Senin, Januari 26, 2009

Berita Mingguan 24 JANUARI 2009

RICK WARREN BERDOA DALAM NAMA KRISTUS YANG PALSU
Berikut ini disadur dari Daniel Cordell, "Praying in the Name of Isa," Lovefortruth. com, 20 Jan. 2009: "Hari ini, dalam doa Pengangkatan Sumpah Presiden, Rick Warren berdoa dalam nama `Yeshua, Isa, an Yesus.' Sepertinya tiga nama yang dipakai Warren di sini dimaksudkan kepada tiga (yang disebut) "iman Abrahamik," yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Yang signifikan di sini adalah nama "Isa" dipakai dalam doa Warren yang semestinya "Injili." "Isa" hanya terdapat dalam Quran dan digunakan oleh orang Muslim. Orang-orang Kristen di Arab sekalipun tidak menggunakan nama `Isa,' melainkan `Yesua.' Saya pernah tinggal dan mempelajari Arab dalam salah satu negara Muslim yang dikunjungi Warren, dan saya rasa ia tahu bahwa komunitas Kristen Arab menyebut Yesus dengan nama `Yesua,' bukan `Isa' sebagaimana orang Muslim. `Isa' bukanlah nama Yahudi, tetapi Palestina. `Isa' tidak mati di kayu salib, tetapi orang lain menggantikan dia. `Isa' adalah nabi Muslim. `Isa' hanya ditemukan di Quran. Nama `Isa' sama sekali tidak memiliki dukungan Alkitab. Namun demikian, Rick Warren berdoa dalam nama `Isa.'" [Editor: Nama `Isa' adalah kesalahan Muhammad yang tertukar antara "Esau" dengan "Yesus." `Isa' adalah `Esau' dalam bahasa Ibrani, dan berarti "rambut" atau "merah." Sedangkan "Yesus" berasal dari nama Ibrani "Yosua" yang berarti "Yehovah menyelamatkan. " Jadi, orang Kristen yang berpengertian, tidak menyamakan "Isa" dengan "Yesus."]

Kamis, Januari 08, 2009

Apa Kata Alkitab Mengenai Hutang?

Oleh: Dr. Steven E. Liauw (Buletin PEDANG ROH 58, Jan-Maret 2009)

Dunia modern di mana kita hidup tidak lagi terlepas dari hutang. Dengan banyaknya tawaran kredit, agunan, dll., orang Kristen harus menghadapi kenyataan realita hutang. Untuk itu, orang Kristen perlu tahu, apa pengajaran Alkitab tentang masalah hutang piutang. Bolehkah orang Kristen berhutang? Bolehkah orang Kristen berpiutang? Marilah kita lihat seluruh ayat-ayat Alkitab yang berhubungan.

A. TUHAN MENGASUMSIKAN BAHWA DARI ANTARA ORANG ISRAEL PASTI ADA YANG BERHUTANG DAN ADA YANG BERPIUTANG.

Jadi, hutang dianggap sesuatu yang pasti terjadi dalam masyarakat. Hal ini terlihat dari berbagai ayat berikut:

Ulangan 24:10-11 “Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu, janganlah engkau masuk ke rumahnya untuk mengambil gadai dari padanya. Haruslah engkau tinggal berdiri di luar, dan orang yang kauberi pinjaman itu haruslah membawa gadai itu ke luar kepadamu.”

Keluaran 22 : 25 “ Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.”

B. SALAH SATU AYAT YANG SERING MENJADI POKOK BAHASAN DALAM TOPIK INI ADALAH:

Roma 13:8 “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.”

Ayat ini sekilas melarang segala bentuk hutang bagi orang Kristen. Tetapi apakah berarti orang Kristen tidak boleh menyicil mobil dan rumah?Apakah orang Kristen tidak boleh memakai credit card? Ayat ini harus dilihat dalam konteks sepenuhnya, yaitu mulai dari ayat 7. Ingat bahwa Paulus tidak memisahkan ayat 7 dengan ayat 8 menjadi 2 perikop yang berbeda. Pemisahan perikop dilakukan belakangan oleh para pencetak Alkitab untuk mempermudah pembacaan. Konteks perintah “jangan berhutang” dalam ayat 8, adalah: “Bayarlah apa yang harus kamu bayar, jangan berhutang apa-apa.” Jika kamu wajib bayar pajak, bayar cukai, bayarlah itu! Jangan tidak bayar (berhutang!). Bahkan, hormat dan rasa takut pun harus diberikan kepada mereka yang patut.

C. ORANG PERCAYA JELAS BOLEH MEMBERI PINJAMAN KEPADA ORANG LAIN.

Hal ini jelas dari ayat-ayat berikut ini:
Ulangan 28:12 “TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman.

D. BOLEHKAH ORANG KRISTEN MENERIMA BUNGA/MEMBUNGAKAN UANG?

Ini adalah topik yang kontroversial. Ada orang yang setuju bahwa orang Kristen boleh membungakan uang, dan yang lainnya tidak setuju. Mereka yang tidak setuju orang Kristen menerima bunga, memakai ayat-ayat berikut: Yehezkiel 18:5-8, Imamat 25:35-37, Amsal 28:8, Mazmur 15:5.

Tetapi, coba kita lihat beberapa fakta berikut:

Ada ayat-ayat Alkitab yang berbicara positif mengenai menerima bunga: Ulangan 23:20, Matius 25:27. Jika orang Kristen tidak boleh membungakan uang, maka orang Kristen juga tidak boleh menaruh uangnya di Bank. Sebab, orang yang menaruh uang di Bank, pada esensinya meminjamkan uang itu kepada Bank, dan mendapatkan bunga darinya. Pada kenyataannya, orang-orang yang menentang “bunga” dalam pinjaman antar pribadi, toh tetap menaruh uang di Bank. Apakah orang Kristen mau ikut system Bank Syariah Islam? Tentu tidak.

Ayat-ayat yang menentang “bunga” atau “riba” biasanya dibicarakan dalam konteks tertentu:
Konteks orang miskin atau lemah (Kel. 22:25; Im. 25:35-38; Ul. 24:17; Ams. 28:8). Jadi, ketika ada orang yang jatuh miskin dan memerlukan uang untuk kehidupannya, misalnya karena sakit, dll., maka orang percaya tidak boleh mengambil kesempatan untuk semakin menekan orang miskin itu dengan riba.

Konteks pemerasan (Yeh. 22:12). Ini mirip dengan yang di atas. Misalnya ada orang yang terjepit karena musibah, jatuh sakit, dll., lalu memerlukan sekali uang. Maka orang percaya tidak memeras orang tersebut dengan mematok bunga yang tinggi.
Ada larangan untuk memungut bunga dari sesama orang Yahudi (PL), yaitu dalam Ul. 23:19. Rupanya Tuhan ingin agar ada pertimbangan khusus untuk sesama orang percaya.

Kata “riba” dan “bunga” dalam ayat-ayat ini memiliki arti khusus. Kata “bunga uang” berasal dari kata Ibrani neshek, sedangkan “riba” berasal dari kata Ibrani tarbit (atau marbit, masih satu akar kata). Kata neshek berasal dari akar kata nashak, yang berarti “menggigit.” Jadi pengertian dari neshek adalah bunga/riba yang berat sekali, sehingga bagaikan sesuatu yang menggigit.

E. A. Speiser melakukan penelitian mendalam mengenai neshek dan tarbit, berkaitan dengan pinjam meminjam dan hukum Musa. “Dia menunjukkan bahwa istilah neshek ‘bunga’ dan marbit ‘riba,’ ditemukan paralelnya dalam tablet-tablet [kuno] dari Alalak dan Nuzi [maksudnya kedua istilah ini juga ditemukan di hukum bangsa-bangsa non-Yahudi]. Di tablet-tablet itu ada informasi tambahan. Pinjaman diberikan dengan bunganya dipotong dari awal. Seorang peminjam bisa saja hanya menerima 80 shikel dari pinjaman 100 shikel. Inilah arti kuno dari kata neshek. Ketika tiba waktu untuk membayar pinjaman, jika ia tidak mampu, maka ia ditahan (Im. 25:35, kata ‘menyokong’dapat diartikan ‘menahan.’ Pengertiannya adalah dia menjadi budak sementara). Tetapi, menurut Imamat, tidak boleh ada bunga atau riba (neshek atau marbit) yang dibebankan lagi padanya. Jika ia dikenakan lagi bunga kedua di atas perbudakan, maka peminjam itu bisa-bisa tidak akan mampu membayar hutangnya. Hukum Imamat lebih lanjut lagi memerintahkan perlakuan yang manusiawi terhadap saudara yang masuk perbudakan secara demikian. Bangsa-bangsa lain di sekitar Israel tidak memiliki perlindungan terhadap orang lemah seperti ini. Pendeknya, bunga diperbolehkan, tetapi bunga yang berlebihan (riba) tidak diperbolehkan.” (Theological Wordbook of the Old Testment, Harrison).

E. WALAUPUN ALKITAB MEMPERBOLEHKAN HUTANG, ALKITAB MENGAJARKAN AGAR SEBISA MUNGKIN TIDAK BERHUTANG

Hal ini jelas dari hal-hal berikut: Amsal 22:7 “Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.”

Pada kenyataannya, ketika seseorang berhutang, ia berada dalam kuasa orang yang meminjamkan kepadanya. Tentunya ini bukan situasi ideal yang Tuhan inginkan bagi anak-anakNya.

Oleh karena itu, sebaiknya orang Kristen berhemat, dan mengencangkan ikat pinggang, daripada berhutang. Ayat ini juga mengajarkan bahwa orang percaya tidak lalu memberontak kepada orang yang meminjamkan padanya. Ia tidak lalu memakai caracara licik untuk mengintimidasi, menekan, dan memaksa orang yang meminjamkan tersebut. Ia yang telah setuju berhutang, berarti ia memang menyerahkan diri ke bawah kuasa orang itu (untuk menagih hutangnya pada waktu yang disepakati). Lucu sekali bila ada orang percaya yang berhutang, lalu ketika ingin ditagih, malah dia yang lebih galak! Cara preman seperti ini bukanlah cara orang Kisten, melainkan cara orang fasik: Mazmur 37:21 “Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.”

Orang Kristen seharusnya puas dengan apa yang ia miliki. Ia mencukupkan diri dengan berkat Tuhan pada dirinya. Oleh karena itu, walaupun Tuhan tidak melarang segala bentuk hutang, seharusnya orang Kristen tidak perlu berhutang. (Ibrani 13:5, 1 Timotius 6:6)

Bagaimana dengan orang yang merasa gajinya kurang? Maka ia harus bekerja dengan lebih keras, dan berusaha untuk memajukan diri. Jika itu usaha maksimalnya, maka: Lukas 3:14 “Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.”

Manusia berusaha, Tuhan yang memberkati. Jika usaha kita maksimal, marilah kita mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan berikan untuk kita. Budaya konsumtif dunia sekarang ini tidak sehat.

F. KESIMPULAN

1. Alkitab memperbolehkan hutang piutang dalam batasan Alkitab.

2. Alkitab memperbolehkan bunga yang tidak berlebihan, juga untuk mengambil jaminan/gadai (Mat. 25:27; Ul. 23:20; 24:1013)

3. Alkitab mencela orang yang berpiutang (meminjamkan), bila:
a. Ia menggunakan itu untuk menekan orang kecil/lemah (Kel. 22:25; Im. 25:35-38;
Ul. 24:6, 10, 17)
b. Ia menggunakan itu untuk memeras seseorang (Yeh. 22:12)
c. Ia melakukannya untuk menekan seorang saudara seiman (Ul. 23:19). [bukan berarti tidak boleh ada kesepakatan dagang antara dua orang percaya yang melibatkan bunga, tetapi Tuhan ingin agar sesama orang percaya ada saling mengasihi dan pertimbangan khusus].
d. Ia memberikan bunga yang berlebihan.

