terutama B [Vaticanus] dan Aleph [Sinaiticus], telah selama dua puluh tahun terakhir, naik ke posisi yang sedemikian tinggi dan berkuasa dalam pikiran pada Kritik, sehingga hanya pantas disebut takhayul buta” (The Revision Revised, hal. 11). Sejumlah kecil manuskrip Mesir yang dianggap tinggi oleh para kritik tekstual modern tersebut, oleh John Owen di abad ke-17 disebut “keturunan yang palsu” dan oleh John Burgon di abad 19 “sejumlah kecil dokumen yang mencurigakan” (The Revision Revised, hal. 78) dan “sejumlah kecil dokumen-dokumen yang tidak setia” (Ibid.) dan juga “salinan-salinan yang ekstentrik tersebut” (The Traditional Text of the Gospels, hal. 31). Sejak penemuan papirus Mesir di abad 20, jumlah manuskrip Aleksandrian telah bertambah; tetapi dibandingkan dengan jumlah besar yang mendukung teks Tradisional yang diwakili oleh versi-versi Protestan kuno seperti King James dalam bahasa Inggris, mereka ini [manuskrip Aleksandrian] hanyalah minoritas yang sangat kecil dan “eksentrik,” yang bukan saja tidak sesuai dengan mayoritas, tetapi juga saling bertentangan satu sama lain. Codex Sinaiticus memasukkan dua tulisan sesat, yaitu Surat Barnabas dan juga Gembala Hermas. Surat Barnabas penuh dengan kesesatan dan alegori yang fantastis, misalnya mengklaim bahwa Abraham kenal alfabet Yunani dan bahwa baptisan air menyelematkan jiwa. Gembala Hermas adalah seorang penulis gnostik yang mengedepankan kesesatan Adoptionis bahwa Roh Kristus masuk ke dalam Yesus saat baptisanNya. Sinaiticus juga memperlihatkan pengaruh gnostik dalam perikop Yohanes 1:18, di mana “Anak Tunggal Allah” diubah menjadi “satu-satunya Allah yang dilahirkan,” dan dengan demikian melanjutkan kesesatan Arian yang kuno yang membedakan antara Anak Yesus Kristus dengan Allah sendiri dengan cara mematahkan hubungan yang jelas antara Allah di Yohanes 1:1 dengan Anak di Yohanes 1:18. Kita tahu bahwa Allah tidak dilahirkan; adalah Anak yang dilahirkan dalam kedatanganNya dalam daging.