4. Alkitab mencela orang yang berhutang, bila:
a. Ia tidak membayar kewajibannya pada waktu yang ditentukan (Maz. 37:21; Rom. 13:8). Banyak orang yang tanpa dia sadari terjerumus dalam hutang yang tidak dapat ia bayar. Oleh karena itu, setiap orang percaya yang berhikmat, tidak akan masuk ke dalam hutang yang berbahaya:
i. Hutang untuk memenuhi gaya hidup yang lebih baik. Ini adalah hutang yang melanggar Firman Tuhan.
ii. Hutang yang berisiko tinggi. Ada orang yang nekad, dan walaupun tanpa jaminan, ia meminjam uang untuk mencoba mengubah “nasib.” Biasanya bunga untuk pinjaman tanpa jaminan sangat tinggi. Jika terjadi salah perhitungan, atau ada gejolak ekonomi, hutang menjadi tidak terbayarkan.

b. Cara dia berhutang menjadi kesaksian yang buruk dan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Kesaksian buruk saat berhutang terjadi misalnya pada:
i. Cara berhutang yang menunjukkan premanisme, contoh: galak saat ditagih, menghilang saat ditagih, dll.
ii. Cara berhutang yang menunjukkan keengganan untuk segera membayar, yang puas dalam kondisi hutang.

5. Salah satu alasan Tuhan tidak ingin orang percaya sembarangan berhutang adalah karena Rapture sudah mendekat dan kapan saja bisa terjadi! Ketika orang Kristen diangkat oleh Tuhan, maka Tuhan tidak ingin ia meninggalkan hutang yang belum terbayar. Jika tidak, maka orang-orang yang tidak percaya akan menggerutu: “mengapa Tuhannya mengangkatnya? Dia masih berhutang pada saya!”

6. Fenomena modern yang patut dikaji:
a. Belanja secara kredit, apakah itu rumah, mobil, dll. Apakah boleh? Pada prinsipnya, Alkitab tidak melarang:
i. Kredit seperti ini ada jaminannya.
Misalnya, kredit mobil, BPKB ditahan; kredit rumah, sertifikat ditahan. Jadi, kalau terjadi Rapture, pihak bank/penjual tidak rugi, karena ia bisa menyita kembali barang yang dicicil tersebut.
ii. Kredit jenis ini pada intinya hanyalah kontrak pembayaran. Jadi, barang dibayar bukan dalam satu transaksi, tetapi dalam beberapa transaksi.
iii. Bagi orang Kristen, kredit ini haruslah dilakukan dalam kemampuannya. Artinya, dia memang bisa menyicil barang itu. Dia punya pemasukan stabil (atau simpanan uang) yang cukup, sehingga dapat menyicil barang itu.

b. Mempergunakan Credit Card.
Sebagian aspek sudah dibahas di poin a. Pada prinsipnya, Credit Card tidak salah. Credit
Card bisa menjadi penolong yang baik, ataupun penjerumus yang hebat, tergantung bagimana pemakaian. Sudah ada banyak contoh dan teladan orang-orang (Kristen sekalipun) yang hancur karena penggunaan Credit Card yang salah. Berikut beberapa tips untuk penggunaan Credit Card yang aman:

i. Jangan memakai Credit Card untuk membeli sesuatu yang berada di luar kemampuanmu.
ii. Pakailah Credit Card hanya untuk menolong, yaitu agar tidak perlu membawa
cash.
iii. Catat selalu pengeluaran Credit Card anda.
iv. Bayar Credit Card anda tepat pada waktunya. Credit Card mempunyai fasilitas minimum payment. Jangan pernah pakai opsi ini.

7. Sebisa mungkin jangan berhutang! Ini harus menjadi pedoman hidup. Tuhan tidak ingin orang percaya berada dalam hutang. Seharusnya, orang percaya punya prinsip: Saya tidak mau berhutang.
a. Cukupkan diri dengan berkat Tuhan. Bekerjalah dengan rajin jika ingin maju! Berdoa padaNya untuk segala kebutuhan.
b. Bukan berarti tidak bisa ada skenario seperti berikut: “Anda naik motor, membonceng teman anda, tiba-tiba motor mogok karena ban pecah. Anda kebetulan tidak bawa uang untuk membetulkan ban, jadi pinjam dulu dari teman anda.” Skenario seperti ini, dengan segala jenis variasinya, tentu tidak Tuhan larang. Yang penting adalah: bayar kembali pinjaman itu sesegera mungkin.

8. Khusus untuk pelayan Tuhan (penginjil, gembala, dll):
a. Pelayan Tuhan dituntut hidup dengan standar yang lebih tinggi (Yak. 3:1; 1 Tim. 3:1-7).
b. Dalam hal finansial, pelayan Tuhan harus tidak bercela. Ia harus ingat bahwa tindakannya harus menjadi contoh bagi jemaatnya.
c. Pelayan Tuhan boleh saja membeli barang secara kredit, tetapi ingat terus bahwa ia harus bijaksana mengelola uang, jangan sampai pengeluaran melebihi kemampuan.
d. Seorang pelayan Tuhan haruslah membawa nama harum jemaat dan Tuhan, serta membayar segala kewajibannya pada waktunya (Roma 13:8).
d. Sangatlah tidak sehat jika seorang pelayan Tuhan mulai meminjam uang untuk kebutuhan hidup atau kebutuhan bisnisnya. Seorang Gembala Jemaat seharusnya tidaklah berbisnis secara menetap dan jangka panjang.
e. Pelayan Tuhan yang sedang dililit hutang, dan kesulitan membayar, sebaiknya mengundurkan diri dulu agar kesaksian jemaat tetap mulia. ***

GRAPHE TIGA BELAS TAHUN

YANG RABUN MATA MENUNTUN YANG BUTA MATA
Sejak diselamatkan, sebagaimana kebanyakan orang Kristen baru, demikian juga Dr. Liauw, merasa agak heran dengan adanya begitu banyak denominasi gereja yang pengajarannya berbeda-beda. Sebagai anak remaja pernah juga ia berpikir, mengapa disatukan saja agar lebih besar dan lebih ramai.

Tetapi setelah semakin dewasa, setelah lebih terangsang untuk mengejar kebenaran, beliau dapat mengerti mengapa ada banyak denominasi yang berbeda. Sebab jika penekanan dititikberatkan pada kebenaran, maka tidak dapat dihindarkan tumbuhnya berbagai denominasi. Karena kebebasan berpikir menghasilkan kebebasan menarik kesimpulan, dan pasti menghasilkan pengajaran yang beraneka ragam. Memang agak merepotkan bagi yang malas berpikir, tetapi bukankah lebih baik ada banyak pengajaran daripada hanya satu dan itu adalah pengajaran yang salah?

Sejak saat itu Dr. Liauw dalam memilih gereja selalu mengutamakan yang benar daripada aspek lainnya. Gereja yang besar, kaya, dekat rumah, banyak teman, tidak menggiurkannya. Tetapi gereja yang benar, yang alkitabiah, itulah yang paling dicarinya. Dr. Liauw pernah berada di sebuah gereja, yang gembalanya bergeser makin hari makin ke arah gerakan Kharismatik. Suatu ketika (sekitar tahun 1977) dalam acara retreat di pantai Pasir Panjang, ketika gembala dan peserta terhanyut dalam puji-pujian dan berbagai ekspresi kharismatikal, salah satu peserta, seorang misionari yang meminjam kan mobil, yang bernama Harley Back, meninggalkan ruangan dan pergi ke pantai. Dr. Liauw yang saat itu masih pemuda melihatnya dan menyusulnya ke pantai kemudian duduk di sampingnya serta menanyakan alasan ia meninggalkan ruangan. Misionari Harley Back mengatakan bahwa yang sedang dipraktekkan itu sesat.

Tentu Dr. Liauw waktu itu menanyakan argumentasi Harley Back yang menyimpulkan bahwa itu sesat. Sayang sekali waktu itu Harley Back tidak cakap menjelaskan alasannya. Demikian juga dengan kebanyakan pengkhotbah dari kalangan Protestan dan Injili yang sering mengatakan bahwa gerakan Kharismatik sesat namun tidak sanggup menjelaskan pernyataan mereka secara akademis dan masuk akal. Sekitar dua-tiga puluh tahun lalu para pemimpin gereja Protestan dan Injili mengambil sikap membiarkan anak muda mereka terhanyut dalam gerakan Kharismatik sambil hanya mempertahankan kaum dewasanya saja. Mereka membiarkan Kebaktian Pemuda dan Remaja mereka menggila dan bebas mengundang pengkhotbah dari kalangan Kharismatik.

Hasilnya, orang yang dua-tiga puluh tahun lalu berstatus pemuda dan remaja, kini telah menjadi dewasa bahkan menjadi pemimpin gereja. Hampir dapat disimpulkan bahwa terhanyutnya sebagian gereja ke dalam gerakan Kharismatik adalah karena tidak adanya pengajar yang cakap mengajar. Kondisi sebagian gereja dengan pemimpin seperti orang yang rabun mata menuntun orang yang buta mata.

GRAPHE DALAM IMPIAN
Sejak Dr. Liauw mendengar pernyataan misionari Harley Back bahwa gerakan Kharismatik itu sesat ( sekitar tahun 1977), walaupun tidak mendapatkan penjelasan yang memadai, namun itu cukup merangsang Dr. Liauw mengejar kebenaran. Betulkah bahasa lidah dan nubuatan masa kini bukan berasal dari Tuhan? Dasar Alkitabnya apa, dan jalan nalarnya bagaimana? Betulkah KKR dengan promosi mujizat bukan berasal dari Tuhan? Hanya orang yang tidak cinta kebenaran yang tidak terangsang untuk memastikannya. Akhirnya setelah menyelidiki dengan sungguh hati melalui usaha yang menghabiskan waktu bertahun-tahun, kini Dr. Liauw mengakui bahwa misionari Harley Back benar. Apa yang tidak sanggup dijelaskan oleh Harley Back, kini dijelaskan oleh Dr. Liauw dengan sangat sistematis dan alkitabiah dalam seminar-seminar beliau.

Setelah memasuki sekolah theologi dan menggembalakan jemaat yang sistemnya seperti perusahaan, akhirnya Dr. Suhento Liauw menyadari bahwa selain ada gereja yang terhanyut gerakan kharismatik, juga ada gereja yang dijalankan dengan system keduniawian. Bahkan ada banyak gereja yang dijalankan dengan sistem ibadah simbolik Perjanjian Lama.

Dr. Liauw bermimpi untuk kehadiran gereja ideal yang diinginkan Tuhan. Betapa Tuhan mengharapkan adanya gereja yang pengajarannya tepat seperti Alkitab dan yang tentu juga dijalankan dengan sistem yang sesuai dengan Alkitab.

Gereja ideal yang bagaimana? Gereja yang terdiri dari keluarga yang patuh pada Alkitab, dengan suami yang mengasihi istri dan istri yang tunduk kepada suami, yang dikaruniai anak-anak yang taat orang tua dan orang tua yang tidak menyakiti hati anaktidak anak. Gereja yang mendisiplin setiap anggotanya sesuai Injil Matius 18:15-17. Gereja yang tidak membiarkan perempuan mengajar serta memimpin laki-laki (I Tim.2:11-13). Gereja yang menggaji gembalanya dengan sebelas persepuluhan, bukan dengan keputusan majelis atau mengambil seluruh persepuluhan. Gereja yang menekankan kebenaran, dan hanya kebenaran tanpa mengedepankan hal jasmani, materi dan duniawi.

Ketika gereja ideal yang pengajaran dan sistem pengelolaannya sesuai Alkitab diperbincangan Dr.Liauw dengan teman-teman, kebanyakan reaksi yang didapat adalah, itu terlalu muluk, itu terlalu sulit dilaksanakan bahkan ada yang berkomentar it is too good to be true.

GRAPHE DIPERSIAPKAN
Pada tahun 1993 Dr. Liauw sekeluarga berangkat ke USA untuk studi dengan kemungkinan tidak kembali ke Indonesia. Tetapi setelah belajar dan mengerti tentang doktrin-doktrin yang alkitabiah, bagai baterai soak yang di charge kembali, semangatnya untuk kembali ke Indonesia membangun gereja yang alkitabiah bangkit bergelora dan menggebu-gebu.

Beliau berkesempatan untuk mendalami bahasa Ibrani dan Yunani. Dari mempelajari Doktrin Alkitab (bibliology), dimengerti dengan baik bahwa proses pewahyuan berhenti hingga kitab Wahyu dan sesudahnya Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi. Karena Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi maka tidak juga memberikan karunia roh yang fungsinya berkaitan dengan proses pewahyuan seperti bernubuat, berbahasa lidah dan melakukan mujizat. Akhirnya beliau menjadi faham dan mengingat kembali peristiwa puluhan tahun lalu tentang misionari Harley Back yang menyatakan bahwa gerakan kharismatik itu sesat. Dan Harley Back benar! Hanya pada waktu itu ia tidak dapat menjelaskannya.

Setelah mempelajari Doktrin Keselamatan (Soteriology) dengan seksama, Dr. Liauw juga faham bahwa banyak gereja telah terjebak ke dalam jurang Calvinisme yang mempercayai bahwa segala sesuatu telah Tuhan tetapkan (predestinated) dalam kekekalan. Kesalahan tersebut telah menyebabkan kekristenan di Indonesia tumpul.

Pemahaman beliau tentang Doktrin Gereja (Ecclesiology) mencelikkan mata beliau tentang gereja yang benar yang pernah diimpikannya. Karena kesalahan pada Doktrin Gereja maka gereja-gereja Indonesia telah terperangkap dalam sistem perusahaan, ada juga yang terperangkap dalam sistem ketatanegaraan.

Betapa sedihnya hati Tuhan terhadap gereja-gereja di Indonesia karena tidak ada yang sesuai dengan ketetapan firmanNya. Padahal tujuan Tuhan mendirikan jemaatNya ialah agar berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Harapan Tuhan yang utama ialah agar melalui jemaat, Injil yang benar dikumandangkan. Bahkan jemaat yang juga disebut tubuhNya bisa berfungsi sebagai standar kebenaran bagi semua manusia. Tentu Tuhan menghendaki jemaat yang adalah tubuhNya diurus persis sesuai dengan ketetapan firmanNya.

GRAPHE DIDIRIKAN
Terdorong keinginan untuk mendirikan gereja yang benar-benar alkitabiah, Dr. Suhento Liauw bertekad akan pulang ke Indonesia segera setelah menyelesaikan gelar doktornya. Puji Tuhan akhirnya pada bulan Mei 1995, beliau sukses mempertahankan thesisnya dan diwisuda Doctor of Religious Education. Tanggal 18 Juni 1995, setelah khotbah di Singapore, Minggu malam, beliau tiba di Jakarta. Minggu depannya, tanggal 25 Juni 1995 di ruangan sebuah kantor yang berukuran hanya empat kali lima meter, dilangsungkan kebaktian pertama yang dihadiri beberapa orang, Graphe, jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran, didirikan Tuhan.

Pada minggu pertama, saat Graphe masih bayi, Iblis langsung menyerang. Pemilik gedung dihasut agar tidak meminjamkan tempatnya sehingga embrio Graphe belum tahu tempat kebaktian untuk minggu keduanya. Tetapi Graphe adalah bayi sehat yang dipelihara Tuhan. Selama dua tahun pertama Graphe harus berpindah enam kali. Iblis berusaha mematikan Graphe selagi ia masih bayi. Namun Tuhan memelihara bahkan memberkati Graphe sehingga seluruh jemaat Graphe pun bersyukur kepada Tuhan.

GRAPHE 13 TAHUN BERSINAR
Karena sejak awal Graphe telah bertekad menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, baik bagi orang Kristen maupun bagi semua manusia di muka bumi, maka tidak heran kalau Graphe menyatakan diri benar sesuai Alkitab dan mempersilakan semua gereja menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran Graphe. Di lapangan Merah kota Moscow ada jam dinding yang sangat besar. Menurut tour guide, semua orang di Rusia menyocokkan waktu mereka pada jam tersebut. Maksud Tuhan menyebut jemaat lokal tiang penopang dan dasar kebenaran ialah agar ia berdiri untuk menegakkan kebenaran, dan seperti jam di lapangan Merah, harapan Graphe agar semua pencari kebenaran bisa menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran Graphe.

Apakah Graphe sombong? Oh tidak! Sebenarnya Tuhan berharap agar semua gereja memiliki tujuan, motivasi, pendirian seperti Graphe. Bagaimana perasaan Tuhan terhadap gereja yang tidak bangga pada pengajarannya? Gereja yang ragu-ragu pada pengajarannya? Gereja yang tidak menempatkan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran? Gereja yang tidak berani yakin pengajaran adalah pengajaran yang benar? Gereja yang tidak memakai pengajarannya menyinari dunia yang gelap?

Kalau gereja lain tidak berani mengumandangkan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran sehingga Tuhan kecewa, maka Graphe tampil menghiburkan hati Tuhan. Beranikah gereja anda mengumandangkan pengajarannya, dan menyatakan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, serta berseru agar semua gereja menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran gereja anda?

Graphe sangat yakin diri. Sejak berdiri hingga ulang tahunnya yang ke-13, Graphe telah menyelenggarakan seminar doktrinal lebih dari 75 kali. Graphe dengan rendah hati meminta agar semua pihak yang mendapatkan kesalahan doctrinal Graphe untuk memberitahu Graphe. Kalau tidak mendapatkan kesalahan doktrinal Graphe, maka mari cocokkanlah pengajaran sesuai pengajaran Graphe. Tiga belas tahun Graphe berdiri tegak sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Kemuliaan hanya bagi Tuhan, Sang Kepala Graphe. Amin!

Sumber: Jurnal Teologi PEDANG ROH 56

Rabu, Januari 07, 2009

Gereja Advent dan Sabat

Bahan dasar berasal dari Avoiding the Snare of Seventh Day Adventism, DR. David Cloud (www.wayoflife.org)

Salah satu hal yang membedakan gerakan Advent dari kekristenan lainnya adalah pengajaran mereka bahwa orang Kristen harus memelihara hari Sabtu sebagai hari Sabat, sama seperti di zaman Perjanjian Lama. Hal ini perlu dinilai secara Alkitabiah, oleh karena itu, marilah kita menyelidiki apa yang diajarkan oleh gereja Advent tentang hari Sabat, lalu kita bandingkan dengan ayat-ayat Firman Tuhan. Berikut ini adalah poin demi poin pengajaran mereka yang diambil dari publikasi mereka sendiri.

ADVENT MENGAJARKAN:

Bahwa hari Sabat mengikat bagi semua manusia sejak penciptaan hingga selama-lamanya. Advent mengatakan bahwa hari Sabat adalah bagi manusia secara umum dan diberikan pertama kali kepada Adam di taman Eden. Oleh karena itu, memelihara hari Sabat adalah tanda kesetiaan kepada Allah, sang Pencipta. “Allah menginstitusikan Sabat di Eden; dan selama Dia adalah Pencipta dan itu alasan kita menyembah Dia, maka demikian juga Sabat akan terus berlanjut sebagai tanda dan pengingat.... Memelihara Sabat adalah tanda kesetiaan kepada Allah” (Ellen White, The Great Controversy, hal. 386). “Sabat dipelihara oleh Adam dalam kondisinya yang tidak berdosa di Eden yang kudus; [juga dipelihara] oleh Adam yang sudah jatuh tetapi telah bertobat ketika ia diusir dari tempatnya yang senang. Ia [Sabat] dipelihara oleh semua bapa leluhur, mulai dari Habel sampai kepada Nuh yang benar, ke Abraham, ke Yakub.” (Ibid., hal. 398).

ALKITAB MENGAJARKAN:

1. Walaupun Sabat disinggung dalam Kejadian 2:2-3, peraturan Sabat tidak diberikan kepada manusia hingga diperintahkan kepada Israel di padang gurun (Neh. 9:13-14).

2. Sabat diberikan bukan kepada manusia secara umum, tetapi kepada Israel saja sebagai tanda perjanjian yang khusus antara dia dengan Allah (Kel. 31:12-17).

3. Ellen White menambahi informasi Alkitab ketika dia mengajarkan bahwa Adam dan para bapa leluhur memelihara Sabat. Alkitab sama sekali tidak menyinggung masalah ini. Bahkan, hal ini tidak mungkin benar. Jika Sabat telah dipelihara oleh manusia secara umum sejak penciptaan, maka tidak mungkin hari Sabat diberikan kepada Israel sebagai suatu tanda khusus.

ADVENT MENGAJARKAN:

Hari Sabat tetap mengikat bagi orang percaya Perjanjian Baru. “...dari sini terlihat jelas bahwa semua dari Sepuluh Hukum masih mengikat dalam dispensasi Kristen, dan bahwa Kristus tidak berpikiran mengubahnya. Salah satu perintah ini adalah pemeliharaan hari ketujuh sebagai Sabat...” (Bible Footlights, hal. 37).

ALKITAB MENGAJARKAN:

1. Perjanjian Baru adalah satu-satunya pembimbing tanpa salah mengenai bagian mana dari Hukum Musa yang masih mengikat bagi orang percaya zaman gereja. Perjanjian Baru dengan jelas mengajarkan bahwa orang percaya hari ini tidak terikat kepada hukum Sabat! “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus” (Kol. 2:16-17).

2. Menurut surat-surat Perjanjian Baru, masalah Sabat sama sekali tidak relevan bagi gereja. Dalam semua instruksi yang Allah berikan kepada jemaat-jemaat dalam surat-surat, hanya ada satu bagian yang menyinggung tentang Sabat – yaitu Kolose 2:16 – dan satu-satunya bagian tersebut hanyalah untuk menunjukkan pada kita bahwa Sabat tidak mengikat orang percaya Perjanjian Baru. Aneh sekali bahwa Surat-Surat PB hanya menyinggung “Sabat” satu kali, dan itupun menunjukkan bahwa Sabat tidak berlaku lagi, tetapi Advent begitu menekankan pemeliharaan hari Sabat. Jelas bahwa pemahaman Advent berbeda dengan para Rasul.

3. Sabat adalah tipologi atau simbolik akan hari keselamatan. “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya” (Ibr. 4:9-10). Dalam Ibrani 4 ini, Sabat dipresentasikan sebagai simbolik hari keselamatan. Sebagaimana Allah beristirahat pada hari ketujuh dari pekerjaan PenciptaanNya, orang percaya hari ini akan beristirahat dalam pekerjaaan Keselamatan Yesus Kristus yang sempurna. Agar masuk ke peristirahatan Allah, seseorang harus dengan tenang menerima pekerjaan Allah dan berhenti dari usahanya sendiri. Keselamatan adalah anugerah Allah.

ADVENT MENGAJARKAN:

Hukum Sabat telah diubah, dan tuntutan yang sangat menekan dalam sistem Musa tidak berlaku lagi. Namun orang Advent tidak memelihara Sabat sama seperti tertera dalam Perjanjian Lama, tetapi mereka mengklaim bahwa itu tidak perlu karena persyaratan tentang Sabat “telah diubah.” Yang dijadikan bukti akan hal ini adalah salah satu penglihatan Ellen White. “Dalam tempat yang mahakudus, dia [Ellen White] melihat tabut yang berisikan Hukum itu, dan sangat terkejut ketika memperhatikan bahwa ‘yang keempat, perintah tentang Sabat, bersinar melebihi semuanya; karena Sabat harus dikuduskan untuk penghormatan bagi nama Allah yang kudus...’ Juga ditunjukkan kepadanya perubahan Sabat, pentingnya pemeliharaan Sabat...” (Messenger to the Remnant, hal. 34).

ALKITAB MENGAJARKAN:

1. Hukum Sabat sangatlah ketat dan keras. (1) Tidak boleh ada pekerjaan, Kel. 20:10, 31:14-15; (2) tidak boleh mengangkut barang, Yer. 17:21; (3) tidak boleh menyalakan api, Kel. 35:3. Peraturan ini hanya dapat diikuti di daerah yang beriklim lumayan hangat. Hukum tentang Sabat sedemikian kerasnya sehingga Allah memerintahkan agar seseorang yang mengumpulkan kayu untuk api dilontari batu karena ia melanggar hukum Sabat (Bil. 15:32-36). Yakobus 2:10 memberitahu kita bahwa Hukum tidak bisa dipisahpisahkan. Jika orang Advent hendak memelihara Sabatnya Hukum Musa, maka mereka harus memeliharanya persis seperti yang Allah perintahkan dalam Hukum Taurat. Pada kenyataannya, Gereja Advent tidak memelihara Sabat seperti yang tertera di Perjanjian Lama. Advent kehilangan suatu kebenaran rohani, di mana perintah-perintah yang berat dalam PL justru seharusnya membuat kita sadar akan kelemahan kita, dan memacu kita kepada seorang Juruselamat, Yesus Kristus.

2. Sama sekali tidak ada otoritas Alkitab bagi Advent untuk mengubah peraturan Sabat. Tuhan Yesus tidak mengubah Hukum. Ia mencerca berbagai tradisi Farisi yang telah ditambahkan kepada Hukum Taurat. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Mat. 5:17-18).

3. Ini adalah suatu contoh Advent bersandar pada salah satu “penglihatan” Ellen White, yang adalah praktek menambahkan “otoritas luar Alkitab,” padahal proses pewahyuan sudah Tuhan tutup sejak Alkitab selesai ditulis.

ADVENT MENGAJARKAN:

Karena Yesus dan para Rasul memelihara Sabat, orang Kristen juga harus melakukan demikian. “Teladan Yesus adalah jelas dan konsisten. KebiasaanNya adalah kebiasaan memelihara Sabat... Tetapi, walaupun demikian, kita menemukan situasi yang aneh hari ini karena walaupun ada Kristus sebagai teladan kita, dan Alkitab sebagai pembimbing kita, tetapi kita menemukan dua hari Sabat dipelihara oleh orang Kristen...” (George Vandeman, Planet in Rebellion, hal. 277).

ALKITAB MENGAJARKAN:

  1. Yesus memelihara Sabat karena Dia lahir di bawah Hukum untuk memenuhi tuntutan Hukum. “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan hari takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak” (Gal. 4:4-5). Tuhan Yesus dengan rela menjadikan diriNya sendiri hamba, lahir di bawah Hukum Musa, agar Ia dapat menyelamatkan orang berdosa dari kutuk dan belenggu Hukum menuju kebebasan kekal seorang anak. Yesus hidup di bawah Hukum Taurat agar orang percaya tidak perlu hidup di bawah Hukum Taurat. Hukum Taurat berhenti sampai saat Yohanes tampil (Mat.11:13).
  2. Tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Paulus dan gereja-gereja abad pertama memelihara Sabat. Advent mengajarkan hal ini, tetapi ini hanyalah tebakan mereka. Benar bahwa Paulus sering hadir di Sinagog pada hari Sabat untuk memberitakan Injil kepada orang Yahudi yang berkumpul di sana. Tetapi ini tidak berarti Paulus memelihara Sabat. Paulus sendiri telah memberikan pendapatnya tentang Sabat dalam Kolose 2:16, bahwa Sabat tidak mengikat bagi orang percaya PB. Paulus mengunjungi sinagog pada hari Sabat karena dia ingin menginjili orang Yahudi yang berkumpul di sana. Sama seperti jika ada seorang yang masuk ke Mesjid hari Jumat untuk menginjil, tidak berarti dia menguduskan hari Jumat.

ADVENT MENGAJARKAN:

Gereja Roma mengubah hari kebaktian, dari Sabat menjadi Minggu pada abad keempat. Advent bersikukuh bahwa hukum Sabat tetap dipelihara oleh orang-orang Kristen hingga Konstantine, Kaisar Roma, mengharuskan semua orang untuk merayakan hari Minggu. Para pemimpin Advent melihat Konstantin sebagai tipologi anti-Kristus yang akan datang, yang menurut mereka telah membuat penyembahan hari Minggu suatu keharusan bagi semua orang. “Konstantin adalah Kaisar Roma. Dia adalah penyembah matahari, tetapi juga seorang politikus ulung. Dia ingin menyenangkan semua orang. Ketika masih penyembah berhala, ia memerintahkan bahwa semua institusi negara harus tutup pada hari pertama – “hari matahari.” Gereja, yang telah berdiri di Roma, dengan cepat melihat keuntungannya jika berkompromi dengan penyembahan berhala...jadi dalam beberapa tahun saja, hari Minggu telah mendapatkan dukungan, gereja Roma dalam Konsili Laodikia menyingkirkan perintah Allah yang jelas dan mendekritkan perubahan dari hari ketujuh ke hari pertama suatu minggu” (Planet in Rebellion, hal. 290).

ALKITAB MENGAJARKAN:

Ada banyak bukti dalam Alkitab maupun sumber lain bahwa orang Kristen awal, sejak zaman Rasul-rasul, bertemu dan berbakti pada pertama minggu, bukan pada hari Sabat.

Bukti Alkitab tentang hari pertama:

1. Yesus Kristus bangkit pada hari pertama (Mar. 16:9)

2. Yesus menampakkan diri kepada murid-murid pada hari pertama (Mar. 16:9; Mat. 28:8-10, Luk. 24:34; Mar. 16:12-13; Yoh. 20:19-23).

3. Pentakosta terjadi pada hari Minggu, hari pertama (Pentakosta adalah hari ke-50 sejak Sabat persembahan unjukan, lihat Im. 23:15-16, jadi Pentakosta selalu hari minggu).

4. Orang-orang Kristen berkumpul dan bertemu untuk berbakti pada hari pertama (Kis. 20:6-7; 1 Kor. 16:2). Hari Minggu disebut oleh orang Kristen sebagai “hari Tuhan” (Wah. 1:10).

Sejak itu, sebagian besar orang Kristen selalu berbakti pada hari Tuhan (Minggu), hari pertama. Mereka melakukan ini untuk menghormati kebangkitan Juruselamat mereka. Kristus berada dalam kubur pada hari Sabat, dan bangkit pada hari pertama. Sabat menggambarkan hari terakhir ciptaan yang lama. Minggu adalah hari pertama ciptaan baru.

Bukti Sejarah bahwa Orang Kristen Mula-Mula Berbakti Pada Hari Minggu:

Epistle of Barnabas (sekitar 100 AD): “Jadi kita juga memelihara hari kedelapan dengan sukacita, hari yang sama dengan kebangkitan Yesus dari orang mati.

Epistle of Ignatius (sekitar 107 AD): “Jangan tertipu dengan doktrin-doktrin aneh, ataupun dengan dongeng tua, yang tidak bermanfaat. Sebab jika kita masih hidup menurut hukum Yahudi, kita mengakui bahwa kita belum menerima kasih karunia.... Oleh karena itu, jika mereka yang dibesarkan di bawah peraturan lama itu, lalu mendapatkan pengharapan baru, tidak lagi memelihara Sabat, tetapi memelihara hari Tuhan, pada hari mana kehidupan kita bangkit oleh Dia dan kematianNya.”

Justin Martyr (sekitar 140 AD): “Dan pada hari yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota-kota atau di pedesaan berkumpul pada satu tempat, dan tulisan-tulisan para Rasul atau para Nabi dibacakan terlebih dahulu...Tetapi hari Minggu adalah hari di mana kita mengadakan pertemuan umum, karena itu adalah hari pertama Allah....menjadikan dunia; dan Yesus Kristus Juruselamat kita bangkit dari kematian pada hari yang sama.”

Berdesanes, Edessa (180 AD): “Pada satu hari, yang pertama dari satu minggu, kami berkumpul bersama.”

Tertullian (200 AD): “ Kami mengkhusyukkan hari setelah Sabtu, berlawanan dengan mereka semua yang menyebut hari ini sebagai Sabat mereka.” Irenaeus (155-202 AD): “Misteri kebangkitan Tuhan tidak boleh dirayakan pada hari lain selain Hari Tuhan, dan hal ini saja sudah mengharuskan kita merayakan Paskah pada hari itu.” Jelas sekali bahwa orang-orang Kristen telah berbakti pada hari Minggu jauh sebelum Konstantin atau abad keempat.

ADVENT MENGAJARKAN:

Gereja telah mengubah Sabat menjadi Minggu, tanpa otoritas Alkitab. “Orang-orang Kristen dari generasi-generasi yang lalu memelihara hari Minggu, sambil mengira bahwa dengan demikian mereka memelihara Sabat dalam Alkitab....” (Ellen White, The Great Controversy, hal. 394).

ALKITAB MENGAJARKAN:

Hari Minggu bukanlah Sabat; bahkan bukan hari suci. Orang Kristen tidaklah memelihara Sabat dengan cara kebaktian pada hari Minggu. Orang percaya Perjanjian Baru, yang telah diselamatkan dari keharusan Hukum Musa, bebas untuk memelihara atau tidak memelihara hari-hari tertentu, sebagaimana dia inginkan. (Tentu tidak ada orang Kristen yang bebas menjauhkan diri dari pertemuan kebaktian pada hari Minggu atau hari-hari lain, tetapi setiap orang Kristen bebas untuk ‘menghormati’ atau ‘tidak menghormati’ hari-hari tertentu). Roma 14:1-13 dan Kolose 2:16 menyatakan bahwa tidak ada hari tertentu yang harus dianggap suci atau kudus oleh orang Kristen. Bahkan Rasul Paulus sempat mengkhawatirkan keselamatan orang-orang Galatia, karena mereka masih memelihara hari-hari “kudus” tertentu! “Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia” (Gal. 4:10-11).

“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat” (Kol. 2:16).

“Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri” (Rom. 14:4-5).

Sebagai kesimpulan, pengajaran Advent mengenai hari Sabat tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab, dan merupakan bagian dari kesalahan total mereka yang tidak dapat melihat perubahan dari sistem penyembahan simbolik di Perjanjian Lama menjadi sistem penyembahan dalam Roh dan kebenaran dalam Perjanjian Baru atau ibadah hakekat. Yang paling berbahaya dari sistem pengajaran demikian adalah pengajaran keselamatan yang menggabungkan anugerah dengan usaha manusia melakukan Hukum Taurat untuk masuk Surga. Pembaca yang budiman kiranya anda dapat memihak kepada kebenaran Alkitab.***

Senin, Januari 05, 2009

Apa Yang Membuat Amerika Serikat Hebat?

MUNCULNYA SISTEM DEMOKRASI


Sejak tahun 1998, ketika mahasiswa berkumpul di gedung DPR, dan di korankoran diberitakan serta dibahas segala sesuatu tentang demokrasi, rakyat Indonesia tersentak oleh kata "demokrasi". Kata demokrasi berasal dari kata bahasa Yunani "demos" dan "kratos" dengan arti "demos" sama dengan people atau rakyat dan "kratos" adalah rules atau memerintah, sehingga kata demokrasi berarti pemerintah oleh rakyat (Worldbook Dictionary, Thorndike Benhard).


Sebenarnya masalah demokrasi tentu sudah lama sekali populer, tetapi karena Soeharto bertindak diktator, demokrasi baru populer pada tahun 1998 ketika mahasiswa berusaha menumbangkannya. Masyarakat Indonesia baru berkenalan dengan demokrasi yang sudah lama dikenal bangsa lain. Baron de Montesquieu (1689 - 1755) telah mencetuskan sistem pemerintahan yang didasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.


Amerika Serikat (AS) adalah negara pertama yang mempraktekkan sistem pemerintahan demokrasi (1776) dengan sistem federasi. Kemudian pada 14 Juli 1789, terjadi revolusi yang menumbangkan raja Louis XVI di Perancis, yang kemudian dipimpin lagi oleh Jenderal Napoleon Bonaparte secara diktator.


Sejak merdeka dari Inggris (4 Juli 1776), United States of America (USA) menjadi negara demokratis pertama di muka bumi. Presiden pertama AS, George Washington, adalah orang Kristen lahir baru yang tadinya berasal dari gereja Episkopal, namun bertobat dan dibaptis ulang menjadi anggota gereja Baptis. Ia memberi contoh untuk tidak menerima pendaulatan dalam bentuk apapun untuk terus menjadi presiden. Seterusnya USA adalah negara demokrasi yang bebas dan memberi penghargaan tertinggi bagi hak asasi manusia. Terlebih lagi setelah Abraham Lincoln berhasil menghapus perbudakan pada tahun 1865.


Negara-negara di Eropa tersipu-sipu dengan sistem demokrasi di Amerika, sehingga akhirnya para raja dan ratu satu persatu merelakan terpangkasnya kekuasaan mereka untuk menjadi monarchi konstitusional, dengan raja atau ratu yang hanya sekedar lambang saja. Hanya Perancis-lah yang rakyatnya bertindak amat kasar terhadap raja

Louis XVI.


Amerika Serikat (AS) adalah negara pertama di dunia yang memakai sistem demokrasi sebagai sistem pemerintahannya, dan negara pertama yang memakai sistem federasi juga. Kedua sistem ini adalah yang terbaik bagi manusia di muka bumi ini.


PENCETUS AWAL DEMOKRASI


Sebenarnya Anabaptis adalah pencetus awal sistem demokrasi, bukan Montesquieu, karena tercatat Anabaptis dari Eropa yang teraniaya melarikan diri ke benua baru yang ditemukan Columbus, sehingga menjadi masyarakat pertama di benua Amerika. Setelah dua bulan di lautan, mereka mendarat di pantai yang sekarang disebut Harbor of Provincetown pada tanggal 19 November 1620 . Sebelum mereka turun ke darat, satu persatu mereka maju ke depan untuk bersumpah dan menandatangani sebuah perjanjian (sumpah) bahwa mereka akan mematuhi hukum yang mereka buat bersama.

Dengan demikian mereka memulai sebuah masyarakat demokratis pertama di bumi, enam puluh sembilan tahun sebelum Montesquieu lahir. Perjanjian tersebut diberi nama Mayflower Compact.


Atas pimpinan kapten John Smith, mereka akhirnya pindah ke Plymouth. Pada tanggal 25

Desember, mereka berusaha membangun sebuah gedung yang mereka sebut common house dan mereka pertama hidup dengan sangat ketakutan terhadap orang-orang Indian. Di musim dingin pertama ini, separuh dari mereka yang berangkat telah meninggal dan pada akhir musim dingin, mereka dapatkan ternyata orang-orang Indian bersahabat, malah membantu mengajar mereka bercocok tanam, mengajar mereka menangkap ikan dan mengeringkannya (ikan kering / ikan asin). Mereka menjalani kehidupan dengan sangat baik bersama orang-orang Indian. Sampai musim gugur pertama, mereka telah berhasil membangun tujuh rumah dan sebuah gereja.


Pada bulan November, setelah satu tahun mereka berada di benua Amerika, datang lagi kapal dari Inggris dengan 30 orang pendatang baru. William Bradford, gubernur pertama mengajak orang-orang Indian yang berjumlah 100 orang ikut mengucap syukur kepada Tuhan atas berkatNya. Kemudian datang lagi kapal dari Inggris terus menerus dengan orang-orang yang pindah. Awalnya mereka hidup bersahabat dengan orang-orang Indian hingga datang orang-orang jahat dari Inggris yang menciptakan permusuhan dengan mereka.


DEMOKRASI & IMAN ALKITABIAH


Tidak ada satu agama pun selain kekristenan yang mengajarkan tentang demokrasi. Yudaisme mengajarkan theocracy karena memang Jehovah sedang menjadikan bangsa Yahudi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran.

Sesungguhnya Jehovah adalah raja mereka, oleh sebab itu selama 400 tahun masa hakim-hakim, mereka tidak memiliki raja manusia karena Jehovah adalah raja mereka. Dulu Sang Pencipta memperkenalkan diriNya kepada manusia PL dengan nama Jehovah sedangkan di PB Ia memperkenalkan diriNya dengan nama Yesus.


Bahkan kekristenan yang tidak alkitabiah tidak mengerti arti demokrasi. Gereja Roma yang Am telah bertindak otoriter selama ribuan tahun. Mereka tidak mengenal, bahkan tidak menyenangi sistem demokrasi karena sistem ini akan menyebabkan manusia berpikir dan kemudian menentang mereka. Calvinist lebih lagi, John Calvin bahkan menjadi penguasa yang sangat otoriter ketika ia kebetulan berhasil menguasai kota Geneva. Siapapun yang mencoba menentangnya, bahkan sedikit tidak setuju dengannya, bisa berakhir di tiang pembakaran seperti Servetus.


Luther yang kemudian menyatukan gerejanya dengan pemerintahan Jerman tentu tidak mungkin menasehati raja Jerman untuk melucuti wewenang kerajaannya berbagi dengan rakyat jelata. Sejarah mencatat tidak ada denominasi awal yang mengerti arti demokrasi selain kelompok Anabaptis. Karena sesungguhnya demokrasi itu sepasang dengan kebebasan beriman. Itulah sebabnya baik Katolik, Calvinis, Lutheran maupun Anglikan yang melarang pihak lain menafsirkan Alkitab berbeda dengan mereka tidak mengerti arti demokrasi yang sesungguhnya.


Setelah Anabaptis di Amerika berkembang, benua baru Amerika menjadi tempat terindah bagi pencari kebebasan beriman, sehingga kerajaan Inggris menetapkan wilayah benua Amerika sebagai wilayah koloninya dan kerajaankerajaan di Eropa berlomba-lomba merebut wilayah koloni di benua Amerika. Setelah kedatangan penguasa dari Eropa, kaum Anabaptis kehilangan kebebasan mereka lagi.


Kebebasan dari penjajah dan kebebasan dari intimidasi rohani, mendorong sejumlah pahlawan berjuang untuk kemerdekaan Amerika. Patrick Henry, seorang yang pernah menunggang kuda berpuluh-puluh mil untuk tampil di pengadilan membela tiga pengkhotbah Baptis yang sedang diadili, pada 23 Maret 1775, di sebuah gereja di kota Richmond menyampaikan pidato yang diakhiri dengan sebuah teriakan give me liberty or give me death. Ini menggetar hati siapapun yang mendambakan kebebasan beragama.


Gereja Episkopal/Anglikan tidak mengerti arti demokrasi atau kebebasan beragama. Demikian juga dengan gerejagereja reformasi lain, apalagi Katolik. Anabaptis-lah yang telah sungguh-sungguh mengerti arti kebebasan beragama dan demokrasi. Dan karena perjuangan kaum Anabaptis-lah Amerika Serikat menjadi sebuah negara demokratis.


DEMOKRASI / KEKRISTENAN?


Karena negara-negara Kristen baik AS maupun Eropa akhirnya menganut sistem pemerintahan demokratis, sekalipun masih dengan raja dan ratu yang bersifat seremonial, maka mereka semakin maju. Baik teknologi maupun ekonomi negara demokratis terbukti semakin maju karena ada persaingan yang sehat dan penghargaan terhadap meritrokrasi yang tinggi. Pendidikan pun semakin maju sehingga menarik imigran dari negera-negara non-Kristen. Mereka berbondong-bondong menuju negara Kristen yang demokratis dengan tetap keras kepala pada keyakinan iman mereka yang bersifat destruktif.


Dengan kehadiran imigran dari negara Amerika Latin yang mayoritasnya Katolik, terlebih lagi setelah kedatangan imigran dari negara Asia yang beragam iman, tatanan masyarakat AS yang jujur dan ramah terdistorsi. Ditambah lagi dengan semakin bertambahnya masyarakat AS yang atheis, maka sesungguhnya sistem demokrasi dan pasar bebas yang dianut tidak compatible lagi dengan komposisi masyarakatnya.


Masyarakat Asia yang beragam agama menyangka yang membuat AS hebat itu hanyalah sistem demokrasi dan pasar bebasnya. Padahal sistem demokrasi dan pasar bebas itu hanya compatible dengan kekristenan yang alkitabiah. Amerika Latin tidak bisa mentas dari kemiskinan, sebagaimana Christianto Wibisono selalu menyangka penyebabnya adalah karena mereka tidak demokratis, padahal yang benar adalah karena kekristenan di sana tidak alkitabiah sehingga tidak bisa demokratis.


Sistem demokrasi itu baik jika mayoritas masyarakatnya baik. Jika ada sepuluh orang, delapannya orang baik dan dua orang jahat, demokrasi pasti akan membawa keadaan yang baik. Tetapi jika ada delapan orang jahat, dan hanya dua orang baik, maka sistem demokrasi akan menjadi alat orang-orang jahat melaksanakan kejahatan mereka. Jadi, dengan berduyun-duyun orang dari Afrika, Timur Tengah dan Asia yang pergi ke Eropa dan Amerika sambil mempertahankan kebudayaan dan agama mereka, telah merubah tatanan masyarakat Eropa dan Amerika yang dasarnya adalah kekristenan.


Ketika penulis tinggal di AS, hampir semua supermarket hanya dijaga oleh satu orang kasir saja, yang kalau di negara dunia ketiga, pasti lebih banyak yang tidak bayar daripada yang bayar. Supermarket barang elektronik dan komputer menjanjikan satu bulan money-back guarantee tanpa alasan. Artinya jika anda tidak suka, dalam waktu 30 hari, barang boleh dikembalikan tanpa alasan. Kalau ini dilakukan di negara dunia ketiga, pasti dalam satu bulan langsung bankrut. Pada saat sesudah Natal, penulis melihat banyak orang antri di department store untuk mengembalikan atau menukar hadiah Natal yang tidak cocok ukurannya dan lain sebagainya.


Demokrasi dan pasar bebas sesungguhnya hanya cocok dengan kekristenan alkitabiah yang masyarakatnya mayoritas orang Kristen lahir baru. Kondisi AS yang semakin banyak homosex dan atheis, ditambah lagi dengan imigran dari negara non-Kristen dan dari negara Kristen KTP, tentu telah menyebabkan distorsi sistem yang seharusnya bagus menjadi malapetaka. Bisa digambarkan dengan sebuah keluarga dengan anak-anak yang rapi, baik dan sopan, tiba-tiba kedatangan anak orang lain yang numpang dan tidak tahu diri, yang kencing tidak siram, tissue dibuang sembarangan, maka suasana keluarga tersebut pasti akan kacau-balau.


Pasar yang tadinya terdiri dari pedagang jujur semakin kedatangan pedagang licik yang penuh penipuan. Pasar saham yang seharusnya dibeli oleh investor sesungguhnya belakangan digantikan dengan para spekulan bursa. Akhirnya disinyalir bahwa kekacauan di Wall Street itu disebabkan oleh short-term selling. Jelas sekali bahwa yang melakukan short-term selling itu bukan investor melainkan spekulan. Jelas masyarakat Kristen lahir baru tidak biasa dengan pedagang yang penuh penipuan. Ketika penulis masih kecil sempat menyaksikan orang kampung memasukkan tanah atau batu ke dalam gumpalan karet (kulat) supaya lebih berat timbangannya. Kini orang-orang mengoplos bensin dengan minyak tanah, mencampur beras dengan batu, mengawetkan ikan atau makanan bukan lagi dengan es tetapi dengan formalin, menambahkan melamin ke dalam susu supaya terasa lebih gurih. Semua ini tidak terpikirkan oleh orang Kristen lahir baru. Pohon tengkawang ditebang, pohon durian dikarbit supaya buahnya rontok serentak, ikan ditubah atau dibom. Semua ini merusak secara jangka panjang dan adalah hal-hal yang tidak ada di benak orang Kristen lahir baru. Kalau gerombolan DPR lebih banyak koruptor daripada idealis yang rela kelaparan demi prinsip, orang berhikmat tahu bahwa negara demokrasi demikian pasti akan semakin buruk keadaannya.


Jadi, yang membuat AS hebat itu demokrasi atau kekristenan yang alkitabiah? Jelas kekristenan yang alkitabiah yang telah menyebabkan masyarakat memilih sistem yang demokratis, dan sistem itu dengan nilai kekristenan telah bergandengan tangan menciptakan kebaikan dalam segala bidang. Kini, setelah sekian abad, iblis mengirim imigran ke AS sambil merusak masyarakat tersebut dengan memanfaatkan kebebasannya

dengan mesin Hollywood. Iblis menyerang melalui bidang pendidikan sehingga semakin banyak profesor yang bukan hanya sekedar Kristen KTP, bahkan non-Kristen juga mengajar di universitas-universitas yang didirikan oleh orang-orang Kristen yang sangat mengasihi Tuhan. Mahasiswa Kristen AS tidak sanggup mempengaruhi imigran non-Kristen yang belajar di sana, melainkan mereka yang dipengaruhi sehingga semakin tidak percaya diri sebagai orang Kristen.


Oh...iblis sedang menghancurkan AS, negara yang didirikan oleh orang-orang yang mengasihi Tuhan, negara yang paling banyak mengirim misionari ke berbagai belahan bumi. Melalui krisis keuangan yang baru terjadi, iblis sedang menghancurkan AS secara ekonomi dan pasti akan membawa efek ke segala bidang. Rakyat AS yang kesulitan ekonomi akan memilih presiden yang pokoknya bisa memberikan peningkatan ekonomi, tidak masalah dia itu memegang prinsip kekristenan atau tidak. Bahkan umat agama lain pun suatu hari akan dipilih mereka jika yang bersangkutan bisa memimpin kepada kejayaan ekonomi. Herankah kita kalau anti-Kristus muncul menawarkan diri kepada dunia sebagai Economy-Champion dan dunia serta-merta menyanjungnya? Saat itulah ia akan menguasai dunia dan tidak ada yang bisa menjual atau membeli tanpa seijinnya.***

ANTICHRIST'S ONE WORLD ECONOMY

PENYEBAB KRISIS DI AS


Dunia sempat panik ketika beberapa perusahaan perkreditan Amerika Serikat (AS) bangkrut, karena sudah dapat dihitung bahwa itu akan berdampak ke seluruh perusahaan perkreditan bahkan perbankan di AS. Dampak awalnya ialah harga saham di Dow Jones

meluncur turun. Segera menteri keuangan AS, Henry Paulson, merancang tindakan penyelamatan dengan mengajukan dana talangan US $ 700 miliar. Ketika usulan pertama ditolak oleh Kongres, saham meluncur lebih dahsyat lagi sehingga Paulson yang tentu backup oleh George W. Bush, menyatakan bahwa jika Kongres AS tidak mau mengerti maka seluruh dunia akan mengalami krisis ekonomi dahsyat. Akhirnya Kongres mau-tak-mau harus menyetujui program penyelamatan tersebut.


Christianto Wibisono dalam Suara Pembaruan tanggal 13 Oktober 2008, menyebutkan bahwa penyebab krisis finansial AS itu bukan karena George W. Bush melainkan karena model hidup rakyat AS yang lebih besar pasak daripada tiang. Banyak orang tidak tahu bahwa setelah krisis finansial sempat disejukkan dengan dana bailout US $ 700 miliar, sesungguhnya krisis Credit Card sedang menunggu giliran. Diperkirakan ada sekitar satu triliun dollar hutang Credit Card di AS. Kini Indonesia pun sedang dipacu pemakaian Credit Card atau lebih tepat kita sebut pembiasaan hidup berhutang melalui Credit Card.


Mengapakah bisa terjadi krisis finansial di AS? Sesungguhnya itu karena saking percayanya dunia terhadap sistem demokrasi dan perekonomian pasar bebas AS. Semua orang berusaha menyimpan dananya di AS bahkan hampir semua koruptor negara dunia ketiga pun menyimpan dana mereka di bank-bank AS. Ini menyebabkan bank-bank di AS

overliquid (kebanyakan uang), sehingga bunganya rendah. Karena bank-bank berlimpahan dana maka mereka menawarkan kredit dengan gampang kepada perusahanperusahaan perkreditan perumahan. Karena dana disalurkan dengan begitu gampang, para pengambil keputusan di perusahaan perkreditan dengan gegabah demi mengejar omset penyaluran kredit sehingga tanpa melalui studi kelayakan customer memberikan kredit perumahan kepada orang-orang yang sesungguhnya tidak sanggup mencicil. Sementara orang yang ditawarkan rumah telah terbiasa hidup lebih besar pasak daripada tiang maka tanpa banyak mempertimbangkan kemampuannya untuk mencicil telah rakus mengkredit rumah yang besar dan mahal yang melampaui kemampuannya. Akhirnya kredit macet menggurita hingga perusahaan-perusahaan perkreditan bangkrut, dan otomatis bank pemberi pinjaman juga terseret. Kalau hanya jumlah kecil saja yang macet, tentu tidak menjadi persoalan, tetapi kalau miliaran dollar tentu menjadi urusan besar, bahkan menjalar sampai menjadi problem internasional.



HEROIN DARI LUCIFER


Gejala berhutang lewat Credit Card yang berlebihan bukan hanya terjadi di AS, melainkan telah mendunia. Manusia ditawarkan Credit Card sehingga bisa membeli apa saja dengan pikiran "pokoknya beli dulu nanti bayarnya belakangan." Orang tua generasi lalu selalu memberi nasehat agar anak rajin menabung. Tetapi zaman sekarang jangankan menabung, bahkan sejak kecil sudah terbiasa berhutang hingga berjenjang-jenjang.


Bank pemberi Credit Card berharap pemegangnya berbelanja sebanyak mungkin dan kalau jatuh tempo tidak sanggup bayar, masih ditawarkan untuk hanya membayar minimum-payment, yang tentu sisanya dikenakan bunga yang sangat tinggi.


Manusia akhir zaman ditawarkan hasil teknologi. Semua hasil teknologi tidaklah jahat atau salah. Tentu dengan handphone jauh lebih nyaman daripada telepon monolog yang harus tersambung dengan kabel. Berbagai temuan teknologi telah menyumbangkan kenyamanan bagi kehidupan manusia. Tetapi untuk menikmati kenyamanan itu manusia harus membayar harganya dan tentu harus ditunjang dengan kerja keras yang menyita waktu dan tenaga. Sementara itu juga ditawarkan Credit Card yang prinsipnya kalau menginginkan namun belum punya uang, ya hutang dulu.


Jadi, melalui kemajuan teknologi dan prinsip 'hutang dulu bayar belakangan', manusia bias memenuhi rumahnya dengan segala perkakas hasil kemajuan teknologi dengan berhutang. Lifestyle penuh hutang dan penuh kenikmatan ini akhirnya menyebar ke sebagian besar, kalau kita tidak membesar-besarkannya dengan berkata seluruh manusia akhir zaman. Manusia bukan membeli sesuatu atau mengkredit sesuatu setelah menghitung kelebihannya atau setidaknya kemampuan membayarnya, melainkan "gesek" dulu cardnya, toh masih ada waktu sebulan untuk memikirkannya atau seburuk-buruknya akan diusahakan dengan fasilitas minimum payment.


Sambil setiap negara dengan pasar bebas dan floating devisa menggenjot ekonomi dengan mengabaikan moral, semua rakyat dipacu untuk menjadi manusia ekonomi. Tanpa memiliki waktu untuk keluarga, apalagi gereja, pokoknya pagi-pagi berangkat kerja dan pulang tiba di rumah sudah mendekati jam tidur.


Kekacauan finansial di AS adalah uji coba Lucifer untuk melihat kepanikan manusia terhadap masalah ekonomi yang akan digenggamnya sebagai alat untuk memaksa setiap orang menyembah kepadanya. Kekacauan tersebut telah menghantar pada penyatuan ekonomi dunia ke bawah satu kebijaksanaan moneter. Nancy Pelosi mendesak George W. Bush untuk menghimpun G8 untuk duduk membicarakan kebijakan bersama untuk mengatasi kemelut ekonomi. Tak pelak lagi bahwa krisis kali ini akan mengantar ke penyatuan kebijakan tunggal.


Pemilihan presiden AS kali ini bisa jadi ujicoba Lucifer terhadap masyarakat AS. Apakah mereka lebih mementingkan ekonomi atau nilai-nilai luhur kekristenan dan keamanan? Kelihatannya mereka akan memilih orang yang sanggup membawa mereka kepada kemakmuran ekonomi daripada keluhuran nilai keluarga yang berdasar pada kekristenan. Masyarakat AS tidak sanggup mengalami kesulitan ekonomi karena mereka telah cukup lama menikmati kemakmuran. Di kamus masyarakat AS tidak ada kata irit, dan tidak ada kata susah. Terlebih mereka telah lama dimanjakan dengan kemudahan mendapatkan pekerjaan sehingga mereka tidak menabung untuk persiapan masa sulit. Setelah memasuki zaman Credit Card, mereka dibiasakan berhutang sehingga Credit Card yang macet, menurut Christianto Wibisono sudah mencapai satu triliun dollar.


Akhirnya siapapun yang mau jadi presiden, tidak masalah moralnya, apalagi kandungan nilai kekristenannya, pokoknya bisa membawa kepada peningkatan ekonomi, maka rakyat akan memilih dia. Bahkan herankah kita jika suatu hari Lucifer atau anak buahnya mencalonkan diri dan terang-terangan menyebut identitas dirinya dan sikapnya yang memusuhi kekristenan alkitabiah, lalu rakyat berbondong-bondong memilihnya? Ia pasti akan didukung habis habisan oleh para homosex, umat berbagai agama, kekristenan yang sesat, para artis Hollywood yang freesex, dan berbagai komponen masyarakat yang hidupnya berantakan. Lucifer telah berhasil memberi "heroin" kenikmatan hidup dan keleluasaan hutang kepada manusia akhir zaman. Ia tahu manusia akan mengerang tanpa dia.


TIDAK ADAYANG MENJUAL DAN MEMBELI

Dalam kitab Wahyu 13:16-17 "Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya." Menurut pembaca, faktor apakah yang memungkinkan Lucifer mengontrol ekonomi dunia, bahkan hingga tidak ada orang yang bisa membeli atau menjual tanpa seijinnya? Tentu sebelumnya telah terjadi penyatuan moneter seluruh dunia dan kebijaksanaan moneter ada di bawah satu penguasa.


Lucifer akan berhasil menyatukan politik seluruh dunia sehingga terwujud satu pemerintahan dunia. Sangat masuk akal untuk memiliki satu federasi dunia dengan dua ratus lebih negara bagian. AS akan menjadi satu negara bagian, demikian juga dengan Indonesia dan China masing-masing akan menjadi satu negara bagian. Nah, presiden dunia itu pasti akan hebat sekali dan akan dipilih oleh manusia seluruh dunia. Tahukah anda sekarang telah ada yang namanya Parlemen Dunia? Tahukah pembaca bahwa pada bulan Oktober 2008, Indonesia mengusulkan Agung Laksono menjabat sebagai Ketua Parlemen Dunia? Apa sulitnya bagi Lucifer untuk membentuk satu pemerintahan dunia, dengan satu Presiden Dunia, bahkan kita sekarang sudah ada Parlemen Dunia?


Kita kini sedang menuju ke satu ekonomi dunia, satu kebijaksaan moneter yang sifatnya mendunia, dan kita memang sudah memiliki bank dunia. Dan kita juga sudah punya International Monetary Fund (IMF), yang banyak menolong (intervensi) masalah keuangan negara-negara. Dapatkah pembaca melihat bahwa pemerintahan global anti Kristus yang digambarkan Allah bagi kita melalui patung mimpi Nebukadnezar, yang pada bagian kakinya yaitu kerajaan besi (Eropa) campur tanah liat, sekarang sedang dibentuk?


Kitab Wahyu pasal 13 yang kita kutip telah memberitahu kita bahwa anti-Kristus akan menguasai dunia, dan akan mengendalikan ekonomi, sehingga orang tidak dapat membeli dan menjual tanpa seijinnya. Banyak orang yang membaca kitab Wahyu pasal 13 hanya tersentak oleh tanda bilangan anti-Kristus, yaitu 666, sementara itu ia tak sadar bahwa sesungguhnya ia sedang berada di dalam program itu.


KERAJAAN BESI CAMPUR TANAH LIAT

Nebukadnezar bermimpi, dan itu tercatat dalam kitab Daniel pasal 2. Hampir terjadi musibah penyembelihan di Kerajaan Babilon karena tidak ada yang sanggup menafsirkan mimpi sang maharaja saat itu. Tetapi karena mimpi itu dari Allah, maka hanya Allahlah yang sanggup mengungkapkan artinya, melalui Daniel.


Kita diberitahu bahwa kepala patung yang terdiri dari emas itu dikatakan adalah Kerajaan Babilon yang sedang berdiri saat itu. Dan kemudian dikatakan akan muncul empat kerajaan sesudahnya sebelum dihancurkan satu kerajaan yang bagaikan batu yang turun dari gunung. Karena waktu telah lewat lebih dari dua ribu enam ratus tahun, maka gampang sekali bagi kita untuk mengerti bahwa dadanya yang terdiri dari perak itu sesungguhnya adalah kerajaan Media-Persia yang muncul sesudah Babilon. Dan perutnya yang dari tembaga sesungguhnya adalah kerajaan Yunani dengan "Alexander tak-Agungnya," dan kaki patung yang adalah besi sesungguhnya adalah kerajaan Romawi (persatuan Eropa) yang menyalibkan Yesus Kristus.


Lalu kerajaan besi campur tanah liat yang di bagian jari kaki itu kerajaan apa? Jelas bukan Singosari atau Sriwijaya, atau Inggris. Sejak Romawi bubar belum ada kerajaan atau pemerintahan yang sifatnya mengglobal. Karena kerajaan kelima ini digambarkan sebagai besi campur tanah liat, maka unsur besinya tentu adalah Eropa, yaitu identitas kerajaan keempat, berarti tinggal tanah liatnya.


Kelihatannya krisis finansial yang terjadi bisa merupakan penggodokan tanah liat. Christianto Wibisono maupun pengamat ekonomi lain menilai bahwa melalui krisis ini, AS semakin "penyok" dan China semakin menjadi bos. Jangan lupa bahwa negara Arab (dunia Islam) tidak tergoncang oleh krisis. Arab Saudi, dalam Media Indonesia tanggal 13 Oktober 2008, menyatakan berencana membangun sebuah kompleks dengan gedung yang tingginya mencapai lebih dari satu kilometer, dengan biaya US $ 26,7 miliar.


Mungkinkah yang dimaksudkan dengan tanah liat itu adalah China yang terkenal dengan porselinnya? Atau tanah liat itu sesungguhnya adalah negara Arab (dunia merusakkan Islam), atau lebih tepat lagi sesungguhnya adalah gabungan dari keduanya. Kalau besi itu menggambarkan dunia Barat (Eropa) bisakah tanah liat itu dunia Timur (campuran China, Arab dll.)? Jadi seluruh dunia bersatu seperti besi campur tanah liat? Kita tunggu finalnya, mungkin anda akan ikut mengalaminya.


IA MENYUSUP KE DALAM GEREJA

Kini wahyu pasal 13 sedang digenapi dan anti-Kristus dengan tanda 666 sedang membentuk dirinya. Kerajaan kelima, yaitu besi campur tanah liat yang digambarkan melalui patung yang dimimpikan Nebukadnezar sedang mewujudkan diri.


Anti-Kristus, sesungguhnya adalah pribadi yang mengaku dirinya Kristus. Kata "anti" adalah preposisi bahasa Yunani yang sesungguhnya artinya menentang dengan menggantikan. Jadi anti-Kristus adalah penentang Kristus yang mengatakan bahwa dirinyalah sang Kristus itu atau sesungguhnya adalah kristus palsu. Kristus itu bahasa Yunani yang artinya sama dengan Mesias dalam bahasa Ibrani. Jadi anti-Kristus itu sudah pasti bukan pemimpin atau umat agama non-Kristen, melainkan pasti dari pihak Kristen.


Ia akan memberitakan Kristus, tetapi tentu Kristus menurut versinya, dan akan menyatakan dirinya sebagai orang yang diurapi karena arti kata "Kristus" adalah orang yang diurapi. Atau menyebut dirinya atau jabatannya sebagai pengganti Kristus. Sebelum sang anti-Kristus utama datang, tentu ia akan mengirim pendahulu-pendahulu, yaitu pelayan Kristen palsu yang menyamar ke seluruh gereja. Tentu ia akan menghembuskan konsep "jangan bicara doktrin" karena dengan tidak membicarakan doktrin akan tercipta suasana yang lebih menggampangkan penyamarannya. Ia akan membawa gereja menurunkan standar moral, memperkenalkan lagu-lagu irama pop ke dalam gereja. Menghembuskan doktrin bahwa semua orang yang akan masuk Sorga sudah dipilih sebelum dunia dijadikan, oleh sebab itu tidak perlu giat memberitakan Injil. Ia akan menggiring gereja-gereja ke dalam satu wadah. Michael de Semlyen dalam bukunya All Roads Lead to Rome menyebut Gereja Roma Katolik sebagai stasiun final anti-Kristus.


Ia akan menyatukan dunia ke bawah kekuasaan, dan tentu seluruh kebijakan ekonomi juga ada di bawah kekuasaannya. Tetapi semua itu hanyalah alat karena keinginan hati Lucifer ialah menuntut dirinya disembah, bukan hanya oleh manusia, bahkan juga oleh Tuhan penciptanya (Mat. 4:9). Ia akan mempersatukan gereja ke bawah genggamannya dan menyatakan dirinya sebagai Kristus. Itu akan didahului dengan memberikan kuasa semu bagi pengikutnya untuk melakukan mujizat demi nama Kristus (maksudnya adalah dirinya), sambil doktrin, moral, dan motivasi (tiga sukat gandum) kekristenan yang murni dengan ragi.


NASIHAT UNTUK ORANG KRISTEN

Waspada, jadilah bijak, perhatikan doktrin karena doktrinlah yang membedakan satu agama dengan yang lain, dan doktrinlah yang membedakan satu gereja dengan yang lain. Jika anda tidak senang dengan doktrin, maka anda sudah tidak sanggup membedakan satu gereja dengan yang lain, dan lambat-laun anda akan tidak dapat membedakan satu agama dengan yang lain.


Cermatilah pengajaran tiap-tiap gereja, dan bedakan pengajaran yang satu dengan yang lain. Pelajari dengan sungguh-sungguh untuk memastikan yang paling alkitabiah dan logis. Jangan terpukau hanya dengan satu doktrin saja, melainkan tiap-tiap doktrin dalam satu gereja harus harmonis. Jangan lupa membandingkan pengajaran GRAPHE dengan gereja lain. Jika ada pertanyaan jangan sungkan email ke atau . Pengajaran yang benar selalu mempersilakan orang menilainya. Makanan yang enak tidak boleh dipaksakan melainkan hanya boleh ditawarkan. Pastikan diri anda di dalam gereja yang alkitabiah dalam penantian kita akan kedatangan Tuhan, karena Tuhan pernah berkata dalam nada yang pesimis, "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Luk.18:8). Tuhan sangat pesimis masih akan mendapatkan iman yang benar ketika Ia datang, tentu karena iman yang benar terkikis habis oleh gereja yang salah doktrinnya.


Boleh cicil mobil atau rumah? Tentu boleh, tetapi harus dalam jangkauan dan dalam jumlah yang tidak akan menyebabkan kesulitan. Boleh pakai Credit Card? Boleh, tetapi kendalikan diri dengan baik. Berusaha cukupkan diri dengan yang ada, dan rajin menabung untuk mengantisipasi masa-masa susah. Terhadap orang Kristen yang sudah terbukti setia, bukan yang datang pura-pura menjadi orang Kristen, kita harus saling membantu sebagai bukti bahwa kita adalah saudara di dalam Tuhan.***


"Saya berdoa meminta kekuatan --

dan Allah memberikan saya kesulitan-kesulitan

untuk membuat saya kuat.

Saya berdoa meminta hikmat --

dan Allah memberikan masalah-masalah

untuk dipecahkan.

Saya berdoa meminta kemakmuran --

dan Allah memberikan saya otak dan

otot untuk bekerja.

Saya berdoa meminta keberanian --

dan Allah memberikan saya tantangan

untuk diatasi.

Saya berdoa meminta cinta --

dan Allah memberikan kesempatan.

Saya tidak menerima apapun yang

saya minta -- saya menerima segala

sesuatu yang saya perlukan.

Doa saya telah Ia jawab."


--Michael Job-

Enyahlah Dari PadaKu

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! Matius 7:21-23


Ayat Yang Memaksa Kita Introspeksi


Pembaca yang terkasih di dalam Kristus, ketika anda membaca ayat-ayat tersebut di atas, pernahkah anda ingin tahu alasan Tuhan mengusir orang-orang yang berseru kepadaNya?Pernahkah terbayangkan oleh anda, jangan-jangan anda adalah orang yang akan Tuhan katakan, “enyahlah dari padaKu!” Siapakah orang-orang yang berseru-seru kepada Tuhan bahwa mereka telah melakukan mujizat, bernubuat, mengusir Setan demi namaNya, namun yang pada akhirnya Tuhan katakan bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka?


Betapa sia-sianya kehidupan seseorang jika ia harus berakhir di Neraka. Tuhan pernah berkata tentang Yudas Iskariot, bahwa lebih baik Yudas tidak dilahirkan (Mat.26:24). Betul sekali, jika seseorang dilahirkan, bertumbuh besar, menjadi tua, kemudian mati dan berakhir di Neraka, maka lebih baik ia tidak dilahirkan.


Terlebih lagi jika seseorang telah menjadi Kristen, telah sangat bergiat dalam pelayanan, bahkan telah sangat banyak berkorban, namun ia bukan berakhir di Sorga melainkan di Neraka, betapa tragisnya keadaannya, bukan?


Sangat mungkin ia telah bertekun di sekolah theologi, atau telah menjadi pengikut setia seorang yang sangat terkenal, atau malah dirinya sendiri adalah orang yang sangat terkenal itu, karena telah mengadakan banyak mujizat demi nama Yesus, telah bernubuat demi nama Yesus, telah mengusir Setan demi nama Yesus, namun akhirnya Tuhan berkata kepadanya, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”


Ketika membaca bagian-bagian nubuatan Alkitab tentang orang-orang yang akan menyebut diri mereka Kristen namun tidak berakhir di Sorga, pernahkah anda kuatir dan timbul keinginan untuk mengintropeksi iman anda? Sudahkah anda pasti bahwa komposisi iman anda benar sesuai dengan Alkitab? Bolehkah iman anda diuji melalui argumentasi-argumentasi akal sehat dan ayat-ayat Alkitab?


Celakalah orang yang ikut-ikutan beriman tanpa mengerti akan imannya. Celakalah orang yang tidak waspada tentang apa yang dipercayainya. Lebih celaka lagi mereka yang memanfaatkan nama Yesus untuk mencari keuntungan materi, jasmani dan duniawi, karena mereka selain masuk Neraka pasti akan dihukum dengan hukuman yang sangat berat.


Apakah masuk Sorga itu bukan melalui bertobat dan percaya melainkan melalui melakukan sesuatu? Apakah manusia masuk Sorga melalui perbuatan? Pekerjaan yang dikehendaki oleh Bapa itu sebenarnya apa? Kita memiliki jawabannya dari ayat Alkitab, yaitu Yohanes 6:28-29, Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”


Orang Yahudi juga menyangka bahwa dengan perbuatan mereka akan masuk Sorga. Tetapi Tuhan menepis konsep mereka yang salah. Jangan ada orang yang mengira dengan perbuatan mereka akan masuk Sorga. Juga jangan ada yang mengira bahwa dengan berseru-seru mereka akan diterima Tuhan.


Mengapa Mereka Berseru-seru?

Mereka yang berseru-seru kepada Yesus tentu bukan umat agama lain melainkan Kristen, karena umat agama lain tidak berseru-seru kepada nama Yesus. Mereka sangat fasih tentang nama Yesus karena mereka telah memakai nama itu untuk mendapatkan keuntungan materi, jasmani dan duniawi bertahun-tahun. Ada di antara mereka adalah orang-orang lugu (bodoh?) yang diperdaya orang yang lebih pintar dengan pengajaran yang salah. Tanpa orang-orang bodoh yang bisa ditipu dengan mujizat palsu, pebisnis rohani yang berkharisma tidak mungkin mereka bisa menjalankan operasi mereka. Mereka bagaikan sepatu dengan kaus kakinya. Tanpa orang yang haus akan mujizat tidak akan muncul pembuat mujizat palsu.


Sebagian mereka tahu bahwa pertunjukan mereka adalah sandiwara nggak lucu untuk menghasilkan materi, sedangkan pengikut mereka adalah orang lugu yang tidak mempergunakan akal budi. Mereka tidak memeriksa iman mereka, mereka tidak peduli akan komposisi iman yang mereka yakini, bahkan ada yang sangat parah hingga tidak bersedia mempertimbangkan argumentasi dari pihak lain. Mereka hanyalah berseru-seru secara emosional.


Mereka tidak pernah bertanya, apakah selama ini mereka telah berada di jalur yang benar? Apakah pengajaran yang selama ini mereka terima sudah alkitabiah? Mereka terjerat oleh orang-orang yang berkharisma dalam berbicara yang memanfaatkan tingkat emosi manusia yang haus akan perhatian dan mujizat. Pemimpin mereka mengajar mereka dengan berseru-seru dan hanya mengajarkan mereka untuk berseru-seru.


Mereka Bernubuat

Perhatikan, salah satu kegiatan orang yang dienyahkan Tuhan adalah bernubuat. Sudah jelas bahwa proses pewahyuan berhenti sampai kitab Wahyu pasal terakhir ayat terakhir. Bahkan sudah diancamkan hukuman bagi yang menambahi firman Tuhan. Namun mereka tetap bernubuat, karena sangat banyak orang yang senang dengan nubuat palsu mereka. Ketika ditanya apakah mereka percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya firman Allah, biasanya mereka menjawab dengan suara nyaring, percaya! Namun ketika dikonsistenkan bahwa jika percaya Alkitab adalah satu-satunya firman Tuhan maka berarti anda percaya bahwa Alkitab adalah kanon tertutup. Dan itu sama artinya dengan percaya bahwa proses pewahyuan hanya sampai kitab Wahyu pasal terakhir ayat terakhir. Sebagian mereka masih mengangguk. Selanjutnya tinggal selangkah lagi akan sampai pada kesimpulan bahwa Allah tidak menurunkan wahyu lagi sesudah kitab Wahyu pasal terakhir ayat terakhir, yang berarti tidak ada lagi nubuat yang berasal dari Allah pada masa kini.


Nah, berarti selama ini nubuatan mereka bersumber dari mana? Kalau Tuhan tidak turunkan wahyu, sudah pasti nubuat mereka adalah hasil rekayasa mereka sendiri atau yang diwahyukan oleh Lucifer dengan memakai nama Yesus. Tidak heran kalau akhirnya Tuhan berkata bahwa Ia tidak kenal mereka, karena mereka memiliki tuan lain yang menyamar dengan nama Yesus, yang selama ini menggerakkan mereka untuk bernubuat. Tentu Tuhan yang mahatahu mengenal persis siapa mereka. Maksud perkataan “Aku tidak pernah mengenal kamu!” itu adalah “kamu ini bukan orang yang tergolong pada kelompokKu.” Jangan ada yang menafsirkan bahwa Yesus Kristus tidak mahatahu sehingga tidak mengenal mereka. Siapapun yang mencoba-coba bernubuat, atau berkata bahwa dirinya mendapatkan wahyu dari Allah, tandailah dia, dan ingatlah perkataan Tuhan Yesus bahwa Ia tidak mengenal mereka. Mereka bukan dari kelompok Tuhan Yesus, melainkan hanya orang-orang yang berseru-seru kepada Yesus.


Mereka Mengusir Setan

Aktivitas kedua yang dilakukan oleh orang yang dienyahkan Tuhan ialah mengusir setan. Pasti ada yang berpikir, lho...kalau ada setan ya diusir toh!”


Sebenarnya setan itu ada dimana-mana. Sekarang saat anda sedang membaca Pedang Roh ini, mungkin setan ada di samping anda. Setan itu makhluk roh yang tidak terlihat oleh mata kita, dan ia bisa ada dimana-mana. Bahkan di masyarakat terdapat banyak aktivitas setan yang terang-terangan. Ada peramal nasib di sekitar anda, ada dukun kesurupan (ta thung) yang bahkan dipertontonkan. Bahkan ada banyak pertunjukan setan yang dikemas dengan istilah modern seperti sulap, illusionis, psychic, dll.


Setiap orang Kristen perlu sekali fahami tujuan Yesus Kristus dan Rasul-rasul mengusir setan. Ketika Yesus Kristus hadir sebagai manusia, Ia perlu menyakinkan orang-orang Yahudi bahkan semua manusia bahwa Ia adalah Allah yang maha kuasa, Pencipta langit dan bumi. Hal ini tentu sangat sulit, terlebih terhadap mereka yang mengenalnya sejak kecil. Ia harus membuktikan kepada mereka bahwa Ia berkuasa atas setan bahkan ia sanggup memindahkan gunung. Itulah sebabnya Ia berkata seandainya mereka punya iman sebesar biji sesawi bahwa Ia Sang Pencipta dan memintaNya memindahkan gunung, Ia akan melakukannya untuk mereka. Jadi, Yesus Kristus usir setan itu bukan sok-sok-an seperti sikap sebagian “pendeta”.


Tujuan kehadiran Yesus Kristus di muka bumi bukan untuk usir setan, melainkan untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Tetapi manusia berdosa baru akan selamat kalau mereka mau percaya bahwa Ia adalah Juruselamat, atau Allah sendiri. Untuk meyakinkan manusia bahwa Ia adalah Allah sendiri itulah tindakan pengusiran setan dilakukanNya.


Para Rasul tidak memfokuskan pelayanan mereka pada pengusiran setan. Paulus dan Silas diikuti oleh setan beberapa hari namun tidak mereka usir. Setan itu baru diusir setelah sangat mengganggu dan Paulus sudah tidak tahan lagi (Kis.16:17-18). Seandainya setan itu tidak mengganggu, pasti tidak diusir oleh Paulus.


Sesungguhnya Tuhan tidak memerintahkan kita mengusir setan. Banyak “pendeta” membaca Markus 16:17 bahwa “mereka akan mengusir setan-setan” lalu over-exciting dan bersikap sok jagoan. “Mereka AKAN mengusir setan-setan” bukan HARUS mengusir setan. Lagi pula Markus 16 mulai dari ayat 14 adalah percakapan Yesus Kristus dengan kesebelas Rasul. Dan kita sudah baca bahwa apa yang Yesus Kristus nubuatkan akan dilakukan oleh para Rasul telah tergenapi. Paulus yang digigit ular berbisa tidak mati, setan-setan diusir, orang sakit disembuhkan bahkan orang mati telah mereka hidupkan.


Tuhan tidak menghendaki kita mengusir setan dengan cara show of power (unjuk kekuatan), melainkan ia mau kita mengusir setan dengan mengajarkan kebenaran. Tuhan mau manusia berdosa dan orang-orang yang terjerat setan atau iblis dibebaskan oleh kebenaran, bukan oleh show of power. Tuhan berkata: “jika kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yoh.8:3132). Kalau setan diusir melalui show of power sementara orang yang bersangkutan tidak menyambut kebenaran, maka setan akan kembali dengan membawa tujuh ....temannya (Mat.12:43-45). Itulah sebabnya Tuhan tidak mau kita mengusir setan dengan show of power melainkan Ia mau kita memberitakan kebenaran, karena ketika siapa saja menerima kebenaran maka setan di dalam dirinya akan pergi dan tidak pernah bisa kembali lagi.


Sampai di sini pasti ada yang berkata, “kalau orangnya sedang dirasuki, bagaimana bisa memberitakan Injil?” Kebanyakan “pendeta” tidak sanggup membedakan antara dirasuki setan dengan sakit jiwa. Sesungguhnya orang yang dirasuki setan sama sekali tidak hilang ingatan atau tidak sadarkan diri. Yang hilang ingatan dan tidak sadarkan diri adalah mereka yang terserang gangguan mental atau gangguan jiwa (psikotik). Lihat para peramal, betapa sadarnya mereka. Dukun-dukun (ta-thung) adalah orang-orang yang bisa diinjili, setidaknya pada saat mereka selesai acara. Jika betul kerasukan, bukan psikotik, maka yang bersangkutan masih bisa mendengar Injil kebenaran.


Setan justru mencari “pendeta” yang suka sok jagoan, dan tidak mengerti kebenaran, untuk direkrut menjadi alatnya. Tentu iblis melakukan semua kegiatan pengusiran iblis (temannya) memakai nama Yesus, karena kalau pakai namanya akan terlalu seram. Tetapi setelah “pendeta” yang tidak mengerti kebenaran itu terjerat seperti pengisap ganja, iblis tidak segan-segan membuka kedoknya. Pada saat itu “pendeta” yang sudah merasakan nikmatnya “morfin rohani” tidak bisa membebaskan diri lagi. Ia akan terus menjadi alat iblis untuk menjerat orang lain. Harapan saya, anda tidak menjadi salah satu korban mereka. Tuhan menyebut mereka pembuat kejahatan.


Mereka Mengadakan Banyak Mujizat

Tolong baca Matius 7:21-23 dengan lebih seksama sekali lagi. Salah satu aktivitas orang

yang dienyahkan Tuhan adalah yang melakukan banyak mujizat demi nama Yesus. Adakah “pendeta” yang anda kenal yang suka mengembar-ngembor bahwa dirinya diberi

karunia melakukan mujizat? Pernahkah anda bertanya di dalam hati, apa alasan Tuhan mengenyahkan orang yang melakukan mujizat demi namaNya?


Dinubuatkan dalam kitab Yesaya 35:5-6 bahwa pada saat Mesias datang, Ia akan melakukan banyak mujizat, orang buta akan dicelikkan, orang lumpuh akan melompat. Itulah sebabnya Sang Mesias membuktikan diriNya dengan melakukan mujizat. Dan itu kebenaran pula sebabnya mesias palsu juga akan membuktikan dirinya dengan mujizat palsunya. Jadi Yesus Kristus mengadakan mujizat adalah untuk membuktikan diriNya Mesias dari Allah. Dan Yesus Kristus telah mengingatkan bahwa mesias palsu akan datang dan akan mengadakan banyak mujizat palsu.


Sedangkan para Rasul mengadakan mujizat adalah sebagai pembuktian bahwa mereka adalah Rasul Yesus Kristus (II Kor.12:12). Jadi, jika karunia mengadakan mujizat adalah bukti kerasulan, maka secara akal sehat berarti orang percaya non-rasul tidak diberi karunia mengadakan mujizat. Itulah sebabnya penafsiran yang masuk akal tentang Markus 16 adalah bahwa yang diberi karunia melakukan mujizat itu hanya rasul. Di situ dikatakan orang percaya, bukan SETIAP orang percaya. Rasul termasuk orang percaya yang telah menggenapkan nubuatan itu.


Lalu bagaimanakah dengan mujizat yang terjadi di kalangan non-rasul? Hal itu sama sekali bukan karena non-rasul diberi karunia mengadakan mujizat melainkan itu adalah jawaban Tuhan atas doa anak-anakNya. Memang kita tahu bahwa kadang doa dijawab dan kadang belum dijawab.


Tuhan menubuatkan bahwa menjelang hari-hari akhir (masa kini) akan muncul banyak mesias palsu (Mat.24:5) yang akan coba membuktikan (menipu) bahwa mereka adalah mesias (orang yang diurapi) dengan menggembar-gemborkan kuasa melakukan mujizat. Dan dalam ayat ini dikatakan bahwa banyak orang akan disesatkan. Harapan saya anda bukan salah satunya. Pada pasal yang sama ayat 23 hingga 28 dikatakan bahwa mesias palsu itu akan menyesatkan orang dengan mujizat-mujizat palsu mereka.


Jadi, karena Tuhan tidak memberikan karunia melakukan mujizat kepada nonrasul, maka sudah jelas bahwa mereka yang berseru-seru kepada Tuhan bahwa mereka telah mengadakan banyak mujizat demi namaNya, adalah bukan dari kelompok Tuhan. Mereka adalah kelompok pengikut mesias palsu yang membajak nama Yesus.


Kesimpulan

Jadi, kini dapat kita simpulkan bahwa pantaslah jika Tuhan mengenyahkan orang orang yang bernubuat demi namaNya, yang mengusir setan demi namaNya, dan yang mengadakan banyak mujizat demi namaNya. Kalau orang yang mengadakan mujizat demi nama Yesus dienyahkan, tentu lebih-lebih lagi para pengikut mereka. Sudah pasti mereka akan dienyahkan juga.


Pembaca yang saya kasihi, saya menulis ini bukan demi uang, karena tidak dibayar, bahkan Pedang Roh ini dibagikan dengan gratis. Saya hanya menunaikan tanggung jawab saya sebagai seorang pemberita kebenaran. Karena kalau saya tahu namun tidak memberitahu orang lain tentang kebenaran itu, saya akan dituntut Tuhan yang mempercayakan kebenaran itu kepada saya. Waspadalah terhadap mereka yang bernubuat demi nama Yesus, yang mengusir setan demi nama Yesus, dan yang mengadakan banyak mujizat demi nama Yesus. Kiranya Tuhan memberi hikmat kepada anda.***


Sumber: Buletin PEDANG ROH 56